Share

94. Akong Sakit

Tak lama David masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkon yang terbuat dari kaca. Gordennya tertutup sendiri ketika David menekan tombol di dinding. Vinza menyipitkan mata. “Buat apa tadi aku narik gorden berat itu kalau bisa ketutup sendiri. Sial!” pikirnya.

David naik ke atas tempat tidur. Ia sempat melirik ke arah Vinza. “Kenapa belum tidur? Enggak capek?”

“Capek, sih. Cuman khawatir sama kamu. Ada apa, sih? Enggak mau cerita?” tanya Vinza.

“Biasa. Kamu tahu sendiri aku mau laporkan kasus penculikan ke kepolisian Hongkong. Tapi kayaknya memang agak sulit karena Martin Zhou salah satu orang berpengaruh. Cuman, Papaku lebih berpengaruh, sih. Aku mau minta Papaku yang mengajukan gugatan.”

“Papa nolak?” tanya Vinza.

“Aku belum bilang. Besok saja kita ke rumah Papa. Sekalian aku mau nengok.”

***

Vinza bangun karena alarm. Dia turun dari tempat tidur dan lekas mandi. Selesai berpakaian, Vinza bangunkan David. “Pa, mau salat enggak? Nanti kesiangan.”

David membuka matanya perlahan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status