Share

102. pengadilan

“Dasar bocah tengik,” kalimat itu yang dikatakan Martin Zhou ketika bertemu dengan David setelah sekian lama.

“Berbaiklah padaku. Aku ini anak dari kakakmu. Keponakanmu. Ah, tidak juga. Kalau mau baik padaku, harusnya sudah kamu lakukan sejak dulu,” tekan David.

Zhou mendengkus. “Kamu tidak lain hanya anak yang dilahirkan pembantu!” hina zhou.

Mereka dipisahkan dinding kaca. “Lebih baik dilahirkan dari rahim pembantu dibandingkan lahir dari wanita kaya, tetapi hati hanya penuh kejahatan. Memang ke mana tujuan kita selain mati? Bersyukurlah aku kembali. Karena bisa saja di masa tuamu ini, kamu hidup dengan penuh penyesalan akibat membuat seorang anak kehilangan orang tuanya.”

“Kamu pikir aku akan selamanya ada di sini? Aku akan keluar dan menuntut dendamku, Damier!” ancamnya.

“Aku akan tunggu. Kapan pun itu. Aku akan menyiapkan penyambutan besar atas balas dendammu.” David menggeser sebuah amplop. “Bukalah. Mungkin kamu kenal dengan orang-orang ini.”

Zhou mengambil dari sebuah luba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status