Share

100. kabar buruk

Rufy tertawa mendengar suara tawa anak-anak dalam video. “Upi mo dede bayi. Mo dede bayi,” pinta Rufy.

“Ya harus dibikin dulu, Rufy. Lama lagi,” timpal Vinza.

“Bunda biang boeh. Upi mo dede,” tegas Rufy merengek.

“Lha, kok malah nangis. Kemarin Rufy bilang enggak mau punya dede. Jadi Ayah sama Bunda sepakat enggak bikin dedek. Sekarang malah pengen dede.” Vinza jadi bingung sendiri.

“Aaa-aarg Bunda, mo dede bayi,” rengek Rufy. Dia benar menangis sampai vinza harus menggendongnya.

“Iya, nanti Bunda sama Ayah bikin dede, ya? Rufy sabar dulu. Bikin dede itu enggak sebentar, ya?”

Di tengah keributan rengekan Rufy, ponsel berdering. Vinza lekas mengangkat telpon dari suaminya itu. Hendak mengatakan apa yang terjadi dengan Rufy, ia malah dikagetkan dengan apa yang David ucapkan.

“Bun, Papa meninggal,” ucap David.

“Ayah, yang kuat, ya? Kamu di mana sekarang. Aku ke sana, ya?” pesan Vinza.

Rasanya sedih, dia baru punya mertua. Baru bertemu dengan mertuanya. Dia berharap Ethan bisa men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status