Evan memainkan rokok di jarinya. "Siapa pun nggak boleh menyentuhnya. Terlebih lagi, kalau bukan karena dia, apa kalian bisa hidup dengan nyaman seperti sekarang?"Dennis tertawa dan bersandar ke sofa. "Ternyata aku benar, ini berkah tersembunyi. Lagi pula, Kak Evan saja nggak keberatan, ngapain kita berkoar-koar? Kapan kita hidup susah?"Zarco dan yang lainnya masih merasa ini tidak masuk akal, tapi mereka hanya bisa menahan diri.Apa yang bisa mereka lakukan kalau Evan menginginkan wanita itu?Evan melihat mereka semua dengan dingin. "Belajarlah dari Dennis. Kalau kalian merusak apa yang milikku, aku nggak akan memaafkan kalian."Dulu mereka mengikuti Gilbert, jadi tentu saja mereka sangat menurutinya.Lauren turun dari mobil. Kemudian, dia langsung melihat Evan yang memasukkan kedua tangannya di dalam saku sedang menunggunya.Evan berjalan ke arahnya. Dia memeluk pinggang Lauren, kemudian menundukkan kepalanya untuk menggigit bibir Lauren."Mm .... Bau alkohol ...." Lauren menolak.
"Yang benar saja, Kak? Bagaimana orang nggak berbudaya seperti kami bisa bekerja di Grup Samson? Kami nggak mau mempermalukan Kak Evan." Dennis bercanda. "Kelab malam ini milikku dan mereka semua membantuku. Kadang-kadang Kak Evan akan datang ke sini untuk minum-minum. Kamu tahu sekarang Kak Evan menangani Grup Samson, jadi dia sangat sibuk. Tapi, kamu tenang saja. Kami akan membantumu mengawasi Kak Evan. Kalau dia mencari wanita lain, kami akan melaporkannya padamu."Lauren tidak peduli apa mereka akan melakukan itu atau tidak.Yang dia peduli adalah ternyata kelab malam ini milik Dennis.Tempat seperti apa kelab malam? Ini penuh dengan berbagai macam orang dan sangat cocok untuk mereka.Ketika Lauren masuk, dia bisa melihat bisnis kelab malam ini sangat bagus. Sepertinya Dennis menanganinya dengan sangat baik.Jangan-jangan mereka semua berubah seperti Evan setelah mereka masuk penjara?Bagaimana mungkin ...?"Kak Lauren, ayo minum bersama sekali." Dennis menuangkan bir.Lauren tidak
Lauren tidak menolak sedikit pun dan membiarkan Evan melakukan sesuka hatinya.Dari mobil sampai kamar, Lauren benar-benar tidak sadar. Dia melakukan apa pun yang diminta Evan.Saat Lauren bangun besok paginya, dia mengingat apa yang terjadi semalam dan merasa sangat konyol.Namun, dia tidak menyesal meminum dua gelas itu. Dia juga tidak menyesal pergi ke kelab malam.Kalau dia tidak pergi, bagaimana dia bisa mengetahui tentang Dennis dan yang lainnya?"Guk!"Lauren menoleh. Dia melihat Miumiu di karpet dan ia sedang menggoyangkan ekornya ke arah Lauren."Nanti aku baru menggendongmu, ya." Lauren perlu membersihkan tubuhnya dulu.Sore hari, Lauren membawa Miumiu jalan-jalan karena tidak ada yang perlu dia lakukan.Siapa sangka, dia berpapasan dengan Sofia.Mereka bertemu di luar sebuah toko bermerek.Sofia juga sangat terkejut melihat Lauren. Dia sedang berjalan-jalan dengan temannya."Apa kamu datang ke sini untuk membeli baju juga?" Sofia memperhatikan Lauren sejenak. Sekujur tubuh L
Kenapa Evan datang?Apa dia juga datang untuk menghadiri pesta ulang tahun Sofia?Saat Lauren meneleponnya, dia tidak mengungkit sepatah kata pun ....Sebelum dia sadar, sebuah sosok cantik melewatinya dari samping.Sofia berjalan ke depan Evan. "Evan, kamu sudah datang? Aku kira kamu nggak akan menghadiri pesta ulang tahunku. Ternyata kamu masih peduli padaku ...."Sofia mematung setelah dia berkata sampai akhir karena Evan tidak berhenti dan lanjut berjalan ke depan. Dia seolah-olah tidak melihat Sofia.Evan terus berjalan sampai dia berhenti di depan Lauren.Saat para sosialita yang lainnya melihat itu, mereka merasa bingung. Kedua orang itu tidak mungkin benar-benar mempunyai hubungan, 'kan?Tadi mereka semua melihat Evan langsung mengabaikan Sofia. Saat ini ekspresi Sofia tampak sangat menarik.Lauren hanyalah wanita berasal dari daerah kumuh yang naik ke tempat tidur Evan. Dia tidak mungkin bisa dibandingkan dengan Sofia dan bahkan tidak ada yang perlu dibandingkan.Maka itu, ada
"Hei, masuk ...." Lauren baru ingin menghentikannya.Tiba-tiba, Evan mengangkat Miumiu ke udara.Miumiu menggerakkan keempat kakinya dengan panik."Jangan mengangkatnya seperti itu." Lauren mengambil kembali Miumiu, lalu memeluknya.Ekspresi Evan menjadi masam. "Hati-hati suatu hari aku memasaknya untukmu."Lauren ketakutan. "Kamu dendam dengan Miumiu? Aku hanya takut dia menggigitku. Apa kamu sudah makan?"Emosi Evan langsung menghilang. Pintu lift terbuka, kemudian dia berjalan keluar sambil merangkul Lauren. "Ayo pergi makan."Evan sudah membuat reservasi di lantai sembilan. Sebelah mereka adalah jendela kaca. Mereka bisa makan sambil menikmati pemandangan malam di luar.Tempat ini terletak di pusat kota yang paling makmur dan indah."Hadiah apa yang kamu berikan padanya? Tunjukkan padaku," tanya Evan.Lauren tidak mengerti kenapa Evan tertarik dengan hadiah tersebut. Dia mengeluarkannya dari tas, lalu menyerahkannya pada Evan.Evan membuka kotak tersebut. Setelah dia melihat gelang
"Apa maumu?" Lauren langsung mengenali pria yang membuatnya merasa jijik ini. Dia sedikit panik ketika dia mengingat masa lalu.Leo mengenakan seragam, tapi itu berbeda dengan seragam pelayan. Seharusnya dia adalah pekerja pembersihan."Aku cuman teman lama yang mengenang masa lalu!" Leo bertanya, "Apa kamu menemukan pacar kaya? Apa pacarmu tahu kamu pernah keguguran dulu?"Nadanya terdengar seperti ancaman.Lauren menjaga jarak darinya. Dia takut Leo akan menyentuhnya lagi."Tenang saja. Selama kamu jadi anak patuh, aku nggak akan memberi tahu siapa pun." Tatapan mesum Leo tampak sangat menjijikkan. Lalu, dia meraih tangan Lauren.Lauren segera menendang lutut bagian dalam Leo."Akh!" Leo langsung berlutut. Dia menjadi marah karena merasa malu. Dia berdiri, kemudian menunjuk Lauren sambil berkata, "Kamu sungguh nggak tahu diri! Aku tahu kamu masih marah, tapi kalau saat itu kamu nggak melawan, kamu nggak akan kehilangan anakmu, 'kan?"Sepatu kulit hitam itu langsung berhenti.Lauren m
Namun, Evan mengelak. Dia menahan Lauren dan berkata, "Lauren, kamu melawanku dengan seni bela diri yang kuajari padamu? Apa yang kamu pikirkan?""Lepaskan aku ...." Lauren meronta dan napasnya terengah-engah.Gilbert tumbuh besar sering berkelahi dan dia adalah pejuang yang tidak peduli dengan nyawanya.Lauren hanyalah ikan teri di matanya.Evan menariknya ke arah mobil diparkir. "Mobil bukan di sini."Anak bawah Evan sudah mengemudi mobil keluar dari tempat parkir. Evan langsung memasukkan Lauren ke dalam mobil, lalu menahannya di kursi. Ekspresinya berubah menjadi penuh dengan semangat. "Aku tahu kamu nggak mungkin menggugurkan anakku. Ternyata kamu punya alasan!"Lauren menatap wajah Evan yang sinting, lalu tubuhnya gemetar. "Walaupun begitu, kamu nggak seharusnya memukul orang sampai seperti itu ....""Nggak seharusnya? Berani-beraninya dia menginginkanmu ketika aku nggak ada. Dia juga sudah menyebabkanmu keguguran. Orang sepertinya pantas mati seribu kali!"Lauren merasa sangat k
Lauren mengalihkan pandangannya.Dia tidak lupa dia lolos ujian masuk perguruan tinggi dan diterima di universitas bergengsi.Alhasil, orang tua angkatnya tidak memberinya uang untuk kuliah. Mereka berkata apa gunanya wanita berpendidikan tinggi. Cepat atau lambat dia akan menikah dan mempunyai anak.Dulu Lauren tahu jalan pintas paling efektif untuk keluar dari daerah kumuh adalah dengan berpendidikan tinggi.Maka itu, dia memulai mengutip sampah.Klub mahyong memiliki paling banyak sampah, kemudian dia bertemu dengan Gilbert yang bermain mahyong di sana."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Evan menggigit bibir Lauren.Lauren kesakitan dan kembali sadar. Dia melihat Evan dengan kesal."Dilarang melamun ketika bersamaku," ancam Evan."Aku hanya sedang ... memikirkan masa di daerah kumuh dulu. Aku pergi ke klub mahyong untuk mengutip sampah, kemudian aku melihatmu sedang bermain. Tanpa mengatakan apa-apa, kamu memberiku uang yang kamu menangkan .... Itu pertama kalinya aku melihat begitu b