Lauren bertanya dengan heran, "Siapa yang tega melakukan itu kepada orang koma? Apa itu perlu? Bagaimanapun juga, peluang ayah Anda siuman sangat kecil, 'kan?"Yasmin seolah-olah baru diingatkan. Ya, ini tidak masuk akal ....Dia ingin membahas Evan dengan Lauren, tapi dia takut mereka sedang diawasi. Jadi, Yasmin sengaja berkata, "Sebentar, aku mau mengecek apa ada yang mengupingku di luar. Dulu Daniel pernah memasang alat di ponselku dan mengetahui segalanya. Itu sangat menakutkan ...."Yasmin sengaja membuat suara, lalu dia membuka dan menutup pintu.Otak Lauren juga seolah-olah sudah dinyalakan.Ponselnya dipantau .... Apa Yasmin sedang memberinya kode?Kemudian, Yasmin berkata, "Ada orang di sini. Mari kita bicara malam ini.""Baik." Telepon dimatikan.Lauren menatap ponselnya. Apa ponselnya diawasi Evan?Untuk berjaga-jaga, dia tidak lanjut menggunakan ponselnya.Malam hari, Lauren ditekan Evan di tempat tidur. "Apa kamu kesepian tidur sendirian?"Lauren melawan dengan lemah. "Ja
Gilbert adalah monster dan bajingan dengan energi yang tak ada habisnya.Bagaimana dia bisa mempunyai penyakit jantung?Yasmin berkata dengan heran, "Kalau dia bukan Evan dan Gilbert juga tidak memiliki penyakit jantung, maka kemungkinannya hanya satu. Atau ... kamu bisa mencari tahu apakah Evan yang dulu mempunyai penyakit.""Baik. Saya akan memikirkan cara untuk memberi tahu Anda kalau saya menemukan apa-apa," kata Lauren."Kamu hati-hati."Setelah menutup telepon, Lauren berterima kasih pada staf toko, lalu dia keluar dari toko hewan peliharaan.Dia berjalan dengan tenang, tapi sebenarnya dia sedang mencari toko obat.Dia mendongak, kemudian menemukan sebuah toko obat tak jauh darinya.Lauren menenangkan hatinya, lalu dia berjalan ke sana.Setelah dia memasuki toko obat, dia berjalan mengelilingi rak produk kesehatan. Staf toko bertanya, "Ada yang bisa saya bantu?""Aku mau ini." Lauren memilih sebotol vitamin C. Kemudian, dia bertanya dengan ragu, "Apa ada pil KB?""Ada." Staf toko
Lauren langsung menjawab, "Nggak."Di kegelapan, Evan meraih tangannya. "Dulu kita juga pernah menonton film bersama. Apa kamu mengingat film apa itu?"Melihat Evan mengalihkan topik pembicaraan, Lauren pun menghela napas lega. Setelah itu, dia menjawab, "Aku sudah lupa.""Itu film romantis."Setelah itu, Lauren terpaksa memikirkan film romantis itu.Selesai menonton film itu dan pulang ke rumah, dia menemukan orang tuanya sudah tewas dalam kebakaran. Rumah mereka habis terbakar.Dia hanya mengingat Evan yang berdarah dingin dan melupakan yang lainnya.Tidak ada cinta sama sekali di antara mereka berdua. Kehidupan mereka hanya saling terkait, kemudian pada akhirnya berubah menjadi lelucon."Dalam film kriminal, penjahat nggak pernah bisa menjadi protagonis. Itu nggak diperbolehkan oleh dunia." Lauren melihat layar besar. Penjahat itu sudah menipu wanita ke rumahnya, lalu dia membunuh mereka dan menguburkan mayat mereka di halaman belakang rumahnya.Evan berkata, "Benar. Peraturan dunia
Lauren tidak bisa merasakan kelembutan Evan. Dia hanya bisa merinding.Pria di depannya ini sinting!"Aku sudah bilang, aku ingin kamu melahirkan anakku. Jangan melakukan hal ini lagi. Aku bisa marah," ujar Evan dengan wajah yang menyeramkan.Kemarahannya pasti berbeda dengan orang normal.Itu akan memakan korban jiwa.Lauren sangat memahaminya."Tapi ... Tuan Besar Samson nggak akan setuju." Lauren mencari alasan.Dia tidak ingin melahirkan anak Evan. Dia tidak ingin anaknya mempunyai ayah seperti Evan.Bagaimana anaknya setelah dia besar nanti? Bukankah dia akan sama dengan Evan?Itu terlalu mengerikan!""Tenang saja. Dia pasti menginginkan anakku. Karena itu yang aku inginkan," kata Evan.Kalimat terakhirnya terdengar sangat aneh.Lauren tidak berani melawan sama sekali. Sekujur tubuhnya gemetar.Evan mengecup bibir Lauren. "Kita seperti pasangan suami istri yang menghidupkan kembali hubungan, 'kan? Kalau kita punya anak, ini akan lebih sempurna."Lauren memejamkan matanya dengan pu
Dulu mereka hanya mengenal Andy.Kebetulan Yasmin berdiri di samping tangga kaki tiga. Seorang pekerja sedang berdiri di atas tangga itu sambil menyusun batu bata. Lalu, dia menyapa Yasmin.Pekerja itu mendapat kode dari Raffie, lalu dia menyepak pipa baja di bawah kakinya.Pipa baja berguling dari atas, kemudian jatuh ke arah kepala Yasmin.Saat Yasmin mendengar suara, dia mengangkat kepalanya. Ujung pipa baja jatuh ke arah wajahnya.Dari sudut dan ketinggian ini, pipa baja itu bisa langsung menusuk wajahnya."Bu Yasmin, hati-hati!"Peringatan Raffie datang terlambat. Otak Yasmin sudah bereaksi, tapi tubuhnya masih mematung.Masalah akan terjadi saat ini.Seseorang tiba-tiba muncul dari samping, lalu dia memeluk bahu Yasmin dan menariknya ke sebelah.Pipa baja itu jatuh ke tanah dengan suara keras.Yasmin terkejut melihat Daniel.Raffie berlari ke arah mereka dengan khawatir. Dia takut dengan aura menyeramkan Daniel, lalu dia berkata, "Bu Yasmin, apa Anda baik-baik saja? Aku kaget sek
"Evan selalu melakukan sesuatu dengan tujuan. Meskipun Paman Andy siuman, dia nggak akan memengaruhi hak Evan menjadi penerus.""Kalau begitu, siapa? Aku benar-benar nggak tahu." Yasmin merasa sangat jengkel. "Setelah Ayah meninggal, aku makin nggak bisa mengetahui apa yang terjadi di antaranya dengan Keluarga Samson. Jangan-jangan kematian Ayah ada hubungannya dengan Keluarga Samson? Itu berarti ada kaitannya dengan Juan? Tapi, ayahku adalah putra kandung Juan. Apa itu mungkin?""Itu tergantung pada apa masalahnya." Daniel berkata, "Ayah dan anak saling bermusuhan bukan hal yang aneh.""Menurutmu, Juan juga mencurigakan?" tanya Yasmin."Bekas luka di dada Evan mungkin untuk menyembunyikannya dari orang lain," kata Daniel.Pengetahuan dalam Daniel mengejutkan Yasmin. "Kenapa mereka membuat Gilbert makin mirip Evan?""Evan sendiri mempunyai penyakit jantung.""Aku nggak tahu itu." Setelah Yasmin mengatakan itu, Daniel meliriknya. Yasmin pun mengomel di dalam hati, 'Iya, kekuasaanku ngga
Ketiga anak kecil itu berlari keluar dari dalam. Kaki kecil mereka menuruni tangga dengan semangat.Yasmin menoleh seakan-akan dia baru mengingat sesuatu. "Oh, iya. Aku membawa anak-anak ke rumah ibuku. Besok aku akan mengantar mereka pulang."Dia sama sekali tidak peduli pada Irene apakah dia menginap di Taman Royal atau tidak.Di depan Daniel, Yasmin menggendong satu per satu anak ke dalam mobil.Anak-anak menjulurkan kepalanya dari jendela mobil. Mereka berkata pada Papa, "Dadah!"Raut wajah Daniel menjadi makin masam ketika dia melihat mobil melaju pergi. Sekujur tubuhnya menyebarkan aura yang menakutkan.Irene berkata dengan lembut, "Daniel, ayo masuk. Kita makan dulu, setelah itu aku akan memainkan piano untukmu. Baru-baru ini aku menulis lagu dan aku ingin kamu mendengarnya. Kamu orang pertama, loh!"Yasmin dan ketiga anak yang berisik itu sudah pergi. Maka itu, Irene dan Daniel bisa menikmati dunia mereka sendiri dengan tenang.Yasmin turun dari mobil, lalu dia hendak menggendo
Kepala Yasmin langsung jatuh ke atas dada Daniel. Sekujur tubuhnya berbaring di atas tubuh Daniel yang keras.Yasmin segera meronta. "Aku juga nggak bisa!"Daniel mencubit dagu Yasmin dan menyipitkan matanya. "Kamu akan tahu setelah mencobanya.""Aku nggak mau .... Mmph!" Begitu Yasmin membuka mulutnya, Daniel langsung menciumnya.Yasmin memalingkan mukanya dengan terengah-engah. Daniel pun mengecup leher Yasmin yang membuat tubuh Yasmin gemetar tak terkendali.Yasmin merasa pengemudi hendak mengemudikan mobil, dia pun berkata dengan gelisah, "Aku nggak mau pergi!""Kamu nggak perlu menemani anak-anak di sini," kata Daniel dengan suara kasar. Sorot matanya tampak berbahaya ketika dia menatap Yasmin.Karena panik, Yasmin bertanya, "Apa kamu suka menemukan pembunuh ayahku?"Dia tidak mau pergi dan dia lebih tidak ingin terjadi apa-apa dengan Daniel.Dia tidak mempunyai suasana hati untuk melakukan itu.Kematian ayahnya adalah masalah di hati ibunya.Yasmin tidak bisa tenang sebelum dia m