Andy sudah meninggal, tapi Dahlia tidak merasa lebih tenang.Andy sudah mati, tapi perusahaannya masih milik Yasmin. Bagaimana Dahlia bisa melampiaskan amarah ini?Dia pun menarik Irene untuk membahas strategi. "Cepat atau lambat, perusahaan akan jatuh ke tangan kita. Raffie bertanggung jawab atas perluasan pabrik sekarang. Suruh dia kacaukan proyeknya sedikit. Setelah ada yang meninggal, meskipun Yasmin memiliki Daniel untuk membantunya menekan opini publik, eksekutif perusahaan juga nggak akan memaafkannya. Kalau kita ikut campur, Yasmin pasti akan menjadi kacau dan nggak mampu menangani perusahaan. Setelah itu, kita muncul. Bagaimanapun juga, kamu adalah putrinya Andy. Selama para eksekutif perusahaan mendukungmu, semuanya akan baik-baik saja."Ekspresi Irene menjadi masam. Apa dia putrinya Andy?Selama tidak ada yang tahu, maka Irene adalah putrinya Andy.Tidak ada yang akan berubah."Selama Ayah meninggal, Yasmin akan kesakitan dan sedih.""Klara juga harus kesakitan." Setelah Dah
Lauren bertanya dengan heran, "Siapa yang tega melakukan itu kepada orang koma? Apa itu perlu? Bagaimanapun juga, peluang ayah Anda siuman sangat kecil, 'kan?"Yasmin seolah-olah baru diingatkan. Ya, ini tidak masuk akal ....Dia ingin membahas Evan dengan Lauren, tapi dia takut mereka sedang diawasi. Jadi, Yasmin sengaja berkata, "Sebentar, aku mau mengecek apa ada yang mengupingku di luar. Dulu Daniel pernah memasang alat di ponselku dan mengetahui segalanya. Itu sangat menakutkan ...."Yasmin sengaja membuat suara, lalu dia membuka dan menutup pintu.Otak Lauren juga seolah-olah sudah dinyalakan.Ponselnya dipantau .... Apa Yasmin sedang memberinya kode?Kemudian, Yasmin berkata, "Ada orang di sini. Mari kita bicara malam ini.""Baik." Telepon dimatikan.Lauren menatap ponselnya. Apa ponselnya diawasi Evan?Untuk berjaga-jaga, dia tidak lanjut menggunakan ponselnya.Malam hari, Lauren ditekan Evan di tempat tidur. "Apa kamu kesepian tidur sendirian?"Lauren melawan dengan lemah. "Ja
Gilbert adalah monster dan bajingan dengan energi yang tak ada habisnya.Bagaimana dia bisa mempunyai penyakit jantung?Yasmin berkata dengan heran, "Kalau dia bukan Evan dan Gilbert juga tidak memiliki penyakit jantung, maka kemungkinannya hanya satu. Atau ... kamu bisa mencari tahu apakah Evan yang dulu mempunyai penyakit.""Baik. Saya akan memikirkan cara untuk memberi tahu Anda kalau saya menemukan apa-apa," kata Lauren."Kamu hati-hati."Setelah menutup telepon, Lauren berterima kasih pada staf toko, lalu dia keluar dari toko hewan peliharaan.Dia berjalan dengan tenang, tapi sebenarnya dia sedang mencari toko obat.Dia mendongak, kemudian menemukan sebuah toko obat tak jauh darinya.Lauren menenangkan hatinya, lalu dia berjalan ke sana.Setelah dia memasuki toko obat, dia berjalan mengelilingi rak produk kesehatan. Staf toko bertanya, "Ada yang bisa saya bantu?""Aku mau ini." Lauren memilih sebotol vitamin C. Kemudian, dia bertanya dengan ragu, "Apa ada pil KB?""Ada." Staf toko
Lauren langsung menjawab, "Nggak."Di kegelapan, Evan meraih tangannya. "Dulu kita juga pernah menonton film bersama. Apa kamu mengingat film apa itu?"Melihat Evan mengalihkan topik pembicaraan, Lauren pun menghela napas lega. Setelah itu, dia menjawab, "Aku sudah lupa.""Itu film romantis."Setelah itu, Lauren terpaksa memikirkan film romantis itu.Selesai menonton film itu dan pulang ke rumah, dia menemukan orang tuanya sudah tewas dalam kebakaran. Rumah mereka habis terbakar.Dia hanya mengingat Evan yang berdarah dingin dan melupakan yang lainnya.Tidak ada cinta sama sekali di antara mereka berdua. Kehidupan mereka hanya saling terkait, kemudian pada akhirnya berubah menjadi lelucon."Dalam film kriminal, penjahat nggak pernah bisa menjadi protagonis. Itu nggak diperbolehkan oleh dunia." Lauren melihat layar besar. Penjahat itu sudah menipu wanita ke rumahnya, lalu dia membunuh mereka dan menguburkan mayat mereka di halaman belakang rumahnya.Evan berkata, "Benar. Peraturan dunia
Lauren tidak bisa merasakan kelembutan Evan. Dia hanya bisa merinding.Pria di depannya ini sinting!"Aku sudah bilang, aku ingin kamu melahirkan anakku. Jangan melakukan hal ini lagi. Aku bisa marah," ujar Evan dengan wajah yang menyeramkan.Kemarahannya pasti berbeda dengan orang normal.Itu akan memakan korban jiwa.Lauren sangat memahaminya."Tapi ... Tuan Besar Samson nggak akan setuju." Lauren mencari alasan.Dia tidak ingin melahirkan anak Evan. Dia tidak ingin anaknya mempunyai ayah seperti Evan.Bagaimana anaknya setelah dia besar nanti? Bukankah dia akan sama dengan Evan?Itu terlalu mengerikan!""Tenang saja. Dia pasti menginginkan anakku. Karena itu yang aku inginkan," kata Evan.Kalimat terakhirnya terdengar sangat aneh.Lauren tidak berani melawan sama sekali. Sekujur tubuhnya gemetar.Evan mengecup bibir Lauren. "Kita seperti pasangan suami istri yang menghidupkan kembali hubungan, 'kan? Kalau kita punya anak, ini akan lebih sempurna."Lauren memejamkan matanya dengan pu
Dulu mereka hanya mengenal Andy.Kebetulan Yasmin berdiri di samping tangga kaki tiga. Seorang pekerja sedang berdiri di atas tangga itu sambil menyusun batu bata. Lalu, dia menyapa Yasmin.Pekerja itu mendapat kode dari Raffie, lalu dia menyepak pipa baja di bawah kakinya.Pipa baja berguling dari atas, kemudian jatuh ke arah kepala Yasmin.Saat Yasmin mendengar suara, dia mengangkat kepalanya. Ujung pipa baja jatuh ke arah wajahnya.Dari sudut dan ketinggian ini, pipa baja itu bisa langsung menusuk wajahnya."Bu Yasmin, hati-hati!"Peringatan Raffie datang terlambat. Otak Yasmin sudah bereaksi, tapi tubuhnya masih mematung.Masalah akan terjadi saat ini.Seseorang tiba-tiba muncul dari samping, lalu dia memeluk bahu Yasmin dan menariknya ke sebelah.Pipa baja itu jatuh ke tanah dengan suara keras.Yasmin terkejut melihat Daniel.Raffie berlari ke arah mereka dengan khawatir. Dia takut dengan aura menyeramkan Daniel, lalu dia berkata, "Bu Yasmin, apa Anda baik-baik saja? Aku kaget sek
"Evan selalu melakukan sesuatu dengan tujuan. Meskipun Paman Andy siuman, dia nggak akan memengaruhi hak Evan menjadi penerus.""Kalau begitu, siapa? Aku benar-benar nggak tahu." Yasmin merasa sangat jengkel. "Setelah Ayah meninggal, aku makin nggak bisa mengetahui apa yang terjadi di antaranya dengan Keluarga Samson. Jangan-jangan kematian Ayah ada hubungannya dengan Keluarga Samson? Itu berarti ada kaitannya dengan Juan? Tapi, ayahku adalah putra kandung Juan. Apa itu mungkin?""Itu tergantung pada apa masalahnya." Daniel berkata, "Ayah dan anak saling bermusuhan bukan hal yang aneh.""Menurutmu, Juan juga mencurigakan?" tanya Yasmin."Bekas luka di dada Evan mungkin untuk menyembunyikannya dari orang lain," kata Daniel.Pengetahuan dalam Daniel mengejutkan Yasmin. "Kenapa mereka membuat Gilbert makin mirip Evan?""Evan sendiri mempunyai penyakit jantung.""Aku nggak tahu itu." Setelah Yasmin mengatakan itu, Daniel meliriknya. Yasmin pun mengomel di dalam hati, 'Iya, kekuasaanku ngga
Ketiga anak kecil itu berlari keluar dari dalam. Kaki kecil mereka menuruni tangga dengan semangat.Yasmin menoleh seakan-akan dia baru mengingat sesuatu. "Oh, iya. Aku membawa anak-anak ke rumah ibuku. Besok aku akan mengantar mereka pulang."Dia sama sekali tidak peduli pada Irene apakah dia menginap di Taman Royal atau tidak.Di depan Daniel, Yasmin menggendong satu per satu anak ke dalam mobil.Anak-anak menjulurkan kepalanya dari jendela mobil. Mereka berkata pada Papa, "Dadah!"Raut wajah Daniel menjadi makin masam ketika dia melihat mobil melaju pergi. Sekujur tubuhnya menyebarkan aura yang menakutkan.Irene berkata dengan lembut, "Daniel, ayo masuk. Kita makan dulu, setelah itu aku akan memainkan piano untukmu. Baru-baru ini aku menulis lagu dan aku ingin kamu mendengarnya. Kamu orang pertama, loh!"Yasmin dan ketiga anak yang berisik itu sudah pergi. Maka itu, Irene dan Daniel bisa menikmati dunia mereka sendiri dengan tenang.Yasmin turun dari mobil, lalu dia hendak menggendo
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati