"Kamu nggak boleh masuk.""Aku mau masuk hari ini juga atau kamu membunuhku saja!"Pengawal bersikeras berdiri di depan pintu dan tidak membiarkan Klara masuk."Apa kalian nggak bisa mendengarku? Apa kalian tuli? Apa kalian mau aku lapor polisi?" ancam Klara. Namun, pengawal bergeming. Klara tahu caranya tidak berguna, jadi dia ingin menerobos masuk. "Biarkan aku masuk! Biarkan aku masuk!"Yasmin yang sedang tidur terbangun karena keributan di luar. Ketika dia mendengar dengan saksama, bukankah itu suara ibunya?Kenapa ibunya bisa ada di sini?Yasmin ingin bergerak, tapi jangankan turun dari tempat tidur, dia bahkan nggak bisa bangkit.Keributan di luar makin intens. Yasmin khawatir Klara akan terluka, jadi dia menjatuhkan gelas di meja samping tempat tidur.Prang! Suara itu mengejutkan pengawal dan Klara yang berada di luar.Klara mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam kamar.Begitu dia masuk, dia tercengang saat dia melihat Yasmin berbaring di ranjang.Pengawal bergegas masuk
"Ya.""Aku sudah menduganya .... Aku pergi ke sana sekarang juga.""Ya." Yasmin mengakhiri panggilan. Dia melihat Klara yang sedang menyusun barangnya sambil melihat ke arahnya. "Bu, sekarang aku masih belum bisa pergi.""Kita harus pergi! Cepat atau lambat, kamu bisa mati karena Daniel!""Sebenarnya, kali ini bukan gara-gara dia," kata Yasmin.Klara meletakkan pakaian yang sedang dia pegang. Dia buru-buru menghampiri tepi tempat tidur, lalu berkata, "Kalau bukan karena dia mengusirku ke kota sialan ini, apa aku akan mengalami kecelakaan? Kalau bukan karena aku mengalami kecelakaan, apa kamu pergi naik helikopternya untuk melihatku? Kalau bukan karena kamu naik helikopternya, apa kamu akan mengalami kecelakaan? Ini masih bukan gara-gara dia?"Yasmin tidak bisa menjawab.Pelakunya memang Daniel.Kalau bukan karena Daniel, dia dan ibunya tidak mungkin menjadi begini sekarang.Namun, nasib buruk mereka selalu disebabkan oleh Daniel dan mereka tidak tahu bagaimana menghadapinya.Sekarang m
Yasmin tidak pergi melihat ekspresi "orang lain" itu. Dia tahu betapa menyeramkan pria itu terlihat saat ini.Bagi Daniel, Yasmin adalah milik pribadinya. Bagaimana Daniel bisa menoleransi orang lain mendefinisikan dirinya seperti itu?Namun, melihat ibunya sangat berusaha, apa Yasmin juga perlu mempertaruhkan dirinya?Namun, dia sangat takut Daniel akan melakukan sesuatu yang tidak manusiawi ....Begitu Andy masuk ke dalam kamar pasien, dia tercengang oleh adegan itu. Ketika dia melihat Klara sedang memegang pisau, dia segera maju untuk mengambilnya. "Klara, ngapain kamu? Lepaskan pisaunya!"Setelah Andy mengambil pisaunya, dia melemparkannya ke dalam tong sampah.Klara menangis dengan sedih. "Apa salahku? Aku hanya ingin membawa pergi Yasmin ...."Andy melihat wajah pucat Yasmin, kemudian bertanya dengan khawatir, "Yasmin, bagaimana keadaanmu?""Aku baik-baik saja."Andy melihat Daniel dengan ekspresi serius. "Daniel, bagaimanapun juga, mereka adalah ibu dan anak. Mereka sudah cukup
Dokter yang merawat Yasmin adalah Helen.Setelah Helen tahu siapa Andy, dia memberi tahu Andy dengan nada yang santai. Dia berkata keadaan Yasmin tidak seserius itu.Bagaimanapun juga, meskipun Yasmin terluka parah, dia bisa pulih sepenuhnya.Sungguh tidak mudah menjadi orang tua.Meskipun orang tua tersebut baru terlihat dalam setengah kehidupan anaknya.Daniel langsung kembali ke Grup Naga naik helikopter.Setelah dia memasuki kantor, dia melepaskan jasnya, lalu melemparkannya ke sofa.Ketika dia menghampiri meja kantor, dia melihat ada sebuah folder. Kemudian, dia mengingat pesanan sebelumnya.Dia mengambilnya, lalu membukanya.Tidak ada yang berbeda dengan Yasmin di luar negeri dan di sini.Tidak ada yang istimewa juga dari anak-anak Akademi Pinokio itu.Ketika Daniel melihat foto ketiga anak itu di halaman belakang, dia berkomentar, "Lebih baik mereka nggak usah pakai masker."Sepertinya dia telah berpikir terlalu banyak.Apa yang bisa disembunyikan Yasmin darinya? Yasmin tidak be
Hantu macam apa yang menempel pada Yasmin sehingga dia bisa begitu gigih hidup?!"Apa aku boleh bertemu dengan Yasmin? Aku sudah lama mengkhawatirkannya. Setelah aku melihatnya, aku baru bisa merasa kalau ini nyata.""Sabar. Beberapa hari lagi, dia akan pulang."Irene menerima kemungkinan Yasmin akan kembali lagi dan dia bahkan akan menimbulkan konsekuensi yang lebih serius.Bagaimanapun juga, sebelumnya Irene tidak tahu kalau Yasmin masih punya tiga anak.Dahlia sering berkata kepadanya, dulu Andy mau menikahinya lagi sepenuhnya karena Irene.Jadi, kalau suatu hari Yasmin menggila dan memberi tahu Daniel yang sebenarnya, apa Daniel akan menikahi Yasmin?Yasmin tidak hanya telah melahirkan satu anak, tapi tiga!Irene gemetar ketakutan. Dia tidak bisa memegang pisau dan garpunya dengan stabil. Dalam sekejap, alat makannya jatuh ke lantai.Seorang pelawan buru-buru membantu Irene mengambilnya, lalu berkata, "Saya akan mengambilkan alat makan yang baru untuk Anda.""Kamu tampak pucat. Apa
Ayah ingin bercerai, tapi tidak bisa. Dia pasti kesulitan, 'kan?"Bu, apa pendapatmu?" tanya Yasmin."Apa pendapatku? Apa aku boleh berpendapat?" balas Klara dengan cuek. "Kamu putrinya. Bukankah wajar untuknya menjagamu di sini? Kamu sudah kekurangan kasih sayang ayah selama 20 tahun.""Sebenarnya, aku nggak begitu peduli. Lagi pula, aku sudah tahu siapa ayahku.""Itu nggak berarti orang lain berpendapat sepertimu. Dahlia tahu suaminya punya wanita lain dan Irene mewarisi kekejaman dari ibunya. Bagaimana mungkin mereka menyukaimu? Mereka bisa bertindak semena-mena hanya karena Daniel!Yasmin terdiam.Ucapan itu benar.Terlebih lagi, ibunya masih belum tahu akibat dari kecelakaan mobilnya. Kalau dia tahu, dia pasti sangat marah.Ya, selama mereka masih hidup, Dahlia dan putrinya tidak akan senang. Mereka akan selalu mencari cara untuk melenyapkan Yasmin dan ibunya.Namun, Yasmin tidak akan membiarkan mereka."Apa kamu nggak mau Ayah bercerai?"Mata Klara berkilat. "Itu bukan keputusank
"Halo. Siapa, ya?""Bibi, ini Yasmin.""Apa? Nona Yasmin? Nona Yasmin, apa ini benar-benar kamu?" Bibi kaget sekali.Apa Yasmin tidak merasa aneh?Dia baru ingin bertanya, tapi kemudian dia mendengar suara gembira anak-anak."Mama!""Apa itu Mama?""Aku mau mendengar suara Mama!"Bibi menyalakan speaker, kemudian terdengar suara Yasmin yang berkata, "Ini Mama. Kalian kangen Mama, ya?""Kangen!" jawab anak-anak dengan serentak."Kami kangen sekali sehingga kami nggak bisa tidur!""Mama, ada wanita jahat bilang helikopter yang kamu naiki jatuh ke laut! Apa itu benar?" tanya Julius.Dua anak lainnya mempertajam pendengaran mereka.Yasmin buru-buru menjelaskan, "Nggak. Kalau iya, apa Mama bisa menelepon kalian?""Kalau begitu, kami mau video!" kata Julia."Ini ...." Yasmin tidak menyangka mereka tidak hanya bisa berbicara melewati telepon, tapi mereka juga mau video. Usia mereka sekarang saja sulit ditipu. Bagaimana nanti setelah mereka lebih besar? "Sekarang Mama nggak bisa. Ada atasan ya
Yasmin nyaris tidak bisa melihat anak-anaknya lagi."Benar-benar Mama!" kata Julian dengan semangat. Matanya yang besar berkilau."Iya. Mama nggak membohongi kami!" seru Julia."Wanita jahat itu beromong kosong!" kata Julius."Lain kali aku mau menusuknya dengan pedangku!" marah Julian sambil mengayunkan tangannya.Yasmin tertawa. Dalam sekejap, tulang rusuknya tertarik. Dia kesakitan dan segera menekan perutnya sambil menahan tawa.Luka pada jaringan lunak di sana belum sembuh dan akan terasa sakit kalau dia mengerahkan tenaga."Mama, kapan kamu pulang? Aku sangat kangen padamu! Dari telepon, aku nggak bisa memeluk Mama." Kemudian, Julia menempelkan bibirnya ke layar.Ketika Yasmin melihat bibir kecil yang dikerucutkan itu, dia pun mendekat dan mengecupnya.Seperti ini seakan-akan dia bisa mencium mereka."Mama akan pulang dalam beberapa hari. Mama nggak akan lama," kata Yasmin dengan lembut."Kami mau menunggu lagi? Mama, bisakah lain kali Mama nggak bekerja? Aku bisa menjaga Ibu!" k