Hantu macam apa yang menempel pada Yasmin sehingga dia bisa begitu gigih hidup?!"Apa aku boleh bertemu dengan Yasmin? Aku sudah lama mengkhawatirkannya. Setelah aku melihatnya, aku baru bisa merasa kalau ini nyata.""Sabar. Beberapa hari lagi, dia akan pulang."Irene menerima kemungkinan Yasmin akan kembali lagi dan dia bahkan akan menimbulkan konsekuensi yang lebih serius.Bagaimanapun juga, sebelumnya Irene tidak tahu kalau Yasmin masih punya tiga anak.Dahlia sering berkata kepadanya, dulu Andy mau menikahinya lagi sepenuhnya karena Irene.Jadi, kalau suatu hari Yasmin menggila dan memberi tahu Daniel yang sebenarnya, apa Daniel akan menikahi Yasmin?Yasmin tidak hanya telah melahirkan satu anak, tapi tiga!Irene gemetar ketakutan. Dia tidak bisa memegang pisau dan garpunya dengan stabil. Dalam sekejap, alat makannya jatuh ke lantai.Seorang pelawan buru-buru membantu Irene mengambilnya, lalu berkata, "Saya akan mengambilkan alat makan yang baru untuk Anda.""Kamu tampak pucat. Apa
Ayah ingin bercerai, tapi tidak bisa. Dia pasti kesulitan, 'kan?"Bu, apa pendapatmu?" tanya Yasmin."Apa pendapatku? Apa aku boleh berpendapat?" balas Klara dengan cuek. "Kamu putrinya. Bukankah wajar untuknya menjagamu di sini? Kamu sudah kekurangan kasih sayang ayah selama 20 tahun.""Sebenarnya, aku nggak begitu peduli. Lagi pula, aku sudah tahu siapa ayahku.""Itu nggak berarti orang lain berpendapat sepertimu. Dahlia tahu suaminya punya wanita lain dan Irene mewarisi kekejaman dari ibunya. Bagaimana mungkin mereka menyukaimu? Mereka bisa bertindak semena-mena hanya karena Daniel!Yasmin terdiam.Ucapan itu benar.Terlebih lagi, ibunya masih belum tahu akibat dari kecelakaan mobilnya. Kalau dia tahu, dia pasti sangat marah.Ya, selama mereka masih hidup, Dahlia dan putrinya tidak akan senang. Mereka akan selalu mencari cara untuk melenyapkan Yasmin dan ibunya.Namun, Yasmin tidak akan membiarkan mereka."Apa kamu nggak mau Ayah bercerai?"Mata Klara berkilat. "Itu bukan keputusank
"Halo. Siapa, ya?""Bibi, ini Yasmin.""Apa? Nona Yasmin? Nona Yasmin, apa ini benar-benar kamu?" Bibi kaget sekali.Apa Yasmin tidak merasa aneh?Dia baru ingin bertanya, tapi kemudian dia mendengar suara gembira anak-anak."Mama!""Apa itu Mama?""Aku mau mendengar suara Mama!"Bibi menyalakan speaker, kemudian terdengar suara Yasmin yang berkata, "Ini Mama. Kalian kangen Mama, ya?""Kangen!" jawab anak-anak dengan serentak."Kami kangen sekali sehingga kami nggak bisa tidur!""Mama, ada wanita jahat bilang helikopter yang kamu naiki jatuh ke laut! Apa itu benar?" tanya Julius.Dua anak lainnya mempertajam pendengaran mereka.Yasmin buru-buru menjelaskan, "Nggak. Kalau iya, apa Mama bisa menelepon kalian?""Kalau begitu, kami mau video!" kata Julia."Ini ...." Yasmin tidak menyangka mereka tidak hanya bisa berbicara melewati telepon, tapi mereka juga mau video. Usia mereka sekarang saja sulit ditipu. Bagaimana nanti setelah mereka lebih besar? "Sekarang Mama nggak bisa. Ada atasan ya
Yasmin nyaris tidak bisa melihat anak-anaknya lagi."Benar-benar Mama!" kata Julian dengan semangat. Matanya yang besar berkilau."Iya. Mama nggak membohongi kami!" seru Julia."Wanita jahat itu beromong kosong!" kata Julius."Lain kali aku mau menusuknya dengan pedangku!" marah Julian sambil mengayunkan tangannya.Yasmin tertawa. Dalam sekejap, tulang rusuknya tertarik. Dia kesakitan dan segera menekan perutnya sambil menahan tawa.Luka pada jaringan lunak di sana belum sembuh dan akan terasa sakit kalau dia mengerahkan tenaga."Mama, kapan kamu pulang? Aku sangat kangen padamu! Dari telepon, aku nggak bisa memeluk Mama." Kemudian, Julia menempelkan bibirnya ke layar.Ketika Yasmin melihat bibir kecil yang dikerucutkan itu, dia pun mendekat dan mengecupnya.Seperti ini seakan-akan dia bisa mencium mereka."Mama akan pulang dalam beberapa hari. Mama nggak akan lama," kata Yasmin dengan lembut."Kami mau menunggu lagi? Mama, bisakah lain kali Mama nggak bekerja? Aku bisa menjaga Ibu!" k
"Bibi nggak sempat memberitahumu. Dia nggak tahu bagaimana Irene bisa tahu. Irene datang ke rumah, kemudian bertemu dengan anak-anak. Sepertinya dia sudah tahu semuanya," kata Raymond.Yasmin tercengang. Benaknya menjadi kacau dan dia hampir pingsan.Raymond tahu bagaimana perasaan Yasmin sekarang, jadi dia menenangkan Yasmin, "Jangan panik. Irene nggak berani memberi tahu Daniel. Bagaimanapun juga, dia khawatir keberadaan anak-anak akan mengancam posisinya."Yasmin baru bisa bernapas. Dia memegang keningnya yang sudah menjadi dingin."Tapi, setelah Irene mengetahuinya, dia pasti nggak akan duduk diam saja. Apa dia akan melukai anak-anak? Nggak bisa, aku harus pulang ke Kota Imperial!" kata Yasmin dengan gelisah."Yasmin, sekarang kamu menjaga kesehatanmu dulu. Anak-anak sudah tinggal di rumahku. Irene pun sudah nggak punya kesempatan untuk bertemu dengan anak-anak. Tenang saja."Yasmin baru merasa tenang. "Pak Raymond, terima kasih dan maaf .... Setelah apa yang kulakukan padamu, kamu
Yasmin bukan ingin pilih kasih, tapi anak-anaknya baru berusia dua tahun. Mereka masih kecil. Bagaimana dia bisa tenang?!Terlebih lagi, sekarang yang penting adalah dia tidak berani jauh-jauh dari mereka.Kalau sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan benar-benar terjadi, setidaknya Yasmin ada di sana. Dia bisa menenangkan anak-anak dan tidak membiarkan mereka merasa takut ....Selama beberapa hari Yasmin dirawat di rumah sakit, Irene menyadari anak-anak sudah tidak tinggal di kompleks, melainkan di rumah Raymond.Ini berarti sudah lama Yasmin dan Raymond bekerja sama.Pantas saja privasi anak-anak terlindungi dengan baik.Siapa yang percaya kalau mereka berdua suci?Karena itu, Irene tidak dapat bertemu dengan anak-anak.Awalnya dia ingin mencari orang untuk menculik anak-anak, lalu melempar mereka ke tempat terpencil agar Yasmin mencari mereka sampai dia menggila.Sepertinya rencana itu sudah tidak bisa dilaksanakan.Bekerja sama dengan Raymond? Itu lebih tidak mungkin.Pria itu juga
"Panti asuhan?" Wulan tahu tempat apa itu. Namun, bagaimanapun juga, dia masih menyayangi anak-anak.Mereka sangat lucu. Kalau mereka dilemparkan ke panti asuhan yang tidak peduli pada mereka, itu juga terlalu kejam.Saat Irene melihat Wulan bimbang, kesabarannya langsung menghilang. "Nggak mau, ya? Kalau begitu, aku akan memberi tahu Raymond sekarang juga!" Setelah itu, Irene mengeluarkan ponselnya."Mau, mau! Aku bersedia!" Wulan yang ketakutan segera menganggukkan kepalanya.Irene menyunggingkan seulas senyuman. Dia berdiri dan berkata, "Kalau begitu, tunggu kabar baik dariku."Setelah mendengar suara pintu ditutup, Wulan menjadi ragu.Ponselnya yang berdering membuatnya terkejut.Ketika dia melihat penelepon adalah Yasmin, dia makin tidak berani mengangkat telepon."Aneh. Kenapa Bibi nggak mengangkat telepon?" gumam YasminPintu kamar pasien terbuka, lalu Klara masuk sambil membawa semangkuk bubur. Dia meletakkannya di atas meja, lalu buru-buru memegang kedua telinganya. "Panas.""
Untuk apa Daniel mempunyai begitu banyak pengawal?Membuat keributan tentu tidak berguna!Namun saat ini, situasinya memang sangat berbeda dari apa yang dimengerti Yasmin.Apa ini "hadiah" untuknya karena dia berhasil lolos dari kematian?Ini kemungkinan yang sangat besar.Malam hari, ketika Klara tidak ada, Yasmin menelepon Daniel.Telepon tersambung.Yasmin berkata, "Besok aku pulang.""Apa kamu mau aku menjemputmu?""Bukan itu maksudku." Yasmin menjelaskan, "Apa vila ibuku bisa ditinggal? Rumahku kecil, jadi ibuku pasti nggak tenang kalau aku tinggal sendirian. Kalau Irene dan ibunya ada di sana, aku nggak bisa beristirahat.""Kamu tinggal di rumah sakit, nggak perlu pergi ke vila.""Kalau begitu, di mana ibuku tinggal?" Yasmin memanyunkan bibirnya. Dia bergumam, "Kalau dia nggak punya rumah dan tinggal di tempatku, nanti ... kamu nggak akan merasa nyaman ketika kamu datang, 'kan?Daniel menarik napas, lalu menjawab, "Aku mengerti."Setelah telepon dimatikan, Yasmin menghela napas l
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel