Untuk apa Daniel mempunyai begitu banyak pengawal?Membuat keributan tentu tidak berguna!Namun saat ini, situasinya memang sangat berbeda dari apa yang dimengerti Yasmin.Apa ini "hadiah" untuknya karena dia berhasil lolos dari kematian?Ini kemungkinan yang sangat besar.Malam hari, ketika Klara tidak ada, Yasmin menelepon Daniel.Telepon tersambung.Yasmin berkata, "Besok aku pulang.""Apa kamu mau aku menjemputmu?""Bukan itu maksudku." Yasmin menjelaskan, "Apa vila ibuku bisa ditinggal? Rumahku kecil, jadi ibuku pasti nggak tenang kalau aku tinggal sendirian. Kalau Irene dan ibunya ada di sana, aku nggak bisa beristirahat.""Kamu tinggal di rumah sakit, nggak perlu pergi ke vila.""Kalau begitu, di mana ibuku tinggal?" Yasmin memanyunkan bibirnya. Dia bergumam, "Kalau dia nggak punya rumah dan tinggal di tempatku, nanti ... kamu nggak akan merasa nyaman ketika kamu datang, 'kan?Daniel menarik napas, lalu menjawab, "Aku mengerti."Setelah telepon dimatikan, Yasmin menghela napas l
Klara melihat sekeliling kamar pasien. Semuanya bagus, tapi ia hanya punya satu tempat tidur.Tidur di sofa pasti tidak nyaman.Dia sudah sangat lama meninggalkan vilanya dan dia benar-benar ingin pergi melihatnya ...."Tapi, bukankah vilaku sudah diambil Dahlia dan putrinya? Apa mereka mau mengembalikannya padaku?" tanya Klara dengan cemas."Kamu pulanglah untuk melihat apa mereka masih ada atau nggak."Klara tidak mengerti maksud Yasmin. Kalau mereka masih ada, bagaimana kalau mereka bertengkar?Namun, saat Klara mendengar nada Yasmin, sepertinya hal seperti itu nggak akan terjadi.Sore hari, Klara kembali ke vilanya. Di dalam tidak ada orang lain dan bahkan tidak ada jejak orang lain pernah tinggal.Dia menuju ke kamarnya. Jejak dia sendiri pernah tinggal pun sudah tiada.Semua baju di ruang gantinya telah dibuang.Banyak pakaian mahal yang belum dia pakai.Klara marah sekali sehingga dia ingin mengutuk orang.Kemudian, dia menenangkan dirinya. Untungnya, vilanya masih ada. Jadi, di
Dahlia menghampiri Andy, lalu berkata, "Sudah pulang? Makanan sudah selesai dimasak. Apa kamu mau makan sekarang?"Dahlia ingin mengambil tas kerja Andy, tapi Andy sudah menyerahkannya kepada Bibi. "Ya." Setelah dia mengatakan itu, dia pergi ke ruang makan.Dahlia menarik napas dalam-dalam dan menekan kekesalan di hatinya. Dia memaksakan diri untuk tersenyum, lalu mengikuti Andy. "Aku sudah memasak makanan kesukaanmu."Irene berhenti di depan pintu ruang makan, kemudian dia berkata. "Aku nggak mau makan. Kalian saja.""Ha? Nggak mau? Kamu mau ke mana?" tanya Dahlia.Andy menjawab, "Makanlah dulu sebelum kamu pergi. Kamu nggak terburu-buru, 'kan?""Aku akan makan di Taman Royal." Irene sedang tidak ada tenaga untuk berakting di keluarga yang penuh kasih ini sama sekali.Melihatnya saja membuatnya kesal.Terlebih lagi, dia meminta bantuan dari Daniel untuk memaksa ayahnya pulang agar orang tuanya bisa berdamai kembali.Kalau Irene berada di sini, mereka pasti akan merasa canggung.Saat d
Raymond mengangkat telepon. "Ada apa?""Gawat, Pak Raymond. Anak-anak hilang."Raymond tercengang, kemudian bertanya, "Bicara dengan jelas. Apa yang terjadi?""Aku membawa mereka keluar. Setelah aku membeli mainan di pasar, mereka menghilang. Bagaimana ini, Pak Raymond? Apa aku perlu lapor polisi?" Di telepon, Wulan terdengar sangat panik sehingga dia hampir menangis."Sudah berapa lama mereka menghilang? A ... ada setengah jam.""Seharusnya kamu langsung lapor polisi begitu mereka menghilang!""Bukankah orang bilang kamu baru boleh melapor polisi setelah orang hilang selama 24 jam?""Itu salah paham. Selama anak-anak menghilang, kamu boleh langsung lapor polisi!""Ka ... kalau begitu, aku akan lapor polisi sekarang juga ....""Nggak usah. Berikan aku alamat!" Setelah Raymond mendapatkan alamat, dia mengendarai mobil sambil melapor polisi.Dia sudah menginformasi polisi.Polisi pun pergi mengecek CCTV.Mereka melihat Wulan membawa anak-anak naik taksi ke pasar. Di pasar banyak sekali k
Yasmin sudah pulang selama dua hari, tapi dia belum melihat Daniel.Selama Yasmin berada di wilayah kekuasaannya, untuk apa Daniel cemas?Seperti ketika seekor binatang buas telah menangkap mangsanya. Ia akan bermain-main sebentar kalau ia tidak lapar.Setelah ia merasa lapar, ia baru memakannya.Sebelum tidur, tidak ada yang menelepon Yasmin.Yasmin mengatur ponselnya ke mode diam.Kalau ada orang, Yasmin tidak menjawab telepon tidak akan menimbulkan kecurigaan.Ini bukan pertama kalinya Bibi tidak mengangkat teleponnya.Yasmin sadar orang tua tidak punya kebiasaan memegang ponsel setiap saat.Ketika dia hampir ketiduran, dia merasa ada perubahan di udara. Seolah-olah ada orang jahat yang mendekat.Setelah itu, Yasmin merasa ada yang naik ke tempat tidurnya dan menekan tubuhnya."Mm ...." Yasmin tidak perlu menebak siapa itu.Aura yang berat dan kuat mengelilinginya sehingga oksigen di udara menjadi tipis."Dengar-dengar, kamu sudah bisa berjalan, hm?" Daniel menggigit telinga Yasmin.
"Kamu nggak usah mengkhawatirkanku," kata Yasmin dengan ekspresi sinis."Apa kamu nggak takut aku akan memberi tahu Daniel? Kalau Daniel tahu, dia pasti nggak akan membiarkan anak-anak mengikutimu lagi dan mempelajari trik-trik kotormu. Daniel pasti lebih mau anak-anaknya belajar dari aku. Sekarang anak-anak masih kecil, seiring berjalannya waktu, bagaimana mereka bisa tahu siapa ibu kandung mereka?"Yasmin tidak takut pada ancaman Irene. "Kalau kamu benar-benar berencana untuk melakukan itu, kamu nggak akan datang ke sini dan mengatakan itu padaku. Tapi, dari awal kamu pasti sudah bertindak.""Itu karena ... anak-anak sudah menghilang." Irene mendekat sambil menatap Yasmin dengan tatapan berbisa. Dia tidak mau melewatkan sedikit pun ekspresi Yasmin yang akan membuatnya senang.Yasmin mengernyit. "Apa katamu?""Apa kamu tuli? Aku bilang anak kembar tigamu sudah menghilang. Semalam, Bibi membawa mereka keluar dan tak sengaja kehilangan mereka. Sampai sekarang anak-anak belum ditemukan!
"Awas!" Yasmin mendorong Irene dengan kuat.Irene tidak menyangka Yasmin akan menyentuh. Dia terdorong mundur, kemudian ekspresinya penuh dengan amarah.Irene memalingkan wajahnya dan tertawa. "Kenapa kamu nggak mau menerima kenyataan? Aku akan menunggu. Aku mau melihat bagaimana kamu bisa menemukan anak-anakmu? Mungkin kamu hanya bisa menemukan mayat mereka! Masih ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Apa kamu tahu kenapa ibumu dapat kembali ke Kota Imperial? Itu bukan karena pesonamu, makanya Daniel menunjukkan belas kasihan. Tapi, karena ayahku mengorbankan dirinya. Selama dia nggak bercerai dengan ibuku, biarkan ibumu kembali ke Kota Imperial. Bagaimana perasaanmu setelah mengetahuinya? Hahaha!"Sambil tertawa terbahak-bahak, Irene keluar dari kamar pasien.Begitu pintu terbuka, suara tawanya menghilang. Irene menenangkan ekspresinya seperti apa pun tidak terjadi.Kemampuannya mengubah raut wajah sungguh menakjubkan.Sekujur tubuh Yasmin menjadi lemas. Dia membentur meja, lalu
Helen terkejut. "Di mana yang sakit?"Yasmin menopang dirinya untuk bangkit. "A ... aku mau keluar dari rumah sakit. Aku sudah nggak apa-apa ....""Dengan kondisimu yang begini, aku juga nggak berani memperbolehkanmu keluar!" ujar Helen. "Aku menelepon Tuan Daniel dulu untuk meminta izin padanya, oke?""Kamulah dokternya. Kamu tinggal bilang aku sudah boleh keluar dari rumah sakit. Kenapa kamu harus bertanya padanya? Kenapa aku harus mendengarkannya?!" teriak Yasmin."Yasmin, tenangkan dirimu.""Aku nggak mau tenang. Bagaimana aku bisa tenang?!" Yasmin mengangkat selimut, kemudian turun dari tempat tidur. "Jangan hentikan aku! Aku harus pergi!"Helen menghalanginya. "Kalau kamu seperti ini, aku makin nggak bisa mengizinkanmu pergi.""Minggir! Biarkan aku pergi!" Yasmin mendorong Helen.Namun, dia tidak bisa menang dari Helen dan perawat.Tubuhnya yang belum pulih menjadi lemas lagi."Yasmin!" Helen yang terkejut memeluknya. Helen memapahnya ke tempat tidur, kemudian memberi kode kepada