Dahlia menghampiri Andy, lalu berkata, "Sudah pulang? Makanan sudah selesai dimasak. Apa kamu mau makan sekarang?"Dahlia ingin mengambil tas kerja Andy, tapi Andy sudah menyerahkannya kepada Bibi. "Ya." Setelah dia mengatakan itu, dia pergi ke ruang makan.Dahlia menarik napas dalam-dalam dan menekan kekesalan di hatinya. Dia memaksakan diri untuk tersenyum, lalu mengikuti Andy. "Aku sudah memasak makanan kesukaanmu."Irene berhenti di depan pintu ruang makan, kemudian dia berkata. "Aku nggak mau makan. Kalian saja.""Ha? Nggak mau? Kamu mau ke mana?" tanya Dahlia.Andy menjawab, "Makanlah dulu sebelum kamu pergi. Kamu nggak terburu-buru, 'kan?""Aku akan makan di Taman Royal." Irene sedang tidak ada tenaga untuk berakting di keluarga yang penuh kasih ini sama sekali.Melihatnya saja membuatnya kesal.Terlebih lagi, dia meminta bantuan dari Daniel untuk memaksa ayahnya pulang agar orang tuanya bisa berdamai kembali.Kalau Irene berada di sini, mereka pasti akan merasa canggung.Saat d
Raymond mengangkat telepon. "Ada apa?""Gawat, Pak Raymond. Anak-anak hilang."Raymond tercengang, kemudian bertanya, "Bicara dengan jelas. Apa yang terjadi?""Aku membawa mereka keluar. Setelah aku membeli mainan di pasar, mereka menghilang. Bagaimana ini, Pak Raymond? Apa aku perlu lapor polisi?" Di telepon, Wulan terdengar sangat panik sehingga dia hampir menangis."Sudah berapa lama mereka menghilang? A ... ada setengah jam.""Seharusnya kamu langsung lapor polisi begitu mereka menghilang!""Bukankah orang bilang kamu baru boleh melapor polisi setelah orang hilang selama 24 jam?""Itu salah paham. Selama anak-anak menghilang, kamu boleh langsung lapor polisi!""Ka ... kalau begitu, aku akan lapor polisi sekarang juga ....""Nggak usah. Berikan aku alamat!" Setelah Raymond mendapatkan alamat, dia mengendarai mobil sambil melapor polisi.Dia sudah menginformasi polisi.Polisi pun pergi mengecek CCTV.Mereka melihat Wulan membawa anak-anak naik taksi ke pasar. Di pasar banyak sekali k
Yasmin sudah pulang selama dua hari, tapi dia belum melihat Daniel.Selama Yasmin berada di wilayah kekuasaannya, untuk apa Daniel cemas?Seperti ketika seekor binatang buas telah menangkap mangsanya. Ia akan bermain-main sebentar kalau ia tidak lapar.Setelah ia merasa lapar, ia baru memakannya.Sebelum tidur, tidak ada yang menelepon Yasmin.Yasmin mengatur ponselnya ke mode diam.Kalau ada orang, Yasmin tidak menjawab telepon tidak akan menimbulkan kecurigaan.Ini bukan pertama kalinya Bibi tidak mengangkat teleponnya.Yasmin sadar orang tua tidak punya kebiasaan memegang ponsel setiap saat.Ketika dia hampir ketiduran, dia merasa ada perubahan di udara. Seolah-olah ada orang jahat yang mendekat.Setelah itu, Yasmin merasa ada yang naik ke tempat tidurnya dan menekan tubuhnya."Mm ...." Yasmin tidak perlu menebak siapa itu.Aura yang berat dan kuat mengelilinginya sehingga oksigen di udara menjadi tipis."Dengar-dengar, kamu sudah bisa berjalan, hm?" Daniel menggigit telinga Yasmin.
"Kamu nggak usah mengkhawatirkanku," kata Yasmin dengan ekspresi sinis."Apa kamu nggak takut aku akan memberi tahu Daniel? Kalau Daniel tahu, dia pasti nggak akan membiarkan anak-anak mengikutimu lagi dan mempelajari trik-trik kotormu. Daniel pasti lebih mau anak-anaknya belajar dari aku. Sekarang anak-anak masih kecil, seiring berjalannya waktu, bagaimana mereka bisa tahu siapa ibu kandung mereka?"Yasmin tidak takut pada ancaman Irene. "Kalau kamu benar-benar berencana untuk melakukan itu, kamu nggak akan datang ke sini dan mengatakan itu padaku. Tapi, dari awal kamu pasti sudah bertindak.""Itu karena ... anak-anak sudah menghilang." Irene mendekat sambil menatap Yasmin dengan tatapan berbisa. Dia tidak mau melewatkan sedikit pun ekspresi Yasmin yang akan membuatnya senang.Yasmin mengernyit. "Apa katamu?""Apa kamu tuli? Aku bilang anak kembar tigamu sudah menghilang. Semalam, Bibi membawa mereka keluar dan tak sengaja kehilangan mereka. Sampai sekarang anak-anak belum ditemukan!
"Awas!" Yasmin mendorong Irene dengan kuat.Irene tidak menyangka Yasmin akan menyentuh. Dia terdorong mundur, kemudian ekspresinya penuh dengan amarah.Irene memalingkan wajahnya dan tertawa. "Kenapa kamu nggak mau menerima kenyataan? Aku akan menunggu. Aku mau melihat bagaimana kamu bisa menemukan anak-anakmu? Mungkin kamu hanya bisa menemukan mayat mereka! Masih ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Apa kamu tahu kenapa ibumu dapat kembali ke Kota Imperial? Itu bukan karena pesonamu, makanya Daniel menunjukkan belas kasihan. Tapi, karena ayahku mengorbankan dirinya. Selama dia nggak bercerai dengan ibuku, biarkan ibumu kembali ke Kota Imperial. Bagaimana perasaanmu setelah mengetahuinya? Hahaha!"Sambil tertawa terbahak-bahak, Irene keluar dari kamar pasien.Begitu pintu terbuka, suara tawanya menghilang. Irene menenangkan ekspresinya seperti apa pun tidak terjadi.Kemampuannya mengubah raut wajah sungguh menakjubkan.Sekujur tubuh Yasmin menjadi lemas. Dia membentur meja, lalu
Helen terkejut. "Di mana yang sakit?"Yasmin menopang dirinya untuk bangkit. "A ... aku mau keluar dari rumah sakit. Aku sudah nggak apa-apa ....""Dengan kondisimu yang begini, aku juga nggak berani memperbolehkanmu keluar!" ujar Helen. "Aku menelepon Tuan Daniel dulu untuk meminta izin padanya, oke?""Kamulah dokternya. Kamu tinggal bilang aku sudah boleh keluar dari rumah sakit. Kenapa kamu harus bertanya padanya? Kenapa aku harus mendengarkannya?!" teriak Yasmin."Yasmin, tenangkan dirimu.""Aku nggak mau tenang. Bagaimana aku bisa tenang?!" Yasmin mengangkat selimut, kemudian turun dari tempat tidur. "Jangan hentikan aku! Aku harus pergi!"Helen menghalanginya. "Kalau kamu seperti ini, aku makin nggak bisa mengizinkanmu pergi.""Minggir! Biarkan aku pergi!" Yasmin mendorong Helen.Namun, dia tidak bisa menang dari Helen dan perawat.Tubuhnya yang belum pulih menjadi lemas lagi."Yasmin!" Helen yang terkejut memeluknya. Helen memapahnya ke tempat tidur, kemudian memberi kode kepada
"Dia muntah darah dan telah dibawa ke UGD. Sebenarnya apa yang sudah kamu katakan padanya?" Nada Daniel makin serius."Serius sekali? A ... aku cuman bilang karena ayahku nggak jadi bercerai dengan ibuku, ibunya baru dapat kembali ke Kota Imperial. Aku bilang pengorbanan ayahku sangat besar. Kata-kata itu nggak mungkin bisa membuat Yasmin marah sampai begitu, 'kan? Dia terlalu emosional." Irene merasa itu agak lucu. "Nanti aku akan meminta maaf padanya! Jangan sampai dia sakit lagi setelah dia bersusah payah sembuh.""Apa kamu ada mengungkit tentang anak-anak?""Anak-anak? Anak-anak apa?" Irene berkata dengan sedih, "Daniel, aku nggak melakukan apa-apa. Karena ibunya, Yasmin sangat nggak menyukaiku dan ibuku. Tadi dia masih baik-baik saja di kamar pasien. Kenapa begitu aku pergi, dia menjadi seperti ini? Dia bukan mau sengaja mencelakaiku, 'kan?""Nggak. Aku tutup." Daniel pun mengakhiri panggilan.Irene berjalan mondar-mandir di studionya. Dia merasa sangat tidak tenang.Apa Yasmin me
Kaki Julian terlalu pendek, jadi Julian memberikannya bangku.Julius menatap kunci pintu untuk sesaat, kemudian berkata, "Ketika dia masuk, dia mengunci pintu. Kuncinya pasti ada bersamanya!""Ba ... bagaimana kalau kita membuka jendela?" tanya Julia. "Kita bisa melompat keluar dari jendela, 'kan?"Ketiga anak itu menoleh ke jendela dengan serempak. Jendelanya terbuka dan mereka bisa melihat puncak pepohonan di luar.Untuk sesaat, harapan mereka pupus."Kita bahkan bisa melihat puncak pepohonan. Itu berarti jendelanya sangat tinggi. Kalau kita melompat keluar, kita mungkin nggak bisa bertemu dengan Mama lagi," kata Julia dengan murung."Jangan takut!" Julian menggenggam tangan mungil adiknya. "Kita bisa pergi mencuri kuncinya.""Mencuri?" Julia tercengang, tapi dia juga tampak bersemangat."Ya. Kita akan mencuri kunci untuk membuka pintu. Dengan begitu, kita bisa keluar." Ide Julius juga seperti itu.Anak-anak bergerak ke pintu kamar.Mereka pelan-pelan membuka pintu. Julian memasukkan
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel