"Kamu nggak usah mengkhawatirkanku," kata Yasmin dengan ekspresi sinis."Apa kamu nggak takut aku akan memberi tahu Daniel? Kalau Daniel tahu, dia pasti nggak akan membiarkan anak-anak mengikutimu lagi dan mempelajari trik-trik kotormu. Daniel pasti lebih mau anak-anaknya belajar dari aku. Sekarang anak-anak masih kecil, seiring berjalannya waktu, bagaimana mereka bisa tahu siapa ibu kandung mereka?"Yasmin tidak takut pada ancaman Irene. "Kalau kamu benar-benar berencana untuk melakukan itu, kamu nggak akan datang ke sini dan mengatakan itu padaku. Tapi, dari awal kamu pasti sudah bertindak.""Itu karena ... anak-anak sudah menghilang." Irene mendekat sambil menatap Yasmin dengan tatapan berbisa. Dia tidak mau melewatkan sedikit pun ekspresi Yasmin yang akan membuatnya senang.Yasmin mengernyit. "Apa katamu?""Apa kamu tuli? Aku bilang anak kembar tigamu sudah menghilang. Semalam, Bibi membawa mereka keluar dan tak sengaja kehilangan mereka. Sampai sekarang anak-anak belum ditemukan!
"Awas!" Yasmin mendorong Irene dengan kuat.Irene tidak menyangka Yasmin akan menyentuh. Dia terdorong mundur, kemudian ekspresinya penuh dengan amarah.Irene memalingkan wajahnya dan tertawa. "Kenapa kamu nggak mau menerima kenyataan? Aku akan menunggu. Aku mau melihat bagaimana kamu bisa menemukan anak-anakmu? Mungkin kamu hanya bisa menemukan mayat mereka! Masih ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Apa kamu tahu kenapa ibumu dapat kembali ke Kota Imperial? Itu bukan karena pesonamu, makanya Daniel menunjukkan belas kasihan. Tapi, karena ayahku mengorbankan dirinya. Selama dia nggak bercerai dengan ibuku, biarkan ibumu kembali ke Kota Imperial. Bagaimana perasaanmu setelah mengetahuinya? Hahaha!"Sambil tertawa terbahak-bahak, Irene keluar dari kamar pasien.Begitu pintu terbuka, suara tawanya menghilang. Irene menenangkan ekspresinya seperti apa pun tidak terjadi.Kemampuannya mengubah raut wajah sungguh menakjubkan.Sekujur tubuh Yasmin menjadi lemas. Dia membentur meja, lalu
Helen terkejut. "Di mana yang sakit?"Yasmin menopang dirinya untuk bangkit. "A ... aku mau keluar dari rumah sakit. Aku sudah nggak apa-apa ....""Dengan kondisimu yang begini, aku juga nggak berani memperbolehkanmu keluar!" ujar Helen. "Aku menelepon Tuan Daniel dulu untuk meminta izin padanya, oke?""Kamulah dokternya. Kamu tinggal bilang aku sudah boleh keluar dari rumah sakit. Kenapa kamu harus bertanya padanya? Kenapa aku harus mendengarkannya?!" teriak Yasmin."Yasmin, tenangkan dirimu.""Aku nggak mau tenang. Bagaimana aku bisa tenang?!" Yasmin mengangkat selimut, kemudian turun dari tempat tidur. "Jangan hentikan aku! Aku harus pergi!"Helen menghalanginya. "Kalau kamu seperti ini, aku makin nggak bisa mengizinkanmu pergi.""Minggir! Biarkan aku pergi!" Yasmin mendorong Helen.Namun, dia tidak bisa menang dari Helen dan perawat.Tubuhnya yang belum pulih menjadi lemas lagi."Yasmin!" Helen yang terkejut memeluknya. Helen memapahnya ke tempat tidur, kemudian memberi kode kepada
"Dia muntah darah dan telah dibawa ke UGD. Sebenarnya apa yang sudah kamu katakan padanya?" Nada Daniel makin serius."Serius sekali? A ... aku cuman bilang karena ayahku nggak jadi bercerai dengan ibuku, ibunya baru dapat kembali ke Kota Imperial. Aku bilang pengorbanan ayahku sangat besar. Kata-kata itu nggak mungkin bisa membuat Yasmin marah sampai begitu, 'kan? Dia terlalu emosional." Irene merasa itu agak lucu. "Nanti aku akan meminta maaf padanya! Jangan sampai dia sakit lagi setelah dia bersusah payah sembuh.""Apa kamu ada mengungkit tentang anak-anak?""Anak-anak? Anak-anak apa?" Irene berkata dengan sedih, "Daniel, aku nggak melakukan apa-apa. Karena ibunya, Yasmin sangat nggak menyukaiku dan ibuku. Tadi dia masih baik-baik saja di kamar pasien. Kenapa begitu aku pergi, dia menjadi seperti ini? Dia bukan mau sengaja mencelakaiku, 'kan?""Nggak. Aku tutup." Daniel pun mengakhiri panggilan.Irene berjalan mondar-mandir di studionya. Dia merasa sangat tidak tenang.Apa Yasmin me
Kaki Julian terlalu pendek, jadi Julian memberikannya bangku.Julius menatap kunci pintu untuk sesaat, kemudian berkata, "Ketika dia masuk, dia mengunci pintu. Kuncinya pasti ada bersamanya!""Ba ... bagaimana kalau kita membuka jendela?" tanya Julia. "Kita bisa melompat keluar dari jendela, 'kan?"Ketiga anak itu menoleh ke jendela dengan serempak. Jendelanya terbuka dan mereka bisa melihat puncak pepohonan di luar.Untuk sesaat, harapan mereka pupus."Kita bahkan bisa melihat puncak pepohonan. Itu berarti jendelanya sangat tinggi. Kalau kita melompat keluar, kita mungkin nggak bisa bertemu dengan Mama lagi," kata Julia dengan murung."Jangan takut!" Julian menggenggam tangan mungil adiknya. "Kita bisa pergi mencuri kuncinya.""Mencuri?" Julia tercengang, tapi dia juga tampak bersemangat."Ya. Kita akan mencuri kunci untuk membuka pintu. Dengan begitu, kita bisa keluar." Ide Julius juga seperti itu.Anak-anak bergerak ke pintu kamar.Mereka pelan-pelan membuka pintu. Julian memasukkan
Anak-anak keluar dengan mudah.Billy tidur hingga siang hari.Setelah dia bangun, dia tidak melihat anak-anak. Dia sudah mencari setiap pojok rumah, tapi dia masih tidak menemukan mereka. "Berhenti bermain petak umpet denganku. Kalau kalian masih nggak keluar, aku akan menghajar kalian!"Kenapa ibunya menyuruhnya melakukan hal yang merepotkan ini?Ketiga anak itu sangat menjengkelkan!Billy belum menemukan anak-anak, tapi dia menyadari pintu rumah tidak tertutup dengan benar.Ketika dia meraba pinggangnya, ternyata kuncinya sudah tiada.Dia baru sadar betapa seriusnya masalah ini.Dia segera menelepon Wulan. "Bu, anak-anak melarikan diri!""Mereka melarikan diri? Bukankah Ibu menyuruhmu melihat mereka?""Aku mengurung mereka di rumah. Ternyata, mereka mencuri kunciku dan kabur! Anak-anak macam apa mereka?" Billy tidak menduga dia telah tertipu oleh tiga anak kecil di rumah!"Cepat pergi mencari mereka!" Wulan menjadi panik.Putranya bahkan tidak bisa melakukan hal sepele ini dengan bai
Wulan tidak mengerti kenapa Raymond mengatakan itu. Dan kenapa nadanya terdengar sangat yakin? Itu membuat Wulan sangat gelisah."Nona Yasmin ...." Wulan sudah mengangkat telepon, tapi tidak ada suara dari ujung telepon. "Nona Yasmin? Nona Yasmin, kenapa kamu nggak berbicara?"Daniel mencari suara ini di dalam ingatannya. Menurut informasi penyelidikannya, wanita ini bukan hanya pengasuh anak kembar tiga itu, tapi dia juga dekat dengan Raymond.Jadi, kedua nomor asing ini berkaitan dengan Raymond.Raymond melangkah maju, lalu dia langsung mematikan telepon.Dia sudah menebak siapa yang menelepon Wulan.Mata Daniel yang tajam tertuju pada panggilannya yang sudah dimatikan. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang menyeramkan.Pada akhirnya, Daniel menoleh ke Yasmin."Ternyata kamu masih mencarinya di belakangku. Bagaimana aku harus menghukummu agar kamu sepenuhnya menurutiku?" Suara seram itu seolah-olah berasal dari neraka.Pada saat ini, ada yang membuka pintu kamar pasien. Klara datang
"Memang seperti itu. Tapi, ketika aku datang menjenguknya hari ini, penyakitnya makin parah!" Klara bertanya, "Apa kamu tahu apa yang terjadi? Daniel! Aku mencurigainya memukul Yasmin! Sekarang Yasmin nggak sadarkan diri. Sebelum aku bisa bertanya, aku sudah diusir keluar. Aku bahkan nggak dapat melewati pintu masuk besar rumah sakit! Apa-apaan ini? Apa kondisi putriku nggak ada hubungannya denganku? Daniel terlalu kejam!""Aku akan pergi ke sana sekarang juga." Andy meninggalkan pekerjaannya, lalu dia keluar dari kantornya."Kamu tahu kalau kami berada di rumah sakit Kota Imperial, 'kan?""Kapan kalian kembali?" Andy merasa bersalah.Selama Andy berbicara dengan Yasmin di telepon, Yasmin tidak pernah memberi tahu Andy kalau dia berada di Kota Imperial."Aku juga nggak bisa menyalahkanmu karena nggak ada yang memberitahumu. Kalau bukan karena masalah hari ini, aku juga nggak ingin mengganggumu.""Yasmin juga putriku. Kenapa kalian nggak memberitahuku? Biarkan aku yang menyelesaikan mas