Sebenarnya, keberadaan seperti apa Yasmin bagi Daniel?Entah itu sisi kejam atau sisi kepedulian, kedua-duanya ditujukan kepada orang yang sama, yaitu Yasmin.Helen hanyalah dokter pribadi Daniel. Itu tidak berarti dia boleh bertanya tentang hal pribadi Daniel.Setelah memberikan pesan dokter, Helen pergi.Ketika dia melewati koridor, dia melihat potret besar Naomi.Naomi terlihat sangat muda dan bermartabat.Helen benar-benar tidak habis pikir.Semua orang tahu kenapa Yasmin bisa berada di bawah kendali Daniel.Namun pada akhirnya, Daniel membawa Yasmin ke apartemen yang siapa pun tidak boleh masuk.Dan bahkan karena Yasmin, Helen dapat masuk.Sebenarnya apa yang dipikirkan Daniel?Kalau dia mulai menyukai Yasmin, dia tidak akan bertunangan dengan Irene, 'kan?Sepertinya, orang biasa tidak akan bisa memahami Daniel yang sulit dibaca.Daniel baru ingin kembali ke kamar ketika dia menerima panggilan dari Eric. "Martin sudah pulang.""Terburu-buru sekali.""Kalau Martin pulang, sepertiny
Dahlia baru mencapai depan pintu kantor dan dia hampir menabrak Andy yang sedang bergegas keluar."Kenapa wajahmu terlihat pucat? Apa yang terjadi?" tanya Dahlia."Mobil yang membawa pergi Yasmin sudah ditemukan. Aku mau pergi melihatnya." Setelah mengatakan itu, Andy langsung pergi.Dahlia tercengang. Sudah ditemukan?Setelah dia sadar, dia segera mengikuti Andy. "Aku mau pergi bersamamu!"Ketika suami istri itu tiba di tepi danau, Martin dan Raymond masih berada di sana. Kedua pria itu memberi tahu Andy tentang situasi saat ini."Mobilnya sudah ditarik dan dipastikan kalau mobil ini yang telah membawa pergi Yasmin. Ketika ia ditarik, pintu mobil terbuka dan dalamnya kosong." Wajah Raymond tampak muram dan suaranya serak. "Tim penyelamat bilang ini bukan lokasi kecelakaan yang pertama, tapi di hulu. Kami baru saja melihatnya. Apa kamu mau pergi melihatnya?"Andy menatap ke kejauhan dengan gelisah. Tim penyelamat masih sedang mencari orang.Air danau terus mengalir, bagaimana mungkin Y
"Sungguh nggak tahu berterima kasih. Kamu malah nggak menghargai kabar duka yang kusampaikan padamu.""Kamu mengubur putrimu saja!" Tanpa menunggu Dahlia menjawabnya, Klara segera mengakhiri panggilan.Klara tidak mau memercayainya. Dia panik dan tangannya gemetar. Dia hampir tidak bisa berpikir.Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi?Namun, Andy berkata Yasmin sedang sibuk dengan rekening di akhir bulan!Jangan-jangan Yasmin tidak mengangkat telepon Klara karena ....Klara segera menelepon Andy.Andy yang sedang berdiri di hulu merasakan ponselnya bergetar.Setelah dia mengeluarkan ponselnya, dia melihat Klara yang meneleponnya.Tangan Andy pun gemetar.Dia tidak ingin mengangkat telepon, tapi dia tidak bisa tidak mengangkatnya.Andy berjalan ke samping sebelum menjawab panggilan. "Sudah bangun?" tanyanya dengan nada normal."Katakan padaku yang sebenarnya, apa sesuatu telah terjadi pada Yasmin?" tanya Klara dengan cemas."Siapa yang memberitahumu omong kosong itu?""Kenapa teleponnya
Yasmin takut terhanyut dalam tatapan Daniel dan rencananya ketahuan. Jadi, dia segera berkata, "Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan jatuh dari tempat tidur. Ya sudah kalau kamu nggak menyukaiku, tapi mendorongku itu terlalu kejam."Ekspresi Daniel menjadi sedikit masam.Selesai bergumam, Yasmin bertanya, "Apa kamu bisa memberiku obat? Sakit sekali ....""Tahan.""Bagaimana aku bisa menahannya? Seluruh punggungku terasa nyeri." Yasmin bernapas dengan susah. Dia melihat Daniel diam saja dengan ekspresinya yang sinis. Yasmin pun berpikir apa yang harus dilakukan? "Apa kamu benar-benar nggak mau melepaskanku? Nggak ada orang yang boleh masuk ke sini, jadi apa kamu akan menjagaku?""Aku istirahat selama dua hari ini."Yasmin tercengang. Apa Daniel benar-benar mau menjaganya?Apa Yasmin boleh menolak?Mata Daniel yang sinis tertuju pada wajah Yasmin yang tampak menolak. Dia bertanya, "Apa kamu keberatan?""Aku nggak berani," gumam Yasmin.Daniel meletakkan laptopnya, berdiri, lalu keluar
Yasmin tercengang.Jadi, Daniel berjalan pincang karena telapak kakinya terluka?Dan itu karenanya?Yasmin mengingat kembali situasi saat itu.Saat dia terjatuh, Daniel turun dari tempat tidur untuk menggendongnya. Daniel memang berdiri di sebelahnya di mana lantai tersebut penuh dengan pecahan kaca. Ada kemungkinan besar dia menginjaknya ....Namun, apa Daniel akan merasa gugup karena Yasmin?Helen mengingatkan Yasmin, "Karena kamu nggak bisa mengelak, lebih baik kamu menurutinya."Yasmin pun menggigit bibirnya.Bagaimana mungkin dia tidak tahu itu?Hanya saja, seberapa sulit itu? Menjadi "selingkuhan" saja sudah membuatnya merasa malu.Ditambah dengan Daniel yang sulit ditebak dan sangat susah dilayani.Setelah Helen pergi, Yasmin menelungkup di ranjang sambil mendengar suara di luar. Sepertinya Daniel sedang berbicara dengan seseorang.Apa itu Helen?Yasmin tidak bisa mendengar dengan jelas.Jangan-jangan Irene?Tebakan Yasmin benar.Itu memang Irene."Mereka hanya menemukan mobilny
Rasanya makin sakit sehingga dahi Yasmin berkeringatPada saat ini, dia merasa punggungnya sejuk. Setelah itu, rasa sakit pada lukanya mereda.Kemudian, lukanya berulah untuk kedua kalinya.Yasmin membuka matanya dengan kantuk. Dia melihat Daniel sudah tidak berbaring di sebelahnya. Yasmin merasa sesuatu yang lembut menyentuh punggungnya, sepertinya itu kapas.Dia mencium aroma obat yang samar.Tanpa perlu menoleh, Yasmin sudah tahu siapa yang sedang mengoleskan obat bius untuknya.Dia tidak menyangka Daniel akan bangun tengah malam untuk mengoleskan obat bius padanya.Yasmin membenamkan mukanya di bantal sambil bergumam, "Kamu terbangun, ya? Aku juga nggak ingin bergerak, tapi aku benar-benar kesakitan."Daniel menjawab dengan ekspresi tadi, "Syukurlah kalau kamu tahu."Setelah Daniel selesai mengoleskannya, dia membuang kapas tersebut ke tong sampah. Lalu, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.Yasmin mendengar suara air dan dia berpikir apakah Daniel bisa menyalahkannya?
Yasmin mengalihkan pandangannya, kemudian berkata dengan waswas, "Aku serius. Setelah minum susu, kamu pasti mau pipis, 'kan?""Yasmin, jangan keterlaluan." Meskipun Daniel sedang berbaring, auranya tetap terasa menakutkan.Yasmin memanyunkan bibirnya. Dia terlihat seperti seorang gadis yang sedih. "Kalau nggak, nanti aku mengompol. Bagaimana kalau aku mengompol? Ini tempat tidur kamu.""Mengompol saja," kata Daniel dengan ekspresi datar.Ekspresi Yasmin menjadi canggung.Apa yang dikatakan pria ini?Meskipun Yasmin diizinkan, dia juga tidak bisa melakukannya. Apa dia masih anak-anak?Terakhir kali Julia mengompol, dia menangis seiya-iyanya. Itu membuat Yasmin merasa lucu dan juga kasihan ....Ketika Yasmin memikirkan anak-anak, dia menjadi diam.Sudah beberapa hari dia tidak melihat anak-anak.Dulu ketika mereka terpisah oleh negara yang berbeda, mereka masih bisa menelepon video. Sekarang mereka sama sekali tidak bisa berhubungan.Apa yang akan dipikirkan anak-anak? Apa mereka menang
Kerinduan Yasmin pada anak-anak membuatnya merasa sesak dan matanya berlinang.Namun, dia hanya bisa menahannya."Bagaimana kalian tahu dia menghilang? Bisa jadi dia sedang dalam perjalanan bisnis," kata Daniel dengan acuh tak acuh."Nggak mungkin! Kita sudah nggak melihat Kakak selama beberapa hari!" Julius berkata, "Dulu kami selalu melihatnya, tapi sekarang nggak. Itu berarti dia menghilang, 'kan?"Ada yang salah dengan alasanmu," kata Daniel."Kalau begitu, menurutmu, ke mana Kakak?" tanya Julia. "Kamu nggak menyembunyikannya, 'kan?"Yasmin tidak berani bernapas, tapi dia harus mengakui anak-anaknya pintar.Tebakan mereka benar!Daniel yang sensitif bertanya, "Siapa yang mengajarimu mengatakan itu?""Kami memikirkannya sendiri." Julia berkata dengan suara serak, "Apa kamu benar-benar nggak menyembunyikannya?"Daniel tidak menjawab Julia, melainkan berkata, "Kini masih subuh. Tidurlah.""Nggak mau!" kata Julian dengan emosi.Daniel mengerutkan alisnya. Anak ini malah marah-marah pad