"Sungguh nggak tahu berterima kasih. Kamu malah nggak menghargai kabar duka yang kusampaikan padamu.""Kamu mengubur putrimu saja!" Tanpa menunggu Dahlia menjawabnya, Klara segera mengakhiri panggilan.Klara tidak mau memercayainya. Dia panik dan tangannya gemetar. Dia hampir tidak bisa berpikir.Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi?Namun, Andy berkata Yasmin sedang sibuk dengan rekening di akhir bulan!Jangan-jangan Yasmin tidak mengangkat telepon Klara karena ....Klara segera menelepon Andy.Andy yang sedang berdiri di hulu merasakan ponselnya bergetar.Setelah dia mengeluarkan ponselnya, dia melihat Klara yang meneleponnya.Tangan Andy pun gemetar.Dia tidak ingin mengangkat telepon, tapi dia tidak bisa tidak mengangkatnya.Andy berjalan ke samping sebelum menjawab panggilan. "Sudah bangun?" tanyanya dengan nada normal."Katakan padaku yang sebenarnya, apa sesuatu telah terjadi pada Yasmin?" tanya Klara dengan cemas."Siapa yang memberitahumu omong kosong itu?""Kenapa teleponnya
Yasmin takut terhanyut dalam tatapan Daniel dan rencananya ketahuan. Jadi, dia segera berkata, "Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan jatuh dari tempat tidur. Ya sudah kalau kamu nggak menyukaiku, tapi mendorongku itu terlalu kejam."Ekspresi Daniel menjadi sedikit masam.Selesai bergumam, Yasmin bertanya, "Apa kamu bisa memberiku obat? Sakit sekali ....""Tahan.""Bagaimana aku bisa menahannya? Seluruh punggungku terasa nyeri." Yasmin bernapas dengan susah. Dia melihat Daniel diam saja dengan ekspresinya yang sinis. Yasmin pun berpikir apa yang harus dilakukan? "Apa kamu benar-benar nggak mau melepaskanku? Nggak ada orang yang boleh masuk ke sini, jadi apa kamu akan menjagaku?""Aku istirahat selama dua hari ini."Yasmin tercengang. Apa Daniel benar-benar mau menjaganya?Apa Yasmin boleh menolak?Mata Daniel yang sinis tertuju pada wajah Yasmin yang tampak menolak. Dia bertanya, "Apa kamu keberatan?""Aku nggak berani," gumam Yasmin.Daniel meletakkan laptopnya, berdiri, lalu keluar
Yasmin tercengang.Jadi, Daniel berjalan pincang karena telapak kakinya terluka?Dan itu karenanya?Yasmin mengingat kembali situasi saat itu.Saat dia terjatuh, Daniel turun dari tempat tidur untuk menggendongnya. Daniel memang berdiri di sebelahnya di mana lantai tersebut penuh dengan pecahan kaca. Ada kemungkinan besar dia menginjaknya ....Namun, apa Daniel akan merasa gugup karena Yasmin?Helen mengingatkan Yasmin, "Karena kamu nggak bisa mengelak, lebih baik kamu menurutinya."Yasmin pun menggigit bibirnya.Bagaimana mungkin dia tidak tahu itu?Hanya saja, seberapa sulit itu? Menjadi "selingkuhan" saja sudah membuatnya merasa malu.Ditambah dengan Daniel yang sulit ditebak dan sangat susah dilayani.Setelah Helen pergi, Yasmin menelungkup di ranjang sambil mendengar suara di luar. Sepertinya Daniel sedang berbicara dengan seseorang.Apa itu Helen?Yasmin tidak bisa mendengar dengan jelas.Jangan-jangan Irene?Tebakan Yasmin benar.Itu memang Irene."Mereka hanya menemukan mobilny
Rasanya makin sakit sehingga dahi Yasmin berkeringatPada saat ini, dia merasa punggungnya sejuk. Setelah itu, rasa sakit pada lukanya mereda.Kemudian, lukanya berulah untuk kedua kalinya.Yasmin membuka matanya dengan kantuk. Dia melihat Daniel sudah tidak berbaring di sebelahnya. Yasmin merasa sesuatu yang lembut menyentuh punggungnya, sepertinya itu kapas.Dia mencium aroma obat yang samar.Tanpa perlu menoleh, Yasmin sudah tahu siapa yang sedang mengoleskan obat bius untuknya.Dia tidak menyangka Daniel akan bangun tengah malam untuk mengoleskan obat bius padanya.Yasmin membenamkan mukanya di bantal sambil bergumam, "Kamu terbangun, ya? Aku juga nggak ingin bergerak, tapi aku benar-benar kesakitan."Daniel menjawab dengan ekspresi tadi, "Syukurlah kalau kamu tahu."Setelah Daniel selesai mengoleskannya, dia membuang kapas tersebut ke tong sampah. Lalu, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.Yasmin mendengar suara air dan dia berpikir apakah Daniel bisa menyalahkannya?
Yasmin mengalihkan pandangannya, kemudian berkata dengan waswas, "Aku serius. Setelah minum susu, kamu pasti mau pipis, 'kan?""Yasmin, jangan keterlaluan." Meskipun Daniel sedang berbaring, auranya tetap terasa menakutkan.Yasmin memanyunkan bibirnya. Dia terlihat seperti seorang gadis yang sedih. "Kalau nggak, nanti aku mengompol. Bagaimana kalau aku mengompol? Ini tempat tidur kamu.""Mengompol saja," kata Daniel dengan ekspresi datar.Ekspresi Yasmin menjadi canggung.Apa yang dikatakan pria ini?Meskipun Yasmin diizinkan, dia juga tidak bisa melakukannya. Apa dia masih anak-anak?Terakhir kali Julia mengompol, dia menangis seiya-iyanya. Itu membuat Yasmin merasa lucu dan juga kasihan ....Ketika Yasmin memikirkan anak-anak, dia menjadi diam.Sudah beberapa hari dia tidak melihat anak-anak.Dulu ketika mereka terpisah oleh negara yang berbeda, mereka masih bisa menelepon video. Sekarang mereka sama sekali tidak bisa berhubungan.Apa yang akan dipikirkan anak-anak? Apa mereka menang
Kerinduan Yasmin pada anak-anak membuatnya merasa sesak dan matanya berlinang.Namun, dia hanya bisa menahannya."Bagaimana kalian tahu dia menghilang? Bisa jadi dia sedang dalam perjalanan bisnis," kata Daniel dengan acuh tak acuh."Nggak mungkin! Kita sudah nggak melihat Kakak selama beberapa hari!" Julius berkata, "Dulu kami selalu melihatnya, tapi sekarang nggak. Itu berarti dia menghilang, 'kan?"Ada yang salah dengan alasanmu," kata Daniel."Kalau begitu, menurutmu, ke mana Kakak?" tanya Julia. "Kamu nggak menyembunyikannya, 'kan?"Yasmin tidak berani bernapas, tapi dia harus mengakui anak-anaknya pintar.Tebakan mereka benar!Daniel yang sensitif bertanya, "Siapa yang mengajarimu mengatakan itu?""Kami memikirkannya sendiri." Julia berkata dengan suara serak, "Apa kamu benar-benar nggak menyembunyikannya?"Daniel tidak menjawab Julia, melainkan berkata, "Kini masih subuh. Tidurlah.""Nggak mau!" kata Julian dengan emosi.Daniel mengerutkan alisnya. Anak ini malah marah-marah pad
Yasmin mengernyit. Dia tidak paham maksud Daniel.Apa dia bisa punya anak hanya karena dia menginginkannya?Sebuah tangan meraih Yasmin, kemudian suara Daniel yang serak berkata, "Mungkin suatu hari kamu bisa hamil."Yasmin tercengang. "Kamu ingin aku hamil?"Apa ini berarti Daniel mungkin menyukai anak yang dilahirkannya?"Kalau kamu hamil, pertahankan anak itu. Aku bisa membesarkan satu anak lagi."Kata-katanya terdengar sangat sombong.Yasmin menggigit bibirnya dan diam saja.Dalam hati, dia berpikir Daniel harus membesarkan tiga anak lagi, bukan hanya satu."Kalau kamu ingin hamil, berusahalah." Kata-kata Daniel terdengar seperti iblis yang sedang merayu.Yasmin tidak menjawabnya.Dia hanya merasa ketakutan.Terlebih lagi, kenapa dia harus melahirkan anak Daniel lagi?Satu kesalahan hampir merenggut nyawanya!"Aku kantuk ...." Yasmin menguap, lalu dia bersiap-siap untuk tidur.Ekspresi Daniel menjadi sinis saat dia menatap Yasmin. Apa ini pertanda penolakan?Yasmin tidak dapat memb
Sekarang, warna Raymond sudah direnggut orang lain. Bukankah seharusnya dia merebut kembali?Dia tidak yakin apa Yasmin mengalami kecelakaan atau disembunyikan oleh Daniel.Raymond tidak tinggal lama di rumahnya.Selesai mandi, dia pergi menjemput anak-anak.Yasmin tidak ada, jadi Raymond tidak tenang membiarkan anak-anak tinggal di rumah.Ketiga anak itu tentu saja menginap di rumah Papi dengan senang hati.Setelah menjemput mereka kembali ke apartemen, Raymond meminta Bibi lanjut menjaga anak-anak.Ketika Raymond masuk kamar, anak-anak sudah berbaring di tempat tidur.Dia duduk di tepi tempat tidur, kemudian anak-anak bertanya, "Papi, apa Mama sedang dalam perjalanan bisnis?""Itu yang dikatakan paman itu.""Dia bilang dia nggak menyembunyikan Mama."Raymond bertanya, "Daniel?""Iya!" Lalu, Julian berkata dengan kesal, "Aku belum selesai bicara, tapi dia sudah menutup telepon."Raymond yang merasa curiga bertanya, "Apa lagi yang dia katakan? Apa kalian merasa dia menyembunyikan Mama?