Sekarang, warna Raymond sudah direnggut orang lain. Bukankah seharusnya dia merebut kembali?Dia tidak yakin apa Yasmin mengalami kecelakaan atau disembunyikan oleh Daniel.Raymond tidak tinggal lama di rumahnya.Selesai mandi, dia pergi menjemput anak-anak.Yasmin tidak ada, jadi Raymond tidak tenang membiarkan anak-anak tinggal di rumah.Ketiga anak itu tentu saja menginap di rumah Papi dengan senang hati.Setelah menjemput mereka kembali ke apartemen, Raymond meminta Bibi lanjut menjaga anak-anak.Ketika Raymond masuk kamar, anak-anak sudah berbaring di tempat tidur.Dia duduk di tepi tempat tidur, kemudian anak-anak bertanya, "Papi, apa Mama sedang dalam perjalanan bisnis?""Itu yang dikatakan paman itu.""Dia bilang dia nggak menyembunyikan Mama."Raymond bertanya, "Daniel?""Iya!" Lalu, Julian berkata dengan kesal, "Aku belum selesai bicara, tapi dia sudah menutup telepon."Raymond yang merasa curiga bertanya, "Apa lagi yang dia katakan? Apa kalian merasa dia menyembunyikan Mama?
Setelah anak-anak pergi ke sekolah, mereka mulai menyusun rencana bagaimana cara bertemu Daniel.Mereka tidak bisa bertemu dengan Mama, tapi mereka merasa Mama bisa ditemukan kalau mereka bertemu dengan Papa.Kalau Papa memang menyembunyikan Mama, mereka tidak bisa hanya menelepon Daniel. Mereka harus memberikannya ... kejutan.Anak-anak yang mencoba melarikan diri dihentikan oleh satpam.Satpam itu segera menelepon guru TK anak-anak, tapi Guru TK juga tidak bisa melakukan apa-apa. Pada akhirnya, mereka menelepon Raymond.Setelah Raymond mengantar anak-anak ke sekolah pagi ini, dia keluar. Saat ini dia sedang berada di luar untuk mencari petunjuk Yasmin."Mereka mau keluar?" Raymond kaget."Iya. Mereka bilang mereka mau mencari Papa agar Mama ditemukan. Kalau nggak, mereka akan menangis ..." kata Guru TK dengan stress.Di sini anak mana yang tidak berharga? Terutama ketiga anak ini.Semuanya tahu kalau mereka adalah anaknya Kepala Sekolah.Raymond berpikir sejenak sebelum berkata, "Baw
Daniel menatap mereka dan berkata, "Apa yang hebat? Apa kamu nggak tahu banyak orang jahat di luar?""Ada banyak orang baik juga," balas Julia.Daniel mendengus. Mereka lumayan punya logika sendiri.Dulu menurutnya, anak kecil berisik dan sulit diajak berkomunikasi.Ketiga anak ini tidak hanya bisa berkomunikasi, tapi juga berdebat.Mungkin inilah alasan kenapa Yasmin sangat dekat dengan mereka."Kalian bisa meneleponku dan nggak harus datang ke sini," kata Daniel."Tapi, kami nggak bisa menemukan Kakak kalau kami meneleponmu," kata Julian."Tanpa meneleponmu, kami juga nggak bisa menemukan Kakak," kata Julia dengan sedih.Daniel sudah mengerti. Mereka memberantakkan kantornya untuk mencari Yasmin."Dia nggak ada di sini." Daniel menuju ke sofa, lalu duduk.Anak-anak segera menghampirinya, kemudian mereka memanjat ke sofa sebelum duduk di pangkuan Daniel."Apa kamu bisa membantu kami mencarinya?" tanya Julia dengan mata berkaca-kaca.Daniel menatap mereka untuk beberapa saat, lalu dia
Tanpa perlu Raymond mengatakannya, Daniel tahu kenapa Raymond sedang sibuk di luar.Dia sedang mencari Yasmin.Daniel tidak berkata apa-apa dan langsung menutup telepon.Ketika dia melihat dokumennya yang berantakan, dia sangat tidak setuju dengan ucapan Raymond.Baik? Apa ada yang salah dengan pemahamannya tentang kata baik?Karena ketiga anak ini, Daniel tidak pergi ke mana-mana.Helen yang membawakan makan siang untuk Yasmin.Setelah Helen mengoleskan obat, dia baru pergi.Langit sudah berubah menjadi gelap. Rachel pun menelepon Martin. "Jangan-jangan bukan Daniel? Kalau dia benar-benar menyembunyikan Yasmin, dia nggak mungkin nggak melakukan apa-apa, 'kan? Satu hari hampir berlalu."Martin benar-benar tidak ingin dia salah.Dia mengira Daniel akan pergi dari Grup Naga.Selama dia pergi dari Grup Naga untuk melihat Yasmin, Martin pasti bisa menemukan petunjuk.Jangan-jangan memang bukan Daniel?Martin merasa sangat kesal.Orang maupun mayatnya tidak ditemukan, inilah situasi Yasmin
Akan tetapi ... Martin tanpa sadar menyangkal akhir itu.Bagaimana bisa terjadi sesuatu pada Yasmin?Dia hanya menghilang.Yasmin yang tangannya sudah tidak diborgol mencoba untuk berdiri.Luka di punggungnya sudah jauh lebih sembuh. Dia juga sudah bisa berdiri asalkan dia tidak bergerak terlalu banyak.Seharian ini Daniel tidak menampakkan dirinya.Yasmin ingin pergi, tapi dia tidak bisa keluar tanpa persetujuan Daniel.Setiap kali Helen pergi, dia akan mengunci pintu.Dia pasti dipesan Daniel.Yasmin berdiri di depan potret Naomi dan bertanya, "Apa kamu bisa meminta putramu untuk melepaskanku? Kamu bisa masuk ke dalam mimpinya .... Kapan ini berakhir?"Daniel mendorong pekerjaannya, lalu meminta Eric merapikan kantornya sebelum dia pergi.Ketika Eric melihat kantor yang seperti kapal pecah, dia tahu kalau ini perbuatan anak-anak.Namun, Daniel hanya memintanya merapikan kantor. Dia tidak berkata lain kali anak-anak tidak boleh datang lagi.Sebagai sekretaris yang jeli, Eric bisa meng
Daniel menyipitkan matanya dan tatapannya tampak berbahaya.Yasmin mundur ketakutan dan kakinya sudah melangkah ke balkon. "Kalau begitu, sebenarnya apa yang kamu ingin aku lakukan? Ini nggak boleh, itu nggak boleh. Kamu terlalu sulit dilayani!"Sebenarnya apa yang Daniel ingin Yasmin lakukan?Daniel hanya ingin mengendalikan Yasmin. Itu saja!Terdengar suara pintu dibuka di luar. Helen yang membawakan makanan terkejut saat dia melihat Daniel di dalam kamar. Selain itu, suasana saat ini terasa sangat berat."Maaf, Tuan Daniel. Saya nggak tahu Anda berada di sini," ujar Helen."Apa makanannya cukup?" tanya Daniel. Namun, matanya masih tertuju pada Yasmin."Cukup, saya selalu membawa satu kotak hangat," jawab Helen."Letakkan, lalu kamu keluar.""Baik." Helen meletakkan kotak tersebut, kemudian dia keluar.Daniel melirik Yasmin dengan sinis sekilas sebelum dia pergi mencuci tangan di kamar mandi.Yasmin termasuk orang yang pintar. Dia mengambil makanan yang diantar Helen, kemudian membuk
Kalau Yasmin ingin hidup nyaman di bawah kendali Daniel, dia hanya bisa mengorbankan dirinya."Apa nanti kamu akan pergi ke perusahaan?" tanya Yasmin."Ya.""Apa nanti malam kamu pulang?" tanya Yasmin. Ketika dia ditatap Daniel, dia memanyunkan mulutnya. Dia berkata, "Aku bosan sendirian.""Kamu nggak akan merasa bosan kalau aku memborgolmu.""..."Awalnya Martin mengikuti Daniel. Selama dua hari ini dia tidak melakukan apa-apa selain mengawasi Daniel.Lagi pula, Andy dan Raymond bisa mengkhawatirkan petunjuk lain.Setelah dipikir-pikir, Martin merasa kemungkinan besar tetap Daniel.Karena menurut pengertian Martin terhadap Daniel, dia tidak mungkin mau melepaskan Yasmin begitu mudah.Setelah kejadian sebesar itu, bagaimana mungkin Daniel diam saja?Mobil Daniel tiba-tiba keluar dari Grup Naga dan itu langsung memancing kecurigaan Martin.Saat Martin membuntuti Daniel, jalannya bukan menuju ke Teluk Bulan dan bukan ke tempat lain yang dikenal Martin.Dia ingin mendekati mobil Daniel, t
Mereka mendentingkan gelas mereka dan muncullah suara denting yang jernih. Mereka berdua menyunggingkan seulas senyuman.Anggur merah baru saja membasahi tenggorokannya ketika Dahlia mendongak dan melihat Andy berjalan ke garasi dengan terburu-buru. "Andy, kamu mau keluar?"Setelah itu, Dahlia menghampirinya.Irene berdiri dan tatapan matanya menjadi sinis. Sepertinya ayahnya sudah menemukan petunjuk yang tidak berguna?Andy tampak sangat emosional ketika dia berkata, "Yasmin sudah pulang!""Apa? Apa kamu berhalusinasi karena kamu terlalu sedih?" tanya Dahlia dengan khawatir."Nggak. Yasmin meneleponku dan dia bilang dia baru sampai rumah. Aku mau pergi melihatnya sekarang juga." Andy naik ke dalam mobil, kemudian dia mengemudi dengan cepat.Irene melihat Dahlia tercengang. Karena dia tidak mendengar percakapan mereka, dia menghampiri ibunya, lalu bertanya, "Apa Ayah menemukan petunjuk Yasmin lagi? Ini bukan pertama kalinya. Orang mati tidak bisa hidup kembali.""Ayahmu bilang ... Yasm
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati