Daniel menekan bahu Yasmin sambil menatapnya dengan tajam dan galak.Yasmin sangat ketakutan sampai dia terengah-engah dan menangis.Dia menunggu.Dia sangat takut, tapi dia menggigit bibirnya dengan kuat. Dia takut dia akan memohon ....Ketika dia hampir tidak bisa bernapas, tekanan di bahunya dan pada tubuhnya menghilang.Setelah itu, Daniel pergi dan terdengar suara pintu ditutup.Yasmin berbaring di sofa dengan tegang. Beberapa saat kemudian, tubuhnya baru menjadi lemas.Keringat dingin membasahi dahinya.Dia tidak percaya kalau taruhannya menang.Daniel melepaskannya.Setelah Yasmin sadar, dia buru-buru mencari ponselnya. Ketika dia melihat lokasi Daniel, pria itu sudah pergi dari kompleksnya.Yasmin duduk, kemudian dia menyandarkan punggungnya.Selama dia menang dari Daniel kali ini, ke depannya akan baik-baik saja ....Daniel kembali ke Grup Naga.Eric yang sedang bekerja lembur di perusahaan melihat Daniel muncul lagi. Dia pun tercengang. Dia menghampiri Daniel, lalu mengangguk
Raymond pun mencubit pipi Yasmin dengan ringan. Dia menatap Yasmin dengan penuh kasih sayang, setelah itu dia baru naik mobil.Yasmin merasa wajahnya memanas.Dia melihat mobil Raymond melaju pergi.Dia tidak akan memberi tahu Raymond tentang kejadian semalam.Lagi pula, tidak terjadi apa-apa. Untuk apa Yasmin mengatakannya?Yasmin naik ke atas untuk mengambil tasnya sebelum dia pergi bekerja.Dalam sekejap mata, hari Jumat sudah tiba.Andy menelepon Yasmin dan berkata, "Pesan apa saja. Jangan gugup.""Ayah, sebenarnya siapa yang gugup? Hanya makan malam, kok." Yasmin tertawa.Andy yang ketahuan oleh putrinya merasa agak malu. "Ayah agak nggak rela ...."Sejujurnya, dia baru saja mengenali putrinya dan Yasmin baru berusia awal dua puluhan. Yasmin berada di usia masih suka bertingkah manja di pelukan orang tuanya. Akan tetapi, Yasmin malah sudah diminta mencari pasangan, menikah dan punya anak. Andy pun tidak rela.Namun, apa yang bisa dia lakukan?Agar Yasmin tidak diganggu oleh Daniel
"Bau apa ini?" tanya Yasmin.Sopir itu tidak menjawabnya.Di kaca spion, tatapan mata sopir itu tampak jahat.Yasmin segera menutup hidung dan mulutnya, tapi dia sudah terlambat.Pandangannya mulai menjadi kabur.Kemudian, semuanya menjadi gelap.Ponsel di tangannya meluncur ke karpet. Layarnya masih menunjukkan kalimat yang belum selesai diketik, setelah itu layarnya menjadi gelap."Maaf, malam ini acaraku sangat penting. Lain kali aku akan mentraktir kalian." Setelah Raymond berpamitan, dia pergi dengan tergesa-gesa.Dia menyetir sambil menelepon Yasmin.Namun, panggilannya tidak bisa masuk.Raymond merasa seharusnya Yasmin sudah tiba di restoran.Akan tetapi, dia masih menelepon sopirnya. Tak disangka, sopirnya juga tidak mengangkat telepon.Raymond pun bergegas pergi ke restoran.Setelah dia tiba di ruangan pribadi, di dalam hanya ada keluarga mereka berdua.Saat Raymond melihat Andy, dia pergi menyapa Andy. Dia juga mengangguk dengan sopan kepada Dahlia dan Irene.Kemudian, dia me
Setelah Irene masuk ke dalam mobil, dia makin merasa ada yang aneh. Jadi, dia memerintah sopirnya mengantarnya ke Grup Naga.Selama perjalanan, dia merasa gelisah.Daniel berkata hari ini dia sibuk, jadi dia tidak bisa menghadiri makan malam.Kebetulan, Yasmin menghilang dan tidak datang.Jangan-jangan ....Mobil memasuki tempat parkiran bawah tanah. Irene turun dari mobil dan melihat mobil Rolls Royce milik Daniel.Bawah tanah lantai dua adalah garasi Daniel dan hanya mobil Irene yang boleh memasuki lantai ini.Meskipun begitu, Irene masih khawatir. Bagaimanapun juga, Daniel mempunyai banyak mobil.Setelah Irene sampai di lantai tertinggi, sekretaris memberitahunya kalau Daniel sedang rapat.Irene pun menunggunya di kantor.Hampir satu jam kemudian, rapat Daniel baru selesai dan dia memasuki kantornya.Irene melihat Daniel dengan mata kepalanya sendiri, setelah itu hatinya merasa tenang."Sudah selesai? Cepat sekali?" Daniel melambaikan tangannya dan Eric yang mengikutinya langsung mu
Yang terpenting adalah Yasmin tiba-tiba menghilang. Bagaimana Andy bisa tidak gelisah?Dia sangat memahami Yasmin. Kalau Yasmin tidak mau pergi, dari awal dia pasti sudah mengatakannya lagi. Dia tidak mungkin sengaja menghilang.Jadi, sesuatu pasti sudah terjadi."Raymond sangat peduli padanya, jadi dia pasti lebih khawatir daripada Ayah. Untuk apa Ayah takut?" Irene memutar bola matanya. Kemudian, dia beranjak pergi.Senja mulai menjelang dan lampu-lampu mulai menyala.Lampu di dalam ruangan redup dan hanya beberapa lampu dinding yang memancarkan cahaya. Keredupan ini menyatu dengan kesuraman yang menyesakkan."Ugh ...." Yasmin perlahan-lahan sadar, tapi dia tidak mengerti apa yang telah terjadi.Dia membuka matanya dan menyadari dirinya sedang berbaring di sofa yang empuk.Rumah ini terlihat gelap.Otak dan tubuhnya sulit berfungsi dan terasa berat."Sudah bangun?" Muncul suara seseorang.Yasmin terkejut dan menoleh. Dia melihat pria yang sedang duduk di sofa seberang itu.Kegelapan
Yasmin menangis karena kesakitan yang amat luar biasa.Daniel sangat marah sehingga wajahnya menjadi merah. Matanya terlihat seperti mata iblis. Dia menyeka keringat di kening Yasmin dengan ujung jarinya. "Bagaimana?""Mati sana ..." maki Yasmin dengan sekuat tenaganya.Daniel mencubit dagu Yasmin. Dia tersenyum sinis sambil berkata, "Hanya kamu. Kalau itu orang lain, dari awal mereka sudah mati.""Lanjutkan saja. Aku akan mati di depan matamu!" teriak Yasmin dengan putus asa.Daniel mendengus. "Simpan tenagamu. Kamu akan menangis."Yasmin membelalakkan matanya dengan horor.Hening.Seolah-olah hanya Yasmin satu-satunya yang tersisa di dunia ini setelah semuanya terbalik.Dia masih kelelahan.Saat dia bergerak, dia merasa ada yang aneh dengan pergelangan tangannya.Dia mengangkat tangannya dan terkejut saat melihat borgol di pergelangan tangannya. Ujung borgol satu lagi mengunci kayu tepi tempat tidur.Setelah dia sadar, dia menarik dengan kuat.Dia menarik tangannya dan tepi tempat ti
Tak peduli bagaimana Yasmin berteriak, di luar tidak ada yang menanggapinya.Daniel seolah-olah sudah pergi.Yasmin menarik borgol dengan kuat yang akhirnya hanya membuat kulit pergelangan tangannya menjadi merah.Tubuhnya yang memang belum pulih pun kesakitan. Setelah meronta-ronta beberapa saat, dia duduk di tepi tempat tidur dengan lelah.Air matanya menetes.Sebenarnya kenapa dia harus menderita seperti ini?Yasmin mengira kematiannya bisa membuat Daniel terpaksa mundur.Akan tetapi, Daniel tidak hanya tidak mundur, dia malah makin tegas dan galak.Bagaimana mungkin Yasmin benar-benar membunuh dirinya? Dia punya orang tua dan tiga anak. Dia hanya bertaruh.Dia kira dia menang, tapi ternyata dia kalah telak!Dia sungguh sudah meremehkan kekejaman Daniel ....Saat ini waktu sudah mendekati siang hari.Dari mana asal makanan semalam?Daniel tidak mungkin memberi tahu orang di mana Yasmin berada.Lalu, kekacauan macam apa yang terjadi karena kehilangannya yang mendadak?Yasmin tidak bi
Andy segera mengambil ponselnya. Dia mengira yang meneleponnya adalah Yasmin.Ternyata Klara.Sampai sekarang Klara belum tahu kalau Yasmin menghilang.Biasanya Klara hanya mengirim pesan teks kepada Andy. Saat ini Klara meneleponnya pasti karena Yasmin ...."Klara."Begitu panggilan tersambung, Klara bertanya dengan gelisah, "Ada apa dengan Yasmin? Dia nggak mengangkat teleponku maupun membalas pesanku. Apa yang sedang dilakukannya?""Seharusnya dia sedang sibuk.""Tak peduli seberapa sibuk dia, seharusnya dia bisa mencari waktu untuk meneleponku kembali, ‘kan?" Klara bertanya dengan curiga, "Dia baik-baik saja, ‘kan?"Andy membuat alasan dengan ahli, "Tentu saja. Sekarang sudah mau akhir bulan, jadi departemennya sibuk. Ini hal yang wajar.""Baiklah ...." Klara pun tidak mencurigainya lagi. Lagi pula, tidak mungkin terjadi apa-apa karena bukankah Andy bersama Yasmin? Setelah itu, Klara yang mengingat sesuatu berkata, "Aku nggak ingin meneleponmu pada jam segini, tapi aku benar-benar
Setidaknya itu karena Yasmin tahu orang yang ingin dibunuh Daniel bukan dia, melainkan Daniel menyelamatkannya tadi ....Helikopter lebih cepat daripada mobil. Sepuluh menit kemudian, helikopter mendarat di atap rumah sakit. Daniel menggendong Yasmin turun, lalu langsung menuju ke UGD.Yasmin dipukul selama 20 menit, tapi tidak ada patah tulang di tubuhnya.Dia tahu kalau saat itu dia tidak melindungi perutnya, semua tulang rusuknya akan patah.Saat Helen memeriksa luka di wajahnya, Yasmin menertawakan dirinya sendiri.Benar, dia sudah berpengalaman dipukul orang.Lengkungan bibir Yasmin sangat kecil, tapi Daniel masih melihatnya.Daniel pun menatap Yasmin dengan lekat seolah-olah untuk melihat lebih banyak.Namun, setelah senyuman tipis itu, Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun lagi.Setelah Helen mengobati luka di wajah Yasmin dan menutupinya dengan kain kasa, dia berkata, "Lukamu nggak serius. Lebih baik aku pergi ke Taman Royal untuk mengganti balutan lukamu, ya? Ini agar kamu
Yasmin mundur dengan panik, lalu dia tersandung. "Ah!"Saat dia menoleh, dia melihat itu mayat yang sepertinya sopir tadi.Rachel membunuhnya.Yasmin ingin berdiri, tapi energi di tubuhnya sepertinya sudah terkuras habis. Dia gelisah dan takut. Dia melihat Rachel terus berjalan mendekat, tapi Yasmin tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Kenapa Rachel belum mati?Kenapa?Kemudian, dia melihat Rachel menjatuhkan pisaunya dan mengeluarkan pistol dari pinggangnya.Yasmin membelalakkan matanya. Sorot matanya yang penuh rasa takut itu melihat mulut pistol membidiknya.Mulut pistol itu bergetar. Rachel berusaha membidik Yasmin, lalu ingin menarik pelatuknya ....Yasmin menggelengkan kepalanya. Siapa yang akan menyelamatkannya? Kenapa tidak ada seorang pun di sini?Tolong .... Dia belum mau mati ....Rachel memegang pelatuknya, lalu .... Dor!"Aa!" Yasmin meringkuk, tapi dia tidak merasakan rasa sakit di tubuhnya. Sepertinya peluru tidak mengenainya?Dia pelan-pelan mendongak.Rachel telah t
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan