Raymond pun mencubit pipi Yasmin dengan ringan. Dia menatap Yasmin dengan penuh kasih sayang, setelah itu dia baru naik mobil.Yasmin merasa wajahnya memanas.Dia melihat mobil Raymond melaju pergi.Dia tidak akan memberi tahu Raymond tentang kejadian semalam.Lagi pula, tidak terjadi apa-apa. Untuk apa Yasmin mengatakannya?Yasmin naik ke atas untuk mengambil tasnya sebelum dia pergi bekerja.Dalam sekejap mata, hari Jumat sudah tiba.Andy menelepon Yasmin dan berkata, "Pesan apa saja. Jangan gugup.""Ayah, sebenarnya siapa yang gugup? Hanya makan malam, kok." Yasmin tertawa.Andy yang ketahuan oleh putrinya merasa agak malu. "Ayah agak nggak rela ...."Sejujurnya, dia baru saja mengenali putrinya dan Yasmin baru berusia awal dua puluhan. Yasmin berada di usia masih suka bertingkah manja di pelukan orang tuanya. Akan tetapi, Yasmin malah sudah diminta mencari pasangan, menikah dan punya anak. Andy pun tidak rela.Namun, apa yang bisa dia lakukan?Agar Yasmin tidak diganggu oleh Daniel
"Bau apa ini?" tanya Yasmin.Sopir itu tidak menjawabnya.Di kaca spion, tatapan mata sopir itu tampak jahat.Yasmin segera menutup hidung dan mulutnya, tapi dia sudah terlambat.Pandangannya mulai menjadi kabur.Kemudian, semuanya menjadi gelap.Ponsel di tangannya meluncur ke karpet. Layarnya masih menunjukkan kalimat yang belum selesai diketik, setelah itu layarnya menjadi gelap."Maaf, malam ini acaraku sangat penting. Lain kali aku akan mentraktir kalian." Setelah Raymond berpamitan, dia pergi dengan tergesa-gesa.Dia menyetir sambil menelepon Yasmin.Namun, panggilannya tidak bisa masuk.Raymond merasa seharusnya Yasmin sudah tiba di restoran.Akan tetapi, dia masih menelepon sopirnya. Tak disangka, sopirnya juga tidak mengangkat telepon.Raymond pun bergegas pergi ke restoran.Setelah dia tiba di ruangan pribadi, di dalam hanya ada keluarga mereka berdua.Saat Raymond melihat Andy, dia pergi menyapa Andy. Dia juga mengangguk dengan sopan kepada Dahlia dan Irene.Kemudian, dia me
Setelah Irene masuk ke dalam mobil, dia makin merasa ada yang aneh. Jadi, dia memerintah sopirnya mengantarnya ke Grup Naga.Selama perjalanan, dia merasa gelisah.Daniel berkata hari ini dia sibuk, jadi dia tidak bisa menghadiri makan malam.Kebetulan, Yasmin menghilang dan tidak datang.Jangan-jangan ....Mobil memasuki tempat parkiran bawah tanah. Irene turun dari mobil dan melihat mobil Rolls Royce milik Daniel.Bawah tanah lantai dua adalah garasi Daniel dan hanya mobil Irene yang boleh memasuki lantai ini.Meskipun begitu, Irene masih khawatir. Bagaimanapun juga, Daniel mempunyai banyak mobil.Setelah Irene sampai di lantai tertinggi, sekretaris memberitahunya kalau Daniel sedang rapat.Irene pun menunggunya di kantor.Hampir satu jam kemudian, rapat Daniel baru selesai dan dia memasuki kantornya.Irene melihat Daniel dengan mata kepalanya sendiri, setelah itu hatinya merasa tenang."Sudah selesai? Cepat sekali?" Daniel melambaikan tangannya dan Eric yang mengikutinya langsung mu
Yang terpenting adalah Yasmin tiba-tiba menghilang. Bagaimana Andy bisa tidak gelisah?Dia sangat memahami Yasmin. Kalau Yasmin tidak mau pergi, dari awal dia pasti sudah mengatakannya lagi. Dia tidak mungkin sengaja menghilang.Jadi, sesuatu pasti sudah terjadi."Raymond sangat peduli padanya, jadi dia pasti lebih khawatir daripada Ayah. Untuk apa Ayah takut?" Irene memutar bola matanya. Kemudian, dia beranjak pergi.Senja mulai menjelang dan lampu-lampu mulai menyala.Lampu di dalam ruangan redup dan hanya beberapa lampu dinding yang memancarkan cahaya. Keredupan ini menyatu dengan kesuraman yang menyesakkan."Ugh ...." Yasmin perlahan-lahan sadar, tapi dia tidak mengerti apa yang telah terjadi.Dia membuka matanya dan menyadari dirinya sedang berbaring di sofa yang empuk.Rumah ini terlihat gelap.Otak dan tubuhnya sulit berfungsi dan terasa berat."Sudah bangun?" Muncul suara seseorang.Yasmin terkejut dan menoleh. Dia melihat pria yang sedang duduk di sofa seberang itu.Kegelapan
Yasmin menangis karena kesakitan yang amat luar biasa.Daniel sangat marah sehingga wajahnya menjadi merah. Matanya terlihat seperti mata iblis. Dia menyeka keringat di kening Yasmin dengan ujung jarinya. "Bagaimana?""Mati sana ..." maki Yasmin dengan sekuat tenaganya.Daniel mencubit dagu Yasmin. Dia tersenyum sinis sambil berkata, "Hanya kamu. Kalau itu orang lain, dari awal mereka sudah mati.""Lanjutkan saja. Aku akan mati di depan matamu!" teriak Yasmin dengan putus asa.Daniel mendengus. "Simpan tenagamu. Kamu akan menangis."Yasmin membelalakkan matanya dengan horor.Hening.Seolah-olah hanya Yasmin satu-satunya yang tersisa di dunia ini setelah semuanya terbalik.Dia masih kelelahan.Saat dia bergerak, dia merasa ada yang aneh dengan pergelangan tangannya.Dia mengangkat tangannya dan terkejut saat melihat borgol di pergelangan tangannya. Ujung borgol satu lagi mengunci kayu tepi tempat tidur.Setelah dia sadar, dia menarik dengan kuat.Dia menarik tangannya dan tepi tempat ti
Tak peduli bagaimana Yasmin berteriak, di luar tidak ada yang menanggapinya.Daniel seolah-olah sudah pergi.Yasmin menarik borgol dengan kuat yang akhirnya hanya membuat kulit pergelangan tangannya menjadi merah.Tubuhnya yang memang belum pulih pun kesakitan. Setelah meronta-ronta beberapa saat, dia duduk di tepi tempat tidur dengan lelah.Air matanya menetes.Sebenarnya kenapa dia harus menderita seperti ini?Yasmin mengira kematiannya bisa membuat Daniel terpaksa mundur.Akan tetapi, Daniel tidak hanya tidak mundur, dia malah makin tegas dan galak.Bagaimana mungkin Yasmin benar-benar membunuh dirinya? Dia punya orang tua dan tiga anak. Dia hanya bertaruh.Dia kira dia menang, tapi ternyata dia kalah telak!Dia sungguh sudah meremehkan kekejaman Daniel ....Saat ini waktu sudah mendekati siang hari.Dari mana asal makanan semalam?Daniel tidak mungkin memberi tahu orang di mana Yasmin berada.Lalu, kekacauan macam apa yang terjadi karena kehilangannya yang mendadak?Yasmin tidak bi
Andy segera mengambil ponselnya. Dia mengira yang meneleponnya adalah Yasmin.Ternyata Klara.Sampai sekarang Klara belum tahu kalau Yasmin menghilang.Biasanya Klara hanya mengirim pesan teks kepada Andy. Saat ini Klara meneleponnya pasti karena Yasmin ...."Klara."Begitu panggilan tersambung, Klara bertanya dengan gelisah, "Ada apa dengan Yasmin? Dia nggak mengangkat teleponku maupun membalas pesanku. Apa yang sedang dilakukannya?""Seharusnya dia sedang sibuk.""Tak peduli seberapa sibuk dia, seharusnya dia bisa mencari waktu untuk meneleponku kembali, ‘kan?" Klara bertanya dengan curiga, "Dia baik-baik saja, ‘kan?"Andy membuat alasan dengan ahli, "Tentu saja. Sekarang sudah mau akhir bulan, jadi departemennya sibuk. Ini hal yang wajar.""Baiklah ...." Klara pun tidak mencurigainya lagi. Lagi pula, tidak mungkin terjadi apa-apa karena bukankah Andy bersama Yasmin? Setelah itu, Klara yang mengingat sesuatu berkata, "Aku nggak ingin meneleponmu pada jam segini, tapi aku benar-benar
Pintu kamar terbuka.Tak peduli berapa sering Yasmin melihat Daniel, dia akan selalu takut. Rasa takutnya seolah-olah sudah mengakar ke dalam kulitnya.Tangan Daniel membawa sarapan. Dia meletakkannya di meja samping tempat tidur.Yasmin meliriknya sekilas, kemudian berkata, "Membiarkan Raja Kota Imperial mengantarkan tiga kali makanan kurang pantas, ‘kan?"Tatapan mata Daniel tampak sangat berbahaya saat dia berkata, "Nggak apa-apa. Aku bisa mendapat bayaranku melalui tubuhmu."Tubuh Yasmin langsung gemetar.Daniel seolah-olah tidak melihat reaksi Yasmin. Dia melemparkan ponsel yang dipegang ke ranjang. "Kalau ada apa-apa, telepon aku."Ketika Yasmin melihat Daniel mau pergi lagi, dia buru-buru turun dari tempat tidur.Salah satu tangannya ditahan borgol, sedangkan tangannya yang satu lagi menarik baju Daniel. "Jangan pergi! Lepaskan aku. Aku mau pulang. Kumohon padamu .... Aku bukan hewan peliharaanmu, aku ini manusia. Kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini ...."Tatapan mata D
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati