"Nyonya, kamu senang ketika kamu memenangkan uang. Tapi, kamu nggak boleh nggak membayar ketika kamu kalah."Di dalam ruangan klub mahyong, ada dua pria dan satu wanita meminta uang dari Klara.Klara tentu saja tidak mau memberikannya.Empat miliar!Dia sudah tidak seperti dulu. Empat miliar bukanlah angka yang kecil.Ketika dia dikatain seperti itu, dia merasa agak malu."Aku curiga kalian bertiga menipuku! Kalian membiarkanku menang dulu biar aku menambah taruhanku dan jatuh ke dalam perangkap kalian." Klara tidak peduli dia sedang berdalih atau tidak. Pokoknya, dia tidak mau membayar mereka.Akan tetapi, ucapannya membuat mereka bertiga saling bertatapan.Karena Klara benar.Tentu saja, mereka tidak akan mengakuinya."Siapa yang menipumu? Kamu sendiri yang meningkatkan taruhanmu. Nggak ada orang yang memaksamu," kata salah satu pria."Kamu boleh nggak membayar dengan menemani kami tidur," kata pria satu lagi.Walaupun Klara sudah berusia empat puluhan lebih, dia sangat menjaga dirin
"Apa kamu sibuk?" tanya Klara."Kenapa?""Aku mau mengajakmu makan," kata Klara dengan canggung. "Lupakan kalau kamu sibuk. Aku juga bukan ingin sekali makan bersamamu. Hanya karena kamu sudah membantuku, aku mau mentraktirmu. Kamu jangan berpikir terlalu banyak."Andy tidak menyangka Klara mau mentraktirnya. Bagaimanapun juga, dulu Andy bersalah. Seharusnya Klara membencinya."Aku nggak sibuk."Setelah itu, mereka berdua pergi makan.Andy dapat melihat kalau Klara sudah melupakan masa lalu sepenuhnya.Hanya saja, suasana di antara mereka tidak senatural ketika teman lama bertemu."Apa akhir-akhir ini kamu ada berbicara dengan Yasmin?" tanya Klara."Ada. Minggu lalu aku bertemu dengannya. Kalau aku ada waktu, aku akan meneleponnya," ujar Andy."Kamu membelinya rumah di mana? Anak itu nggak mau memberitahuku. Aku juga nggak tahu kenapa dia merahasiakannya dariku." Klara tidak terdengar marah saat dia mengatakan itu. Dia lebih seperti ibu biasa yang merepet.Andy tertawa. "Dia malu.""Ap
Namun, saat mereka duduk di dalam mobil, suasana canggung mengelilingi mereka.Jantung Klara berdebar dan Andy merasa kikuk.Namun, Andy tahu diri. Tidak akan terjadi apa-apa antaranya dengan Klara.Dulu dia memang menikah kembali dengan Dahlia karena anak mereka.Beberapa tahun sudah berlalu, tapi dia juga tidak pernah melupakan Klara.Kemudian, dia ada mencari tahu. Dengar-dengar Klara menjadi menantu Keluarga Guntur. Andy pun turut senang di dalam hati.Pada saat yang sama, dia lebih merasa tidak berdaya karena pengaturan takdir.Seperti yang pernah dia katakan kepada Yasmin, kalau dari awal dia tahu Klara hamil, pilihannya pasti berbeda.Sedangkan Klara tidak berpikir terlalu banyak.Menurutnya, saat ini dia agak gegabah.Makin lama dia melihat Andy, dia makin merasa Andy ganteng.Bagaimanapun juga, pria ini adalah cinta pertamanya.Andy adalah pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta.Walaupun bertahun-tahun sudah berlalu, Klara masih terpesona olehnya.Lampu merah menyala di
Yasmin membuka ritsleting, kemudian mencari ponselnya. Di dalam ada sebuah kotak yang membuat tangannya membeku.Dulu dia sering memakannya, baik itu darurat maupun jangka panjang. Jadi, dia sangat tidak asing dengan kotak ini.Namun, kenapa di dalam tas ibunya ada benda ini?Ini juga belum dibuka ...."Tunggu!" Klara berlari, kemudian dia langsung mengambil kotak di tangan Yasmin dan memasukkan kembali ke dalam tas. "Ini obat flu. Siapa yang meneleponku?"Klara mengambil ponselnya, lalu menutup ritsleting sebelum dia melempar tasnya."Aku pergi mengangkat telepon sebentar." Klara pergi dengan terburu-buru. Beberapa saat kemudian, dia kembali dan berkata, "Tadi teman mahyong Ibu. Dia bilang besok mau bermain mahyong.""Apa kalian nggak membuat janji ketika kalian bermain mahyong hari ini? Dia sampai sengaja meneleponmu?" Yasmin mulai mencurigai ibunya pergi ke mana hari ini."Mungkin dia lupa?""Hari ini kamu nggak pergi bermain mahyong, 'kan? Dengan siapa kamu bertemu?""Dengan siapa
Yasmin terkejut. Ibunya???Dia mendadak mengingat seharian ini dia tidak melihat Klara dan pil kontrasepsi di dalam tas Klara.Jadi, orang yang berhubungan dengan Klara adalah ....Bagaimana bisa ...?"Pokoknya, Irene nggak ingin menjadi orang yang menimbulkan masalah. Dia adalah wanita jalang terkelas." Kezia berkata, "Ini adalah ketulusanku. Memikirkan strategi untuk melawannya adalah urusanmu."Klara makan sambil tidak lupa meletakkan daging terbaik ke piring Yasmin. "Sebentar lagi makananmu dingin, loh. Telepon dari siapa? Kenapa lama ...."Muncul suara Yasmin di belakang. "Apa pria itu Ayah?"Daging di sendok Klara langsung jatuh ke meja makan. Dia menoleh, lalu melihat ekspresi Yasmin yang sedang menginterogasinya. "Ada orang yang meneleponmu untuk memberitahumu?""Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu nggak tahu sekarang Ayah sudah berkeluarga? Apa yang akan dipikirkan orang lain kalau mereka tahu?" Yasmin sangat marah.Klara juga panik. "Kenapa kamu menanyakanku? Kenapa kamu nggak m
Yasmin ragu selama beberapa detik sebelum mengangkat telepon. Dia mendengar suara Irene yang berkata, "Yasmin, datang ke Grup Naga!"Suara Irene sedikit sengau yang menandakan dia barusan menangis.Yasmin langsung merasa gugup. Irene meneleponnya untuk menyuruhnya pergi ke Grup Naga.Kalimat yang pendek itu mengandung makna tersirat.Irene sedang di Grup Naga.Yasmin pun harus menghadapi Daniel.Setelah menutup telepon, otak Yasmin menjadi agak lambat.Klara yang melihat itu bertanya, "Ada apa? Siapa yang meneleponmu? Apa katanya?""Tadi Irene. Dia menyuruhku pergi ke Grup Naga."Klara langsung meraih lengan Yasmin. "Ke Grup Naga? Bukankah itu perusahaan Daniel? Apa yang mau mereka lakukan padamu? Hal ini nggak ada kaitannya denganmu. Kenapa mereka bukan mencariku? Ibu akan menemanimu.""Nggak boleh. Irene hanya menyuruhku dan di sana ada Daniel. Kamu pergi hanya akan menambah minyak bakar ke api," kata Yasmin.Saat Klara mendengar nama Daniel, ekspresinya menjadi agak takut."Jangan k
Yasmin melirik Daniel sebelum berkata, "Aku ... tahu.""Kamu tahu?" Kali ini Irene yang terkejut."Iya. Ibuku memberitahuku ....""Jadi, bukan aku yang ingin memfitnah ibumu!" Irene tampak sangat marah, sepertinya dia hampir tidak bisa mengontrol diri.Awalnya dia ingin mengeluarkan bukti.Sepertinya itu sudah tidak diperlukan.Dia punya alasan, jadi dia tidak usah segan terhadap Yasmin lagi."Ibumu sungguh hebat. Bisa-bisanya dia memberitahumu hal seperti itu. Jelas kalau dia sama sekali nggak malu. Kalau itu aku, aku nggak akan bisa melakukannya," kata Irene dengan tegas. Ketika dia menghadap Daniel, dia tampak sangat sedih lagi. "Daniel, kamu sudah mendengarnya, 'kan? Ibunya Yasmin benar-benar melakukan hal itu. Dia pasti sudah menggoda ayahku. Aku nggak berani membayangkan biasanya bagaimana Klara mendidik Yasmin. Aku bahkan nggak berani memberi tahu ibuku karena aku khawatir dia merasa terpukul. Kalau kita nggak menghukum mereka, aku khawatir di masa depan mereka akan melakukannya
Bagaimanapun juga, sekarang bukan jam kerja.Setelah mendapat izin dari Daniel, pintunya terbuka dan masuklah Andy."Ayah?" Irene sangat terkejut.Yasmin juga tidak menyangka Andy akan datang.Bagaimana dia bisa tahu sesuatu sedang terjadi di sini?Yasmin menebak jangan-jangan Klara menelepon Andy?Daniel berdiri. "Paman, terima kasih sudah datang."Yasmin dan Irene tercengang.Ternyata Daniel yang meminta Andy kemari?Yasmin mengira ibunya yang menelepon Andy ....Daniel menenangkan Irene, "Tenang. Hanya Paman yang tahu."Irene mengangguk dengan tegang. Dia juga tidak berkata apa-apa.Padahal tujuan sebenarnya adalah menyerang Yasmin.Sekarang ayahnya malah muncul. Dia khawatir perasaan bias akan merusak rencananya."Aku akan sepenuhnya bertanggung jawab atas masalah ini." Andy melihat Irene dan berkata, "Bicaralah denganku. Yasmin nggak tahu apa-apa."Saking marahnya, napas Irene terengah-engah. "Bagaimana kamu akan bertanggung jawab? Orang tua sudah melakukan kesalahan, jadi apa yan