"Apa kamu sibuk?" tanya Klara."Kenapa?""Aku mau mengajakmu makan," kata Klara dengan canggung. "Lupakan kalau kamu sibuk. Aku juga bukan ingin sekali makan bersamamu. Hanya karena kamu sudah membantuku, aku mau mentraktirmu. Kamu jangan berpikir terlalu banyak."Andy tidak menyangka Klara mau mentraktirnya. Bagaimanapun juga, dulu Andy bersalah. Seharusnya Klara membencinya."Aku nggak sibuk."Setelah itu, mereka berdua pergi makan.Andy dapat melihat kalau Klara sudah melupakan masa lalu sepenuhnya.Hanya saja, suasana di antara mereka tidak senatural ketika teman lama bertemu."Apa akhir-akhir ini kamu ada berbicara dengan Yasmin?" tanya Klara."Ada. Minggu lalu aku bertemu dengannya. Kalau aku ada waktu, aku akan meneleponnya," ujar Andy."Kamu membelinya rumah di mana? Anak itu nggak mau memberitahuku. Aku juga nggak tahu kenapa dia merahasiakannya dariku." Klara tidak terdengar marah saat dia mengatakan itu. Dia lebih seperti ibu biasa yang merepet.Andy tertawa. "Dia malu.""Ap
Namun, saat mereka duduk di dalam mobil, suasana canggung mengelilingi mereka.Jantung Klara berdebar dan Andy merasa kikuk.Namun, Andy tahu diri. Tidak akan terjadi apa-apa antaranya dengan Klara.Dulu dia memang menikah kembali dengan Dahlia karena anak mereka.Beberapa tahun sudah berlalu, tapi dia juga tidak pernah melupakan Klara.Kemudian, dia ada mencari tahu. Dengar-dengar Klara menjadi menantu Keluarga Guntur. Andy pun turut senang di dalam hati.Pada saat yang sama, dia lebih merasa tidak berdaya karena pengaturan takdir.Seperti yang pernah dia katakan kepada Yasmin, kalau dari awal dia tahu Klara hamil, pilihannya pasti berbeda.Sedangkan Klara tidak berpikir terlalu banyak.Menurutnya, saat ini dia agak gegabah.Makin lama dia melihat Andy, dia makin merasa Andy ganteng.Bagaimanapun juga, pria ini adalah cinta pertamanya.Andy adalah pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta.Walaupun bertahun-tahun sudah berlalu, Klara masih terpesona olehnya.Lampu merah menyala di
Yasmin membuka ritsleting, kemudian mencari ponselnya. Di dalam ada sebuah kotak yang membuat tangannya membeku.Dulu dia sering memakannya, baik itu darurat maupun jangka panjang. Jadi, dia sangat tidak asing dengan kotak ini.Namun, kenapa di dalam tas ibunya ada benda ini?Ini juga belum dibuka ...."Tunggu!" Klara berlari, kemudian dia langsung mengambil kotak di tangan Yasmin dan memasukkan kembali ke dalam tas. "Ini obat flu. Siapa yang meneleponku?"Klara mengambil ponselnya, lalu menutup ritsleting sebelum dia melempar tasnya."Aku pergi mengangkat telepon sebentar." Klara pergi dengan terburu-buru. Beberapa saat kemudian, dia kembali dan berkata, "Tadi teman mahyong Ibu. Dia bilang besok mau bermain mahyong.""Apa kalian nggak membuat janji ketika kalian bermain mahyong hari ini? Dia sampai sengaja meneleponmu?" Yasmin mulai mencurigai ibunya pergi ke mana hari ini."Mungkin dia lupa?""Hari ini kamu nggak pergi bermain mahyong, 'kan? Dengan siapa kamu bertemu?""Dengan siapa
Yasmin terkejut. Ibunya???Dia mendadak mengingat seharian ini dia tidak melihat Klara dan pil kontrasepsi di dalam tas Klara.Jadi, orang yang berhubungan dengan Klara adalah ....Bagaimana bisa ...?"Pokoknya, Irene nggak ingin menjadi orang yang menimbulkan masalah. Dia adalah wanita jalang terkelas." Kezia berkata, "Ini adalah ketulusanku. Memikirkan strategi untuk melawannya adalah urusanmu."Klara makan sambil tidak lupa meletakkan daging terbaik ke piring Yasmin. "Sebentar lagi makananmu dingin, loh. Telepon dari siapa? Kenapa lama ...."Muncul suara Yasmin di belakang. "Apa pria itu Ayah?"Daging di sendok Klara langsung jatuh ke meja makan. Dia menoleh, lalu melihat ekspresi Yasmin yang sedang menginterogasinya. "Ada orang yang meneleponmu untuk memberitahumu?""Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu nggak tahu sekarang Ayah sudah berkeluarga? Apa yang akan dipikirkan orang lain kalau mereka tahu?" Yasmin sangat marah.Klara juga panik. "Kenapa kamu menanyakanku? Kenapa kamu nggak m
Yasmin ragu selama beberapa detik sebelum mengangkat telepon. Dia mendengar suara Irene yang berkata, "Yasmin, datang ke Grup Naga!"Suara Irene sedikit sengau yang menandakan dia barusan menangis.Yasmin langsung merasa gugup. Irene meneleponnya untuk menyuruhnya pergi ke Grup Naga.Kalimat yang pendek itu mengandung makna tersirat.Irene sedang di Grup Naga.Yasmin pun harus menghadapi Daniel.Setelah menutup telepon, otak Yasmin menjadi agak lambat.Klara yang melihat itu bertanya, "Ada apa? Siapa yang meneleponmu? Apa katanya?""Tadi Irene. Dia menyuruhku pergi ke Grup Naga."Klara langsung meraih lengan Yasmin. "Ke Grup Naga? Bukankah itu perusahaan Daniel? Apa yang mau mereka lakukan padamu? Hal ini nggak ada kaitannya denganmu. Kenapa mereka bukan mencariku? Ibu akan menemanimu.""Nggak boleh. Irene hanya menyuruhku dan di sana ada Daniel. Kamu pergi hanya akan menambah minyak bakar ke api," kata Yasmin.Saat Klara mendengar nama Daniel, ekspresinya menjadi agak takut."Jangan k
Yasmin melirik Daniel sebelum berkata, "Aku ... tahu.""Kamu tahu?" Kali ini Irene yang terkejut."Iya. Ibuku memberitahuku ....""Jadi, bukan aku yang ingin memfitnah ibumu!" Irene tampak sangat marah, sepertinya dia hampir tidak bisa mengontrol diri.Awalnya dia ingin mengeluarkan bukti.Sepertinya itu sudah tidak diperlukan.Dia punya alasan, jadi dia tidak usah segan terhadap Yasmin lagi."Ibumu sungguh hebat. Bisa-bisanya dia memberitahumu hal seperti itu. Jelas kalau dia sama sekali nggak malu. Kalau itu aku, aku nggak akan bisa melakukannya," kata Irene dengan tegas. Ketika dia menghadap Daniel, dia tampak sangat sedih lagi. "Daniel, kamu sudah mendengarnya, 'kan? Ibunya Yasmin benar-benar melakukan hal itu. Dia pasti sudah menggoda ayahku. Aku nggak berani membayangkan biasanya bagaimana Klara mendidik Yasmin. Aku bahkan nggak berani memberi tahu ibuku karena aku khawatir dia merasa terpukul. Kalau kita nggak menghukum mereka, aku khawatir di masa depan mereka akan melakukannya
Bagaimanapun juga, sekarang bukan jam kerja.Setelah mendapat izin dari Daniel, pintunya terbuka dan masuklah Andy."Ayah?" Irene sangat terkejut.Yasmin juga tidak menyangka Andy akan datang.Bagaimana dia bisa tahu sesuatu sedang terjadi di sini?Yasmin menebak jangan-jangan Klara menelepon Andy?Daniel berdiri. "Paman, terima kasih sudah datang."Yasmin dan Irene tercengang.Ternyata Daniel yang meminta Andy kemari?Yasmin mengira ibunya yang menelepon Andy ....Daniel menenangkan Irene, "Tenang. Hanya Paman yang tahu."Irene mengangguk dengan tegang. Dia juga tidak berkata apa-apa.Padahal tujuan sebenarnya adalah menyerang Yasmin.Sekarang ayahnya malah muncul. Dia khawatir perasaan bias akan merusak rencananya."Aku akan sepenuhnya bertanggung jawab atas masalah ini." Andy melihat Irene dan berkata, "Bicaralah denganku. Yasmin nggak tahu apa-apa."Saking marahnya, napas Irene terengah-engah. "Bagaimana kamu akan bertanggung jawab? Orang tua sudah melakukan kesalahan, jadi apa yan
Suasana langsung menjadi berat.Andy melihat Irene, yang tercengang dan segera mengontrol dirinya, lalu bertanya, "Tadi siang kamu juga makan di Restoran Jade?""Ya, tapi aku nggak tahu Ayah juga di sana. Aku hanya tahu temanku melihatmu dan Klara pergi ke hotel, lalu memesan kamar. Jadi, sebelum kalian memesan kamar, kalian juga makan bersama, ya? Kalian nggak janjian bertemu seharian, 'kan?" balas Irene."Jangan mencoba mengalihkan topik pembicaraan." Yasmin mengembalikan fokus."Siapa yang mengalihkan topik pembicaraan? Yasmin, jangan berbicara yang nggak-nggak," jawab Irene."Oh, ya? Tadi siang kalian makan di restoran yang sama, tapi kamu nggak tahu Ayah di sana. Oke, itu bukan nggak mungkin. Setelah itu, mengenai Ayah dan ibuku pergi ke hotel. Saat di perjalanan, aku merasa aneh. Ayah adalah orang yang tegas dan aku sudah bertanya pada ibuku. Dia bilang saat itu pikirannya kosong dan dia nggak bisa memikirkan apa-apa. Jadi, aku pergi ke restoran itu untuk mencari tahu. Ternyata a
Setidaknya itu karena Yasmin tahu orang yang ingin dibunuh Daniel bukan dia, melainkan Daniel menyelamatkannya tadi ....Helikopter lebih cepat daripada mobil. Sepuluh menit kemudian, helikopter mendarat di atap rumah sakit. Daniel menggendong Yasmin turun, lalu langsung menuju ke UGD.Yasmin dipukul selama 20 menit, tapi tidak ada patah tulang di tubuhnya.Dia tahu kalau saat itu dia tidak melindungi perutnya, semua tulang rusuknya akan patah.Saat Helen memeriksa luka di wajahnya, Yasmin menertawakan dirinya sendiri.Benar, dia sudah berpengalaman dipukul orang.Lengkungan bibir Yasmin sangat kecil, tapi Daniel masih melihatnya.Daniel pun menatap Yasmin dengan lekat seolah-olah untuk melihat lebih banyak.Namun, setelah senyuman tipis itu, Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun lagi.Setelah Helen mengobati luka di wajah Yasmin dan menutupinya dengan kain kasa, dia berkata, "Lukamu nggak serius. Lebih baik aku pergi ke Taman Royal untuk mengganti balutan lukamu, ya? Ini agar kamu
Yasmin mundur dengan panik, lalu dia tersandung. "Ah!"Saat dia menoleh, dia melihat itu mayat yang sepertinya sopir tadi.Rachel membunuhnya.Yasmin ingin berdiri, tapi energi di tubuhnya sepertinya sudah terkuras habis. Dia gelisah dan takut. Dia melihat Rachel terus berjalan mendekat, tapi Yasmin tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Kenapa Rachel belum mati?Kenapa?Kemudian, dia melihat Rachel menjatuhkan pisaunya dan mengeluarkan pistol dari pinggangnya.Yasmin membelalakkan matanya. Sorot matanya yang penuh rasa takut itu melihat mulut pistol membidiknya.Mulut pistol itu bergetar. Rachel berusaha membidik Yasmin, lalu ingin menarik pelatuknya ....Yasmin menggelengkan kepalanya. Siapa yang akan menyelamatkannya? Kenapa tidak ada seorang pun di sini?Tolong .... Dia belum mau mati ....Rachel memegang pelatuknya, lalu .... Dor!"Aa!" Yasmin meringkuk, tapi dia tidak merasakan rasa sakit di tubuhnya. Sepertinya peluru tidak mengenainya?Dia pelan-pelan mendongak.Rachel telah t
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan