"Nggak mau bayar?" kata Daniel dengan datar. Tatapan matanya sulit dibaca."Ya! Sudah memakai pakaian murah, nggak mau bayar tagihan lagi. Wanita itu benar-benar menakjubkan. Nggak heran, sih, karena restoran kami termasuk salah satu restoran terbaik di Kota Imperial. Setelah orang miskin makan di sini, mereka akan mati tanpa penyesalan!" kata manajer itu.Dengan ekspresi datar, Daniel pun berjalan ke arah meja Yasmin.Manajer itu segera berkata, "Tuan Daniel, ruangan Anda di sebelah sini ...."Namun, Daniel seakan-akan tidak mendengarnya dan tetap berjalan.Satu tangannya di dalam saku, jadi dengan tangannya yang lain, dia menarik kursi. Kemudian, dia duduk dan menatap lurus.Yasmin menekan kedua bibirnya sambil memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Daniel.Manajer itu adalah orang yang bisa membaca situasi. Kalau tidak, dia tidak mungkin bisa menjadi 'manajer'.Saat melihat situasi yang tidak beres itu, dia menjadi takut. Jangan-jangan ... mereka saling kenal?Akan tetapi, p
Kezia tersenyum sinis dan berpikir, 'Tahu diri juga. Cepat pergi! Jangan mengganggu reuniku dengan Kak Daniel yang sudah lama ditunggu-tunggu!'Terdengar suara Daniel yang berkata, "Apa aku sudah bilang kamu boleh pergi?"Yasmin mematung, kemudian terpaksa duduk kembali.Kursi di luar restoran semuanya untuk dua orang. Jadi, kalau Yasmin tidak pergi, orang yang seharusnya pergi menjadi Kezia.Tidak peduli seberapa malunya Kezia saat ini, dia hanya bisa memaksakan seulas senyuman. "Malam ini aku yang mengajak Yasmin ketemuan. Tadi aku ada urusan, jadi keluar sebentar. Aku kembali untuk membayar tagihan, tapi aku nggak menyangka akan bertemu dengan Kak Daniel." Sebenarnya, Kezia kembali untuk melihat bagaimana Yasmin dipermalukan. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa, Kak Daniel.""Ya."Karena tidak dibujuk untuk tetap tinggal, saat Kezia berbalik, raut wajahnya langsung berubah menjadi sedih.Namun, sebelum Kezia pergi, dia membayar tagihannya.Yasmin tahu kalau tagihannya sudah
Kezia memang telah menanam benang mata. Dulu matanya kecil sehingga itu memengaruhi penampilannya di kamera.Kata-kata Yasmin sudah menusuk hati Kezia."Kamu memberi Dokter Morgan uang, 'kan? Kalau hal ini terungkap, dampaknya akan sangat besar," ujar Yasmin."Kamu!" Kezia sangat marah. Dia menunjuk Yasmin sambil berkata, "Kalau kamu hebat, panggil dokter untuk memeriksaku. Aku harus minta rumah sakit bedah plastik memecatmu sekarang juga! Meskipun aku nggak bisa jadi selebritas lagi, setidaknya keluargaku kaya!"Setelah mengatakan itu, Kezia keluar.Alis Yasmin berkerut. Wanita itu sudah mempersiapkan dirinya ...."Kalian harus memecat Yasmin!" teriak Kezia di luar.Supervisor rumah sakit pun datang. Para perawat juga berkumpul."Ada apa?" tanya supervisor itu."Yasmin bersikap nggak sopan padaku. Kalian harus memecatnya! Kalau nggak, masalah ini nggak selesai!" jerit Kezia.Supervisor itu melirik ke Yasmin yang dari tadi diam, lalu bertanya, "Ada apa ini?""Aku sudah bilang kalau dia
"Yasmin, orang yang berani macam-macam di belakangku nggak akan dapat melihat matahari besok."Sekujur tubuh Yasmin langsung merinding. "Aku tahu, tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Kezia pergi ke rumah sakit bedah plastik untuk mempersulitku dan memaksa supervisor memecatku. Aku baru keluar, kamu boleh bertanya ...."Yasmin belum selesai berbicara, tapi Daniel sudah mengakhiri panggilan.Yasmin tidak tahu apakah perkataannya berpengaruh atau tidak. Tadi suaranya kecil dan dia bersikap lemah. Yasmin seperti korban yang telah dianiaya selama bertahun-tahun.Dan pelakunya yang kejam adalah Daniel.Yasmin merasa sedikit gelisah ....Jadi, ketika ponselnya berdering, Yasmin terkejut sehingga ponselnya hampir jatuh.Penelepon adalah nomor asing. Yasmin mengangkatnya, kemudian berkata, "Halo?""Ini dari Departemen HRD Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Yasmin, aku sudah meneleponmu berkali-kali, akhirnya kamu mengangkat telepon juga. Kenapa kamu nggak masuk kerja?"Yasmin tercengang mendeng
Yasmin mendongak dengan mata berkaca-kaca. "Pe ... perutku kram. Sakit sekali ...."Cindy melihat Yasmin memegang perutnya, lalu berkata, "Sakit sekali? Apa kamu mau cuti untuk pergi ke rumah sakit?"Stella, rekan kerja lainnya yang berdiri di belakang, memanyunkan bibirnya sebelum berkata, "Demi apa?! Dia mau cuti hanya karena kram perut? Perutku juga sedang kram, apa aku meminta cuti?""Woi, kenapa kamu bicara seperti itu?" kata Cindy sambil mengernyit."Apa aku salah bicara? Semua wanita akan mengalami kram perut. Masa semuanya meminta cuti?""Apa kamu nggak bisa melihat kalau dia sangat kesakitan?""Dia nggak akan mati!" ucap Stella.Yasmin tahu kalau Stella dekat dengan supervisor mereka yang sebelumnya. Stella pasti merasa kesal sebab supervisor itu telah dipecat karena Yasmin.Sambil menopang dirinya di dinding, Yasmin pun berdiri dari lantai. "Aku baik-baik saja ...." Setelah itu, dia pergi dari kamar mandi.Yasmin tentu saja bukan sedang mengalami kram perut, tapi dia hanya bi
"Hari ini adalah hari pertama!" kata Julius."Masih ada 14 hari. Lama sekali ..." kata Julia.Tante Rita memegang ketiga tangan mereka sambil berkata, "Kita akan menunggu Mama bersama. Mama pasti akan pulang. Mama sedang berusaha di sana, jadi kita juga berusaha di sini, oke?""Oke!"Seharian ini Yasmin merasa gelisah. Dia hanya memikirkan Julia meskipun Tante Rita berkata kondisi Julia sudah stabil sekarang.Akan tetapi, sebagai seorang ibu, bagaimana Yasmin tidak merasa cemas ketika dia tidak berada di sisi anaknya yang sedang sakit?Ketika si anak sehat, si ibu masih bisa tetap tenang meskipun dia tidak berada di sisi anaknya. Kalau si anak sudah sakit, bagaimana si ibu tidak menangis?Biasanya Yasmin akan merasa stres sepanjang hari ketika anaknya terjatuh, apalagi kalau anaknya sakit ....Begitu Yasmin pulang, dia segera menelepon video Tante Rita.Namun, begitu panggilan tersambung, dia langsung mengakhiri panggilan seolah-olah dia ketakutan.Apa dia bisa menelepon video anak-ana
Yasmin sudah lebih tenang dari sebelumnya.Dia berjalan ke arah Tuan Hendrik yang tercengang.Tuan Hendrik mengira Yasmin adalah milik Daniel, tapi kenapa Yasmin malah disuruh menemaninya?Tuan Hendrik merasa ini sangat aneh, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.Setelah Yasmin duduk, dia menuangkan alkohol untuk Tuan Hendrik."Nggak perlu. Aku bisa sendiri." Tuan Hendrik mengambil botol bir tersebut, kemudian menuangkannya sendiri. Dia tidak membiarkan Yasmin menuangkan bir untuknya.Ini bukan pertama kalinya Yasmin didorong ke kerumunan pria oleh Daniel, tapi ini adalah pertama kalinya Yasmin bertemu dengan pria yang tidak bertindak senonoh seperti Tuan Hendrik.Yasmin pun menatap Tuan Hendrik lebih lama dan menyadari kalau pria itu terlihat agak familier.Setelah Yasmin berpikir-pikir, dia mengingat pernah melihat Tuan Hendrik di televisi.Benar juga. Apa mungkin status dan kedudukan orang yang berteman dengan Daniel adalah orang biasa?Jelas sekali Tuan Hendrik merasa segan dengan Dan
Yasmin bangun dalam keadaan pusing. Kepalanya terasa sangat sakit. Kemudian, dia baru sadar kalau dia sedang berbaring di karpet tidak jauh dari pintu.Yasmin seakan-akan dibuang oleh seseorang seperti sampah.Tanpa perlu memikirkannya, Yasmin langsung tahu siapa dalangnya.Yasmin duduk. Lingkungan yang familier ini mengingatkannya pada Taman Royal.Tuhan benar-benar mengasihani Yasmin. Tuhan memberinya kesempatan bagus!Yasmin merapikan dirinya di kamar mandi sebelum turun.Tony menghampiri Yasmin, lalu berkata, "Nona Yasmin, makanannya sudah siap.""Di mana Daniel?" tanya Yasmin."Tuan Daniel sudah pergi."Yasmin mengangguk, kemudian pergi ke ruang makan untuk makan.Dia sedang berpikir di mana Daniel menyembunyikan paspornya?Di kamar atau ... ruang kerja?Yasmin hanya bisa mencoba keberuntungannya.Setelah Yasmin selesai makan, dia keluar dari ruang tamu, menghindari para pembantu dan pergi ke ruang kerja.Pintunya tidak dikunci, Yasmin pun membukanya, lalu masuk dan segera mengunc