"Yasmin, orang yang berani macam-macam di belakangku nggak akan dapat melihat matahari besok."Sekujur tubuh Yasmin langsung merinding. "Aku tahu, tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Kezia pergi ke rumah sakit bedah plastik untuk mempersulitku dan memaksa supervisor memecatku. Aku baru keluar, kamu boleh bertanya ...."Yasmin belum selesai berbicara, tapi Daniel sudah mengakhiri panggilan.Yasmin tidak tahu apakah perkataannya berpengaruh atau tidak. Tadi suaranya kecil dan dia bersikap lemah. Yasmin seperti korban yang telah dianiaya selama bertahun-tahun.Dan pelakunya yang kejam adalah Daniel.Yasmin merasa sedikit gelisah ....Jadi, ketika ponselnya berdering, Yasmin terkejut sehingga ponselnya hampir jatuh.Penelepon adalah nomor asing. Yasmin mengangkatnya, kemudian berkata, "Halo?""Ini dari Departemen HRD Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Yasmin, aku sudah meneleponmu berkali-kali, akhirnya kamu mengangkat telepon juga. Kenapa kamu nggak masuk kerja?"Yasmin tercengang mendeng
Yasmin mendongak dengan mata berkaca-kaca. "Pe ... perutku kram. Sakit sekali ...."Cindy melihat Yasmin memegang perutnya, lalu berkata, "Sakit sekali? Apa kamu mau cuti untuk pergi ke rumah sakit?"Stella, rekan kerja lainnya yang berdiri di belakang, memanyunkan bibirnya sebelum berkata, "Demi apa?! Dia mau cuti hanya karena kram perut? Perutku juga sedang kram, apa aku meminta cuti?""Woi, kenapa kamu bicara seperti itu?" kata Cindy sambil mengernyit."Apa aku salah bicara? Semua wanita akan mengalami kram perut. Masa semuanya meminta cuti?""Apa kamu nggak bisa melihat kalau dia sangat kesakitan?""Dia nggak akan mati!" ucap Stella.Yasmin tahu kalau Stella dekat dengan supervisor mereka yang sebelumnya. Stella pasti merasa kesal sebab supervisor itu telah dipecat karena Yasmin.Sambil menopang dirinya di dinding, Yasmin pun berdiri dari lantai. "Aku baik-baik saja ...." Setelah itu, dia pergi dari kamar mandi.Yasmin tentu saja bukan sedang mengalami kram perut, tapi dia hanya bi
"Hari ini adalah hari pertama!" kata Julius."Masih ada 14 hari. Lama sekali ..." kata Julia.Tante Rita memegang ketiga tangan mereka sambil berkata, "Kita akan menunggu Mama bersama. Mama pasti akan pulang. Mama sedang berusaha di sana, jadi kita juga berusaha di sini, oke?""Oke!"Seharian ini Yasmin merasa gelisah. Dia hanya memikirkan Julia meskipun Tante Rita berkata kondisi Julia sudah stabil sekarang.Akan tetapi, sebagai seorang ibu, bagaimana Yasmin tidak merasa cemas ketika dia tidak berada di sisi anaknya yang sedang sakit?Ketika si anak sehat, si ibu masih bisa tetap tenang meskipun dia tidak berada di sisi anaknya. Kalau si anak sudah sakit, bagaimana si ibu tidak menangis?Biasanya Yasmin akan merasa stres sepanjang hari ketika anaknya terjatuh, apalagi kalau anaknya sakit ....Begitu Yasmin pulang, dia segera menelepon video Tante Rita.Namun, begitu panggilan tersambung, dia langsung mengakhiri panggilan seolah-olah dia ketakutan.Apa dia bisa menelepon video anak-ana
Yasmin sudah lebih tenang dari sebelumnya.Dia berjalan ke arah Tuan Hendrik yang tercengang.Tuan Hendrik mengira Yasmin adalah milik Daniel, tapi kenapa Yasmin malah disuruh menemaninya?Tuan Hendrik merasa ini sangat aneh, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.Setelah Yasmin duduk, dia menuangkan alkohol untuk Tuan Hendrik."Nggak perlu. Aku bisa sendiri." Tuan Hendrik mengambil botol bir tersebut, kemudian menuangkannya sendiri. Dia tidak membiarkan Yasmin menuangkan bir untuknya.Ini bukan pertama kalinya Yasmin didorong ke kerumunan pria oleh Daniel, tapi ini adalah pertama kalinya Yasmin bertemu dengan pria yang tidak bertindak senonoh seperti Tuan Hendrik.Yasmin pun menatap Tuan Hendrik lebih lama dan menyadari kalau pria itu terlihat agak familier.Setelah Yasmin berpikir-pikir, dia mengingat pernah melihat Tuan Hendrik di televisi.Benar juga. Apa mungkin status dan kedudukan orang yang berteman dengan Daniel adalah orang biasa?Jelas sekali Tuan Hendrik merasa segan dengan Dan
Yasmin bangun dalam keadaan pusing. Kepalanya terasa sangat sakit. Kemudian, dia baru sadar kalau dia sedang berbaring di karpet tidak jauh dari pintu.Yasmin seakan-akan dibuang oleh seseorang seperti sampah.Tanpa perlu memikirkannya, Yasmin langsung tahu siapa dalangnya.Yasmin duduk. Lingkungan yang familier ini mengingatkannya pada Taman Royal.Tuhan benar-benar mengasihani Yasmin. Tuhan memberinya kesempatan bagus!Yasmin merapikan dirinya di kamar mandi sebelum turun.Tony menghampiri Yasmin, lalu berkata, "Nona Yasmin, makanannya sudah siap.""Di mana Daniel?" tanya Yasmin."Tuan Daniel sudah pergi."Yasmin mengangguk, kemudian pergi ke ruang makan untuk makan.Dia sedang berpikir di mana Daniel menyembunyikan paspornya?Di kamar atau ... ruang kerja?Yasmin hanya bisa mencoba keberuntungannya.Setelah Yasmin selesai makan, dia keluar dari ruang tamu, menghindari para pembantu dan pergi ke ruang kerja.Pintunya tidak dikunci, Yasmin pun membukanya, lalu masuk dan segera mengunc
Untuk Yasmin yang sekarang sudah dewasa, kali ini dia akan dikurung berapa lama?Tiga hari? Seminggu?Yasmin sudah kehilangan semangat berjuangnya.Dia masih terjerumus ke dalam situasi putus asa ini karena dia panik ....Tidak ada makanan, air dan bahkan tempat tidur di ruang bawah tanah.Yasmin hanya bisa tidur dengan bersandar ke pintu atau dinding.Pada hari pertama, Yasmin masih bisa menahan kelaparan. Pada hari kedua, air di dalam tubuhnya seolah-olah sedang berkurang.Pada hari ketiga, bibir Yasmin pecah-pecah saking keringnya dan dia kesulitan menggerakan tubuhnya, jadi dia hanya bisa berdiam diri di satu tempat.Yasmin tidak lagi menggedor pintu dan memohon. Karena kalau Daniel tidak ingin melepaskan Yasmin, tidak ada gunanya juga meskipun Yasmin berteriak sampai suaranya serak.Ketika Yasmin dikurung, Martin mencarinya.Yasmin tidak mengangkat panggilan ketika ditelepon. Kemudian, Martin menelepon Klara. Setelah Martin mendapat alamat Yasmin, Martin pergi ke sana untuk mencar
Martin menatap dengan sinis. "Kamu hanya pengurus rumah, 'kan? Kami adalah keluarga Daniel. Kurang ajar sekali kamu?"Tony tercengang dan tidak bisa berkata-kata.Martin berbalik, lalu lanjut mencari Yasmin.Tony segera menelepon.Namun, sebelum Tony sempat menelepon, dia dihentikan oleh Jason.Jason masih bersikap cukup ramah ketika dia bertanya, "Apa Yasmin dikurung di sini?"Tony tampak gelisah saat dia berkata, "Nggak ada orang yang bisa menghentikan hal yang ingin dilakukan Tuan Daniel. Lebih baik kalian tinggalkan tempat ini."Yasmin yang pusing dan sedang bersandar di pintu tiba-tiba mendengar seseorang memanggilnya.Apa itu hanya imajinasinya?Kenapa sepertinya dia mendengar suara Martin?"Yasmin? Yasmin, di mana kamu?" Seseorang mengetuk pintu ruang bawah tanah. "Yasmin, apa kamu di dalam?"Tubuh Yasmin gemetar. Dia berusaha tetap sadar ketika dia melihat ada secercah harapan."Aku ... di sini ..." kata Yasmin dengan sangat lemah. Suara Yasmin membuat Martin yang di luar senan
Tubuh Yasmin langsung menjadi lemas dan dia bersandar ke tepi sofa.Ya. Dia memang sial.Kalau dia tidak sial, mana mungkin dia tidak dilepaskan Daniel ...."Kalian nggak boleh membawa pergi Yasmin. Kalau kalian mau mati, silakan tinggal!" kata Daniel sebelum menembak sebuah vas bunga sampai pecah."Aaa!" jerit Yasmin.Yasmin menoleh untuk melihat Jason dan Martin. Mereka juga terkejut, tapi untungnya mereka tidak terluka."Pengawal!" teriak Daniel.Pengawal yang berdiri di luar masuk. Mereka menatap Jason dan Martin dengan garang sambil bertanya, "Apa mau kami mengusir mereka?"Jason pasti tidak berani melawan balik karena dia tahu dia lebih lemah.Lagi pula, untuk apa ayah dan anak bertengkar?Martin tidak tega meninggalkan Yasmin. Kalau begitu, bukankah itu sama saja dia membiarkan Yasmin mati?Begitu mata Martin bertemu dengan mata Yasmin, dia tahu Yasmin sedang memberikannya kode untuk pergi.Martin tidak mau pergi!"Dia nggak akan membunuhku. Tenanglah," kata Yasmin dengan lemah.