Share

Bab 170

Klara berjalan ke depan pintu kamar. Setelah ragu sejenak, pada akhirnya dia juga tidak berani masuk. "Yasmin, kamu beristirahatlah. Ibu pergi, ya."

Ketika Yasmin keluar, Klara sudah tiada. Akan tetapi, kartu tersebut ditinggalkan Klara di meja kopi.

Yasmin menatap kartu tersebut dengan hati yang berat.

Sebenarnya, dia sudah tidak marah dengan Klara. Bagaimanapun, dia menyayangi "tante"-nya, hanya saja dia belum terbiasa berbicara dengan "ibu"-nya.

Klara adalah ibu kandungnya. Bagaimana Yasmin bisa membencinya?

Terlebih lagi, sekarang Yasmin juga punya anak.

Nada dering ponsel di kamar membuyarkan pikiran Yasmin.

Dia berdiri, lalu pergi ke kamar untuk mengambil ponselnya. Penelepon itu adalah Martin.

Yasmin tidak ingin mengangkatnya, tapi Martin tidak berhenti menelepon. Dia seolah akan menelepon sampai ponsel Yasmin meledak kalau Yasmin tidak menjawab panggilannya.

"Apa kamu sudah mau mati?" kata Yasmin dengan kesal.

"Dengar-dengar kamu bahkan nggak ada pekerjaan sekarang?" Terdengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status