"Kemungkinan lain itu adalah pembunuhan secara acak, tapi aku merasa kemungkinannya sangat kecil. Orang yang pergi ke taman bukan hanya ibumu seorang, kenapa dia bisa menjadi korban? Aku rasa kasus ini agak rumit," ujar Raymond.Tatapan mata Yasmin tampak tegas. "Nggak peduli seberapa rumitnya, aku harus menemukan pelakunya.""Kamu akan menemukannya. Tenang saja."Mobil tersebut tiba di gerbang masuk kompleks."Terima kasih sudah mengantarku pulang."Raymond mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam tangannya, kemudian berkata, "Pada saat ini, seharusnya anak-anak masih dalam perjalanan.""Ya. Aku keluar dulu, ya." Yasmin membuka pintu mobil, lalu berbalik untuk keluar. Namun, dia merasa dadanya tertekan. Dia menyadari dia belum melepaskan sabuk pengaman, jadi pipinya pun merona.Raymond tersenyum melihat Yasmin.Yasmin turun dari mobil, kemudian menutup pintu mobil.Raymond menurunkan jendela mobil, lalu berkata, "Aku pergi dulu, ya.""Ya. Dadah." Yasmin melambaikan tangan ke
Ketika Yasmin menenangkan raut wajahnya, Daniel mundur selangkah.Dia melirik Yasmin sekilas dengan tatapan mengancam sebelum naik mobil.Daniel juga tidak memaksakan reaksi apa pun dari Yasmin. Mobil Rolls Royce-nya langsung melaju pergi.Ketika mobil itu melewatinya, Yasmin berdiri di tempatnya seperti patung.Setelah perasaan tercekik itu menghilang, dia baru sadar kembali.Akan tetapi, rasa takutnya tidak mereda sedikit pun.Dia tidak mengerti kenapa Daniel semudah itu melepaskannya.Namun, Daniel bisa menggunakan apa untuk mengancamnya?Apa dia akan membatalkan perjanjian mereka yang selama setengah tahun itu?Benar. Bagi Yasmin, ancaman itu selalu ada.Daniel adalah orang yang sulit ditebak dan mudah disinggung.Yasmin akan pergi setelah dia menemukan pembunuh ibunya!Dia tidak akan melayani Daniel lagi!Yasmin pulang ke rumahnya dan dia melihat ketiga anaknya yang sedang duduk di lantai ruang tamu.Mereka masih takut dengan apa yang barusan terjadi.Julian berlari menghampiri Ya
Setelah memandikan anak-anak, Yasmin keluar dari kamar. Dia mengambil ponselnya yang di atas meja kopi untuk melihat lokasi Daniel.Daniel tidak berada di Grup Naga dan juga Teluk Bulan.Sepertinya dia berada di suatu tempat di kota. Mungkin dia sedang mencari hiburan.Dengan status Daniel yang dapat melakukan apa pun yang dia inginkan di Kota Imperial, hiburan seperti apa yang tidak bisa dia miliki?Kalaupun Daniel tidak mau, masih ada orang lain.Pokoknya, Daniel tidak mengganggu Yasmin.Yasmin memang sedikit takut Daniel akan menggila. Pada saat itu, akan sulit bagi Yasmin untuk menghentikannya.Dengan ekspresi masam, Daniel memasuki sebuah kelab kelas atas.Penanggung jawab kelab itu dapat merasakan suasana hati buruk Daniel, jadi dia segera melayani Daniel dengan hati-hati.Begitu tokoh besar itu melangkah masuk, penanggung jawab kelab itu dapat merasakan aura yang berbeda. Orang-orang di sekitar bahkan tidak berani bernapas.Ketika Daniel berjalan masuk, seseorang muncul dari sam
"Tapi, menurutku, masalah malam ini hanya bisa diselesaikan oleh Nona Yasmin."Yasmin merasa ada yang tidak beres. "Kenapa?""Apa kamu mengenal Cindy? Dia menabrak Tuan Daniel di kelab. Kalau kamu nggak datang ...." Eric sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya.Akan tetapi, Yasmin dapat merasakan keseriusan masalah itu.Dia tidak pernah bertemu dengan orang yang bisa berjalan dengan selamat setelah menyinggung Daniel.Namun, Cindy adalah satu-satunya rekan kerjanya di Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita yang membela Yasmin. Bagaimana Yasmin bisa tidak menghiraukannya?"Kalau kamu mau datang, aku akan mengutus orang untuk menjemputmu," kata Eric."Nggak perlu. Berikan aku alamatnya."Setelah menutup telepon, Yasmin melihat anak-anaknya yang sedang tidur di tempat tidur. Lalu, dia menutup perut Julian dengan selimut.Kalau Yasmin keluar, berarti dia meninggalkan mereka sendirian di rumah.Namun, mereka barusan ketiduran. Jadi, mereka tidak akan cepat bangun.Dia hanya takut mereka akan terba
Yasmin menatap Daniel. Walaupun dia takut, dia tidak memalingkan pandangannya. "Apa kamu sudah mabuk?"Daniel memang sudah mabuk, tapi dia tidak bersikap seperti orang lain saat mabuk. Dia tetap diam dan tampak menakutkan.Mata Yasmin tertuju pada bibir Daniel.Dia mendekat, lalu menempelkan bibirnya ke bibir Daniel dengan lembut.Tidak ada reaksi dari Daniel berarti reaksi yang paling bagus.Kalau tidak, dia akan mendorong Yasmin.Yasmin menciumnya untuk beberapa saat. Setelah napasnya terengah-engah, bibirnya yang masih menempel di bibir Daniel bertanya, "Aku sudah berjanji padamu, jadi sekarang kamu sudah bisa melepaskannya, 'kan? Selama ini aku mematuhimu. Bisakah kamu memaafkanku hanya kali ini saja?"Daniel mencubit dagu Yasmin. "Kami yakin hanya kali ini saja?""Yang sebelumnya nggak dihitung," bisik Yasmin sambil mengerucutkan bibirnya.Daniel menatap wajah Yasmin yang menggemaskan. Lalu, dia mengangkat tangannya dan Eric segera menghentikan pertunjukan di atas pentas.Cindy me
Daniel mencengkeram rahang Yasmin dan menatapnya lekat-lekat. "Apa yang ingin kamu lakukan?""Ha?" Pertanyaan Daniel membuat Yasmin tercengang. Bukankah Daniel yang ingin melakukan sesuatu? "A ... aku nggak ingin melakukan apa-apa.""Kalau begitu, kenapa kamu datang?""Untung mengantarmu pulang," jawab Yasmin dengan heran.Pada dasarnya Daniel adalah orang yang berbahaya. Pengawalnya juga selalu mengikutinya ke mana-mana. Apa dia masih perlu orang lain mengantarnya pulang?Kontras ini agak membingungkan.Apa karena Daniel sedang mabuk, dia baru melontarkan pertanyaan yang aneh begini?Muncul suara ketukan pintu yang langsung memecahkan keheningan di dalam kamar."Itu teh untuk pengar. Aku akan mengambilnya." Yasmin pun mendorong lengan Daniel di samping tubuhnya.Sedetik kemudian, Daniel berbalik dan melepaskan Yasmin.Setelah tubuh Daniel menjauh darinya, Yasmin menghela napas lega.Yasmin buru-buru turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.Tony yang sedang berdiri di luar tidak pu
Yasmin penasaran seberapa kuat dirinya?Biasanya, ketika dia meronta karena ditahan oleh Daniel, dia sama sekali tidak berdaya."Ah!" Ketika Yasmin mengepalkan tangannya dan menekan otot bahu Daniel, karena dia kurang kendali, tangannya pun langsung menggelincir ke bawah sehingga dia hampir jatuh ke dalam bak mandi.Daniel menoleh sedikit. Matanya yang terpejam dibuka dan dia tampak kesal.Yasmin buru-buru berdiri, kemudian dia menyadari di leher Daniel terdapat goresan berwarna merah. Saking takutnya, Yasmin berkata dengan terbata-bata, "A ... anu .... Aku bukan sengaja .... Aku sudah nggak punya tenaga ....""Keluar," ucap Daniel dengan kesal."Baik. Aku keluar sekarang juga!" Yasmin segera pergi.Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia tidak berani pergi. Dia berdiri di dalam kamar tidur sambil menunggu Daniel.Daniel keluar dari bak mandi, tapi dia masih tidak begitu sadar.Dia berdiri di depan cermin dan melihat segaris goresan yang jelas di lehernya.Sebelum dia bisa bereaksi, r
"Sudah lima enam tahun ..." jawab Helen.Yasmin berpikir itu waktu yang sama ketika dia pergi ke luar negeri.Saat itu, kekuasaan Daniel belum begitu kuat di Kota Imperial. Penyakit perutnya seharusnya kambuh karena dia sibuk bekerja.Selain itu, setiap kali Yasmin mengecek keberadaan Daniel, Daniel selalu di Grup Naga. Jelas sekali kalau pria itu sangat sibuk.Helen melihat Yasmin mengikutinya turun ke lantai bawah. Helen melirik ke lantai atas sekilas sebelum bertanya, "Kamu nggak tinggal di sini?"Yasmin berkata dengan canggung, "Nggak. Aku mau pulang."Untuk menyenangkan Daniel, seharusnya Yasmin tinggal di sini walaupun dia tidak akan melakukan apa-apa.Akan tetapi, anak-anak di rumah. Dia harus memikirkan anak-anaknya sebelum melakukan apa pun."Naik mobilku. Aku akan mengantarmu.""Nggak perlu. Aku bisa naik kereta bawah tanah.""Jam segini sudah nggak ada kereta bawah tanah," kata Helen sambil tersenyum.Yasmin pun berkata dengan segan, "Kalau begitu ... terima kasih."Helen se