Yasmin menatap Daniel. Walaupun dia takut, dia tidak memalingkan pandangannya. "Apa kamu sudah mabuk?"Daniel memang sudah mabuk, tapi dia tidak bersikap seperti orang lain saat mabuk. Dia tetap diam dan tampak menakutkan.Mata Yasmin tertuju pada bibir Daniel.Dia mendekat, lalu menempelkan bibirnya ke bibir Daniel dengan lembut.Tidak ada reaksi dari Daniel berarti reaksi yang paling bagus.Kalau tidak, dia akan mendorong Yasmin.Yasmin menciumnya untuk beberapa saat. Setelah napasnya terengah-engah, bibirnya yang masih menempel di bibir Daniel bertanya, "Aku sudah berjanji padamu, jadi sekarang kamu sudah bisa melepaskannya, 'kan? Selama ini aku mematuhimu. Bisakah kamu memaafkanku hanya kali ini saja?"Daniel mencubit dagu Yasmin. "Kami yakin hanya kali ini saja?""Yang sebelumnya nggak dihitung," bisik Yasmin sambil mengerucutkan bibirnya.Daniel menatap wajah Yasmin yang menggemaskan. Lalu, dia mengangkat tangannya dan Eric segera menghentikan pertunjukan di atas pentas.Cindy me
Daniel mencengkeram rahang Yasmin dan menatapnya lekat-lekat. "Apa yang ingin kamu lakukan?""Ha?" Pertanyaan Daniel membuat Yasmin tercengang. Bukankah Daniel yang ingin melakukan sesuatu? "A ... aku nggak ingin melakukan apa-apa.""Kalau begitu, kenapa kamu datang?""Untung mengantarmu pulang," jawab Yasmin dengan heran.Pada dasarnya Daniel adalah orang yang berbahaya. Pengawalnya juga selalu mengikutinya ke mana-mana. Apa dia masih perlu orang lain mengantarnya pulang?Kontras ini agak membingungkan.Apa karena Daniel sedang mabuk, dia baru melontarkan pertanyaan yang aneh begini?Muncul suara ketukan pintu yang langsung memecahkan keheningan di dalam kamar."Itu teh untuk pengar. Aku akan mengambilnya." Yasmin pun mendorong lengan Daniel di samping tubuhnya.Sedetik kemudian, Daniel berbalik dan melepaskan Yasmin.Setelah tubuh Daniel menjauh darinya, Yasmin menghela napas lega.Yasmin buru-buru turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.Tony yang sedang berdiri di luar tidak pu
Yasmin penasaran seberapa kuat dirinya?Biasanya, ketika dia meronta karena ditahan oleh Daniel, dia sama sekali tidak berdaya."Ah!" Ketika Yasmin mengepalkan tangannya dan menekan otot bahu Daniel, karena dia kurang kendali, tangannya pun langsung menggelincir ke bawah sehingga dia hampir jatuh ke dalam bak mandi.Daniel menoleh sedikit. Matanya yang terpejam dibuka dan dia tampak kesal.Yasmin buru-buru berdiri, kemudian dia menyadari di leher Daniel terdapat goresan berwarna merah. Saking takutnya, Yasmin berkata dengan terbata-bata, "A ... anu .... Aku bukan sengaja .... Aku sudah nggak punya tenaga ....""Keluar," ucap Daniel dengan kesal."Baik. Aku keluar sekarang juga!" Yasmin segera pergi.Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia tidak berani pergi. Dia berdiri di dalam kamar tidur sambil menunggu Daniel.Daniel keluar dari bak mandi, tapi dia masih tidak begitu sadar.Dia berdiri di depan cermin dan melihat segaris goresan yang jelas di lehernya.Sebelum dia bisa bereaksi, r
"Sudah lima enam tahun ..." jawab Helen.Yasmin berpikir itu waktu yang sama ketika dia pergi ke luar negeri.Saat itu, kekuasaan Daniel belum begitu kuat di Kota Imperial. Penyakit perutnya seharusnya kambuh karena dia sibuk bekerja.Selain itu, setiap kali Yasmin mengecek keberadaan Daniel, Daniel selalu di Grup Naga. Jelas sekali kalau pria itu sangat sibuk.Helen melihat Yasmin mengikutinya turun ke lantai bawah. Helen melirik ke lantai atas sekilas sebelum bertanya, "Kamu nggak tinggal di sini?"Yasmin berkata dengan canggung, "Nggak. Aku mau pulang."Untuk menyenangkan Daniel, seharusnya Yasmin tinggal di sini walaupun dia tidak akan melakukan apa-apa.Akan tetapi, anak-anak di rumah. Dia harus memikirkan anak-anaknya sebelum melakukan apa pun."Naik mobilku. Aku akan mengantarmu.""Nggak perlu. Aku bisa naik kereta bawah tanah.""Jam segini sudah nggak ada kereta bawah tanah," kata Helen sambil tersenyum.Yasmin pun berkata dengan segan, "Kalau begitu ... terima kasih."Helen se
Hubungan Yasmin dengan Daniel bukan berdasarkan "suka" dan "tidak suka". Yasmin bahkan tidak mempunyai kualifikasi menjadi kekasih Daniel.Kini Yasmin tidak mempunyai uang dan juga teman."Sebenarnya aku yang rakus." Cindy berkata, "Waktu itu penanggung jawab kelab bilang orang yang melayani Daniel akan mendapatkan tip yang besar, makanya aku pergi. Akan lebih baik kalau aku nggak pergi. Aku juga nggak akan merepotkanmu.""Kamu nggak merepotkanku." Yasmin tidak ingin membahas masalah ini lagi. "Apa kamu masih pergi ke kelab pada malam hari?""Masih. Ibuku mengambil semua gajiku. Aku bahkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku. Aku mendapatkan uang tunai kalau aku bekerja di kelab. Jadi, setidaknya aku nggak kelaparan."Cindy mempunyai wajah yang cantik dan cara dia berbicara juga sopan. Namun, Yasmin masih mengkhawatirkannya. "Kelab agak berisik. Apa kamu nggak berpikir untuk bekerja di tempat lain?""Ada, tapi pelan-pelan. Selama aku punya tujuan, kehidupanku nggak akan be
Yang terpenting adalah apa anak-anak sudah pulang?Yasmin ada memberi tahu mereka kalau kunci berada di bawah pot bunga. Kalau dia belum pulang, mereka bisa membuka pintu sendiri.Klara menghidangkan makanan, lalu berkata, "Kenapa bengong? Cepat cuci tanganmu, lalu mari makan."Yasmin sama sekali tidak punya suasana hati tersebut. Kalau anak-anak belum pulang, bagaimana nanti setelah mereka pulang? Bukankah mereka akan berpapasan?"Tante, bagaimana kamu masuk?" tanya Yasmin."Tentu saja dengan kunci. Kamu meletakkan kuncimu di bawah pot bunga," ujar Klara.Yasmin berencana menelepon pihak sekolah. Pada saat ini, anak-anak pasti sedang dalam perjalanan pulang. Dia ingin menghentikan anak-anaknya bertemu dengan tantenya ....Sebelum Yasmin sempat menelepon, layarnya menyala.Raymond meneleponnya.Yasmin pergi ke balkon untuk mengangkat telepon. "Halo?""Kamu di rumah?""Ya. Ada apa?" tanya Yasmin."Anak-anak di rumahku," ucap Raymond."Ha? Kenapa mereka bisa di rumahmu?" bisik Yasmin."R
"Oh, ya. Tadi sebelum kamu sampai rumah, ada tiga anak kecil mengetuk pintu," kata Klara.Tangan Yasmin yang memegang sendok pun gemetar. Ekspresinya terlihat panik.Anak-anak ada mengetuk pintu? Setelah itu? Apa Klara melihat mereka?Klara pasti sudah melihat mereka. Kalau tidak, bagaimana dia tahu ada tiga anak kecil?"Itu adalah tiga anak yang diasuh ibumu. Aneh, kenapa mereka bisa datang kemari?" tanya Klara."Sepertinya mereka salah lantai.""Ya, mereka bilang salah rumah. Orang zaman sekarang makin sulit dimengerti. Mereka bisa mempekerjakan seorang pengasuh, tapi malah tinggal di kompleks usang seperti ini. Ibumu beruntung." Klara berbicara tanpa berpikir apakah kata-katanya bisa menyakiti orang atau tidak. Dia merasa dia hanya mengatakan yang sebenarnya.Yasmin terdiam. Dia merasa anak-anaknya sungguh cerdas.Setelah berhadapan dengan tantenya, mereka bisa memikirkan solusi dengan cepat.Akan tetapi, bagaimana mereka bisa menghubungi Raymond? Mereka bahkan tahu nomor ponsel Ray
"Oh, ya. Bagaimana anak-anak bisa menghubungimu?" tanya Yasmin."Mereka meminjam ponsel orang lain," jawab Raymond.Yasmin tertawa dengan tak berdaya. Dia tidak tahu harus menjawab apa.Ketiga anaknya tidak hanya menghafal nomor ponsel Raymond, mereka juga bisa meminjam ponsel orang lain untuk menelepon.Yasmin tidak pernah mengajar semua itu.Satu-satunya hal yang pernah diajarkan adalah kalau mereka tidak bisa menemukannya di luar, hubungi 110 untuk menelepon polisi.Sebagai seorang pendidik, Raymond berkata, "Mereka sangat pintar. Didik mereka dengan baik dan di masa depan mereka akan menjadi orang hebat."Ibu mana pun yang mendengar kalimat itu pasti akan merasa senang.Itu juga termasuk Yasmin. "Baik."Setelah menutup telepon, Yasmin berbaring di tempat tidur sambil melamun. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil ponselnya untuk mengecek keberadaan Daniel.Daniel masih di Grup Naga.Selama Daniel tidak menuju ke rumah Yasmin, Daniel boleh berada di mana saja.Sebenarnya, kemuncul