Share

Bab 109

Masih ada bekas air mata di wajah Yasmin. Dia menatap Daniel. Yasmin merasa ketika orang sedang terluka, orang itu menjadi berani dan tidak memerlukan alkohol.

"Apa yang mau kamu lakukan?"

"Temani aku makan."

"Kamu bisa mencari wanita mana pun. Kezia bahkan akan merasa senang. Kenapa harus aku dan kenapa harus hari ini? Apa kamu sangat membenciku?" tanya Yasmin.

"Kamu sangat sedih?" tanya Daniel.

Untuk sesaat, Yasmin tidak bisa menjawabnya.

"Dia adalah kerabatmu. Sejujurnya, aku nggak akan merasakan hal yang sama."

"Karena kamu nggak punya perasaan! Kamu nggak hanya acuh tak acuh terhadap orang luar, tapi juga dengan keluargamu sendiri. Aku tanya padamu, di dunia ini apa ada orang yang sungguh-sungguh memedulikanmu bukan karena uang dan posisimu?"

"Katakan itu lagi!" ucap Daniel dengan sinis.

Yasmin pun merinding. Dia menggigit bibirnya dan merasa takut.

Daniel mendekat. Yasmin yang ketakutan menjerit, "Ah!"

Daniel menekan wajah Yasmin ke kursi. "Kenapa nggak berbicara lagi?"

Napas Yas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status