Daniel melempar menunya dan pelayan wanita itu buru-buru menangkapnya. Lalu, dia membungkukkan tubuhnya sambil melangkah mundur sampai dia keluar dari ruang pribadi.Di ruang pribadi hanya ada mereka berdua, tapi udaranya terasa sangat tipis. Yasmin pun tidak bisa bernapas dengan normal.Dari tadi Yasmin menundukkan kepalanya. Dia juga tidak keberatan ketika dia ditatap orang dengan tidak sopan.Orang yang benar-benar membuatnya marah adalah Daniel ...."Setengah tahun."Awalnya Yasmin tidak mengerti. Setelah tercengang selama beberapa detik, dia baru paham.Rasa gembira yang menyelimuti hatinya langsung membuat wajahnya berbinar-binar. Daniel memberinya batas waktu?Mata hitam Daniel fokus pada wajah cantik itu.Yasmin mencoba menawar, "Apa boleh tiga bulan?"Tatapan mata Daniel menjadi sinis. "Yakin?"Yasmin yang ketakutan berkata, "Setengah tahun saja ...."Dia hampir kehilangan satu-satunya kesempatannya.Walaupun setengah tahun lama, itu masih merupakan sebuah harapan.Daniel menj
Saat perjalanan pulang, Yasmin yang di mobil melihat pemandangan di luar tidak benar.Dia tidak tahu Daniel mau membawanya ke mana, tapi yang pasti ini bukan jalan pulang ke rumahTujuannya sudah jelas.Yasmin sudah menunda waktu terlalu lama. Bagaimana dia bisa lanjut keluar?"Apa malam ini aku boleh beristirahat?" tanya Yasmin."Kenapa? Kamu mau memanjangkan waktu hukumanmu?""Bukan! Aku hanya lelah sekali. Kalau aku lelah, bagaimana aku bisa menyenangkanmu? Selain itu, hari ini aku baru mengubur ibuku ...." Suasana hati Yasmin menjadi tidak baik. Apa orang ini akan memedulikan itu? Pada saat hari kematian ibunya saja, Daniel tidak melepaskannya.Sebenarnya, Yasmin menjadi anak patuh agar dia dapat pulang lebih cepat.Akan tetapi, malam ini tidak bisa.Dia tidak bisa meninggalkan anak-anak di rumah semalaman ...."Boleh," ucap Daniel.Yasmin tercengang. Dia mendongak dan menunjukkan ekspresinya yang terkejut.Daniel melepaskannya?Daniel memperingati Yasmin, "Kamu masih punya setenga
Setelah memandikan anak-anak, lalu membiarkan mereka main sendiri di tempat tidur, Yasmin pergi mandi.Sesekali melihat ponselnya sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya.Dia melihat lokasi Daniel masih di Grup Naga.Daniel mempunyai bisnis yang sangat besar, jadi tidak berhenti bekerja adalah hal yang wajar.Yasmin meletakkan ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi.Ketiga anak kecil berkumpul di tempat tidur. Muka mereka tampak serius dan mereka seakan-akan sedang mendiskusikan hal penting!"Aku rasa ada yang tidak beres!" ujar Julian."Mungkin Mama berbohong?" tanya Julia."Orang itu mirip sekali dengan kita, dia pasti adalah papa kita!" kata Julius. "Karena Mama bilang kita nggak boleh menunjukkan muka kita, mungkin dia khawatir Papa akan mengenali kita.""Tapi, kenapa Mama nggak memberitahunya?" tanya Julia."Karena papa kita adalah orang jahat!" Julian mengingat wajah galak Daniel di lift. Dia mempunyai kesan yang buruk terhadap Daniel."Ya, dia juga bilang ingin makan Mama!" ucap Ju
Kalau pembunuhnya adalah Daniel, dia tidak akan ketahuan selamanya!Namun, setelah Yasmin memikirkannya, itu tidak mungkin.Kalau Daniel sungguh ingin meregangkan hubungan Yasmin dan Klara dengan menyalahkan Klara, sekarang tantenya sudah dikeluarkan. Apa Daniel akan melakukan sesuatu setengah-setengah?Terlebih lagi, kalau Daniel benar-benar ingin mencelakai Klara, untuk apa dia berbelit-belit seperti ini?Yasmin merasa, meskipun Daniel menakutkan dan kejam, dia selalu melakukan sesuatu dengan tegas. Dia tidak akan pernah memberi orang jalan keluar.Jadi, kalau bukan Klara dan Daniel, siapa?Pikiran Yasmin terasa kacau.Ketika Yasmin berpikir harus menjemput anak-anaknya setelah dia pulang kerja, dia merasa takut dan sakit kepala.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.Peneleponnya adalah nomor asing.Yasmin menjawabnya, lalu berkata, "Halo?""Halo, ini dari Akademi Pinokio. Untuk lebih meningkatkan sistem pendidikan, sekolah kami telah menawarkan bus sekolah. Saya ingin tahu apaka
"Mana boleh begitu? Mereka memanggilku Papi, loh!"Wajah Yasmin langsung memerah. "Kamu ....""Bercanda."Yasmin berpikir, 'Aku tahu kamu hanya bercanda, tapi apa kamu nggak keberatan? Apa kamu tahu itu berpengaruh buruk padamu? Orang yang nggak tahu apa-apa akan mengira kamu sudah punya tiga anak.'"Lagi pula, itu bukan hal buruk. Saat kamu, 'pasangan' palsuku nggak ada, ada tiga anak itu yang bisa melindungiku dari wanita lain. Efeknya juga lebih kuat.""Sepertinya kamu sangat nggak menyukai kepopuleranmu.""Tergantung orangnya," ucap Raymond.Yasmin tertawa, kemudian dia mengingat hal sebelumnya dan berkata, "Aku benar-benar berterima kasih padamu karena sudah membantuku merahasiakan hal tentang anak-anak. Aku juga meminta maaf karena Daniel sudah mempersulitmu ....""Makanya, saat aku mengingat aku sedang merahasiakan anak-anak Daniel, aku merasa jauh lebih baik."Yasmin langsung tertawa, kemudian berkata, "Ya, begini juga bagus."Setelah itu, kedua orang itu terdiam selama beberap
"Nggak, terima kasih. Aku masih harus pergi bekerja.""Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, ya?"Yasmin terkejut, kemudian dia sudah mengingat siapa wanita itu. "Kamu ... temannya Martin?"Ketika Yasmin pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk pertama kalinya dan berpapasan dengan Martin, wanita yang berdiri di sebelah Martin adalah wanita itu."Kami bukan termasuk teman, kami hanya pernah berbicara beberapa kali sebelumnya. Lalu, dengar-dengar dia dekat dengan bos Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, jadi aku memintanya memperkenalkanku.""Oh, begitu," ucap Yasmin."Bagaimana kalau aku mengantarmu? Mobilku di tempat parkir depan itu saja. Kebetulan aku mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk tatoku.""Em .... Nggak perlu. Lagi pula, sudah dekat juga. Aku bisa jalan kaki," tolak Yasmin.Wanita ini mengenal Martin. Tidak baik dekat-dekat dengannya."Wajahmu pucat sekali, pasti sangat susah untukmu berjalan kaki, 'kan?" tanya Rachel.Yasmin bimbang sejenak, lalu pada akhirny
Yasmin memakai celananya, mendorong pintu, lalu keluar dari kamar mandi. Rekan kerja yang melihatnya basah kuyup pun sangat terkejut.Yasmin langsung berjalan ke ruang istirahat staf.Stella beserta beberapa orang sedang berbicara dengan gembira di dalam.Ketika mereka melihat tampang Yasmin yang basah kuyup dan menyedihkan, mereka tertawa."Apakah pelanggan yang kamu bawa hari ini layak kamu rayakan dengan menyiram air pada diri sendiri?""Hanya beberapa puluh juta. Komisi yang kamu dapat juga baru empat juta.""Orang miskin sepertimu nggak pernah melihat uang, ya?""Bukankah dia punya pendukung? Apa eksekutif senior itu tidak memberinya uang?""Uang pria nggak mudah diambil ...."Yasmin menahan amarahnya sambil bertanya, "Tadi siapa yang pergi ke kamar mandi? Siapa yang menyiramku?"Begitu pertanyaan itu dilontarkan, semua orang tampak bingung. "Apa yang kamu katakan?"Yasmin berjalan menghampiri Stella. "Kamu?"Stella tertawa sinis. "Yasmin, jangan memfitnah orang. Apa kamu melihat
"Yasmin, kamu jangan berakting di sini! Kalau kamu begitu pandai berakting, kenapa kamu nggak menjadi aktris saja?" kata Stella dengan sinis.Polisi berkata, "Raut wajahmu terlihat sangat buruk! Apa kamu sedang sakit?""Ini karena dia menyiram air dingin padaku. Aku berjongkok sebentar ...." Yasmin berdiri dari kursi, kemudian berjongkok di lantai. Dia pun merasa lebih nyaman daripada sebelumnya."Yasmin, kamu curang! Selain itu, bukan aku yang menyirammu!" Stella tidak mengaku karena tidak ada yang melihatnya."Aku melihat sepatumu. Hanya kamu yang nggak memakai sepatu kerja," kata Yasmin.Ekspresi Stella menjadi panik, kemudian dia tanpa sadar melihat sepatunya.Hari ini dia memang tidak memakai sepatu kerjanya.Akan tetapi, apa Yasmin benar-benar melihatnya? Bisa jadi Yasmin menipunya?"Kamu jangan beromong kosong. Bukan aku yang menyirammu!" Stella tetap tidak mengaku.Yasmin malas bertengkar dengan Stella.Perutnya sakit. Sekujur tubuhnya basah. Keningnya terasa dingin dan berkeri
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati