Awalnya Terpaksa Akhirnya Terjerat
Bab 1 (Menangis)Seorang wanita paruh baya berjalan anggun menghampiri rumah berlatar minimalis. Ia bernama Lisa, berpakaian serba mewah, tas branded keluaran terbaru, tak lupa perhiasan yang terlihat menyilaukan setiap pasang mata yang memandang.Sampai di depan pintu berwarna coklat tua, tangan Lisa menggebrak kuat. Tak ada kata salam maupun kalimat permisi, wanita bergaya sosialita itu langsung berteriak kencang.
"Buka pintunya! Saya tahu kalian semua ada di dalam."
Fira, anak sang pemilik rumah yang sedang mencuci sepatu ketsnya terlonjak kaget mendengar suara teriakan dari depan rumahnya, kemudian gadis berusia dua puluh tiga tahun itu mencuci tangan yang penuh busa sabun dan segera melangkah ke depan.Sedangkan Sarah, mama Fira langsung mematikan kompor lalu menyusul.
Ketika Fira membuka pintu, gadis itu langsung menerima tamparan keras dari tamu yang berteriak sedari tadi.Sarah, mama Fira, yang juga baru datang, kaget bukan main melihat anak gadis satu-satunya diperlakukan kasar oleh seseorang yang baru pertama kali dia lihat itu.
"Saya peringatkan sekali lagi sama kamu, jauhi anak saya! Belum puas kamu morotin harta keluarga saya?!" teriak Lisa sembari menunjuk wajah Fira yang sedang memegang pipinya."Maaf, Bu, ini ada apa, ya? kenapa Ibu datang-datang langsung mukul Fira anak saya, memang dia salah apa sama Ibu?" tanya Sarah yang tidak tahu duduk permasalahan.
Lisa tersenyum mengejek melihat penampilan kucel mereka, ‘memang tidak pantas Bagus bersanding dengan Fira, liat saja gaya mereka, kuno,’ batin Lisa dalam hati.
"Kamu ibunya Fira?" tanya sinis Lisa tajam kemudian berganti menunjuk wajah Sarah, "Tolong Kamu suruh anak kamu yang kegatalan ini buat jauhi Bagus, keluarga kalian itu nggak selevel dengan keluarga saya!"
Sarah terdiam mendengar hinaan Lisa, kemudian melirik Fira yang hanya tertunduk pasrah.
"Saya ingatkan sekali lagi sama kamu, Fira! Jauh-jauh dari Bagus. Kamu itu cuma bisa morotin aja, dasar keluarga miskin!" Lisa mengambil sesuatu dari tas mewah yang dipegang kemudian memakainya, sebuah kacamata hitam yang harganya setara dengan harga motor matic keluaran terbaru. Sebelum melangkahkan kakinya pergi dari rumah kekasih sang anak, ia terlebih dahulu memberikan sebuah amplop coklat berisi sejumlah uang pada Fira.
"Ini buat kamu. Tolong kamu enyah dari kehidupan anak saya."
Fira menampik amplop tersebut.
"Anda tidak usah khawatir, Bu. Bawa kembali uang ini, saya tidak butuh! Saya janji secepatnya akan memutuskan hubungan saya dengan mas Bagus," ujar Fira tegas pada wanita yang sudah sering kali menghinanya itu.
****
"Pa, tadi ada ibu-ibu yang ngamuk tadi di rumah kita," cicit Sarah saat suaminya baru saja pulang bekerja."Siapa, Ma? " Heran Winata, papa kandung Fira.
"Ibunya si Bagus," balas Sarah sembari meletakkan cangkir kopi yang masih mengepulkan asap ke atas meja."Bagus pacarnya Fira?"
Sarah mengangguk, "Benar, Pa, dia minta Fira jauhi Bagus. Orangnya songong banget, apa dia nggak tau kalau justru anaknya yang ngejar Fira sampai tergila-gila?"
"Terus, sekarang Fira gimana?" Winata menyesap sedikit kopi yang sudah dihidangkan sang istri. Kemudian melanjutkan ucapannya, "Apa Fira mau mutusin Bagus?"
"Kayaknya mau, Pa … menurut Mama, mending kita terima saja usulan dari teman Papa itu yang mau jodohin anak mereka, dari pada keluarga kita dihina bu Lisa terus."
"Tapi apa Firanya mau, Ma?"
"Nanti kita bilangin pelan-pelan, Pa, kayaknya dia nggak bakalan nolak deh.""Mudah-mudahan aja ya, Ma, soalnya aku sama pak Rahman sudah lama ingin jadi besan. Lagipula kasihan anak kita kalau difitnah begitu sama keluarga Bagus.
******Suasana butik tempat Fira bekerja siang ini memang cukup ramai. Lalu lalang kendaraan bermotor yang ada di jalan raya depan butik pun cukup padat.
Gadis cantik berhijab itu hanya melamun. Seharian ini ia tampak tak bersemangat, tenaganya hilang tak bersisa. Gadis yang baru saja putus dari pacarnya itu terus memikirkan bagaimana cara agar kedua orang tuanya tidak jadi menjodohkan.
Kabur dari rumah tidak mungkin, dia takut kelaparan di jalan, dan jadi gelandangan yang berkeliaran. Maskipun bukan gadis baik berhati putih bersih bak peri di TV, Fira juga masih takut kualat pada orang tuanya. Ia mendesah pasrah di antara tumpukan baju yang baru saja datang dari pabrik, hingga sebuah suara mengagetkannya.
"Kerja, kerja! jangan ngelamun mulu. Di sini dibayar buat kerja, bukan buat bengong," sindir Bu Veronica pemilik butik tempat Fira bekerja.
"Iya, Bu, maaf," lirih Fira pada sang bos."Ya sudah cepat lanjut kerja sana! Di depan banyak pembeli."
Gadis itu hanya mengangguk kemudian berjalan meninggalkan sang bos yang masih menunjukkan wajah galak.
Dengan langkah gontai Fira menghampiri sekumpulan ibu-ibu paruh baya yang sedang memilih pakaian yang mereka suka.
****
Sore harinya
Sepulang bekerja hari ini Fira merasa tidak bersemangat, pikirannya benar-benar kacau. Pertemuan terakhirnya dengan sang kekasih selalu berlarian di kepala, mencuri sebagian angan-angan. Bagaimana tidak? Fira harus memutuskan Bagus karena paksaan dari Lisa, padahal keduanya masih saling mencintai.
Setelah memakirkan motor matic sepulang ia bekerja, Fira kemudian berjalan gontai menuju kamar.
Gadis yang baru saja lulus kuliah itu langsung menghempaskan tubuh di atas kasur. Wajahnya dia benamkan di atas bantal. Gadis itu kemudian menangis, Fira tak pernah menyangka kalau jalan hidupnya akan berliku-liku seperti pemeran utama dalam sinetron yang sering ditonton mamanya dalam layar kaca.
Tak lama setelahnya, suara ketukan pintu dari luar disusul suara teriakan sang Mama membangunkannya.
"Nduk, Mama masuk, ya! Mama mau ngomong sebentar sama kamu," ujar sang ibu dari luar kamar.
Meskipun enggan, Fira tetap mengijinkan Sarah masuk.
"Masuk aja, Ma, gak dikunci kok!" teriak Fira dengan isak yang tertahan berusaha menyembunyikan tangisnya di depan Mama.
Sarah kemudian masuk ke kamar sang putri, kemudian duduk di samping Fira. Tangan wanita yang sudah melahirkan dua anak itu terulur naik turun mengelus punggung anak bungsunya, kemudian membawa tubuh Fira ke dalam pelukan.
"Mama tahu ini berat buat kamu, Nduk, tapi ini juga untuk kebaikan kamu! Apa kamu ingin kalau keluarga kita dihina sama bu Lisa terus? Kamu pikir-pikir lagi, ya?" tutur Sarah pada Fira yang kini sedang berusaha menyeka air mata.
"Mama sama papa jodohin kamu sama dia supaya kamu gak sedih terus, Nduk," tambahnya lagi sembari merapikan anak rambut Fira.
"Tapi kan Ma, kenapa aku harus dijodoh-jodohin segala sih, aku kan nggakak kenal sama orangnya," cicit Fira meragu.
"Nanti kalau orangnya jorok gimana, Ma? Aku gak mau," tambah Fira sambil berdigik ngeri membayangkan hal tersebut.
"Ma, aku nggak apa-apa putus sama mas Bagus biar kita gak dihina sama bu Lisa, tapi gak harus dijodohin juga ‘kan?" Fira masih berusaha merayu sang Mama agar membatalkan perjodohan tersebut.
"Dino itu baik, Nduk, Mama udah pernah ketemu orangnya. Dia juga lebih cakep dari pada mantan kamu itu."
"Apa Mama pikir modal cakep aja bisa jamin bahagia? kalau orangnya songong, gimana? Kalau dia suka main tangan, kasar, sok tahu, jorok, atau suka kentut sembarangan gimana, Ma? Pokoknya aku nggak mau!"
"Hush! kamu itu, ngawur banget!" seru Sarah, sedangkan Fira hanya meringis menunjukkan gigi putihnya.
Fira bangun dan duduk di samping sang Mama, kemudian memeluk wanita itu dari samping. Sarah mengurai pelukan, kemudian mengambil tissue yang berada tak jauh dari mereka.
Diusapkan tissue yang baru dibeli itu pelan ke wajah Fira yang penuh air mata, dia tahu sang anak telah dilanda duka yang mendalam. Baru semalam memutuskan sang kekasih, hari ini dia dipaksa untuk menerima pinangan lelaki lain.
Sebenarnya Sarah dan Winata tak tega memaksakan perjodohan, tapi hinaan dari keluarga mama Bagus benar-benar membuat harga diri meraka direndahkan.
Setelah melakukan pelukan dramatis, Sarah berucap lembut, "Nduk, Mama harap kamu selalu bahagia, ya!"
dielusnya pucuk hijab sang putri sambil menitikan air mata."Udah dong, Ma, kok malah jadi Mama yang nangis, ‘kan aku yang baru putus," kata Fira dengan senyum, jemari tangannya bergerak lincah menghapus air mata sang Mama.
"Kami terpaksa menjodohkan kamu, Nduk. Mama gak mau anak Mama dihina terus sama orang," tutur Sarah sambil menangis. Tiba-tiba bayangan anak bungsunya yang sering di hina orang tua sang pacar berkelebat di kepala.
"Dino itu baik, Nduk, keluarganya juga sangat baik. Mama dan papa kenal baik sama mereka. Dino juga ganteng. Meskipun dijodohkan Mama tetap milihnya yang bening dan muda, gak kayak Datuk Maringgit lah," ujarnya masih dalam mode merayu dengan air mata yang entah asli atau palsu, hanya Sarah dan Tuhan yang tahu.
"iya, Ma, Fira mau. Mama udahan dong nangisnya," bujuknya.
"Benar, kamu mau dijodohin?" Sarah mendadak girang, terasa ribuan kupu-kupu bertebaran dalam hatinya.
Fira terdiam, gadis itu hanya bisa mengangguk dipelukan sang Mama.
‘Akhirnya mau juga nih anak! Lumayan juga akting aku,’ batin Sarah bahagia.
*******"Pa! Papa!" teriak Sarah memanggil sang suami."Apaan sih, Ma? gak usah teriak-teriak gitu deh. Papa gak budek, ini baru kelar nyuci mobil," seru Winata gemas dengan tingkat heboh istrinya.
"Pa, akhinya Fira mau kita jodohin sama anaknya pak Rahman!"
"Bener itu, Ma? ya Allah, alhamdulillah.” Saking bahagianya sepasang suami istri itu berpelukan seperti anak muda yang baru saja jadian.
"Ya udah, Papa cepat hubungi calon besan kita."
Hari ini Fira mencoba membuka lembaran baru, mengubur semua kenangan indahnya dengan Bagus.
Meski dalam hati Fira masih sangat mencintai Bagus. Tapi hiinaan Ibu Lisa benar-benar mengoyak harga dirinya dan keluarga.Ibu Lisa seenaknya saja bilang kalau Fira itu cewek matre yang bisanya hanya memanfaatkan harta keluarga Ibu Lisa , padahal hanya karena Bagus pernah memberikannya HP dan laptop.
Sebenarnya Fira sempat menolak pemberian itu. Namun karena gadis berhijab itu sedang butuh- butuhnya, akhirnya dia terima. Untuk menunjang semua tugas kuliahnya.
Semalam kedua benda itu dan semua hadiah pemberianBagus sudah dikembalikan pada seseorang yang tiga tahun belakangan ini sudah menemati hari-hari Fira. Meskipun gadis cantik itu juga sedih, karena semalam juga berakhirlah kisah cinta mereka yang sudah mereka perjuangkan selam ini.
Fira jelas-jelas sedih dan terluka dengan putusnya hubungan cintanya denga Bagus. Tapi dia juga berpikir mungkin takdirnya dengan Bagus hanya sampai di sini saja.Semoga dengan jalan ini Fira berharap akan bahagia dengan orang lain, begitu pula harapannua untuk Bagus.
***Seperti biasanya pagi ini Fira sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja di butik, gadis yang berperawakan mungil itu melangkah pelan ke meja makan. Namun sampai di sana Fira sempat terpana melihat seluruh hidangan yang tertata rapi di atas meja berbahan kayu tersebut.
Semua menu makanannya adalah makan kesukaannya semua, sesaat Fira tampak sangat bahagia. Namun, tiba-tiba gadis cantik itu jadi curiga."Nduk nanti malam siap-siap ya!" ucap Sarah saat Fira mendudukkan dirinya di kursi.
"Memang kenapa Ma?" Fira menjawab sambil mengabsen satu-satu makanan di atas meja dengan matanya.
"Kamu lupa ya Nduk semalam Mama kan sudah bilang kalau nanti malam keluarganya Bapak Rahman mau kesini, mereka mau kenalan sama kamu Nduk!"
Fira yang baru saja memasukkan nasi goreng pedas dalam mulutnya, jadi terdiam.
"Jadi karena ini makanya Mama masak spesial hari ini," gumam Fira dalam hati."Loh kok malah melamun to Nduk," tanya sarah pada putrinya yang belum juga mengunyah nasi dalam mulutnya, Sarah kemudian mengulurkan segelas air putih pada Fira, yang langsung diminumnya hingga tandas tak bersisa.
"Mah ... Mama ... !" lirih Fira mengiba, " Batalin aja ya!" gunam Fira dengan raut wajah yang dia buat semelas mungkin agar keduanya membatalkan acara nanti malam."Kamu kemarin udah bila mau loh, kok sekarang main batalin-batalin aja, mau ditaroh di mana muka orang tuamu ini. Jadi anak itu mbok ya sekali-kali nyenengin orang tua, bukannya malah bikin malu saja bisanya," bentak Sarah keras, kedua netranya bahkan melotot tajam pada sang putri. Karena kesal wanita paruh baya itu lalu beranjak pergi dari meja makan.
"Waduh gawat nih, kayaknya Mama, beneran marah sama aku, belum pernah aku lihat Mama semurka itu. Kenapa takdik hidupku semenyedihkan ini," gumam Fira dalam hati sembari menatap namar pada makanan favoritnya yang bahkan belum sempat dia sentuh.
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 2 (Perkenalan)Akhirnya kini Fira sedang merenung, dia tidak ingin jadi anak yang durhaka pada orang yang dia sayangi dan sudah membesarkannya sampai saat ini.Selama ini kedua orang tuanya tidak pernah meminta apa-apa padanya, sekarang dia hanya di minta menerima lamaran anak dari teman sang Papa, dengan berat hati, akhirnya Fira menyetujui permintaan orang tua nya.Gadis itu berfikir mungkin adalah takdir yang memang harus dia jalani.Soal cinta atau tidaknya ia dengan Dino, entahlah karena belum pernah sekalipun dia bertemu dengan cowok yang akam dijodohkan dengannya, Fira jadi tidak peduli lagi, karena sampai saat ini bayangan wajah sang mantan masih mengisi relung hatinya."Mungkin memang takdirku seperti ini, semoga ini memang yang terbaik bagiku," bisik Fira pada dirinya sendiri untuk menata hatinya kembali.Dengan mengenakan tunik wa
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 3 (Menerima)Sambil berpegangan tangan, Dino dan Fira masuk dalam rumah, saat keduanya sampai dalam ruang tamu, seluruh pasang mata yang berada di sana menatap tak percaya dengan apa yang mereka lihat.Sarah, Winata, beserta kedua orang tua Dino kaget melihat kedua anak muda yang baru saja masuk itu saling berpegangan tangan dengan senyum manis di bibir keduanya, bahkan Dino tak segan mengelus lembut kerudung yang Fira kenakan."Kalian dari mana kok cuma bentar jalan-jalannya?" tanya Winata lembut."Cuma dari taman kok Om, sebenarnya aku mau ajak Fira sekalian makan di luar, tapi dianya nolak katanya nggak enak sama semuanya, jadi kita pulang aja," ucap Dino menjelaskan pada calon papa mertuanya."Harusnya kalian makan di luar aja tadi, soalnya kita masih banyak yang mau dibahas. Sekalian biar kalian berdua lebih saling mengenal!" Pak Rahman angkat bicara mendukung putr
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBAB 4 (Seblak)Seminggu telah berlalu, malam nanti akan dilangsungkan pertunangan Dino dan Fira. Terlihat orang tua dan beberapa kerabat Fira tengah sibuk mempersiapkan segalanya.Sedang gadis yang akan bertunangan nanti, dia hanya mengurung dirinya di kamar. Fira benar-benar tidak peduli lagi dengan persiapan pertunangannya itu. Yang Fira lakukan hanya rebahan sambil membaca salah satu novel online di HP nya.Saat sedang asyik-asyiknya membaca, sebuah chat masuk dari nomor yang tidak dikenalnya.[ Lagi ngapain lo ?][Maaf ini siapa ya? ][Mau kualat lo,ngak ngenalin calon SUAMI sendiri?][Ngapain lo hubungin gue,lo kangen ya..][Najis banget gue kangen sama cewek kayak elu, gue cuma mau ingetin aja nanti malem jangan lupa ,lo harus tetap pura-pura suka sama gue. Biar ibu ama bapak gue nggak curiga sama sandiwara kita]Setelah membaca pesan yang baru saja
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 5 (Ibu)Seminggu telah berlalu setelah acara pertunangan Fira dan Dino. Hubungan keduanya pun masih sama, yaitu main sandiwara di depan kedua orang tuanya masing-masing.Pagi ini Dino disuruh sang ibu untuk menjemput Fira. Karena ibu Nurul merasa kangen dengan calon menantunya itu. Sebelum meluncur kerumah Fira yang agak jauh, cowok itu mengirim pesan ke Fira terlebih dahulu[Ntar jam 9an gue mau jemput lo lo jan lupa siap-siap] Dino[Kemana?] Fira[Kerumah gue. Ibu gue kangen sama lo] Dino[Hari ini gue kerja] Fira[Lo pulang jam berapa? Ntar gue jemput ditempat kerja lo] DinoSebelum membalas pesan Dino, Fira berfikir kenapa bisa pas sekali. Pagi tadi motor kesayangan rewel tidak mau jalan. Ia terpaksa naik ojeg ke tempat kerjanya.[Nanti gue pulang jam 3 sore]Fira[Oke]Dino"Emang ni anak udah tau alamatnya tempat ker
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 6 (Kejujuran) Setelah menempuh perjalanan yang cukup singkat, akhirnya Dino dan Fira sampai disebuah mini market dekat rumah Dino. " Lo tunggu sini bentar ya, gue mau beli sesuatu lo mau nitip gak?" Dino berucap sambil menyerahkan helm nya pada Fira. "Gak usah" ketus Fira singkat. Daripada menunggu di atas motor gadis itu memilih duduk di bangku panjang depan mini market. "Gue tunggu disini aja, tapi lo cepetan ya?" ucap Fira pada Dino yang sudang melenggang masuk.Karena bosan menunggu, gadis berhijab itu befikir lebih baik ia scrolling sosmed miliknya. Baru saja ingin mengambil HP butut nya dari saku celana, tiba-tiba sebuah mobil milik seseorang yang begitu ia rindukan berhenti didepannya. Fira mematung bingung harus bagaimana saat ia ingin lari dari sana, Dua orang yang sangat ia kenal turun dari mobil mewah tersebut
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 7 (Sakit) Setelah kejadian semalam paginya Fira merasa lebih baik ia mencoba bersikap biasa dihadapan keluarga Dino. "Nduk tolong kamu siapkan nasi goreng ini dimeja makan ya!" ucap Bu Nurul pada Fira yang nampak sudah selesai menyelesaikan pekerjaannya di dapur yaitu mencuci peralatan masak nasi goreng tadi. Gadis itu lalu melap tangannya dan menerima tempat nasi dari tangan Bu Nurul. Setelah menyiapkan sarapan dan berbasa-basi dengan ibu Nurul dan pak Rahman gadis cantik itu diminta untuk membangunkan Dino, meski malas melakukan, Fira juga tak enak menolak akhirnya ia melangkahkan kakinya ke kamar pemuda itu dengan hati-hati. Fira masuk kedalam kamar Dino, tampak cowok itu masih terlelap dalam tidurnya. "Gimana gue bangunninya coba, "Din...Dino bangun!" Fira menepuk pelan tubuh Din
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 8 (Reunian)Mengenakan pakaian berwarna dusty pink, Fira benar-benar terlihat sangat cantik. Usai memoleskan make up tipis ke wajah cantiknya. Ia berusaha memindai lagi penampilannya malam ini."Ma,akunya udah cantik belum?" Berjalan kearah ruang tamu di mana kedua orang tuanya berada sambil berlenggak lenggok bak seorang model seksi padahal busana yang ia pakai tertutup.Papa Fira hanya menggeleng melihat tingkah putri bungsunya itu."Kamu mau ngapain?" protes Sarah yang melihat sang anak mau mencopot sepatunya itu."Aku ganti aja ya Ma, ini tinggi banget ntar lo aku jatuh gimana?" protes Fira sambil memperhatikan sepatunya."Gak usah sayang, kamu udah cantik sepatu itu juga udah cocok sama baju kamu.""Ma, aku takut jatuh nih kalau pakai ini," cicit Fira memohon." Makanya nanti kalau jalan hati-hati
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 9 (Kejutan)Libur adalah hari kebebasan begitu menurut Fira, gadis yang dari tadi hanya rebahan dengan bubbu boneka sapi warna coklat kesayangannya. Hingga suara gedoran pintu kamarnya membuat dia terganggu dan terpaksa membuka pintu kamarnya."Ngapain sih Ma pagi-pagi udah ganggu aja?" Fira menggerutu saat melihat mamanya sedang berdiri didepan pintu kamar tidur nya." Pagi, ini siang Fira," teriak Sarah mulai murka."Anak perawan kok jam segini baru bangun gimana kata orang," tambahnya galak."Udah Mama tenang aja, anak Mama yang paling cantik ini kan udah di keep sama anak temen papa. Mama tinggal pilih bayarnya mau sistem transfer atau COD," ucap Fira ngawur dan berhasil Mendapat hadiah pukulan kemoceng di kepalanya dari Sarah."Kamu udah bangun kok masih ngelindur sih, ngomong ngawur aja."Fira menarik tangan mamanya untuk duduk di a
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 25 ( Petunjuk )Dino berlari terburu-buru menuju sebuah kedai bakso di pinggir jalan ya sudah lumayan sepi, setelah masuk Dino melihat hanya ada tiga orang di dalamnya, dua orang lawan jenis duduk berjejer di bangku sebelah kanan, sedangkan satu lagi seorang wanita duduk sendirian di sebelah kiri. Kedua kakinya kemudian melangkah dan duduk di samping wanita yang dari tadi melamun."Ya ampun Mas Dino dari mana aja, udah ditungguin juga dari dua jam yang lalu," sambar Maya pada orang yang baru saja mendudukkan diri di sebelah Fira itu."Lain kali kalau nggak bisa nepatin, ngak usah pakai janji-janjian segala, lihat aju tuh muka Fira udah kusut kayak gitu, kayak jemuran Bu Saodah yang udah seminggu nggak disetrika dan dibiarkan menggunung di keranjang, lecek, kusut, apek banget dari tadi, aku aja sampai takut Mas ngeliatnya," tambah Maya lagi.Dino menatap sedih wanita di sebelahnya yang engga
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 24 ( Bertemu Detektif )"Mas, kalau ternyata aku nggak bisa hamil gimana ?" lirih pelan Fira pada Dino dengan mata berkaca-kaca."Kok kamu jadi pesimis gitu sih, aku yakin kok, apa kamu meragukan kemampuan aku, mau aku buktikan sekarang ," jawab Dino dengan tatapan mesumnya.Fira mencubit pelan perut Dino, " Kamu beneran ngeselin tau? Aku serius bukan bercanda. Terus misalkan anak yang ada di dalam perut mbak Dewi itu beneran anak kamu gimana? Apa kamu akun ninggalin aku dan menerima mbak Dewi seutuhnya?""Kamu gak boleh bicara kayak gitu, aku gak suka."Dino membingkai wajah Fira dengan kedua tangannya, bagaimanapun pria itu juga resah, sejak kedatangan Dewi kerumahnya hatinya selalu gamang."Yang, sini dulu dengerin aku dulu, jangan seenaknya membuat kesimpulan sendiri." Menepuk kedua pelan kedua kakinya, agar Fira segera naik ke pangkuannya.
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 23 ( Penyelidikan Dimulai )"Menantu ibu ini mau pada kemana sih? Kok jam segini udah pada cantik banget," tanya ibu Nurul pada Fira dan juga Dewi yang kini sedang menyiapkan sarapan di meja makan."Kita mau jalan-jalan Bu, terus mau lanjut ke salon nanti kalau sempat," jawab Fira sembari meletakkan Lima piring yang dia bawa ke atas meja."Apa ibu mau ikut sekalian," tambahnya lagi agar ibu mertua itu tidak curiga, karena yang mengetahui rencana ini hanya dirinya dan Dino."Kalu ke salon ibu ngak mau ah, soalnya suka ngantuk." Bu Nurul menjawab sambil terkekeh pelan.Tak lama berselang dua orang laki-laki penghuni rumah itu sudah ikut bergabung dengan mereka diatas meja makan berbentuk bundar itu.Pak Rahman kemudian duduk, lalu mengambil sepiring nasi goreng buatan istrinya. Sedangkan putranya Dino, yang saat ini terlihat sangat segar, dia
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 22 ( Sedikit Hati Nurani Fira )Seminggu telah berlalu, kini Dewi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya di rumah sakit.Malam ini Fira terbangun dari tidur nyenyaknya, karena merasakan lapar, "Padahal tadi sudah makan banyak, kenapa sekarang laper banget sih?" gumamnya dalam hati. Disingkirkannya tangan kekar suaminya yang tengah memeluknya dari belakang, kemudian melangkah pelan agar tidak membangunkan tidur manis Dino.Duduk bersila di atas karpet tebal di ruang TV, Fira memasukan beberapa biskuit sekaligus kedalam mulutnya, entah karena apa, belakangan ini wanita itu mudah sekali terasa lapar.Braaaaak___kkTerdengar suara benda jatuh dari arah dapur, Fira terlonjak kaget, tangannya gemetar seketika, jantungnya berdegup kencang. Fira takut setengah mati, "Suara apa itu, aduh Mama tolongin aku! tapi jangan-jangan itu maling, masak iya ka
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 21 ( Ide )Fira menatap nanar pemandangan di dalam ruangan yang saat ini Dewi tempati, air matanya luruh seketika, sudut dalam hatinya seperti terhunus samurai yang tajam, tulang dalam tubuhnya mendadak melemas, jika tidak berpegang pada tembok di sampingnya wanita itu mungkin sudah roboh.Meski semua ini adalah ide darinya, namun menjalaninya tak semudah membalikkan telapak tangan, dia tetap sakit hati, melihat Dino mengelus perut buncit Dewi dengan lembut sambil tersenyum manis.Ibu Nurul yang baru saja mengambil dompetnya yang sempat tertinggal di dalam taksi, ikut menatap pandangan menantu kesayangannya, Beliau terkesiap melihat kedekatan Dino dan Dewi saat ini." Kamu sabar dulu ya Nduk, biar nanti Dino , ibu yang kasih tau" ucap ibu Nurul berusaha menghibur Fira sambil mengelus punggung menantunya itu.Fira berusaha mengendalikan perasaannya sendiri,
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 20 ( Berdamai )Fira menjatuhkan bobot tubuhnya di lantai dapur, duduk jongkok kemudian menenggelamkan kepalanya di antara lipatan kakinya. Fira berusaha menahan tangisnya yang sudah nyaris keluar. Bahu Fira berguncang, hanya isakan kecil yang terdengar sangat memilukan. Dia cemburu, sangat cemburu, hanya dengan melihat tatapan mata sepasang suami-isteri di meja makan tadi saja hatinya sudah sehancur ini.Kemudian Dino datang menghampiri istrinya, memeluk erat bahu Fira yang nampak terguncang hebat." Maaf Sayang kalau tadi aku sempet nyakitin kamu, kamu jangan kayak gini dong!""Aku gak papa kok Mas, aku ngerti bagaimanapun jugakan Dewi istri kamu juga. Udah sana kamu lanjutin makan kamu lagi!""Aku gak mau makan, kalau kamu juga gak makan!""Tapi aku masih kenyang Mas, tadi sempet ngemil tadi"D
Awalnya Terpaksa Akhirnya Terjerat Bab 19 ( Pamer Pada Istri Muda ) Dewi masih menyaksikan adegan panas di depannya, wanita yang sedang hamil itu melihat sendiri bagaimana Dino melumat lembut bibir Fira, tangan Dino memeluk posesif pinggang ramping kakak madunys itu,sementara Fira, hanya menginginkan arus permainan lidah Dino yang selalu memabukkan dirinya. "Ehheeemm!! " Karena sudah tak tahan dengan adegan didepannya, Dewi berdehem keras supaya Dino dan Fira juga menyadari keberadaannya. "Ngapain sih kamu disini? kalau mau masuk, masuk aja, gak usah gangguin kita," ucap Dino pada Dewi tanpa sedikitpun menoleh, karena sedang membersihkan bekas ciumannya di bibir Fira. Dewi akhirnya meninggalkan mereka berdua dengan perasaan dongkol, kemudian ia masuk dalam kamar kemudian menutup pintu dengan sangat keras. Sepeninggal Dewi, Fira dan Dino melakukan toss kemenangan, setidaknya rencana pertama mereka h
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 18 ( Menikah Lagi )Berada dalam satu ruangan dalam keadaan mabuk, Dino dan Dewi saling meracau tidak jelas. Dewi bahkan berkali-kali memukuli tubuh Dino kemudian, secara tidak sadar Dewi mulai membenamkan bibir pada bibir Dino, Dino yang dalam pengaruh alkohol mengira orang yang sedang melumat bibirnya itu adalah Risa kekasihnya, mulanya Dino tak membalas namun, karena hawa panas mulai merasuki tubuhnya Dino mulai membalas permainan Dewi dengan rakus dan posesif, kemudian menggiring tubuh sintal nan seksi Dewi keatas ranjang, akhinya mereka melakukan kesalahan dan kebodohan yang selalu Dino sesalkan sepanjang hidupnya.#Flasback off#Fira masih terdiam ketika Dino mengakhiri ceritanya.Wanita yang kini ditinggalkan merantau keluar pulau oleh semua anggota keluarganya itu bingung, ia kembali menimbang keputusan apa yang akan ia ambol kedepannya."Mas, aku mohon kamu harus
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 17 (Kenyataan Pahit )Akhirnya Dino pun mengajak Fira untuk makan malam di sebuah restoran khas makanan Sunda. Meskipun sedih dan bercampur kesal Fira mampu menghabiskan makanannya dengan bersih tanpa sisa. Ternyata apa yang orang katakan itu benat adanya, kalau hati kita sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, selera makan kita pun jadi meningkat.Dino tersenyum singkat ketika melirik Fira makan dengan sangat lahapnya. Namun, jauh dalam lubuk hatinya sangat sakit, menghadapi kenyataan yang akan segara ia hadapi."Habis ini kita kerumah sakit sebentar ya, ibu mau ketemu sama kamu!"Tiba-tiba saja Fira tersedak hingga minuman yang ia minum sedikit tumpah." Kamu pelan-pelan dong minumnya!"Fira hanya melirik sengit pada Dino, seraya berkata,"Emang siapa yang sakit, cewek yang lagi hamil anak kamu itu ya?" Fira berucap sengit dan n