Malam ini begitu legam
Dingin merasuk menembus kulitDi tengah malam yang remang iniAku menemukan kedamaianHening tanpa suara, begitu tenangDi susut sana, terdengar tetes-tetes airDan suara angin yang menyampaikan bait-bait rinduDi sini, di tempat dimana aku mulai bermain dengan imajinasikuDitemani secangkir khayal yang merona dalam genggamSayup-sayup angin malam berhembus dengan syahduKini aku menggigil di balik selimut merah jambu kesayangankuSembari melukis indah parasmu dalam khayalBerharap suatu saat engkau menyadari keberadaankuMalam datang menyisakan sepercik cahaya lampu jalanan. Aku menggigil kedinginan dihembus oleh sejukya angin malam. Aku duduk di depan jendela kaca yang berada tepat sebelah kanan kamar, sembari menikmati secangkir coklat panas kesukaanku. Dalam heningnya malam ini aku termenung memandang ke atas langit sana. Ada beribu bintang dan sebuah bundaran utuh sang rembulan yang indah. Aku semakin takjub dengan penciptaan Sang Kuasa. Menciptakan bumi, dan mengatur pergantian peredarannya, hingga terjadinya pergantian siang dan malam. Siang hari yang di terangi oleh cahaya sang mentari, dan pada malam hari dihiasi oleh bulan dan bintang sebagai perhiasan semesta. Terlihat begitu nyata, hingga tak dapat ditafsirkan olehku. Entah bagaimana benda-benda itu bisa menggantung tinggi di angkasa sana.
MaasyaaAllah, Maha Suci engkau ya Allah, yang telah menciptakan semesta dan mengatur segala peredarannya, tanpa ada yang terbentur satu sama lain.
Di tengah malam yang sepi ini, dingin merasuk kulitku. Kembali ku seduh secangkir coklat hangat yang sedang aku pegang erat, sembari menghangatkan tangan. Di sela malam yang tenang ini, tiba-tiba aku teringat dengan sosok pria yang tadi aku lihat di tepi pantai. Begitu antusiasnya mengambil gambar senja yang megah tadi sore. Aku rasa aku baru melihatnya sekali tadi. Tapi kenapa berani-beraninya dia datang mengganggu lamunanku malam ini. Siapa dia? Ah, mengganggu ketenanganku saja. Dingin malam semakin tak bersahabat. Jam sudah menunjukkan pukul 22:55 WIB. Aku mulai beranjak tidur, namun sosok pria tadi masih saja belum beranjak pergi. Ada apa ini?
Kegelisahan membuatku tidak bisa tidur dengan nyaman malam ini.Aku bahkan tidak menyadari jam berapa aku terlelap tadi malam, hingga tahajudku ketinggalan, karena semalam mungkin aku tertidur sudah sangat larut. Aku baru saja terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul 05:20 WIB. Subuhku hampir saja kebablasan. Aku segera berwhudu dan menunaikan sholat Subuh.
Yaa Rabb, ampuni aku. Aku mulai lalai dengan ibadahku hanya karena memikirkan salah satu hamba-Mu yang bahkan aku tidak kenal. Ampunilah aku Yaa Rabb. Jika dia hanya akan menjauhkanku dari-Mu, bantu aku untuk menghilangkan bayangnya.
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘alaa Diiniik.
Aku merintih meminta ampunan Sang Kuasa. Sebab lalainya diri ini dalam beribadah kepada-Nya, hanya karena memikirkan seseorang yang entah siapa. Aku tidak mau seperti ini, terjebak dalam bayang-bayang harapan yang tak nyata. Aku tak mau terjatuh dalam khayal. Aku harus bisa mencegah rasa ini sebelum semua terlalu jauh.
“Bantu aku Yaa Rabb,” ucapku dalam hati.
Aku merasa sangat lelah pagi ini, entah jam berapa aku tertidur tadi malam. Yang aku ingat, aku menangis semalam hingga lelah dan aku yakin bahwa setelah itulah aku tertidur. Dan pagi ini aku bahkan merasa lebih lelah, setelah menguras air mata tadi akhirnya aku tertidur di atas sajadah.
Aku terbangun, segera kulirik jam dinding ternyata sudah menunjukkan jam setengah sembilan. Aku bergegas mandi karena aku ada kuliah pagi ini. Hampir saja aku telat karena ketiduran.
... (bersambung)
Kau tahu apa yang aku rindukan pagi ini?Seuntai kisah tentang senyum simpulmuPesonanya membuatku canduMenjadikan debar seakan tak sabar tuk menikmati lagi indah senyummuTak peduli bagaimana dengan kamuSebab aku tak perlu izinmuBagiku, senyummu bagaikan hujanYang datang di tengah kemarau panjangYang dengan seketikaMampu merubah mood-ku yang berantakanEntah bagaimana waktu mengatur semua ini. Hingga sebuah rasa yang tak dikenal mampu membuatku candu. Entahlah, bahkan aku sendiri tak mengenal siapa dia. Namun tiba-tiba semesta menghadirkan sosok dia tuk menguasai samudera hatiku. Siapa dia? Ah semua terlihat begitu rumit. Lalu apa yang mampu aku perbuat sekarang? Menemui dia? ah, tidak mungkin, jangan bercanda. Sedari tadi pagi, aku masih saja terus kepikiran tentang hal kemaren. Sudahlah, hentikan semua ini. Apa gunanya aku memikirkan seseorang yang bahkan tak ku kenal sama sekali. Aku memutuskan untuk melaksanakan sholat dhuha sebelum berangkat ke kampus. Jam sudah menunjukka
Di pelantaran senja nan anggun, angin membawa aromamuBegitu ku nikmati nyanyian-nyanyian ombak penuh sukaDi tepian pantai nan penuh temaram ini,aku bersandar pada sajak-sajak yang membawaku untuk berkelana dalam picisan semu iniSementara damaiku menikmati setiap alunan indah nan membawakutuk menari nari bersama senja yang kupujaSungguh menenangkan bukan?Ah, pasti akan lebih menyenangkan jika ada kamu di sinibukan hanya namamu yang dibawa anginpendar jingga pada senja seakan mengisahkan tentang kamuindah, namun tak untuk kumilikiku biarkan senja mengirimkan sajak-sajak indahnya padamusemoga angin pun bersedia menerbangkan kisahku yang merindumu di sinidi pelantaran senja yang bergurat jinggaAku masih di sini, di pelantaran senja yang bergurat jingga. Aku sangat menikmati aroma pantai sore ini. Di temani hangatnya mentari senja dengan pendar jingga nya. Kembali aku gurat seuntai kisah di atas secarik kertas dengan tinta pena yang menjadi saksi bisu perjalanan ini. Di tepia
Dalam dekapan angin di heningnya malamAku terdiam dalam hampaAku termenung, terkesima oleh takdirYang menyuguhkan sebuah kisah, yang datangnya tak pernah ku dugaBagai salju yang datang di tengah kemarau panjangMungkin sebegitu mustahilnya hadirmu dalam kisahkuDinginnya malam tak berarti apa-apaIndahnya taburan bintang pun tak sanggup mengobati rasa iniRasa sesak yang membelenggu hatiMenyeruak di dalam sanubariHanya goresan pena berisi sajak tak berartiTentang rindu yang begitu menyiksa diriTeruntuk kamu,Yang selalu dirinduiNamun tak pernah mengetahuiMalam sudah mulai pekat, sang rembulanpun sudah mulai muncul bersama para bintang yang senantiasa menemani. Aku di sini menatapnya tajub, diiringi suara jangkrik di tengah remang-remang malam yang sunyi. Tiba-tiba ponselku yang berada di kasur berdering. “Halo, assalamualaikum, ma,” jawabku antusias.“Waalaikumussalam, Fya lagi apa nak?” tanya mama.“Nggak lagi ngapa - ngapain ma. Mama sehat?”“Alhamdulillah sehat. Fya udah
Tentang kamu,Kamu yang entah di belahan bumi manaYang tengah Allah siapkan untukkuAku senang merinduimuAku kecanduan membayangkan sosokmuTentang bagaimana caramu melontarkan senyum simpulmuTentang bagaimana caramu kelak menegurkuTentang bagaimana caramu kelak membujukkuTentang bagaimana sabarnya kamu mengahadapi sifat manjakuDan tentang kamu lainnyaEntahlah,Bagaimana aku mampu melukiskan tentang kamuKamu yang ada dalam semogakuMeski aku tak tau rupamuNamun selalu melangiti asakuSejak kemaren, aku selalu kepikiran dengan orang yang dimaksud mama yang mau datang kerumah. Aku jadi penasaran, siapa ya dia? Sosok laki-laki seperti apa yang bakal menjadi calon imamku?Hari ini aku gak ada kuliah, tapi bosan juga di kos gak ada kerjaan juga. Aku putuskan untuk pergi keluar mencari makan. Aku ingin makan bakso hari ini, tanpa berpikir panjang aku langsung ke warung baksonya mang Dilan. Sepuluh menit perjalanan, aku sampai dan langsung memesan 1 porsi bakso spesial kesukaanku. Ke
Ku nikmati dingin sepi di awal malam iniKetika hujan menghantarkannya senja tadiMega-mega keemasan telah ditelan gelapHilang bersama sisa-sisa rindu yang tergerus oleh waktuAku terpatri oleh perasaan yang samaDan masih dengan jiwa yang samaIni bukan secuil perasaaan di hatiTapi setumpuk rasa yang menyesakkan naluriBersemayam dan tak pernah pergiMeski beribu kali kuusirNamun semakin menjadi Malam ini langit terlihat cerah dengan ribuan bintang yang terangi malam. Tak lupa, sang rembulan turut hadir di atas sana. Setelah gerimis senja tdai mulai mereda, akhirnya langit kembali cerah. Aku memandang ke atas sana, kulihat ada bintang tiga, yang bersinar terang di antara bintang lainnya. Di seberang sana terdengar suara jangkrik yang memecahkan sunyi, diiringi dengan suara klakson kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Di sini aku lebih memilih menikmati secangkir coklat panas kesukaanku, ditemni remang malam yang menghembuskan angin malam yang sejuk. Tidak seperti kebanyaka
Kau tahu? Apa yang paling mendebarkan selain ombak menghantam karang di lautan? Itulah hatiku ketika mengetahui bahwa kamulah sosok itu. Sang pujaan yang diam-diam tiba meminang. Terimakasih telah datang, hingga rasa ini tak perlu kubuang. Jam sudah menunjukkan pukul 04:30 WIB. Aku bangun dari tempat tidur dan segera mandi kemudian menunaikan sholat Subuh. Pagi ini udara terasa sangat dingin, di luar masih terlihat gerimis turun teratur. Membuat udara semakin sejuk dibawa angin yang kemudian membelai kulitku. Ku awali pagi ini dengan basmalah, berharap segala sesuatu yang akan terjadi hari ini akan berjalan dengan lancar, dan semoga ini memang yang terbaik. Kumantapkan hati untuk menghadapi keputusan yang seumur hidup baru kali ini aku hadapi. Setelah menunaikan sholat Subuh, aku lanjutkan dengan beres-beres untuk persiapan pulang ke rumah pagi ini.Kembali ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15 WIB. Matahari masih terlihat enggan untuk menampakkan dirinya. Sembari menungg
Aku pengagum senjaDari senja aku belajar tentang sebuah kepergian yang selalu meninggalkan kesan indahBegitu indah, hingga aku terpesonaRona jingga yang membuatku terpaku takjubBegitu damai, hingga buatku canduNamun kini,Ku temukan sebuah keindahan baru yang jauh lebih indahTak kalah indah dengan senjaSenyummuSama seperti senjaHadirnya membuat semesta takjubNamun menghilangnya mengundang gelapSama seperti senjaMenghilang dan mendatangkan malamSemoga senjaku dan senyummu takkan pudarMeski kadang badai berkecamuk menghantam tapianmuIzinkan kurawat lengkungan indah ituMerekahlah dengan indah, senja baruku pada senyummu.Tak terasa sudah tiga hari berlalu. Sejak malam itu aku dikejutkan dengan sebuah pengakuan yang membuatku merasa istimewa, dicintai oleh pangeran yang aku damba.Aku merasa seperti sedang bermimpi sangat indah. Hingga aku tak mau untuk bangun dan menghadapi kenyataan yang kadang bertolak belakang dengan mimpiku. Siapapun, tolong jangan bangunkan aku dari m
Aku yang bersimpuhMemohon ampun-Mu yaa RabbAmpuni segala dosaku atas segala pengharapan iniMungkin ini teguran-MuAtas pengharapan yang tinggi kepada makhluk-MuMembuat-Mu cemburu yaa RabbAmpuni akuJika ini ujian-MuMaka aku ikhlasMaka aku akan bersabarAku percaya bahwa yang terbaik menurut-MuAkan datang di waktu yang tepat kelakJika bukan dia, mungkin seseorang yang lainYang cintanya kepada makhlukTidak mengalahkan cintanya kepada-Mu “Drrrrrrrttttt drrrrttt drrrrtttt”Terdengar suara alarm yang sebelumnya aku setel sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB. Aku segera bangun dan mengambil wudhu untuk menunaikan sholat tahajud. “assalamualaikum warohmatullah”.“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih”“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih"“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih" “subhanallah wabihamdih”“subhanallah wabihamdih"“subhanallah wabihamdih" “la
Kau tahu apa itu cinta sejati? Bagaimana kamu mengartikan cinta sejati? Bagiku, cinta adalah sebuah benih abadi Yang takkan hilang disapu badai Takkan gugur diterpa hujan Takkan layu di tengah kemarau panjang Takkan pudar ditelan masa Takkan lekang oleh waktu Takkan mati walau dibunuh Sebab ia adalah abadi Datangnya dari sang Ilahi Sang Pemilik Cinta Sejati Tiga bulan berlalu, aku masih di sini menemani hari-harinya. Senyumnya telah kembali. Meski bukan sebagai dia yang dulu. Namun sebagai seorang yang baru. Seseorang yang lain, yang baru saja mengenalku, lagi. Entah bagaimana waktu mengatur segalanya. Semua seakan seperti sebuah perencanaan yang matang. Seseorang yang dulu sempat meminangku, namun hilang dan lupa akan segalanya. Namun kini, hadir sebagai sosok baru yang kembali memuatku jatuh pada pengharapan yang sama. Lalu apa lagi yang akan terjadi setelah ini? Bagiku, yang berlalu biarlah berlalu. Melihat bang Fajar sudah sembuh saja, itu sudah lebih baik bagiku. Te
Jejak kenang membias pada cahaya kerinduanMeratap tajam pada senyap jalan suramPada dingin malam legamSajak-sajak indah yang dulu kini telah rapuhLekang oleh waktu, berakhir semuPada sang rembulan yang enggan menyapaAku titipkan secuil rindu pada ia yang terpujaSampaikan sebait harap yang masih tertata indahDalam doa-doa penuh harap pada Sang KuasaAku di sini, di bawah temaram bulanMasih meratap sendu pada rinduMenerawang angan dalam bayangMeski pada langkah yang tertatihAku masih di sini berteman dengan sepiDengan rasa yang masih tertata rapiTeruntuk dia yang terkasihAku tau semua percuma Sebab raga dan bayangmu sekarang hanyalah semuTanpa ada kata temu Hariku kembali seperti semula, seperti ketika aku belum mengenal sosok bang Fajar. Rutinitasku terus berlanjut, begitupun dengan bang Fajar. Aku kembali memfokuskan diri pada kuliahku yang terbengkalai. Semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu, kemalangan yang menimpa banga Fajar, jujur saja aku sangat tidak fokus
Tentang bagaimana akhirnya nantiAku hanya dapat belajar ikhlasDari apa-apa yang mungkin memang bukan untukkuAku akan belajar bersabarDari apa-apa yang aku inginkanAku hanya bisa berharapSemoga kelak akan ada jalanSebuah jalan yang indahYang akan datang di waktu yang tepatAku percayaSemua adalah skenario terbaik-Nya. Sudah seminggu berlalu, setelah Bang Fajar siuman dari masa kritisnya. Keadaannya sudah mulai pulih sekarang. Meskipun ingatannya belum dapat kembali seperti dulu, sebagaimana dia mengenal baik orang tuanya, adiknya, dan aku sebagai tunangannya yang hampir saja menjadi kekasih halalnya. Hari ini Bang Fajar sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Dengan mobil yang disetir oleh Ayahnya, kami pulang menuju rumahnya Bang Fajar. Aku, Adik dan Ibunya bang Fajar, duduk di belakang. Sedangkan bang Fajar duduk di depan.Aku bersyukur, setidaknya abang Fajar baik-baik saja sekarang. Meskipun hatiku kini tak bisa dijelaskan, entah harus bahagia, ataukah kecewa sebab tak dapa
Hari-hari berlalu tanpa senyummuAku kalut karena hilangmuAku hampa tanpa hadirmuKenapa kau hadir dan menawarkan hatiJika akhirnya kau menghilang tanpa mengabariAku melihat jasadmuTapi tidak dengan sapamuAku melihat jasadmuTapi tidak dengan senyum simpulmuAku rindu Seminggu berlalu, namun belum ada perubahan pada Bang Fajar. Belum ada tanda-tanda bahwa ia akan membuka mata, lalu menyapaku dengan nyata. Senyum itu terlihat begitu pucat. Kali ini aku benar-benar cemas akan kehilanganmu, Bang. Dan aku belum siap untuk itu. Meski kamu belumlah menjadi sosok pendamping halalku, namun di hatimu kali pertama aku terjatuh, Bang. Di matamu kali pertama aku berani menjatuhkan rasa. Dan aku belum siap mengubur rasa ini. Rasa yang baru saja tumbuh subur. Yaa Rabb, aku benar-benar berharap keajaiban dari-Mu Yaa Rabb. Izinkan dia kembali menjalankan hidupnya Yaa Rabb, izinkanlah aku tetap terjatuh di hatinya. Aku akan menjaganya semampuku Yaa Rabb. Aku tak akan berharap banyak Ya Rabb, a
Aku yang bersimpuhMemohon ampun-Mu yaa RabbAmpuni segala dosaku atas segala pengharapan iniMungkin ini teguran-MuAtas pengharapan yang tinggi kepada makhluk-MuMembuat-Mu cemburu yaa RabbAmpuni akuJika ini ujian-MuMaka aku ikhlasMaka aku akan bersabarAku percaya bahwa yang terbaik menurut-MuAkan datang di waktu yang tepat kelakJika bukan dia, mungkin seseorang yang lainYang cintanya kepada makhlukTidak mengalahkan cintanya kepada-Mu “Drrrrrrrttttt drrrrttt drrrrtttt”Terdengar suara alarm yang sebelumnya aku setel sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB. Aku segera bangun dan mengambil wudhu untuk menunaikan sholat tahajud. “assalamualaikum warohmatullah”.“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih”“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih"“astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaih" “subhanallah wabihamdih”“subhanallah wabihamdih"“subhanallah wabihamdih" “la
Aku pengagum senjaDari senja aku belajar tentang sebuah kepergian yang selalu meninggalkan kesan indahBegitu indah, hingga aku terpesonaRona jingga yang membuatku terpaku takjubBegitu damai, hingga buatku canduNamun kini,Ku temukan sebuah keindahan baru yang jauh lebih indahTak kalah indah dengan senjaSenyummuSama seperti senjaHadirnya membuat semesta takjubNamun menghilangnya mengundang gelapSama seperti senjaMenghilang dan mendatangkan malamSemoga senjaku dan senyummu takkan pudarMeski kadang badai berkecamuk menghantam tapianmuIzinkan kurawat lengkungan indah ituMerekahlah dengan indah, senja baruku pada senyummu.Tak terasa sudah tiga hari berlalu. Sejak malam itu aku dikejutkan dengan sebuah pengakuan yang membuatku merasa istimewa, dicintai oleh pangeran yang aku damba.Aku merasa seperti sedang bermimpi sangat indah. Hingga aku tak mau untuk bangun dan menghadapi kenyataan yang kadang bertolak belakang dengan mimpiku. Siapapun, tolong jangan bangunkan aku dari m
Kau tahu? Apa yang paling mendebarkan selain ombak menghantam karang di lautan? Itulah hatiku ketika mengetahui bahwa kamulah sosok itu. Sang pujaan yang diam-diam tiba meminang. Terimakasih telah datang, hingga rasa ini tak perlu kubuang. Jam sudah menunjukkan pukul 04:30 WIB. Aku bangun dari tempat tidur dan segera mandi kemudian menunaikan sholat Subuh. Pagi ini udara terasa sangat dingin, di luar masih terlihat gerimis turun teratur. Membuat udara semakin sejuk dibawa angin yang kemudian membelai kulitku. Ku awali pagi ini dengan basmalah, berharap segala sesuatu yang akan terjadi hari ini akan berjalan dengan lancar, dan semoga ini memang yang terbaik. Kumantapkan hati untuk menghadapi keputusan yang seumur hidup baru kali ini aku hadapi. Setelah menunaikan sholat Subuh, aku lanjutkan dengan beres-beres untuk persiapan pulang ke rumah pagi ini.Kembali ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15 WIB. Matahari masih terlihat enggan untuk menampakkan dirinya. Sembari menungg
Ku nikmati dingin sepi di awal malam iniKetika hujan menghantarkannya senja tadiMega-mega keemasan telah ditelan gelapHilang bersama sisa-sisa rindu yang tergerus oleh waktuAku terpatri oleh perasaan yang samaDan masih dengan jiwa yang samaIni bukan secuil perasaaan di hatiTapi setumpuk rasa yang menyesakkan naluriBersemayam dan tak pernah pergiMeski beribu kali kuusirNamun semakin menjadi Malam ini langit terlihat cerah dengan ribuan bintang yang terangi malam. Tak lupa, sang rembulan turut hadir di atas sana. Setelah gerimis senja tdai mulai mereda, akhirnya langit kembali cerah. Aku memandang ke atas sana, kulihat ada bintang tiga, yang bersinar terang di antara bintang lainnya. Di seberang sana terdengar suara jangkrik yang memecahkan sunyi, diiringi dengan suara klakson kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Di sini aku lebih memilih menikmati secangkir coklat panas kesukaanku, ditemni remang malam yang menghembuskan angin malam yang sejuk. Tidak seperti kebanyaka
Tentang kamu,Kamu yang entah di belahan bumi manaYang tengah Allah siapkan untukkuAku senang merinduimuAku kecanduan membayangkan sosokmuTentang bagaimana caramu melontarkan senyum simpulmuTentang bagaimana caramu kelak menegurkuTentang bagaimana caramu kelak membujukkuTentang bagaimana sabarnya kamu mengahadapi sifat manjakuDan tentang kamu lainnyaEntahlah,Bagaimana aku mampu melukiskan tentang kamuKamu yang ada dalam semogakuMeski aku tak tau rupamuNamun selalu melangiti asakuSejak kemaren, aku selalu kepikiran dengan orang yang dimaksud mama yang mau datang kerumah. Aku jadi penasaran, siapa ya dia? Sosok laki-laki seperti apa yang bakal menjadi calon imamku?Hari ini aku gak ada kuliah, tapi bosan juga di kos gak ada kerjaan juga. Aku putuskan untuk pergi keluar mencari makan. Aku ingin makan bakso hari ini, tanpa berpikir panjang aku langsung ke warung baksonya mang Dilan. Sepuluh menit perjalanan, aku sampai dan langsung memesan 1 porsi bakso spesial kesukaanku. Ke