Share

85. Butuh Tuhan

Adrian

Aku kenal Kakakku semenjak bayi, jika hendak bicara serius dia punya kebiasaan mengajak ke tempat sepi. Yang membuat tanda tanya, kenapa dia menutup rapat pintu balkon?

Sepertinya ini akan menjadi perbincangan serius antar saudara.

Dia berdiri bersandar pagar pembatas seperti balok kayu, mengamati Fany dari balik jendela besar sambil mengguyur kerongkongan dengan bir. Kemejanya terbuka total, tertiup angin hingga berkibar. Dia menawari botol bir, tali aku menolak. Walau ingin, aku punya janji yang harus kujaga.

"Ada apa?" tanyaku.

Setelah selesai minum dia menjawab, "Orang bernama Alex. Dia sangat berbahaya. Dia menembak tiga orang malam ini."

Aku mengangguk. Menyipitkan mata berta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status