Share

ASK-084

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-26 23:44:46

Tidak perlu aba-aba dua kali untuk meminta Arsya mengekplorasi bagian dadanya. Arsya selalu bersemangat di bagian itu.

Indah menelan dengan susah payah ketika Arsya mengagumi, mengangkat, dan meremas gundukan lembut itu dengan tangannya yang besar dan lebar. Sepertinya, Arsya terlena oleh dadanya sejak pertama kali pria itu mendapat izin menjelajahi tubuhnya. Sentuhan Arsya perlahan dan lembut, napas Arsya terengah. Puncak dadanya dengan cepat mengeras dan semakin menonjol. Arsya terlihat semakin gemas.

Arsya mengait tali lingerie di bahu Indah. Bermaksud menurunkannya ke samping tapi ternyata lingerie itu cukup ketat. Arsya kemudian bermaksud menyingkirkannya di bagian dada. Namun, ruang yang tersedia tidak cukup untuk memberikan Arsya akses ke puncak dadanya. Akhirnya Arsya menundukkan kepala dan menyesap puncak dadanya melalui lapisan atas lingerie. Indah sontak memekik.

Tubuh Arsya yang besar mendesaknya dengan sangat tidak sabar di tepi ranjang. Sensasi lidah lembut Arsya yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (26)
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
đź«Łđź«Łđź«Ł......
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
Asa benar-bena mengutamakan kenyamanan Indah terlebih dahulu
goodnovel comment avatar
Neee I
Thank you and stay healthy KK Njusss.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-085

    Arsya mengeksplorasi bagian itu dengan lembut dan napas yang semakin memburu. Dengan kenikmatan yang semakin menggila, Indah mengangkat dagunya lebih tinggi. Ia ingin dicium dan Arsya seakan mendengar permintaannya dalam hati detik itu juga. Arsya kembali melumat bibirnya. Indah mendesah penuh kenikmatan. Ditambah dengan sentuhan Arsya yang semakin menggila di bagian bawah tubuhnya. Indah menggeliat. Ibu jari Arsya menemukan satu titik di pusat kelembutannya yang semakin membuatnya menggila. Tubuhnya melenting dengan sepasang dada terangkat ke depan. Dengan erangan pelan, Arsya menunduk dan melumat puncak dadanya, menyesapnya dengan kuat, bersamaan dengan hunjaman nakal dari jemari Arsya di bagian bawah tubuhnya. Indah merasa tubuhnya bergetar dari ujung rambut ke ujung kaki. Kenikmatan yang luar biasa semakin dekat dan hampir menghantamnya. Ia bergerak semakin gaduh. Indah mendesah seirama dengan ritme jari Arsya. Ia belum pernah merasakan kenikmatan luar biasa seperti itu. Ia ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-086

    Indah memeluk Arsya erat-erat. “Makasih karena udah membiarkan Pak Galih untuk tinggal di sini. Aku sedikit tenang karena orang daerah seperti Pak Galih ketemu atasan baik seperti Abang.” “Abang senang kalau memang hal itu juga bisa membuat Indah tenang.” Arsya ikut mengetatkan pelukannya. Mengecup kepala Indah sebelum meletakkan dagu di puncak kepala wanita itu. “Makasih,” sahut Indah, menyusurkan telapak tangannya di pipi Arsya. Ia merasakan bakal cambang yang kasar dan menggelap membentuk rahang Arsya yang tegas. Pria itu sedang melamun menatap kehampaan yang menggantung di depan mata. Membuat Ia bisa berpuas-puas memandang wajah Arsya dan menjelajahi wajah rupawan pria itu dengan telunjuknya. Menyentuh hidung Arsya yang tinggi dan menyentuh sepasang alis yang hitam dengan bentuk nyaris sempurna. Kecantikan Bu Della di masa tua menggambarkan dengan jelas bahwa wanita itu pasti sangat cantik di masa mudanya. Dan wajah rupawan itu diambil seluruhnya oleh Arsya. “Abang mikirin ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-087

    “Mana Mayang? Kenapa nggak ikut ke sini? Apa dia nggak mau lihat Mama karena yang terakhir kali? Memangnya dia hamil berapa bulan, sih?” Bu Eta duduk di sofa dengan remote televisi berada di tangannya. “Mayang masih di kantor, Ma. Tadi sewaktu mau berangkat ke sini, aku diminta duluan. Dia masih ada kerjaan. Pasti datang, kok,” kata Panca dari depan pintu. “Mama baru bebas harusnya nggak boleh marah-marah gitu. Banyakin istirahat. Bukannya Mama yang bilang selama di tahanan nggak enak tidur, nggak enak makan.” “Memang nggak enak tidur dan nggak enak makan. Mau ngerasain di tahanan kamu?” Bu Eta menatap Panca dengan kesal. DEG Panca langsung terdiam. Pertanyaan mamanya barusan mengingatkan ia akan selembar ancaman yang diterimanya tempo hari. Ia langsung gelisah. Bagaimana nasib wanita yang ditabraknya malam itu? Apakah wanita itu selamat? Oh, tentu saja selamat. Ada seorang wanita lain yang bersama wanita itu. Wanita itu pasti segera dibawa ke rumah sakit. Atau ia harus segera men

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-088

    Kurang dari delapan bulan yang lalu, Arsya terbangun setelah tertidur tak lebih dari satu jam. Ia baru pulang dari menjamu klien dari Rusia.“Aku baru tidur, Fan. Kamu kenapa? Diganggu Tio lagi? Kali ini dia ditahan di mana? Sekali-kali biarkan dia bermalam di kantor polisi. Kamu nggak punya tanggung jawab moral soal dia.” Arsya setengah emosi karena dini hari itu ia memang luar biasa lelah. Kebanyakan telepon dari Fanny di pukul segitu biasanya berkaitan dengan Tio, mantan ayah tirinya.“S-Sa …. I-ini Riri. Fanny …. Fanny kecelakaan. Meninggal. Di dekat apartemen. Tabrak lari, Sa. Fanny korban tabrak lari.”Rasanya baru semenit yang lalu ia merebahkan tubuh dan memejamkan mata. Kenapa baru satu menit berlalu tapi dunia sudah begitu banyak berubah.“Ka-kamu siapa? Riri? Kenapa handphone Fanny ada di kamu?” Arsya bangkit mengusap wajah dan menyugar rambutnya dengan bingung.“Fanny meninggal!” seru Riri di seberang telepon.Kali itu Arsya sudah benar-benar terbangun. Ia melompat dari ra

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-089

    “Bagaimana, Pak? Kita pergi sekarang?” Agen swasta yang duduk di sebelah Arsya menyadarkannya dari lamunan. “Oh, ya? Siapa nama kamu tadi?” Arsya bertanya tapi matanya masih mengikuti penampakan Indah yang pergi menuju lift. “Nama saya Mahdi, Pak. Sebelum hari ini kita sudahi, apa Bapak mengerti apa yang saya maksud soal wanita bernama Indah tadi?” Mahdi masih memandang Arsya yang masih menatap Indah. “Saya mengerti. Wanita tadi memiliki suami biadab yang tidak peduli pada keluarganya. Jadi, memang mustahil wanita bernama Indah tadi terlibat kecelakaan malam hari sementara dia sendiri sibuk dengan bayinya yang sakit.” Arsya terlihat mengembuskan napas saat Indah masuk lift, lalu ia menoleh memandang Mahdi. “Bapak mau informasi soal Panca dan wanita yang bersamanya malam itu? Saya bisa–” “Boleh. Saya juga mau informasi lengkap soal wanita tadi. Indah Utari Ismawan. Saya mau cerita lengkap tentang bagaimana wanita seperti dia menikah dengan laki-laki bernama Panca itu.” Arsya bangki

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-090

    Tidak…tidak. Ia belum jatuh cinta. Ia hanya iba pada wanita muda yang terlihat begitu tenang dan keibuan malah harus terjebak dalam rumah tangga bersama suami yang salah. Ia hanya iba. Dalam sekelebat mata saja orang-orang bisa menilai kalau Indah terlalu baik untuk sosok pria seperti Panca. Indah yang kalem itu tidak cocok untuk suami yang bicaranya kasar dan sikapnya manipulatif. Apalagi Indah sedang berjuang untuk bayinya. Arsya menyadarinya. Bibit perasaan itu hanya sekeping iba. Ia iba mengetahui Indah yang hampir menjadi tertuduh pelaku tabrak lari ternyata seorang istri yang diselingkuhi suaminya. Ia iba karena Indah harus merawat bayi cacatnya sendirian. Ia iba karena mengetahui dari Bu Anum kalau Indah tidak dinafkahi lagi. Ia iba karena mendengar kalau Indah sama sekali tidak memiliki teman di kota Jakarta. Ia iba karena mengetahui bahwa ternyata Indah benar-benar hanya berdua bersama Alif; putranya yang masih merah dan mengidap banyak kelainan. Sekeping iba itu tertanam da

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-091

    Dan setelah hampir delapan bulan berlalu, kesabaran Riri menunggu pembalasan Arsya ternyata berujung pada kekecewaan. Setelah berhasil menikahi Indah, Arsya malah terkesan lupa dengan apa yang dijanjikannya. Arsya seakan mengulur-ulur waktu dan terus menghindar tiap ia bertanya soal kejelasan. Kesabaran Riri sudah mencapai titik di mana ia tidak bisa berpangku tangan melihat Arsya yang terlihat semakin hari semakin terlena dan bahagia.“Menipu dari awal?” Riri membuat mimik wajah terkejut, lalu kemudian tertawa terbahak-bahak. Pupil matanya berkilat karena amarah. “Apa itu bisa diartikan kalau kamu memang jatuh cinta dengan perempuan itu dari awal? Dari satu minggu setelah Fanny meninggal? Benar begitu?”Arsya menggeleng. “Tidak semua yang terjadi kamu harus tahu. Biarkan itu jadi urusanku.”“Tapi kamu terlalu cepat mengkhianati Fanny! Kamu nikahi perempuan yang pernah ditiduri pelaku tabrak lari tunanganmu. Ke mana janji yang kamu sebut-sebut bakal membalas laki-laki berengsek bernam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-092

    “Belum lama …. Abang ikutan ngantuk.” Arsya meletakkan dagu di atas kepala Indah. Matanya terpejam. Ia memang sangat lelah hari itu. Bukan lelah bekerja, tapi berdebat dengan Riri. Wanita itu selalu mampu menguras emosinya. Membuatnya benar-benar yakin kalau Riri adalah kembaran Fanny.“Belum ganti baju,” kata Indah, mengusap lengan Arsya yang masih terbungkus kemeja.“Abang mau tidur di sini. Galih pulang ke rumah buat ambil pakaian Abang. Udah malam … harusnya kamu makan, bukannya tidur.” Arsya bicara dengan mata tertutup. Lengannya masih nyaman melingkar di perut Indah.“Ya, udah. Ayo kita makan.” Indah belum bisa melihat wajah Arsya dengan jelas. Ia hanya bisa mencium aroma parfum dan merasakan tubuhnya sedikit berat karena pelukan Arsya.“Sebentar lagi boleh nggak? Kenapa tiduran begini jadinya nyaman banget, ya?” Arsya bergerak, tapi tidak bangkit. Ia hanya memindahkan kepalanya. Kini ia mencium bagian belakang kepala Indah. “Pakai sampo apa? Wangi banget. Tadi keramas, ya? Mand

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04

Bab terbaru

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-220

    Vino bukan sosok penakut. Tapi ia juga belum pernah bertindak terlalu berani. Detik itu ia berusaha keras menahan diri agar tidak menoleh kebelakang. Ia perlu waktu mencerna dan otak teknisnya yang terbiasa berpikir dengan angka memintanya untuk diam beberapa saat. Ia tidak mau gegabah. Bisa saja ada orang di sekitar sana yang mengenalinya sebagai karyawan SB Industrial Energy.Di antara riuhnya suara orang mengobrol di cafe, Vino menajamkan telinganya untuk mencari beberapa potong kata lain untuk meyakinkan dirinya.“Sore ini harus diusahakan. Lusa wanita itu akan pulang ke Jakarta. Jangan ditunda terlalu lama.” Suara berat seorang wanita kembali berbicara. Membuat Vino menegakkan tubuh seketika.“Bayaranku. Lunasi bayaranku hari ini. Aku nggak mau mengerjakan tugas berat lalu harus mencari kalian ke mana-mana. Aku tau kau pun hanya perantara. Kita di sini cuma kacung, jadi jangan saling menipu.” Balasan suara seorang laki-laki membuat keraguan Vino sirna saat itu.“Aku cuma dikasih

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-219

    Arsya sedang duduk di ruang makan dengan dua tangan memegang ponsel di meja. Sesekali Arsya mengetik dengan sangat cepat lalu menit kemudian memandang ponsel dengan senyum terkulum. Kadang Arsya tertawa kecil, kadang juga menggigit bibir bawahnya seperti sedang gemas pada sesuatu. Pada pesan terakhir yang ia tersenyum sendu. Lalu dengan sangat pelan nyaris berbisik Arsya mengucapkan, “I love you, Mrs. Subianto.” Arsya sangat tenggelam dengan percakapan melalui pesan pendek bersama Indah siang itu. Sampai-sampai Arsya tidak mendengar sepasang langkah kaki mendekatinya. “Hei, kamu pasti enggak dengar aku datang karena asyik banget bales-balesan chat-nya. Pasti lagi ngobrol sama Indah.” Dean menarik satu kursi tepat di seberang Arsya. Arsya tidak dapat menyembunyikan rasa malunya. Ia tertawa tergelak. “Mas Dean tau aja,” ucap Arsya. “Diterusin aja dulu,” kata Dean, ia ikut mengeluarkan ponselnya. “Oh, sudah selesai kok, Mas. Ada yang mau diobrolin, ya?” Arsya meletakkan ponselnya.

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-218

    “Kamu hubungi Markus pakai ponsel kamu.” Eric menunjuk tas kecil di pangkuan Tiara. “Oh, oke…oke.” Tiara cepat-cepat merogoh tasnya mengambil ponsel. Ia paham apa yang diminta Eric darinya. “Om di mana? Oh, iya. Masih di sana? Iya nih aku bilang ke Pak Eric. Ditunggu ya Om. Jangan ke mana-mana. Ke dua orang itu juga bilang jangan ke mana-mana.” Tiara lalu menyudahi telepon dan mengangguk memandang Eric. “Kalau tidak ada perubahan kita langsung ke sana.” Eric menginjak pedal gas semakin dalam dan mobil melesat ke tempat yang belakangan mereka setujui untuk bertemu. Mobil meluncur di jalan raya tidak begitu lama. Tiga puluh menit kemudian mobil sudah berkelok-kelok menuju daerah mendekati teluk laut. “Om Markus pasti di sebelah sana.” Tiara cepat-cepat turun tanpa menunggu Eric. Ia sengaja berjalan mendahului karena jantungnya berdebar saat mendengar Eric serius dengan rencananya. Apakah tidak bisa semua berjalan seperti biasa? Kalau smelter SB Industrial Energy diledakkan, kecelaka

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-217

    Tiara membasahi bibirnya. Pikiran gila yang beberapa hari belakangan menari-nari dalam benaknya seakan terkumpul menjadi satu hari itu. Saat Eric menggunakannya sebagai tempat pelampiasan sesaat, ia bahkan tidak sempat menikmati. Cek tiga ratus juta membuat ia langsung menyanggupi menjadi wanita yang bisa ditiduri Eric kapan pun pria itu mau.Celana jeans biru muda yang membalut pinggul dan pahanya yang terbilang besar. Sejak remaja ia sering dikata-katai bongsor. Ia juga sempat minder dan tak memiliki pacar sampai kuliah. Di tahun akhir jenjang diplomanya, Tiara memiliki pacar untuk pertama kali dan malah kehilangan keperawanannya.Bagi Tiara saat itu, dicintai oleh seorang di luar anggota keluarganya adalah hal yang paling membahagiakan. Meski akhirnya dicampakkan, Tiara tidak cukup belajar. Ia bahkan semakin terobsesi ingin dianggap penting oleh seorang pria, juga ingin dicintai dan dimiliki seutuhnya.Kala itu yang dilihatnya adalah sosok Eric yang baginya sangat tampan. Berkulit

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-216

    Percakapan Eric dan Tiara tempo hari tidak terputus begitu saja. Tiara yang sedikit gila dan mulai jatuh hati pada Eric malah berbinar-binar saat mendengar pengakuan Om-nya. Sayang pengakuan yang disampaikan Tiara pada Eric tidak berbuah manis. Chief Controller itu dipanggil oleh Eric dan diingatkan akan sesuatu yang membuatnya tak berkutik.Eric sedang duduk di balik meja kerja kamar hotelnya saat Tiara kembali datang dengan omnya. Eric mengacungkan sebuah pulpen dan melemparkannya pada Chief Controller.“Berengsek! Kamu kira dengan bilang tidak bersedia melakukan pekerjaan yang kuminta, kamu bisa lolos begitu saja? Kamu lupa apa yang sudah kamu terima? Kenapa baru sekarang kamu teringat bahwa SB Industrial Energy yang menafkahi keluargamu sampai saat ini? Kenapa sewaktu beli mobil baru kamu lupa itu uang dari mana? Uang itu kamu terima karena kamu mau melaporkan bahwa bahan baku sudah habis dan tungku smelter harus berhenti bekerja. Itu saja, Markus! Kerjamu sedikit dan bayarannya m

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-215

    Pada waktu yang sama di Jakarta.“Bu, ada telepon dari Sarah.” Laras berbisik dari balik bahu Bu Della.Bu Della tidak menjawab. Tatapannya tetap tertuju pada sosok Ari Subianto yang baru kembali menempati kamarnya dengan mata terpejam.“Bu, Sarah nunggu Ibu. Biar Ayah diperiksa dokter dulu. Kita ke ruang makan sekarang,” bisik Laras, mengambil alih kursi roda Bu Della dan membawanya keluar kamar.“Pasti ada kekacauan di kantor. Sarah jarang nelepon Ibu kalau bukan karena sesuatu yang penting.” Bu Della memandang Laras yang tidak bereaksi apa pun selain menunjukkan telepon wireless yang sudah di-mute-nya. “Ibu duduk di kursi aja,” sambung Bu Della, berdiri dari kursi roda dan pelan-pelan berpindah ke salah satu kursi makan.“Ngomong dulu,” kata Laras, menunjuk ponsel.Bu Della berdeham pelan. “Halo? Sarah? Kamu jarang menghubungi saya. Biasanya langsung ke Arsya. Kalau nelepon begini malah bikin saya deg-degan. Ada apa? Komisaris itu lagi, ya?”“Maaf sebelumnya kalau saya membuat Ibu

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-214

    Bukan hanya sekali dua kali Tiara menemani para petinggi mencari hiburan; menghabiskan malam untuk bersenang-senang. Beberapa kali ia bahkan menyanyikan beberapa lagu di tempat karaoke bersama para petinggi perusahaan itu. Tiara memang tidak terlalu cantik, tapi Tiara bertubuh sintal berisi yang sangat disukai para lelaki. Ajakan untuk menghabiskan malam bersama pun tak jarang ia terima. Tapi pikiran Tiara tidak pernah berpikir terlalu jauh. Sampai ketika Eric yang mengajaknya seperti saat itu. Efek yang didapatnya dari pengaruh Eric tidak akan main-main. Semua karyawan perusahaan Eric akan segan padanya. Jadi, tanpa pikir panjang Tiara menuju pintu dan menguncinya. Eric membuatnya penasaran. “Bagus…bagus. Ayo, ke sini. Saya mau kita pemanasan dulu. Pasti pernah melakukan begini, kan?” Eric mengitari meja dan duduk di kursi. Ia bicara sambil melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resletingnya. “Saya mau kamu blowjob sekarang. Bibir kamu penuh, pasti rasanya enak. Ayo,” pinta Eric s

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-213

    Eric Widjaja mengambil beberapa sifat pria dominan pada umumnya. Ia menyukai persaingan dan tidak peduli apakah persaingan itu sehat atau tidak. Ia ingin menang dan tidak suka harga dirinya diobrak-abrik seperti yang dilakukan Arsya padanya. Egonya menuntut pembalasan. Dalam hal dunia lelaki, Eric Widjaja selalu menghindari segala bentuk ikatan. Ia beranggapan kalau teriak dengan seseorang berarti tidak bisa berkembang. Ia memiliki banyak rencana dan menjalin hubungan serius dengan wanita bukan termasuk di antaranya. Sepeninggal Mika keluar dari ruangannya, Eric mendekati Tiara dan membelai paha gadis itu. Ia menyukai Tiara karena gadis itu pemberani. Tiara tahu apa yang diinginkannya dan bersedia berkorban untuk itu. “Kamu yakin laki-laki di saja tidak ada yang curiga dengan pergerakanmu?” Eric meremas bokong Tiara. “Mereka pasti curiga seperti yang Bapak bilang. Tapi mereka nggak tahu mau mulai menyelidiki saya dari mana. Bukannya Bapak bilang hal itu semakin baik karena kita ja

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-212

    Ada jeda beberapa detik sebelum Arsya mengatakan, “Lanjutkan.” Abdul kemudian berdeham dan kembali memandang laptop. “Baiklah saya lanjutkan. Sebagai informasi bahwa penyadap belum ada dipindahkan dan masih di tempat yang sama. Saya pikir tidak apa-apa dibiarkan saja. Vino bilang penyadap itu bisa kita pakai untuk tujuan lebih baik.” “Oke, selanjutnya,” ucap Arsya dengan tatapan menyapu permukaan meja. Ia juga berpikir akan rapat sambil makan. “Saya sudah membuat surat perintah kembali beroperasional yang akan Bapak tanda tangani untuk smelter.” Vino menyodorkan lembaran kertas yang baru dicetaknya. Arsya mengangguk. “Lalu, apa dugaan penggantian pegawai wanita di sini?” tanya Arsya. “Dugaan paling buruk adalah untuk melihat pergerakan kita di sini. Memastikan bahwa kita bergerak sesuai dengan perkiraan mereka. Seperti rencana proyek Eric Widjaja yang kamu ceritakan kemarin. Harusnya mulai dari sekarang kita mulai memikirkan apa rencana mereka selanjutnya untuk menghambat kamu,”

DMCA.com Protection Status