Share

BAB 53

Aldimas pun menghela napas. Pria itu memang besar mulut. “Kita pernah satu organisasi waktu kuliah. Dulunya kita sering adu argumen, gak tau kenapa malah jadi gini.”

Bisa dibilang Deigo adalah satu-satunya orang yang bisa menangani si dingin Aldimas. Bukan karena mereka sama-sama orang Indonesia, tapi pria itu pandai membalikkan kata-kata ketus Aldimas.

Walaupun keduanya berbeda fakultas, akhirnya adu mulut itu malah membuat keduanya semakin dekat. Aldimas masih dingin dan ketus, Diego masih sarkas dan tegas. Begitu mereka kembali ke Indonesia, Aldimas langsung saja mengajak Diego untuk menjadi konsultan hukum selama dirinya menggantikan Opa.

Aldimas mengeluarkan sebuah senyum pahit. “Yah... mungkin cuma dia yang bisa disebut teman.”

Jawaban Aldimas masih tidak begitu yakin, tapi dia berharap itu bisa sedikit menjawab rasa penasaran Layla. Aldimas tidak mau terlihat begitu menyedihkan di mata wanita itu.

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status