Share

BAB 14

Penulis: Ziajung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 20:25:01

“Empat kali.”

“Dua kali.”

“Di bar, di sekolah, soal nenekmu, dan pria tadi.”

Layla menghela napas. “Yang Nenek tidak dihitung. Jadi, tiga kali.”

“Baiklah, tiga kali,” ucap Aldimas, terdengar mengalah.

Setelah kejadian di restoran itu, Aldimas menawarkan Layla untuk mengantarkannya pulang. Tentunya bukan karena khawatir, tapi justru ingin membahas hal yang belum selesai kemarin. Dimulai dari perdebatan tentang berapa banyak pria itu sudah menolong Layla. Wanita itu kagum sendiri dengan kemampuan mengingat Aldimas.

Aldimas begitu perhitungan. Layla bahkan sempat curiga kalau Aldimas ternyata mengikutinya ke restoran tersebut. Sayangnya, pria itu menjelaskan dengan logis kenapa dia ada di sana—yaitu makan siang bersama klien.

“Dan bayaranmu?” tanya Aldimas kemudian, seperti dugaan Layla—pria yang perhitungan.

“Perhitungan sekali,” komentar Layla.

“Saya ini bussines man.”

Layla berdecak. Daripada bussines man, Aldimas mungkin lebih pas disebut sebagai debt-collector. Padahal pada pertemua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 15

    Pada saat itulah Layla sadar. Ia langsung berdiri lagi dan mengulurkan tangannya kepada wanita itu sambil sedikit membungkuk. “O-oh. Halo, Nyonya. Nama saya Layla.”Farah, ibu tiri Aldimas, hanya menatap tangan Layla sekilas, sebelum mengalihkan tatapannya ke Aldimas lagi. “Awalnya aku khawatir ketika tahu Ayah sudah menjodohkanmu, tapi....” barulah ia menatap Layla. “Sepertinya itu tidak perlu.”Layla mengerjap, tidak terlalu paham maksud wanita itu.“Kamu hanya bekerja sebagai guru TK, kan?” tanya Farah kemudian.Layla kembali duduk setelah Aldimas menarik pelan tangannya. Ia pun menjawab, “Ya.”“Apa pekerjaan orang tuamu?”“Mereka... berdagang.”Ada keraguan sedikit saat Layla menjawab itu. ‘Tapi, ya... secara teknis mereka emang berdagang, sih...’“Oh, lucu sekali!” Tiba-tiba saja Farah tertawa hambar. “Opamu benar-benar tahu caranya menghibur orang.”Farah memang bersikap elegan, tapi entah kenapa Layla merasa terhina dengan tawanya itu. Wajahnya memanas, entah karena marah atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 16

    Kata orang, menikah bukanlah hal yang mudah, tapi entah kenapa tidak dengan Layla. Hanya dalam sekejap mata, ia sudah menjadi istri orang. Pernikahan Layla terjadi dalam sekejap mata.Sepertinya baru kemarin mereka melakukan pertemuan keluarga, tahu-tahu sekarang ia sudah berdiri di aula resepsi pernikahan. Tidak banyak undangan yang hadir, kebanyakan adalah anggota direksi MD Group yang akan terlibat langsung suksesi Aldimas. Dari pihak Layla juga sengaja tidak mengundang banyak, hanya keluarga terdekat dan Poppy—teman Layla.Layla tidak akan kaget kalau setelah ini ada gosip dirinya hamil duluan.Bukan kemauannya juga menikah secepat kilat begini. Aldimas yang memburunya terus, bahkan sampai menghasut Nenek dan Mama. Omongan Nenek adalah mutlak, apa yang bisa Layla katakan kalau wanita itu saja sudah klop dengan Aldimas.Jadi, satu-satunya cara untuk Layla melindungi diri adalah dengan...“Surat perjanjian!”Aldimas, yang duduk di sofa seberang Layla pun mengangkat sebelah alisnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 17

    Hari kelima sebagai istri Aldimas Mandrawoto, tapi Layla sudah ingin mati kebosanan.Harusnya, ia tidak menyetujui neneknya untuk mengambil cuti di sekolah. Mereka memang pergi berbulan madu di hari kedua, tapi itu tidak lebih dari sekadar menumpang tidur di hotel. Aldimas malah sibuk bekerja dari hotel, sementara Layla memanfaatkannya untuk tidur seharian.Baru kemarin mereka kembali ke rumah, dan Aldimas sudah kembali bekerja ke kantor. Layla yang masih memiliki sisa dua hari lagi, sudah mati kutu di rumah ini.Rekan-rekan gurunya sudah bertanya segala macam. Bagi orang yang jarang mengambil cuti, Danilla terus dihujani pertanyaan untuk apa mengambil cuti seminggu penuh. Tentunya selain Poppy, tidak ada yang tahu ia sudah menikah dengan Aldimas.Layla bangkit dari posisinya di sofa dan berputar-putar sejenak. Mau ngapain, ya? Apa aku pergi jalan-jalan aja keluar?Pada saat itulah matanya mengarah pada ruangan khusus milik Aldimas. Pria itu bilang, ruangan itu adalah tempatnya bekerj

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 18

    Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Aldimas katakan kepada Layla, tetapi sayangnya ucapannya itu begitu menyakitkan. Apa salah Layla? Dia hanya bertanya karena tidak tahu. Kenapa Aldimas sampai menuduhnya begitu?“Kamu itu hobi banget ya nuduh aku?!” Layla tidak bisa menahan emosinya. Itulah kebiasaan buruknya, selalu mudah terpancing jika ada seseorang yang membentaknya duluan.“Aku, kan, cuma bertanya karena aku gak sengaja menemukan itu!” lanjut Layla. “Ngomong biasa saja apa tidak bisa?!”“Bagaimana saya bisa percaya sama kamu kalau kamu sendiri saja melanggar perjanjian!”Layla mengepalkan tangannya. Ia tahu kalau Aldimas memang memiliki mulut yang ketus, tapi baru kali ini ia benar-benar sakit hati. Layla meluapkan kekesalannya itu dengan menendang tulang kering Aldimas, sebelum pergi dari ruangan itu.“Aldimas jelek!” pekiknya sebelum menutup pintu itu keras-keras.***Setelah menghabiskan seminggu penuh seperti pengangguran, Layla akhirnya bisa kembali ke sekolah hari in

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 19

    Walaupun rasanya Layla ingin membakar kertas-kertas ini, nyatanya ia tidak boleh. Bisa hancur dunia dan seisinya jika Layla melakukan itu. Jadi, ia hanya meletakkannya di meja makan sebelum makan salad buah yang tadi sempat dibuatnya.“Aldimas udah makan belum, ya?”“Ah, masa bodoh!”“Emangnya dia pernah peduli juga sama aku?”“Tapi... dia, kan, lagi sakit.”Layla terus berdebat dengan dirinya sendiri sambil memakan sarapannya. Matanya terus melirik ke arah pintu kamar Aldimas. Pria itu memang menyebalkan, tapi bagaimanapun mereka tetap tinggal dalam satu rumah.Perdebatan batin itu terus berlanjut sampai sebuah dering ponsel mengejutkannya. Layla melirik ponselnya di atas meja. Nama Diego Januerja muncul di sana.‘Buat apa pengacara Aldimas telepon aku pagi-pagi? Apa... Aldimas ngajuin cerai gara-gara kejadian itu?’Tiba-tiba Layla merasa bersemangat. Kalau benar Aldimas ingin mengajukan cerai di hari ketujuh ini, sejahteralah hidupnya.“Halo, Mas Diego?” sapa Layla di telepon.Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 20

    Layla menghela napas panjang begitu membuka pintu depan. Hari pertama mengajar kembali, ia dihadapkan dengan setumpuk pekerjaan. Belum lagi anak-anak didiknya kenapa banyak berulah hari ini.Layla juga harus bertemu dengan Diego untuk membahas tuntutannya. Alhasil, Layla baru bisa kembali ke rumah pukul 6 sore.“Kok, gelap—ASTAGA!”Layla menjatuhkan semua map dan bahan mengajar di tangannya saat melihat sesosok bayangan hitam duduk di sofa. Kacamata yang dipakainya berkilat terkena seberkas cahaya dari jendela, membuatnya seperti mata dedemit yang menyeramkan.Apalagi sosok itu hanya diam saja, tidak menyapanya ketika masuk ke rumah. Rambutnya yang diturunkan itu hampir menutupi sebagian wajahnya, sangat berbeda dari tampilannya yang biasa.“NGAPAIN SIH GELAP-GELAP BEGINI?!” Layla tidak tahan untuk mengomel kepada Aldimas yang duduk di sana.Layla mengambil kembali barang-barangnya yang berserakan, lalu menyalakan lampu utama. “Kamu sebegitu sakitnya sampai gak bisa nyalain lampu?”“A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 21

    Aldimas menggelengkan kepalanya dan berdeham. Ia mengatur wajahnya agar datar kembali. Ia membiarkan Layla memasak di sana, tanpa mau bertanya lagi.Sebuah getaran di meja makan membuat Aldimas menoleh. Ternyata itu adalah ponsel Layla, yang menyala karena ada satu pesan masuk. Mata Aldimas seolah bergerak otomatis. Ia melirik layar ponsel itu.‘Foto pria?’ Alis Aldimas berkerut ketika melihat sekilas lock-screen ponsel Layla. Ia belum melihatnya dengan jelas karena layarnya sudah mati duluan. Namun, bisa dipastikan kalau pria itu bukan dirinya.Aldimas melirik Layla sekali lagi. ‘Apa yang wanita itu sembunyikan dariku?’“Nah, makanlah,” kata Layla sambil meletakkan nasi hangat dan sayur sop di depan Aldimas.Pria itu mengerjap. Sepertinya, ia terlalu dalam memikirkan siapa pria di ponsel Layla sampai tidak menyadari kalau wanita itu sudah selesai memasak.“Hm,” Aldimas hanya berdeham, matanya masih melirik ponsel Layla yang mati.“Itu—“Drrt!Ucapan Aldimas terpotong ketika ponsel La

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 22

    Gara-gara satu pesan itu, Aldimas tidak bisa berkonsentrasi selama di kantor. Beberapa kali ia kehilangan fokusnya, bahkan hampir salah memberikan tanda tangan. Memang hanya satu kalimat, tapi entah kenapa dadanya seperti bergejolak setiap mengingatnya.‘Sejauh mana mereka melangkah?’ itu yang dipikirkan Aldimas. Ia mungkin masih bisa memaklumi soal mantan pacarnya Layla, tapi tidak dengan pacar baru. Apa yang terjadi jika kedua keluarga tahu kalau pernikahan ini hanya kontrak?Pikiran Aldimas semakin tidak karuan. Ia pun menekan interkom, dan menyuruh sekretarisnya masuk ke ruangan.“Saya minta selidiki sesuatu,” suruh Aldimas langsung begitu sang sekretaris masuk ke ruangan. “Selidiki orang yang bernama Jay, yang dekat dengan istriku.”Sekretaris wanita bernama Anggita itu memiringkan kepalanya. “Jay? Maksud Bapak, Zainudin OB kantor kita, Pak?”Aldimas memijat pelipisnya dan menghela napas. “Apa dia dekat dengan istriku?”“Sejauh yang saya ingat... gak, sih, Pak. Kan, yang tahu Bap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30

Bab terbaru

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   Epilog

    Kaki Aldimas terus bergerak gelisah, sementara tangannya saling bertaut. Rumah keluarga Darmawan yang memang berada di luar kota, terasa lebih sejuk daripada rumah Aldimas. Namun tetap saja, itu tidak bisa menghentikan laju keringat dingin yang mulai membasahi punggungnya.Aldimas tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Ia gugup, tapi juga kesal. Bukan karena apa-apa, tapi karena pria yang duduk menyilangkan kaki di depannya, dan memandangnya dengan senyum menyebalkan.“Sayang,” Aldimas berbisik kepada Layla yang baru kembali setelah memanggil Nenek dari kamar. “Kok, Mike bisa ada di sini.”Layla meringis dengan wajah bersalah. “Mama yang nyuruh, kebetulan juga dia lagi balik ke Indo.”Aldimas pun hanya menghela napas. Awalnya, ia kira akan jauh lebih sulit menakhlukan sang nenek dibanding mamanya Layla. Namun, yang terjadi malah kebalikannya. Mama Layla jauh lebih protektif dan seolah tidak ingin Layla k

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 93

    Layla awalnya cukup terkejut sampai tidak bisa berbuat apa pun ketika Aldimas mendorongnya masuk. Namun, bibir Aldimas terasa begitu nyata di atas bibirnya. Layla terbuai dan mulai memejamkan mata, beriringan dengan air mata yang meleleh di pipinya.Rindu yang mereka tahan berbulan-bulan akhirnya meluap tak terbendung. Mereka hanya takut saling dibenci, takut saling menyakiti, hingga saling menahan diri. Ketika salah satunya berani mendobrak, maka tidak ada lagi yang bisa melarang mereka.Aldimas melepaskan ciumannya, lalu menyatukan dahi mereka. Napas keduanya memburu, tapi dada mereka terasa penuh. Ibu jari Aldimas mengusap pipi Layla yang basah. Melihat bibir wanita itu bergetar, Aldimas merasa kembali sesak.“Maaf...,” bisik Aldimas.Layla menggeleng. Lalu, tanpa diduga Aldimas, wanita itu langsung memeluknya. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Aldimas, dan menenggelamkan isak tangisnya di dada

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 92

    “Kamu bisa lepas sepatunya sekarang, udah gak ada orang.”Wanita itu menoleh setelah Aldimas mengucapkan itu, membuat dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun sayangnya, lift hotel ini semua berupa kaca, membuat Aldimas tetap bisa melihat sosok itu walaupun sudah mengalihkan pandangan.Aldimas memang bukan pria yang baik. Ketika Layla meminta untuk diberikan waktu, ia tidak sesabar itu. Aldimas diam-diam selalu mengawasi wanitanya, menyewa beberapa orang, bahkan sampai membayar mahal Mike hanya untuk sebuah foto. Namun, Aldimas tetap tidak ingin mendekat sebelum Layla yang memutuskan. Ia hanya menunggu dengan cara pengecut seperti itu.Jadi, bukanlah kebetulan sepenuhnya. Aldimas sudah tahu kalau Layla akan kembali ke ibu kota untuk menghadiri pernikahan temannya. Aldimas sendiri juga tamu undangan dari pihak pria. Hanya saja, ucapan Layla tadi benar-benar di luar kendalinya.Anehnya lagi, Layla menjadi sangat penurut sekarang. Padahal Aldimas sudah membayangkan geru

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 91

    Resepsi pernikahan Poppy diadakan di sebuah ballroom utama hotel mewah. Layla tidak sempat mengikuti upacara pemberkatannya, jadi sebisa mungkin menghadiri resepsi dari awal. Poppy tampak cantik dengan wedding dress berwarna biru langit, dengan efek bunga sakura tiga dimensi.Wanita itu melambai kepada Layla ketika melewati karpet merah yang disediakan. Ia tampak terharu karena Layla bisa datang ke acara pernikahannya. Jujur saja, sampai kemarin pun Layla masih ragu haruskah ia kembali ke kota ini atau tidak. Poppy pun sempat mewanti-wantinya, dan tidak memaksa jika Layla memang tidak bisa. Namun pada akhirnya, Layla bisa memantapkan hati.Ia tidak menyesal datang ke sini. Melihat Poppy tersenyum bahagia, dan digandeng oleh seorang pria gagah terasa sangat mengharukan. Layla memang pernah menikah, tapi pasti rasanya berbeda dengan Poppy. Saat itu, acara pernikahan mereka hanya sebatas formalitas, dan senyum yang Layla tunjukkan hanyalah topeng.Setelah menyapa Poppy, Layla bergabung d

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 90

    Tujuh bulan kemudian.Breaking news! Farah Yulia ditetapkan sebagai tersangka!...setelah dua kali persidangan, Farah Yulia ditetapkan sebagai salah satu tersangka penggelapan dana MD Group dan penculikan cucu menantu Almarhum Hardian Mandrawoto. Dia ditetapkan bersama sekreatris Hardian Mandrawoto, Norman Gumelar....Layla menghela napas panjang begitu membaca sederet kalimat pada berita itu. Ia tidak menyangka kalau waktunya cukup singkat untuk bisa membongkar semuanya. Bagaimanapun, Layla tahu kalau Farah bukan orang sembarangan. Ia pasti akan melakukan apa saja agar lolos dari tuduhan itu.Namun ternyata, Aldimas sangat bekerja keras sampai bisa menyelesaikan semuanya kurang dari setahun. Kasus penggelapan dana di MD Group yang menjadi ‘kanker’ di perusahaan itu pun terselesaikan dengan baik. Baik

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 89

    Pesan Layla tidak Aldimas balas sampai pagi hari, tapi pria itu tetap datang ke rumah sakit sambil membawa barang-barang Layla. Aldimas sadar, ia tidak bisa terus menghindari Layla. Terakhir kali ia terus menghindar, semua berakhir buruk. Makanya, Aldimas tidak mau mengulangnya.Satu tangan Aldimas membawa tas besar berisi baju dan beberapa hal yang mungkin dibutuhkan Layla, sedangkan satunya lagi membawa kantung berisi bubur ayam depan kompleks. Setidaknya ia ingin menunjukkan sedikit perhatiannya kepada Layla dan mertuanya.Dari luar kamar ini, terdengar suara orang mengobrol di dalam kamar Layla. Aldimas juga samar-samar mendengar suara pria—mungkin Mike. Ia pun menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu ruang rawat itu.“Masuk,” suara mama Layla terdengar dari dalam.Mereka sama-sama menoleh ke arah Aldimas yang baru masuk. Seperti dugaannya, ada Mike juga di sana. Hanya pria

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 88

    Tidak!Bukan seperti itu!Aldimas sudah siap dengan segala makian, tapi tidak siap dengan kalimat dingin yang menyebut nama Layla seperti itu.Tidak ada yang boleh membawa Layla peri darinya.“Tapi, Nek—““Saya kecewa sama kamu, Aldimas,” potong nenek Layla sebelum Aldimas membuat pembelaan. “Saya percayakan cucu kesayangan saya sama kamu, tapi... kamu malah membuat dia dalam bahaya. Kurang ajar!”Aldimas terdiam. Neneknya benar, Aldimas yang menghancurkan Layla. Aldimas yang membawa Layla dalam kekacauan ini.“Mike, cepat bawa kami masuk.” Seolah tidak mau berbicara lebih panjang dengan Aldimas, nenek Layla segera menyuruh Mike mendorong kursi rodanya kembali.“Aldimas.”Kepala Aldimas pun beralih kepada mamanya Layla yang memanggil. Namun, begitu bersitatap dengan pandangannya y

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 87

    Aldimas mencoba untuk tersenyum, tapi air matanya tidak bisa berbohong. Sentuhan Layla membuatnya semakin merasa bersalah. Ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena melukai wanita selembut ini.Tangan Aldimas menggenggam tangan Layla yang masih berada di pipinya. Kepalanya kembali tertunduk, tak berani menatap wanita itu. “Maaf... Maafkan Mas, Layla....”“Sst.. gak apa-apa, Mas. Aku udah gak apa-apa kok.” Ibu jari Layla mengusap pipi Aldimas dengan lembut.“Maaf Mas gak bisa jagain kalian....”“Mas.”“Maaf, gara-gara Mas, kita harus kehilangan dia.”Untuk kali ini, ucapan Aldimas berhasil membuat Layla terdiam. Alis wanita itu berkerut. Apa ada yang mati gara-gara penyelamatan itu? Apa yang Aldimas maksud adalah Norman? Namun... kenapa pria itu terlihat sangat terpuruk, bila yang mati benar musuhnya?“Dia?” Layla tidak tahan untuk bertanya.

  • Atas Nama Kontrak Pernikahan   BAB 86

    Roda brankar rumah sakit yang berderak di lantai seperti mars kematian untuk Aldimas. Setelah melihat Layla ambruk tadi, ia buru-buru menghampirinya. Ia sudah tidak peduli apa yang terjadi dengan Norman di sana—mau dia mati, berguling di lantai, atau ditembak memababi buta sekalipun. Prioritasnya hanya Layla.Wanita itu terlihat sangat kepayahan. Seluruh tubuhnya gemetaran dan matanya terpejam. Sesaat, Aldimas menduga kalau dirinya terlambat. Sampai akhirnya Layla membuka mata dan menangis ke arahnya.Aldimas pun segera memeluk tubuh mungil wanita itu, menggumamkan beribu maaf kepadanya. Napas Layla yang lemah terdengar mulai tenang. Ya, Aldimas kira dirinya dan Layla akan segera pulang dengan selamat ke rumah dan berpelukan sampai esok hari di kasur yang empuk. Namun, rintihan Layla menghentikannya.“Sakit....”Pada saat itulah Aldimas menyadari ada yang salah. Bukan di k

DMCA.com Protection Status