Share

Keping 72b

Anjani Rahma

Ternyata, pagi itu aku tidak jadi menempel Biru ke JMTV, dia memberiku surat cuti, izin mengurus pernikahan dan tetek bengeknya. Aku hanya tertawa kecil, dan hatiku merasa riang ketika ia memberikan informasi tentang EO pesta.

Aku menelpon Lupita agar menemaniku ke istana kue, dia berkata akan segera menyusulku ke sana. Tapi, aku sudah sampai lebih dahulu. EO yang kami sewa mengatakan ini adalah istana kue terbaik di Surabaya. Betul saja, karena ini desain tokonya mirip istana betulan, dan kue-kue yang terpajang di dalam kaca itu lebih nampak seperti barisan berlian.

Aku tersenyum. Sebenarnya, aku agak malas ke toko kue. Aku takut khilaf. Ya, siapa yang tidak tergoda dengan aneka rupa kue-kue manis yang cantik dan menggiurkan?

Melongok ke etalase toko, membuat liurku menetes. Aku merasa sangat-sangat lapar, padahal aku bertekad untuk diet. Setidaknya, agar baju pengantin yang kupakai kelak tampak indah melambai-lambai.

Sebenarnya, aku tidak keberatan kalau Biru tidak meng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status