Share

Keping 72a

Anjani Rahma

Keesokan paginya, aku terbangun. Terbangun dengan wajah jelek dan rambut awut-awutan. Tapi, aku tidak ingin Biru tahu wajahku jelek begini gara-gara semalam kami begadang hingga dini hari. Duh, rasanya. Rasanya bagaimana ya?

Ehem. Ya, rasanya seperti pengantin baru, karena kami ini memang pengantin baru, begitu lho. Jadi, selagi aku masih belum mendengar azan, dan di luar sana suara-suara pujian bersahutan aku ke meja rias, merapikan diriku. Menepuk sedikit bedak, dan sedikit lipstick. Kenapa aku jadi ingin berdandan di saat menjelang Subuh begini?

Jangan katakan kalau aku sudah jatuh cinta setengah mati pada Biru. Tapi, bagaimana aku tidak cinta padanya? Pesonanya sampai ke tulang sum-sumku. Maksudku, hatiku rasanya tersedot untuk selalu memikirkannya.

Aku tersenyum-senyum riang. Menatap wajahku di cermin. Lalu, kudengar Biru mengigau, mungkin ia mau bangun atau ia terjaga sebentar. Aku menoleh, dan segera bergabung ke atas ranjang yang besar, empuk, dan serba putih. Bet
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status