Share

90. Jebakan

“Kau? Bagaimana mungkin kau ada di sini?” tanya Pitaka tak mengerti. Matanya menatap lekat-lekat Perdana yang kadang mencoba melepaskan diri dari cengkeraman para prajurit.

“Tentu saja, kau pikir bagaimana kau bisa di Wedhari Praja? Begitu pun mengapa aku bisa ada di sini!” sahut Perdana sinis.

“Bedebah! Untuk siapa kau bekerja?” hardik Pitaka.

“Bekerja? Ah, aku baru ingat kalau aku harus bekerja,” ucap Perdana seraya mengatupkan kedua telapak tangan.

Puluhan prajurit itu mendadak berjatuhan. Mereka semua mengerang kesakitan, kebanyakan memegangi tangannya yang terasa begitu sakit. Pitaka terbelalak, tak mengerti apa yang terjadi. Namun ia paham bahwa pemuda di hadapannya lah dalang dari semua itu.

“Prajurit! Tangkap dia!” titah Pitaka pada lima prajurit tersisa. Kelimanya berjaga di pintu masuk istana milik mendiang Sanggageni itu.

Lima prajurit segera menghambur dengan pedang terhunus. Perdana tersenyum seolah sudah memprediksi hal ini. Ia menjentikkan sebatang tombak dengan kaki ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status