# Arisan Bodong Keluarga Bab 126 ( Robi Terusir ) Cantika masih menjambak rambut Ayu, sesekali badan Ayu di dorongnya. Terlihat jelas kemarahan di mata Cantika. Robi yang ingin menolong istrinya merasa tak sanggup karena karena adik kecilnya sendiri sedang merasakan sakit luar biasa. Bu Murni hanya bisa menangis tak kuasa memisahkan anak menantunya. Sedangkan Pak Imam dia hanya melihat sambil mengurut pangkal hidungnya. Dia merasa tak ada tenaga untuk sekedar berdiri. Hatinya sudah benar benar lelah. " Sudah Tik sudah, malu jangan ribut terus " ucap Diki namun tangannya mendorong tangan Cantika agar menjambak Ayu lagi. Dia pun punya dendam pribadi pada Ayu yang sering menyakiti Novia ( sedrama itu Diki hahaha ) Ketika mereka sedang sibuk masing masing tiba tiba pintu depan ada yang mendorong dengan kuatnya. Bruughhhh Kini di hadapan mereka ada Yuyun dan Euis yang sedang berdiri melihat sekeliling. Ayu yang sedang dalam kondisi memprihatinkan menatap Yuyun penuh harap.
#Arisan Bodong Keluarga Bab 127 ( Tangisan Bu Murni ) " Pergilah! " kali ini Amah membentak Robi, membuat semua orang yang ada disana melongo. Robi pun tak kalah kaget, baru sekarang ibunya bersikap seperti itu. Akhirnya Robi menuntun Ayu untuk keluar. Ketika keluar Robi kaget ternyata banyak orang yang sedang berdiri dan memandang ke arah Robi. Dia menjadi salah tingkah. " Duh gawat pasti mereka mendengarkan semua pembicaraan di dalam. Bisa malu aku " Robi tertunduk dan melangkah kembali. " Ada apa ini, ada apa? " suara Pak RT setengah berteriak. " Huhuuuu " teriak warga. " Bapak gimana sih, ributnya udah selesai baru datang kayak Polisi Ind*a saja " ucap seseibu yang berdiri sebelah Pak RT. " Ya maaf tadi saya lagi di toilet lagi nanggung. Eeeeh Ceu Yati malah gedor gedor pintu. Malah jadi keluar gak bisa masuk lagi pun tak bisa " jawab Pak RT sambil memelototi Yati. " Heheee ya maaf " yang dipelototin malah nyengir kuda. " Apa sih Pak RT jorok ih " ujar salah satu warg
# Arisan Bodong Keluarga Bab 128 ( Diki Bertemu Adrian ) Keluarga Diki sedang dilanda prahara, berbeda dengan Novia saat ini dia sedang berbahagia karena Adrian menemani dia dan Keyla berjalan jalan layaknya keluarga kecil bahagia. Sebelumnya mereka sudah berjalan jalan bersama anak Novia. Sesuai janji Adrian pada Keyla mereka akan di bawa ke Wahana Salju yang sangat di inginkan Keyla. Keyla bercerita dia iri pada teman temannya karena mereka pergi bersama kedua orang tua mereka. Beruntung Keyla sudah sedikit mengerti kalau Ibu dan Ayah nya tak lagi bisa berjalan bersama seperti dulu. Keyla meminta Adrian untuk menemani mereka. Lagipula Keyla sudah terbiasa tanpa kehadiran Diki, jadi kehadiran Adrian mudah sekali menggantikan posisi Diki sebagai penggantinya. Awalnya Novia bingung untuk mengikuti keinginan anaknya. Entah bagaimana ceritanya Adrian bisa tahu keinginan anak Novia dan dia langsung menawarkan diri pada Keyla sehingga Novia tak bisa menolak ajakan Adrian. Padahal
# Arisan Bodong Keluarga Bab 129 ( Adrian Melamar Novia ) " Papa Ryan kayak Dilan saja ih " tiba tiba Keyla berbicara membuat semua berpaling ke arahnya dan ke arah Adrian bergantian. " Pa-pa? " Wajah Diki berubah merah karena kaget dan marah. Ternyata anaknya sudah seakrab itu dengan Adrian dan dia merasa kalah telak. Wajah Novia pun merah tapi karena malu tak menyangka anaknya sudah memanggil Adrian Papa. Wooowww amazing ucapnya dalam hati. Mendengar panggilan Papa dari Keyla Adrian tersenyum dan mengusap pucuk kepala Keyla " Keyla mau jadi Milea nya? " " Enggak ah Mama saja deh yang jadi Mileanya. Papa Ryan ketuaan buat aku " jawabnya polos. Adrian dan Arif langsung tertawa tergelak melihat tingkah Keyla. " Ya ampun Keyla gak boleh gitu " ucap Novia. " Tuh ada Ayah mau ketemu Keyla, Mama mau kedalam dulu ya " " Iya Ma " jawab Keyla walaupun dia terlihat malas dan Diki menyadari itu. Adrian bersama Novia masuk ke dalam membawa pesanan Manda. Kemudian Adrian kembali ke
# Arisan Bodong Keluarga Bab 130 ( Diki Patah Hati ) Pov Diki Keluar dari rumah Novia aku langsung menaiki motor yang sengaja diparkir di luar pagar agar memudahkan ketika pulang. Langkah yang terasa gontai yang hanya di iringi pandangan paman mantan istriku dan rivalku membuat aku bersedih. Tak ada lagi kehangatan, dulu posisiku seperti Adrian. Setiap datang selalu di sambut ramah dan pulang di barengi senyuman. Ah aku jadi rindu masa masa itu. Niat awal aku ingin ke rumah Novia mengajak anak anak jalan jalan lalu ke rumah Nuri sebentar. Tapi rencana kedua untuk bertemu Nuri aku batalkan. Selain karena sudah malas gara gara melihat semua kejadian tadi, memang aku juga malas ketemu Nuri. Kalau bukan karena Amah yang terus memaksa aku untuk menemui Nuri mana mau aku kesana. Makin kesini si Nuri itu makin kesana, entahlah seperti ada yang mengganjal tapi aku belum tahu itu apa. Kadang moodnya berubah-ubah. Kadang senang, tapi cepat berubah sedih. Ketika aku menembaknya untuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 131 ( Obrolan Di Meja Makan ) Pagi harinya Diki bangun karena harus bekerja walaupun terasa malas. Setelah selesai bersiap dia langsung menuju meja makan untuk sarapan. Disana sudah biasa hanya ada bapak, ibu dan si bungsu Ikbal. Hanya saja Bu Murni sedang berada di dapur. " Kamu lemas banget sih Ki, kenapa sakit? " tanya Pak Imam. " Gak Yah " lalu Diki berbisik pada Pak Imam. " Ah yang benar kamu Ki? " mata Pak Imam melebar. " Rupanya kamu patah hati hehee " lanjut Pak Imam sambil terkekeh. " Ayah kok kayak senang gitu dengarnya. Gak lihat apa aku lagi sedih " balas Diki sambil memanyunkan bibirnya. " Siapa yang patah hati? " tanya Ikbal dengan mulut yang penuh makanan. " Tuh kakakmu, ini pelajaran buat kamu kalau sudah punya istri harus tegas jangan plin plan. Nanti di ambil orang nangiiss. Jangan juga kamu mau di setir Ibumu, berbakti boleh tapi harus bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk. Belajarlah agama yang benar supaya gak salah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 132 ( Pesona Mantan ) Beberapa hari Diki bekerja dengan membawa pikiran kusut, pikirannya sedikit terganggu mengingat Novia yang sepertinya akan di lamar Adrian. Seperti biasa Diki pergi bekerja dengan membonceng Ikbal adik bungsunya. Dia akan menurunkan Ikbal terlebih dahulu di sekolahnya, lalu melanjutkan perjalanannya. Hari masih pagi Diki membawa motor sedikit santai, di perempatan dia terkena lampu merah dia pun ikut berhenti. Kendaraan lain pun ikut berhenti, di depan Diki ada sebuah motor matic keluaran terbaru yang di naiki seorang wanita. Samar samar terdengar ungkapan kagum dari pengendara lain. " Waahhh motornya bagus ya " " Iya itu kan motor keluaran baru, harganya juga menguras kantong " " Motor seperti itu cocok di naiki perempuan jadi menambah kesan anggun " " Kalau banyak duit pengen rasanya memiliki motor seperti itu " Dan masih banyak pujian lainnya, namun pemilik motor itu tampak diam pandangannya lurus ke depan. Lampu kembali
# Arisan Bodong Keluarga Bab 133 ( Bagai Luka Di siram Garam ) Beberapa detik kemudian foto sudah di terima dan terpampang nyata. Wajah Diki langsung merah dan ingin menangis setelah melihat foto foto tersebut. " Cobaan apa lagi ini Ya Allah hiks hiks " Andai tak malu tentu saja Diki ingin menangis dan meraung raung melihat foto foto kiriman Bu Teti. " Punya dendam apa dia bela belain minta foto ke orang hanya buat di kirim ke aku. Dasar tukang ghibah " gumam Diki merasa kesal dengan perbuatan Bu Teti. Foto foto yang dikirim Bu Teti benar benar menyayat hatinya. Ketika Diki sedang bersedih melihat kebersamaan Adrian dan anak istrinya, ketika mereka sedang berjalan jalan kemarin. Bahkan terselip sebuah video ketika mereka makan di sebuah gerai ayam goreng terkenal. Althaf di suapi adrian dan anak gadisnya bergantian menyuapi Adrian. Perih periihh itu yang di rasa Diki, luka yang masih belum kering kembali menganga karena di siram air garam. Benar benar luka yang tak berkesuda