# Arisan Bodong Keluarga Bab 131 ( Obrolan Di Meja Makan ) Pagi harinya Diki bangun karena harus bekerja walaupun terasa malas. Setelah selesai bersiap dia langsung menuju meja makan untuk sarapan. Disana sudah biasa hanya ada bapak, ibu dan si bungsu Ikbal. Hanya saja Bu Murni sedang berada di dapur. " Kamu lemas banget sih Ki, kenapa sakit? " tanya Pak Imam. " Gak Yah " lalu Diki berbisik pada Pak Imam. " Ah yang benar kamu Ki? " mata Pak Imam melebar. " Rupanya kamu patah hati hehee " lanjut Pak Imam sambil terkekeh. " Ayah kok kayak senang gitu dengarnya. Gak lihat apa aku lagi sedih " balas Diki sambil memanyunkan bibirnya. " Siapa yang patah hati? " tanya Ikbal dengan mulut yang penuh makanan. " Tuh kakakmu, ini pelajaran buat kamu kalau sudah punya istri harus tegas jangan plin plan. Nanti di ambil orang nangiiss. Jangan juga kamu mau di setir Ibumu, berbakti boleh tapi harus bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk. Belajarlah agama yang benar supaya gak salah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 132 ( Pesona Mantan ) Beberapa hari Diki bekerja dengan membawa pikiran kusut, pikirannya sedikit terganggu mengingat Novia yang sepertinya akan di lamar Adrian. Seperti biasa Diki pergi bekerja dengan membonceng Ikbal adik bungsunya. Dia akan menurunkan Ikbal terlebih dahulu di sekolahnya, lalu melanjutkan perjalanannya. Hari masih pagi Diki membawa motor sedikit santai, di perempatan dia terkena lampu merah dia pun ikut berhenti. Kendaraan lain pun ikut berhenti, di depan Diki ada sebuah motor matic keluaran terbaru yang di naiki seorang wanita. Samar samar terdengar ungkapan kagum dari pengendara lain. " Waahhh motornya bagus ya " " Iya itu kan motor keluaran baru, harganya juga menguras kantong " " Motor seperti itu cocok di naiki perempuan jadi menambah kesan anggun " " Kalau banyak duit pengen rasanya memiliki motor seperti itu " Dan masih banyak pujian lainnya, namun pemilik motor itu tampak diam pandangannya lurus ke depan. Lampu kembali
# Arisan Bodong Keluarga Bab 133 ( Bagai Luka Di siram Garam ) Beberapa detik kemudian foto sudah di terima dan terpampang nyata. Wajah Diki langsung merah dan ingin menangis setelah melihat foto foto tersebut. " Cobaan apa lagi ini Ya Allah hiks hiks " Andai tak malu tentu saja Diki ingin menangis dan meraung raung melihat foto foto kiriman Bu Teti. " Punya dendam apa dia bela belain minta foto ke orang hanya buat di kirim ke aku. Dasar tukang ghibah " gumam Diki merasa kesal dengan perbuatan Bu Teti. Foto foto yang dikirim Bu Teti benar benar menyayat hatinya. Ketika Diki sedang bersedih melihat kebersamaan Adrian dan anak istrinya, ketika mereka sedang berjalan jalan kemarin. Bahkan terselip sebuah video ketika mereka makan di sebuah gerai ayam goreng terkenal. Althaf di suapi adrian dan anak gadisnya bergantian menyuapi Adrian. Perih periihh itu yang di rasa Diki, luka yang masih belum kering kembali menganga karena di siram air garam. Benar benar luka yang tak berkesuda
# Arisan Bodong Keluarga Bab 134 ( Hadiah dari Adrian ) Dua Hari sebelumnya " Nia, kiriman ke Ibu Leha sudah berangkat belum? barusan Bu Leha kirim pesan sama saya nanyain kirimannya " Novia saat ini sedang berada di tokonya, setelah pulang kerja dia biasa membantu sebisanya. " Belum Bu " jawab Nia sambil berjalan ke arah Novia. " Assalammu Alaikum " Suara laki laki yang sering Novia rindukan tiba tiba sudah ada di depannya. " Waalaikum Salam. Ryan? " senyum merekah terlihat di bibir Novia. Adrian mengambil bangku dan duduk di belakang Novia yang sedang berada di mejanya. " Maaf Bu barang buat Bu Leha belum dikirim karena menunggu kendaraannya penuh. Barang yang dipesannya enggak terlalu banyak kalau pakai mobil sayang Bu terus macet juga. Bagusnya sih pakai motor " Sampai sini Novia langsung paham maksud Nia " Oke saya ngerti, gini saja kamu panggil Kang Ahmad suruh dia kirim langsung barangnya ke Bu Leha pakai motor saya ini kuncinya. Dan Nia, maksud kam
# Arisan Bodong Keluarga Bab 135 ( Ancaman Nuri )Setelah keluar dari dealer Adrian langsung mencari tempat makan karena memang dia pun sudah merasa lapar.Di dalam mobil Adrian terus tersenyum sambil sekali kali melirik Novia. " Perasaan dari tadi kamu senyum senyum terus deh. Apa ada yang lucu ya? " Novia melihat curiga ke arah Adrian lalu dia mengambil cermin dan melihat wajahnya takutnya ada belek mungkin hahaaa." Gak ada kok, kamu cantik banget malam ini. aku ngerasa senang banget tadi ada yang minta aku buat menggandengnya terus. Tanganku di lingkarin ke pinggangnya, tapi aku bahagia banget. Jarang jarang kan bisa kayak gitu apalagi tanpa aku minta atau aku paksa heheee " Adrian terkekeh namun berubah jadi mengaduh." Aduuuhh jangan keras keras dong heheee "Rupanya Novia mencubit pinggangnya tapi sambil tersenyum karena malu." Habisnya aku sebal banget sama perempuan gitu, genit. Padahal dia lihat ada aku di samping kamu, kelihatan itu kegatalan. Sok kecantikan pokoknya aku
# Arisan Bodong Keluarga Bab 136 ( Kasihan Diki hahaaa ) Tok tok tok " Belum halal masuk masuk masuk " Ketukan di kaca mobil Adrian membuat Adrian dan Novia tersentak kaget. Novia langsung salah tingkah melihat kakaknya Manda sudah berada di luar pintu mobil. Adrian berpura pura tenang dan mengatur nafasnya. Kemudian membuka kaca mobil perlahan. " Kalian mau adegan dewasa ya, jangan di sini dong nanti di grebeg loh hahaaa " ucapnya sambil berlari. " Halahhh mengganggu saja " Adrian menggerutu tapi wajahnya tersenyum. Novia pun sama kesalnya seperti Adrian melihat tingkah kakaknya yang membuat mereka kaget lalu main pergi saja. " Ayo kita turun Vi " seru Adrian dan mengambil 4 kotak martabak di kursi belakang yang tadi sudah dibelinya. Mereka pun masuk ke dalam rumah beriringan. " Pada kemana kok sepi? " tanya Novia. " Semua pada nginap di rumah Bi Nania, suaminya kan sudah pindah kesini jadi sepertinya Bi Nania juga gak akan tinggal disini lagi " sahut Manda. " Wah gim
# Arisan Bodong Keluarga Bab 137 ( Mencoba Motor Baru )Pov NoviaSetelah Paman Arif masuk kamar, Teh Manda menyerahkan martabak itu pada satpam komplek. Sebelumnya dia menghubungi Satpam tersebut dan menyuruhnya untuk mengambil martabak di rumah.Sebenarnya bisa saja martabak tersebut diserahkan Adrian nanti sekalian pulang tapi sepertinya dia masih betah, apalagi ada Teh Manda jadi obrolan pun makin seru.Kalau martabaknya di biarkan lama nanti jadi dingin dan gak enak.Jadilah kami menikmati satu kotak martabak bertiga setelah satu potong di cicipi Paman Arif. Satu kotak lagi aku simpan di kulkas biar besok pagi di panaskan supaya bisa untuk sarapan. Tadi aku pesan martabak jumbo jadi satu kotaknya bisa di makan untuk 5 orang." Kamu kok kelihatan biasa saja pas ketemu Nuri. Teteh pikir kalian gak saling kenal " Teh Manda membuka percakapan kami sambil tetap menggigit martabak di tangannya." Aku juga sempat kaget cuma aku gak mau buka aib orang Teh. Lagian aku mikirnya mungkin di
# Arisan Bodong Keluarga Bab 138 ( Rumah Untuk Novia ) Satu jam perjalanan akhirnya mereka tiba di daerah tempat tinggal Bi Nania yang berada di kawasan kabupaten. Sepanjang perjalanan kami banyak di suguhi pemandangan alam terutama persawahan luas yang sudah siap panen. Bahkan ada banyak kolam ikan yang dibuat menjadi pemancingan umum. Tiba tiba Adrian menghentikan motornya di pinggir sawah namun di bawah pohon yang rindang. " Kenapa Yang kamu cape, mau gantian? " tanya Novia pada Adrian. " Duh malu dong Yang masa aku di boncengin cewek hehee " dia terkekeh lalu mengeluarkan sebotol air mineral. " Ya kali saja cape, Oh kamu haus ya " " Nggak juga, kebetulan saja sambil berhenti. Yang nanti kalau sudah menikah kita beli rumah disini ya. Sepertinya enak masih asri, udah gitu banyak kolam pemancingan jadi aku bisa mancing kalau lagi suntuk " tiba tiba saja terlintas di benak Adrian ingin membeli rumah di daerah itu. " Boleh juga sih, tapi aku gak mau kamu mancing ikan keserin