# Arisan Bodong Keluarga Bab 133 ( Bagai Luka Di siram Garam ) Beberapa detik kemudian foto sudah di terima dan terpampang nyata. Wajah Diki langsung merah dan ingin menangis setelah melihat foto foto tersebut. " Cobaan apa lagi ini Ya Allah hiks hiks " Andai tak malu tentu saja Diki ingin menangis dan meraung raung melihat foto foto kiriman Bu Teti. " Punya dendam apa dia bela belain minta foto ke orang hanya buat di kirim ke aku. Dasar tukang ghibah " gumam Diki merasa kesal dengan perbuatan Bu Teti. Foto foto yang dikirim Bu Teti benar benar menyayat hatinya. Ketika Diki sedang bersedih melihat kebersamaan Adrian dan anak istrinya, ketika mereka sedang berjalan jalan kemarin. Bahkan terselip sebuah video ketika mereka makan di sebuah gerai ayam goreng terkenal. Althaf di suapi adrian dan anak gadisnya bergantian menyuapi Adrian. Perih periihh itu yang di rasa Diki, luka yang masih belum kering kembali menganga karena di siram air garam. Benar benar luka yang tak berkesuda
# Arisan Bodong Keluarga Bab 134 ( Hadiah dari Adrian ) Dua Hari sebelumnya " Nia, kiriman ke Ibu Leha sudah berangkat belum? barusan Bu Leha kirim pesan sama saya nanyain kirimannya " Novia saat ini sedang berada di tokonya, setelah pulang kerja dia biasa membantu sebisanya. " Belum Bu " jawab Nia sambil berjalan ke arah Novia. " Assalammu Alaikum " Suara laki laki yang sering Novia rindukan tiba tiba sudah ada di depannya. " Waalaikum Salam. Ryan? " senyum merekah terlihat di bibir Novia. Adrian mengambil bangku dan duduk di belakang Novia yang sedang berada di mejanya. " Maaf Bu barang buat Bu Leha belum dikirim karena menunggu kendaraannya penuh. Barang yang dipesannya enggak terlalu banyak kalau pakai mobil sayang Bu terus macet juga. Bagusnya sih pakai motor " Sampai sini Novia langsung paham maksud Nia " Oke saya ngerti, gini saja kamu panggil Kang Ahmad suruh dia kirim langsung barangnya ke Bu Leha pakai motor saya ini kuncinya. Dan Nia, maksud kam
# Arisan Bodong Keluarga Bab 135 ( Ancaman Nuri )Setelah keluar dari dealer Adrian langsung mencari tempat makan karena memang dia pun sudah merasa lapar.Di dalam mobil Adrian terus tersenyum sambil sekali kali melirik Novia. " Perasaan dari tadi kamu senyum senyum terus deh. Apa ada yang lucu ya? " Novia melihat curiga ke arah Adrian lalu dia mengambil cermin dan melihat wajahnya takutnya ada belek mungkin hahaaa." Gak ada kok, kamu cantik banget malam ini. aku ngerasa senang banget tadi ada yang minta aku buat menggandengnya terus. Tanganku di lingkarin ke pinggangnya, tapi aku bahagia banget. Jarang jarang kan bisa kayak gitu apalagi tanpa aku minta atau aku paksa heheee " Adrian terkekeh namun berubah jadi mengaduh." Aduuuhh jangan keras keras dong heheee "Rupanya Novia mencubit pinggangnya tapi sambil tersenyum karena malu." Habisnya aku sebal banget sama perempuan gitu, genit. Padahal dia lihat ada aku di samping kamu, kelihatan itu kegatalan. Sok kecantikan pokoknya aku
# Arisan Bodong Keluarga Bab 136 ( Kasihan Diki hahaaa ) Tok tok tok " Belum halal masuk masuk masuk " Ketukan di kaca mobil Adrian membuat Adrian dan Novia tersentak kaget. Novia langsung salah tingkah melihat kakaknya Manda sudah berada di luar pintu mobil. Adrian berpura pura tenang dan mengatur nafasnya. Kemudian membuka kaca mobil perlahan. " Kalian mau adegan dewasa ya, jangan di sini dong nanti di grebeg loh hahaaa " ucapnya sambil berlari. " Halahhh mengganggu saja " Adrian menggerutu tapi wajahnya tersenyum. Novia pun sama kesalnya seperti Adrian melihat tingkah kakaknya yang membuat mereka kaget lalu main pergi saja. " Ayo kita turun Vi " seru Adrian dan mengambil 4 kotak martabak di kursi belakang yang tadi sudah dibelinya. Mereka pun masuk ke dalam rumah beriringan. " Pada kemana kok sepi? " tanya Novia. " Semua pada nginap di rumah Bi Nania, suaminya kan sudah pindah kesini jadi sepertinya Bi Nania juga gak akan tinggal disini lagi " sahut Manda. " Wah gim
# Arisan Bodong Keluarga Bab 137 ( Mencoba Motor Baru )Pov NoviaSetelah Paman Arif masuk kamar, Teh Manda menyerahkan martabak itu pada satpam komplek. Sebelumnya dia menghubungi Satpam tersebut dan menyuruhnya untuk mengambil martabak di rumah.Sebenarnya bisa saja martabak tersebut diserahkan Adrian nanti sekalian pulang tapi sepertinya dia masih betah, apalagi ada Teh Manda jadi obrolan pun makin seru.Kalau martabaknya di biarkan lama nanti jadi dingin dan gak enak.Jadilah kami menikmati satu kotak martabak bertiga setelah satu potong di cicipi Paman Arif. Satu kotak lagi aku simpan di kulkas biar besok pagi di panaskan supaya bisa untuk sarapan. Tadi aku pesan martabak jumbo jadi satu kotaknya bisa di makan untuk 5 orang." Kamu kok kelihatan biasa saja pas ketemu Nuri. Teteh pikir kalian gak saling kenal " Teh Manda membuka percakapan kami sambil tetap menggigit martabak di tangannya." Aku juga sempat kaget cuma aku gak mau buka aib orang Teh. Lagian aku mikirnya mungkin di
# Arisan Bodong Keluarga Bab 138 ( Rumah Untuk Novia ) Satu jam perjalanan akhirnya mereka tiba di daerah tempat tinggal Bi Nania yang berada di kawasan kabupaten. Sepanjang perjalanan kami banyak di suguhi pemandangan alam terutama persawahan luas yang sudah siap panen. Bahkan ada banyak kolam ikan yang dibuat menjadi pemancingan umum. Tiba tiba Adrian menghentikan motornya di pinggir sawah namun di bawah pohon yang rindang. " Kenapa Yang kamu cape, mau gantian? " tanya Novia pada Adrian. " Duh malu dong Yang masa aku di boncengin cewek hehee " dia terkekeh lalu mengeluarkan sebotol air mineral. " Ya kali saja cape, Oh kamu haus ya " " Nggak juga, kebetulan saja sambil berhenti. Yang nanti kalau sudah menikah kita beli rumah disini ya. Sepertinya enak masih asri, udah gitu banyak kolam pemancingan jadi aku bisa mancing kalau lagi suntuk " tiba tiba saja terlintas di benak Adrian ingin membeli rumah di daerah itu. " Boleh juga sih, tapi aku gak mau kamu mancing ikan keserin
# Arisan Bodong Keluarga Bab 139 ( Pilihan Adrian ) Danu dan Adrian berboncengan, ada dua rumah yang saat ini di tuju Danu. " Belok kanan dulu A', kita lihat rumah punya Pak Wirya. Paman dengar rumahnya mau dijual murah karena sudah lama gak di isi padahal rumahnya bagus dan luas " titah Danu pada Adrian. " Iya Paman " sahut Adrian, diambilnya belokan ke kanan sesuai titah Danu karena rumah yang dituju ada di seberang jalan. Adrian dan Danu sudah tiba di depan rumah tersebut. Dari luar rumah tersebut nampak bagus walau sedikit tak terurus mungkin karena memang sudah lama tak di isi. Rumah dua tingkat dengan cat putih dan termasuk bangunan baru, pagar pun tak terlalu tinggi. Halaman depan luas sebagian di tanami rumput dan ada halaman menggunakan batu koral bisa digunakan untuk parkir 2 mobil dan 3 motor. Cukup luas menurut Adrian. Adrian berdiri di luar pintu pagar dan melihat ke arah dalam. Dilihatnya ada perempuan mengintip mereka dari balik gorden. Adrian menganggukan kep
# Arisan Bodong Keluarga Bab 140 ( Ngeri Ngeri Sedap ) " Hati hati " samar terdengar suara di telinga Adrian membuat bulu kuduk Adrian langsung meremang. Adrian sangat yakin mendengar suara itu, tapi sekuat hati tak ingin melihat ke belakang baik memalingkan wajahnya atau sekedar melihat lewat spion motor. Dengan kecepatan cukup tinggi dia membelah jalanan yang terasa sepi karena memang hari mulai sore. Dia ingin segera meninggalkan desa tersebut untuk saat ini. Setelah sampai di alun alun sekitar setengah 5 sore Adrian menghentikan motornya dan turun dari motor. " Kamu kenapa sih Yang kok bawa motornya ngebut gak sayang nyawa ya " ujar Novia sedikit ketus. " Eh ngga dong masa iya gak sayang nyawa. Aku mau hidup sampai tua bareng kamu. Melihat anak cucu kita nanti " ucap Adrian membuat hati Novia luluh. " Gombal " jawabnya pura pura ketus padahal hidungnya sudah kembang kempis. Adrian membuka botol air mineral kemudian dia meminumnya. Lalu dia menyerahkan botol itu pada No
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling