# Arisan Bodong Keluarga Bab 136 ( Kasihan Diki hahaaa ) Tok tok tok " Belum halal masuk masuk masuk " Ketukan di kaca mobil Adrian membuat Adrian dan Novia tersentak kaget. Novia langsung salah tingkah melihat kakaknya Manda sudah berada di luar pintu mobil. Adrian berpura pura tenang dan mengatur nafasnya. Kemudian membuka kaca mobil perlahan. " Kalian mau adegan dewasa ya, jangan di sini dong nanti di grebeg loh hahaaa " ucapnya sambil berlari. " Halahhh mengganggu saja " Adrian menggerutu tapi wajahnya tersenyum. Novia pun sama kesalnya seperti Adrian melihat tingkah kakaknya yang membuat mereka kaget lalu main pergi saja. " Ayo kita turun Vi " seru Adrian dan mengambil 4 kotak martabak di kursi belakang yang tadi sudah dibelinya. Mereka pun masuk ke dalam rumah beriringan. " Pada kemana kok sepi? " tanya Novia. " Semua pada nginap di rumah Bi Nania, suaminya kan sudah pindah kesini jadi sepertinya Bi Nania juga gak akan tinggal disini lagi " sahut Manda. " Wah gim
# Arisan Bodong Keluarga Bab 137 ( Mencoba Motor Baru )Pov NoviaSetelah Paman Arif masuk kamar, Teh Manda menyerahkan martabak itu pada satpam komplek. Sebelumnya dia menghubungi Satpam tersebut dan menyuruhnya untuk mengambil martabak di rumah.Sebenarnya bisa saja martabak tersebut diserahkan Adrian nanti sekalian pulang tapi sepertinya dia masih betah, apalagi ada Teh Manda jadi obrolan pun makin seru.Kalau martabaknya di biarkan lama nanti jadi dingin dan gak enak.Jadilah kami menikmati satu kotak martabak bertiga setelah satu potong di cicipi Paman Arif. Satu kotak lagi aku simpan di kulkas biar besok pagi di panaskan supaya bisa untuk sarapan. Tadi aku pesan martabak jumbo jadi satu kotaknya bisa di makan untuk 5 orang." Kamu kok kelihatan biasa saja pas ketemu Nuri. Teteh pikir kalian gak saling kenal " Teh Manda membuka percakapan kami sambil tetap menggigit martabak di tangannya." Aku juga sempat kaget cuma aku gak mau buka aib orang Teh. Lagian aku mikirnya mungkin di
# Arisan Bodong Keluarga Bab 138 ( Rumah Untuk Novia ) Satu jam perjalanan akhirnya mereka tiba di daerah tempat tinggal Bi Nania yang berada di kawasan kabupaten. Sepanjang perjalanan kami banyak di suguhi pemandangan alam terutama persawahan luas yang sudah siap panen. Bahkan ada banyak kolam ikan yang dibuat menjadi pemancingan umum. Tiba tiba Adrian menghentikan motornya di pinggir sawah namun di bawah pohon yang rindang. " Kenapa Yang kamu cape, mau gantian? " tanya Novia pada Adrian. " Duh malu dong Yang masa aku di boncengin cewek hehee " dia terkekeh lalu mengeluarkan sebotol air mineral. " Ya kali saja cape, Oh kamu haus ya " " Nggak juga, kebetulan saja sambil berhenti. Yang nanti kalau sudah menikah kita beli rumah disini ya. Sepertinya enak masih asri, udah gitu banyak kolam pemancingan jadi aku bisa mancing kalau lagi suntuk " tiba tiba saja terlintas di benak Adrian ingin membeli rumah di daerah itu. " Boleh juga sih, tapi aku gak mau kamu mancing ikan keserin
# Arisan Bodong Keluarga Bab 139 ( Pilihan Adrian ) Danu dan Adrian berboncengan, ada dua rumah yang saat ini di tuju Danu. " Belok kanan dulu A', kita lihat rumah punya Pak Wirya. Paman dengar rumahnya mau dijual murah karena sudah lama gak di isi padahal rumahnya bagus dan luas " titah Danu pada Adrian. " Iya Paman " sahut Adrian, diambilnya belokan ke kanan sesuai titah Danu karena rumah yang dituju ada di seberang jalan. Adrian dan Danu sudah tiba di depan rumah tersebut. Dari luar rumah tersebut nampak bagus walau sedikit tak terurus mungkin karena memang sudah lama tak di isi. Rumah dua tingkat dengan cat putih dan termasuk bangunan baru, pagar pun tak terlalu tinggi. Halaman depan luas sebagian di tanami rumput dan ada halaman menggunakan batu koral bisa digunakan untuk parkir 2 mobil dan 3 motor. Cukup luas menurut Adrian. Adrian berdiri di luar pintu pagar dan melihat ke arah dalam. Dilihatnya ada perempuan mengintip mereka dari balik gorden. Adrian menganggukan kep
# Arisan Bodong Keluarga Bab 140 ( Ngeri Ngeri Sedap ) " Hati hati " samar terdengar suara di telinga Adrian membuat bulu kuduk Adrian langsung meremang. Adrian sangat yakin mendengar suara itu, tapi sekuat hati tak ingin melihat ke belakang baik memalingkan wajahnya atau sekedar melihat lewat spion motor. Dengan kecepatan cukup tinggi dia membelah jalanan yang terasa sepi karena memang hari mulai sore. Dia ingin segera meninggalkan desa tersebut untuk saat ini. Setelah sampai di alun alun sekitar setengah 5 sore Adrian menghentikan motornya dan turun dari motor. " Kamu kenapa sih Yang kok bawa motornya ngebut gak sayang nyawa ya " ujar Novia sedikit ketus. " Eh ngga dong masa iya gak sayang nyawa. Aku mau hidup sampai tua bareng kamu. Melihat anak cucu kita nanti " ucap Adrian membuat hati Novia luluh. " Gombal " jawabnya pura pura ketus padahal hidungnya sudah kembang kempis. Adrian membuka botol air mineral kemudian dia meminumnya. Lalu dia menyerahkan botol itu pada No
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]