Share

BAB 4

Author: Raihan Azhar
last update Last Updated: 2021-07-10 00:05:54

“Ayo kesana!”

Suara Dodit membuyarkan pandangan Rian terhadap gadis cantik itu, kini tangannya telah ditarik oleh Dodit yang berjalan menuju meja di pojok ruangan.

Di meja itu sudah ada seorang gadis yang nampak berusia sekitar Sembilan belas tahun sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

“Rian, ini orangnya yang mau gua kenalin sama lu, namanya Adila. Dan Adila, ini Rian, orang yang waktu itu aku ceritain sama kamu.” Kata Dodit memperkenalkan mereka berdua.

Adila dengan wajah manisnya tersenyum lalu berkata, “Ya, aku Adila. Senang ketemu sama kamu Rian!”

Dari caranya berbicara, Rian berasumsi bahwa Adila adalah gadis yang ramah dan sopan. Wajah polosnya memancarkan aura yang positif dari dirinya.

“Senang juga ketemu sama kamu Adila,” balas Rian tersenyum lebar menghargai keramahan Adila.

Pertemuan mereka berdua telah direncanakan semua oleh Dodit. Tujuan utamanya bukan hanya sekedar bertemu, Dodit berharap keduanya bisa berkenalan lalu menjalin sebuah hubungan percintaan. Ini semua dilakukan karena ia ingin membantu Rian mendapatkan seorang pacar, dan Adila lah yang dirasa sangat cocok untuk menjadi pasangan Rian.

Adila sendiri merupakan saudara sepupu Dodit, Dodit sangat senang jika sepupunya bisa berpacaran dengan temannya sendiri. Lebih-lebih lagi, Dodit sudah mengenal Rian adalah orang yang baik dan bertanggung jawab, jadi dia tidak perlu merasa khawatir jika Adila menjadi pacar Rian.

Setelah basa-basi perkenalan, mereka bertiga lanjut berbicara santai sambil menikmati hidangan roti yang telah dipesan. Namun tidak ada pembahasan yang menarik dari mereka, terutama dari Rian dan Adila.

Rian yang tidak terlalu paham maksud dari pertemuan ini hanya berbicara sekedarnya kepada Adila. Rian masih penasaran terhadap gadis pelayan tadi, dia tidak bisa menahan untuk terus mencuri pandang memperhatikan gadis tersebut.

Adila yang menyadari Rian terus melirik gadis pelayan yang dirasa lebih cantik darinya, tidak dapat dipungkiri jika Adila merasa sedikit tersaingi dan kecewa. Padahal sebelumnya Adila telah berekspetasi jika Rian akan tertarik padanya.

“Cewek pelayan itu cantik banget ya!” sarkas Adila kepada Rian.

Rian yang tidak peka terhadap sarkas yang diberikan Adila lalu menjawab, “Betul, mataku aja sampai gak kedip liat cewek itu!”

Mendengar jawaban Rian yang percaya diri, membuat hati Adila semakin panas, tubuhnya hampir tidak bisa dikontrol. Adila benar-benar sudah muak dengan Rian.

“Kayaknya gak ada gunanya lagi aku ada disini, ada urusan yang lebih penting jadi aku harus pergi!”

Adila berkata dingin dengan ekspresi masam di wajahnya. Ia langsung berdiri dari tempat duduknya lalu meninggalkan meja itu tanpa mengatakan apa-apa lagi.

“Adila, tunggu!” Dodit mencoba mencegahnya pergi.

Tapi gadis itu tidak meresponnya sama sekali dan lanjut berjalan keluar dari toko roti. Lagi-lagi Rian telah dicap sebagai pria yang suka mencampakkan hati wanita.

Rian sendiri hanya terdiam tidak tahu harus melakukan apa, dia tidak mengerti mengapa Adila tiba-tiba marah dan pergi begitu saja.

“Aduh, bego banget sih lu! Bukannya ngajak Adila ngobrol malah sibuk ngelirik cewek pelayan itu. Rencana gua buat jodohin lu sama Adila jadi sia-sia kan!”

Dodit merasa gusar kepada Rian setelah apa yang terjadi, rencananya semua berantakan.

“Hah?”-Rian tersedak minumannya-“maksud lu apa? Jodohin gua sama Adila?”

“Iya, niat gua baik supaya lu bisa punya pacar! Makanya sengaja gua ajak lu ketemu Adila,” ucap Dodit dengan cemberut.

Mendengar itu, Rian merasa sedikit bersalah. Rian sangat mengerti niat baik sahabatnya itu, namun tidak bisa dipungkiri kalau dia lebih tertarik pada gadis pelayan itu ketimbang Adila.

Rian menepuk bahu Dodit lalu berkata, “Gua menghargai niat baik lu dan gua minta maaf! Tapi selama ini gua gak pernah minta lu repot-repot buat nyariin pacar, tanpa ngelakuin itu pun lu tetap bakal jadi sahabat baik gua.”

“Terus, kenapa dari tadi lu ngelihatin cewek itu mulu? Memangnya lu suka?” Dodit bertanya sambil menoleh ke arah gadis pelayan itu, dia menerka-nerka jika sepertinya Rian telah tertarik kepada gadis itu.

Walaupun sebelumnya Dodit berharap Rian bisa menjadi pacar Adila, namun setelah merenung singkat akhirnya Dodit sadar jika dia tidak mempunyai kehendak mengatur Rian memilih wanita yang disukainya. Tugasnya sebagai teman hanyalah mendukung dan membantu Rian.

Tidak mendapatkan jawaban dari Rian, kemudian Dodit menjelaskan, “Namanya Citra Loka, dia anak dari pemilik toko roti ini. Karena toko ini dijalankan oleh keluarganya sendiri, jadi setiap hari dia harus bantu melayani pelanggan disini.”

Bukan hal yang sulit bagi Dodit untuk menjelaskan latar belakang Citra, karena selama ini dia sering mengunjungi Harvest Bakery untuk sekedar nongkrong atau sarapan.

Rian hanya mengangguk paham, sambil sekali lagi melirik Citra yang sekarang sedang berdiri di depan meja salah satu pelanggan.

Gimana kalau gua bisa jadi pacarnya?

Tiba-tiba pertanyaan itu terbesit di pikirannya. Rian hanya tersenyum sendiri memikirkan itu.

Jam mulai menunjukkan pukul delapan. Rian yang sebenarnya masih ingin berlama-lama disana menyaksikan keindahan wanita itu, dengan berat hati harus segera kembali ke bengkel untuk bekerja. Akhirnya Rian dan Dodit meninggalkan toko roti itu.

Hari itu Rian habiskan dengan sibuk memikirkan wanita yang bernama Citra, Kecantikannya dari ujung kaki sampai pangkal rambut masih berputar-putar di kedua bola mata Rian.

Malam harinya, di atas ranjang tempat tidurnya Rian sangat serius menatap ponselnya. Jari-jarinya terus mengusap layar ponsel ke atas dan ke bawah. Karena keingintahuannya pada Citra, memaksa Rian untuk mencari akun media sosial milik gadis itu.

Ini dia!

Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya Rian berhasil menemukan akun I*******m atas nama Citra Loka. Pancaran kebahagiaan terlihat jelas dari wajahnya.

Tertera nama akun @Citra_loka yang dilengkapi dengan foto selfie Citra di dalam sebuah mobil sebagai foto profilnya.

Mata Rian tidak berkedip sedikitpun memandangi foto-foto Citra di feed Instagramnya, sambil sesekali membayangkan jika Citra bisa menjadi pacarnya. Senyum terus terpancar menghiasi wajahnya melihat kecantikan itu.

Jika kala itu tidak ada orang yang menemukan lampu, maka yang bisa aku lihat sekarang hanyalah kecantikanmu.

Walaupun ini bukan kali pertama Rian merasakan jatuh cinta pada seorang wanita, namun kali ini terasa sangat berbeda. Rian merasakan ada tekanan cinta yang luar biasa ketika pertama kali bertemu Citra.

Setelah berjam-Jam memandangi foto Citra tanpa bosan, Rian akhirnya tertidur lelap.

Keesokan harinya Rian bangun pagi-pagi sekali, karena dia memang telah berencana untuk pergi ke Harvest Bakery dahulu sebelum menuju tempat kerjanya. Tentu saja hanya semata-mata agar dia bisa bertemu dan melihat Citra.

Mengenakan jaket kulit berwarna hitam dengan sepatu pantofel di kakinya, Rian ingin terlihat keren ketika bertemu dengan Citra nanti. Hal yang wajar dilakukan oleh setiap lelaki ketika mereka akan bertemu dengan wanita yang disukainya, mereka akan berusaha menampilkan penampilan yang terbaik dari dirinya.

Setelah tiga puluh menit dalam perjalanan, Rian akhirnya tiba di Harvest Bakery. Tapi sayangnya ketika Rian sampai disana, ia mendapati jika toko roti di pinggir jalan itu masih tutup.

Sepertinya aku kesini terlalu pagi, jadi wajar jika toko roti itu masih tutup.

Dengan pemikiran itu, akhirnya Rian berinisiatif untuk menunggu toko roti itu sampai buka. Tekadnya untuk bertemu Citra sangatlah bulat.

Sudah hampir satu jam Rian menunggu, namun tidak ada tanda-tanda toko roti itu akan dibuka.

Rian merasa putus asa.

Kemudian dia membuka ponselnya untuk melihat jam. Sadar jika tidak lama lagi bengkel tempat kerjanya mulai beroperasi, dengan berat hati Rian harus meninggalkan Harvest Bakery tanpa dapat bertemu dengan Citra.

Namun baru tiga langkah Rian berjalan meninggalkan tempat itu, tiba-tiba dia mendengar suara lembut seorang wanita dengan logat Sunda yang khas.

“Punten, Mas mau beli roti ya?”

Related chapters

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 5

    Menoleh untuk mencari tahu pemilik suara itu, tubuh Rian langsung terguncang hebat saat kedua bola matanya melihat jelas wanita itu.Wanita itu tidak lain adalah Citra.Rian bisa merasakan jantungnya berdegup kencang.Paras Citra yang cantik dengan rambut panjangnya yang bergelombang terayun, ditambah badannya yang langsing dibalut kaos ketat, benar-benar membuat Rian terpana. Rian hanya bisa mematung memandangi keindahan itu.Sampai akhirnya Citra melambaikan tangannya untuk membuyarkan tatapan Rian.Rian yang akhirnya tersadar lalu dengan gugup menjawab, “iya, saya… saya mau beli roti!”“Maafin saya Mas! Karena tadi mobil saya tiba-tiba mogok di pertigaan jalan dekat jembatan, jadi saya harus ninggalin mobil dan jalan kaki kesini. Itu sebabnya toko roti ini terlambat buka.”Citra menjelaskan situasinya sambil kedua telapak tangannya menyatu sebagai isyarat meminta maaf.Rian mengangguk pelan ser

    Last Updated : 2021-07-10
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 6

    Rian yang penasaran akhirnya memasuki coffeshop itu untuk menghampiri kakaknya. “Kak!” panggil Rian sambil berjalan menuju meja tempat kakaknya berada. Ekpresi kaget tergambar di wajah Alvin begitu melihat adiknya yang tiba-tiba berada disini. Alvin menelan ludahnya lalu berkata, “Rian, lu kok ada disini? Bukannya habis kerja lu langsung pulang ke rumah?” “Ya, tadi gua lewat sini terus gak sengaja lihat lu ada di dalam coffeshop ini.” Rian lalu melirik ke arah wanita yang sedang duduk di depan kakaknya. “Ini pacar lu kak?” Raut kepanikan semakin terlihat jelas di wajah Alvin ketika adiknya menanyakan itu. Wanita itu memang kekasihnya, jadi dia takut jika Rian tahu dan melaporkan ke ayahnya. “Yaelah, santai aja kali! Kalau ini memang pacar lu, gua gak bakal laporin ke ayah kok!” Rian memaklumi itu karena ia tahu kakaknya adalah pribadi yang keras kepala, berbeda dengan dirinya yang mempunyai sifat penurut. Alvin akan tetap mengejar kein

    Last Updated : 2021-07-27
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 7

    Ternyata orang yang baru saja memasuki toko adalah Citra. “Citra!” Rian dengan cepat langsung memanggilnya, gadis cantik itu tampak lesu dengan rambut panjangnya yang terurai berantakan. Mengetahui Rian ternyata telah berada di dalam toko, Citra yang tidak bisa menyembunyikan rasa lelah di wajahnya, memaksakan senyum saat melihat Rian. “Aku kira kamu gak bakal datang Rian,” ucapnya. “Maafin aku ya! Aku gak datang pagi tadi karena bangun kesiangan.” Rian menggelengkan kepalanya menunjukkan rasa bersalah. “Tebakanku meleset, kukira kamu memang gak mau datang kesini.” Citra tersenyum kecut lalu melanjutkan, “Lupain aja, sekarang kita makan roti dulu!” “Enggak usah, aku kesini lagi besok pagi aja. Kamu kayaknya kelihatan capai, jadi lebih baik kamu pulang aja!” Rian buru-buru menjawabnya, ia merasa tidak tega melihat keadaan Citra. Tanpa menghiraukan perkataan Rian, Citra lalu merubah pandangannya ke arah gadis pelayan yang merupakan sauda

    Last Updated : 2021-07-27
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 8

    “Hei, Rian!” panggil Dodit setelah melihat Rian memasuki bengkel.Rian yang mendengar Dodit memanggilnya, langsung buru-buru menghampirinya. “Gua baru aja dari Harvest Bakery dan gua juga udah dapat nomor handpone Citra, mantap gak?”“Wah gila sih! Gua gak ngira lu bakal dapat secepat itu, bahkan lebih cepat dari cowok yang baru dapat kabar kalau ceweknya lagi sendirian di rumah,” kata Dodit dengan diksi lucunya.“Ya, tapi kayaknya lebih cepat dari pemerintah kita yang mengatasi pandemi pada waktu itu deh,” balas Rian. “Terus, apalagi yang harus gua lakuin?”Dodit menyalakan sebatang rokoknya sebelum kemudian menjelaskan. “Langkah selanjutnya ente harus bisa ngajak Citra hangout, entah ke pantai atau tempat wisata lainnya. Karena dengan mengajaknya berlibur, wanita itu akan menganggap lu orang yang bisa membuatnya bahagia.”“Kira-kira gua harus ngajak Citra kemana ya?&rdq

    Last Updated : 2021-07-28
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 9

    Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika akhirnya mereka selesai berbelanja semua bahan-bahan roti. Tidak ingin terlalu malam untuk sampai ke rumah masing-masing, mereka pun langsung mengendarai mobil berjalan menuju arah pulang.“Pertanyaan aku tadi belum kamu jawab loh!” Rian masih menyimpan rasa penasaran dengan semua kejadian tadi.Citra menghela napasnya sebelum kemudian menjelaskan. “Baik! Pertama aku minta maaf karena tadi aku terpaksa harus menganggap kamu sebagai pacarku, dengan tujuan supaya Radit gak gangguin aku lagi!”“Radit? Memang dia kenapa?” potong Rian.“Iya, Radit itu mantan pacar aku! Satu bulan yang lalu aku mutusin dia secara sepihak karena aku udah gak tahan lagi sama sifat mesum dia. Selama kita pacaran Radit selalu maksa aku buat having sex sama dia, tapi untungnya hal itu belum pernah terjadi karena selalu aku tolak!” jelas Citra, kedua matanya sudah berkaca-kaca bersiap men

    Last Updated : 2021-07-28
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 10

    “Ngaco lu! Yok ah mending berangkat, hari udah makin siang nih!” Dodit langsung menyalakan motornya, ia tidak bisa mengulur waktu lagi melihat panas matahari yang sudah semakin terik. Pun dengan Bukit Cukul yang makin siang makin ramai oleh pengunjung. Kemudian Rian sekilas melirik ke arah mobil Citra yang terparkir. “Citra, kita naik motor aja gak apa-apa kan?” tanya Rian. “Nanti mobil kamu dimasukkin ke dalam bengkel aja!” Dodit menimpali, “Betul, mobil kamu aman kok ditaruh dalam bengkel!” Citra mengangguk sembari tersenyum lebar. “Gak masalah kok, kayaknya asik juga naik motor sambil liat pemandangan di sepanjang jalan!” Mendengarnya membuat Rian merasa sedikit lega, setelah sebelumnya ia berpikir jika Citra yang berpenampilan modis dan feminin lebih memilih menaiki mobil ketimbang motor dengan panas dan debu jalanan yang pastinya tak terhindarkan. Mereka berempat pun berangkat menuju Bukit Cukul dengan dua motor berbonceng

    Last Updated : 2021-07-28
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 1

    Sudah dua puluh tahun dalam hidupnya, Rian tidak pernah sekalipun menjalin hubungan percintaan dengan seorang wanita. Rian tidak bisa merasakan kebahagian seperti apa yang dirasakan anak-anak muda pada umumnya, yaitu mempunyai seorang pacar.Apakah ini sesuatu hal yang wajar bagi anak muda seusiaku?Pertanyaan itu selalu berputar-putar di otaknya selama ini.Duduk di pinggiran alun-alun sendirian, Rian disuguhkan pemandangan di sekeliling alun-alun yang ramai dengan beberapa pasangan pria dan wanita yang sedang berpacaran. Mereka terlihat asik bercengkrama dan tertawa satu sama lain sambil menikmati matahari yang mulai tenggelam.Rian hanya bisa melamun dengan tatapan kosong di matanya. Hanya rasa iri yang menggambarkan isi hatinya saat itu.“Hei, Rian!”Lamunan Rian terbuyar ketika mendengar suara seorang pria yang memanggil namanya. Rian lalu menoleh, matanya menyipit saat menemukan sumber s

    Last Updated : 2021-07-10
  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 2

    “Alvin, sudah beberapa kali aku mengingatkanmu untuk jangan sekali-sekali berani berpacaran, tapi kenapa kamu masih melanggarnya?” teriak Ayah Rian sambil memukulkan sebilah rotan kepada kakaknya sampai terjatuh ke tanah.Alvin sendiri merupakan nama dari kakak laki-laki Rian tersebut.­­­­­­“Ma−maafkan aku Ayah!” Alvin menangis sesenggukan menahan rasa sakit yang dirasakan.“Mulut ayah sampai berbusa mengingatkan kamu, tapi kamu...”Plas!Tidak peduli seberapa banyak Alvin memohon, sang ayah tanpa ampun terus melayangkan rotannya untuk memukuli Alvin.Rian hanya bisa menahan napas, dia tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun melihat ayahnya seperti orang yang kesetanan.“Cukup, Ayah!”Tiba-tiba Ibu Rian keluar dari dalam rumah langsung menghentikan tindakan suaminya yang semakin brutal. Sebagai seorang ibu, tentunya tidak akan tega melih

    Last Updated : 2021-07-10

Latest chapter

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 10

    “Ngaco lu! Yok ah mending berangkat, hari udah makin siang nih!” Dodit langsung menyalakan motornya, ia tidak bisa mengulur waktu lagi melihat panas matahari yang sudah semakin terik. Pun dengan Bukit Cukul yang makin siang makin ramai oleh pengunjung. Kemudian Rian sekilas melirik ke arah mobil Citra yang terparkir. “Citra, kita naik motor aja gak apa-apa kan?” tanya Rian. “Nanti mobil kamu dimasukkin ke dalam bengkel aja!” Dodit menimpali, “Betul, mobil kamu aman kok ditaruh dalam bengkel!” Citra mengangguk sembari tersenyum lebar. “Gak masalah kok, kayaknya asik juga naik motor sambil liat pemandangan di sepanjang jalan!” Mendengarnya membuat Rian merasa sedikit lega, setelah sebelumnya ia berpikir jika Citra yang berpenampilan modis dan feminin lebih memilih menaiki mobil ketimbang motor dengan panas dan debu jalanan yang pastinya tak terhindarkan. Mereka berempat pun berangkat menuju Bukit Cukul dengan dua motor berbonceng

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 9

    Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika akhirnya mereka selesai berbelanja semua bahan-bahan roti. Tidak ingin terlalu malam untuk sampai ke rumah masing-masing, mereka pun langsung mengendarai mobil berjalan menuju arah pulang.“Pertanyaan aku tadi belum kamu jawab loh!” Rian masih menyimpan rasa penasaran dengan semua kejadian tadi.Citra menghela napasnya sebelum kemudian menjelaskan. “Baik! Pertama aku minta maaf karena tadi aku terpaksa harus menganggap kamu sebagai pacarku, dengan tujuan supaya Radit gak gangguin aku lagi!”“Radit? Memang dia kenapa?” potong Rian.“Iya, Radit itu mantan pacar aku! Satu bulan yang lalu aku mutusin dia secara sepihak karena aku udah gak tahan lagi sama sifat mesum dia. Selama kita pacaran Radit selalu maksa aku buat having sex sama dia, tapi untungnya hal itu belum pernah terjadi karena selalu aku tolak!” jelas Citra, kedua matanya sudah berkaca-kaca bersiap men

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 8

    “Hei, Rian!” panggil Dodit setelah melihat Rian memasuki bengkel.Rian yang mendengar Dodit memanggilnya, langsung buru-buru menghampirinya. “Gua baru aja dari Harvest Bakery dan gua juga udah dapat nomor handpone Citra, mantap gak?”“Wah gila sih! Gua gak ngira lu bakal dapat secepat itu, bahkan lebih cepat dari cowok yang baru dapat kabar kalau ceweknya lagi sendirian di rumah,” kata Dodit dengan diksi lucunya.“Ya, tapi kayaknya lebih cepat dari pemerintah kita yang mengatasi pandemi pada waktu itu deh,” balas Rian. “Terus, apalagi yang harus gua lakuin?”Dodit menyalakan sebatang rokoknya sebelum kemudian menjelaskan. “Langkah selanjutnya ente harus bisa ngajak Citra hangout, entah ke pantai atau tempat wisata lainnya. Karena dengan mengajaknya berlibur, wanita itu akan menganggap lu orang yang bisa membuatnya bahagia.”“Kira-kira gua harus ngajak Citra kemana ya?&rdq

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 7

    Ternyata orang yang baru saja memasuki toko adalah Citra. “Citra!” Rian dengan cepat langsung memanggilnya, gadis cantik itu tampak lesu dengan rambut panjangnya yang terurai berantakan. Mengetahui Rian ternyata telah berada di dalam toko, Citra yang tidak bisa menyembunyikan rasa lelah di wajahnya, memaksakan senyum saat melihat Rian. “Aku kira kamu gak bakal datang Rian,” ucapnya. “Maafin aku ya! Aku gak datang pagi tadi karena bangun kesiangan.” Rian menggelengkan kepalanya menunjukkan rasa bersalah. “Tebakanku meleset, kukira kamu memang gak mau datang kesini.” Citra tersenyum kecut lalu melanjutkan, “Lupain aja, sekarang kita makan roti dulu!” “Enggak usah, aku kesini lagi besok pagi aja. Kamu kayaknya kelihatan capai, jadi lebih baik kamu pulang aja!” Rian buru-buru menjawabnya, ia merasa tidak tega melihat keadaan Citra. Tanpa menghiraukan perkataan Rian, Citra lalu merubah pandangannya ke arah gadis pelayan yang merupakan sauda

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 6

    Rian yang penasaran akhirnya memasuki coffeshop itu untuk menghampiri kakaknya. “Kak!” panggil Rian sambil berjalan menuju meja tempat kakaknya berada. Ekpresi kaget tergambar di wajah Alvin begitu melihat adiknya yang tiba-tiba berada disini. Alvin menelan ludahnya lalu berkata, “Rian, lu kok ada disini? Bukannya habis kerja lu langsung pulang ke rumah?” “Ya, tadi gua lewat sini terus gak sengaja lihat lu ada di dalam coffeshop ini.” Rian lalu melirik ke arah wanita yang sedang duduk di depan kakaknya. “Ini pacar lu kak?” Raut kepanikan semakin terlihat jelas di wajah Alvin ketika adiknya menanyakan itu. Wanita itu memang kekasihnya, jadi dia takut jika Rian tahu dan melaporkan ke ayahnya. “Yaelah, santai aja kali! Kalau ini memang pacar lu, gua gak bakal laporin ke ayah kok!” Rian memaklumi itu karena ia tahu kakaknya adalah pribadi yang keras kepala, berbeda dengan dirinya yang mempunyai sifat penurut. Alvin akan tetap mengejar kein

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 5

    Menoleh untuk mencari tahu pemilik suara itu, tubuh Rian langsung terguncang hebat saat kedua bola matanya melihat jelas wanita itu.Wanita itu tidak lain adalah Citra.Rian bisa merasakan jantungnya berdegup kencang.Paras Citra yang cantik dengan rambut panjangnya yang bergelombang terayun, ditambah badannya yang langsing dibalut kaos ketat, benar-benar membuat Rian terpana. Rian hanya bisa mematung memandangi keindahan itu.Sampai akhirnya Citra melambaikan tangannya untuk membuyarkan tatapan Rian.Rian yang akhirnya tersadar lalu dengan gugup menjawab, “iya, saya… saya mau beli roti!”“Maafin saya Mas! Karena tadi mobil saya tiba-tiba mogok di pertigaan jalan dekat jembatan, jadi saya harus ninggalin mobil dan jalan kaki kesini. Itu sebabnya toko roti ini terlambat buka.”Citra menjelaskan situasinya sambil kedua telapak tangannya menyatu sebagai isyarat meminta maaf.Rian mengangguk pelan ser

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 4

    “Ayo kesana!”Suara Dodit membuyarkan pandangan Rian terhadap gadis cantik itu, kini tangannya telah ditarik oleh Dodit yang berjalan menuju meja di pojok ruangan.Di meja itu sudah ada seorang gadis yang nampak berusia sekitar Sembilan belas tahun sedang duduk sambil memainkan ponselnya.“Rian, ini orangnya yang mau gua kenalin sama lu, namanya Adila. Dan Adila, ini Rian, orang yang waktu itu aku ceritain sama kamu.” Kata Dodit memperkenalkan mereka berdua.Adila dengan wajah manisnya tersenyum lalu berkata, “Ya, aku Adila. Senang ketemu sama kamu Rian!”Dari caranya berbicara, Rian berasumsi bahwa Adila adalah gadis yang ramah dan sopan. Wajah polosnya memancarkan aura yang positif dari dirinya.“Senang juga ketemu sama kamu Adila,” balas Rian tersenyum lebar menghargai keramahan Adila.Pertemuan mereka berdua telah direncanakan semua oleh Dodit. Tujuan utamanya bukan hanya sekedar ber

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 3

    Dani!Dani adalah teman Rian di desanya. Meskipun mereka berteman, tapi hubungan mereka berdua tidak baik. Dani yang mempunyai sifat arogan dan sombong, membuat Rian tidak menyukainya. Banyaknya pertikaian di antara keduanya pada masa lalu, membuat mereka menyimpan dendamnya masing-masing hingga saat ini.“Duh! Kasihan banget sih kemana-mana cuma sendirian, telur bawah lu aja berdua,” ejek Dani. “Belum dibolehin pacaran sama papah mamah atau memang gak ada cewek yang mau sama lu?” lanjutnya.Tidak tertarik menanggapi hinaan Dani, Rian lalu lanjut menyantap makanannya yang hampir habis.“Atau memang udah takdirnya sampai tua lu gak bakal punya pasangan.” Dani semakin bersemangat menghina Rian.Haaarggh! Hanya bersendawa sebagai tanggapan, Ri

  • Antara Laki-laki, Wanita dan Materi   BAB 2

    “Alvin, sudah beberapa kali aku mengingatkanmu untuk jangan sekali-sekali berani berpacaran, tapi kenapa kamu masih melanggarnya?” teriak Ayah Rian sambil memukulkan sebilah rotan kepada kakaknya sampai terjatuh ke tanah.Alvin sendiri merupakan nama dari kakak laki-laki Rian tersebut.­­­­­­“Ma−maafkan aku Ayah!” Alvin menangis sesenggukan menahan rasa sakit yang dirasakan.“Mulut ayah sampai berbusa mengingatkan kamu, tapi kamu...”Plas!Tidak peduli seberapa banyak Alvin memohon, sang ayah tanpa ampun terus melayangkan rotannya untuk memukuli Alvin.Rian hanya bisa menahan napas, dia tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun melihat ayahnya seperti orang yang kesetanan.“Cukup, Ayah!”Tiba-tiba Ibu Rian keluar dari dalam rumah langsung menghentikan tindakan suaminya yang semakin brutal. Sebagai seorang ibu, tentunya tidak akan tega melih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status