Naufan tampak sedikit kesal. Mereka sudah lama tidak bertemu, tetapi wanita yang dulu selalu mengikutinya sekarang berani mempermalukannya.Naufan pun tidak pergi, malah duduk sambil berkata, "Nggak perlu. Kami saling kenal."Pelayan hanya menatap mereka dengan bingung.Ellia dengan anggun meletakkan pisau di tangannya dan mengambil tisu untuk membersihkan mulutnya. Dia tidak ingin lagi meladeni Naufan, jadi dengan lembut berkata kepada Selena, "Ayo kita makan di tempat lain.""Ya," jawab Selena.Selena sudah menunggu cukup lama sebelum makanan disajikan. Dia sangat lapar sekarang, tetapi dia juga tidak ingin makan bersama dengan dua orang itu.Dia mengangguk kecil sambil berkata kepada dua orang itu, "Permisi."Raut wajah Naufan semakin terlihat masam. Selena menggandeng lengan Ellia dan pergi dari sana."Berhenti!"Naufan mungkin marah karena sikapnya Ellia, tetapi dia melampiaskannya ke Selena, "Kamu adalah istri Harvey, yang berarti adalah menantuku. Apa ini cara kamu menghormati o
Kata-kata itu mengartikan dia sudah sepenuhnya memaafkan semua perbuatan Ellia dulu. Saat itu, Ellia memang sedang sakit. Meskipun sedang sangat menderita, Ellia tetap melahirkannya.Harvey awalnya berpikir tidak akan berhubungan lagi dengan Ellia untuk selamanya.Namun dia tidak menduga bahwa Ellia bisa keluar dari trauma masa lalu itu. Ditambah dengan apa yang sudah dia lalui bersama Selena, Harvey hanya ingin menghargai keluarganya dengan baik.Ellia duduk di depan, sementara Harvey dan Selena duduk berdampingan di belakang.Selena tersenyum sambil menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?""Datang menjemputmu. Kamu belum sempat makan, 'kan? Sampai di rumah aku akan masak untukmu."Melihat pria yang begitu mencintainya, Selena tersenyum manis dan menjawabnya, "Oke."Dia mulai percaya pada ucapan Ellia bahwa Harvey dan Naufan adalah orang yang berbeda. Bagaimana mungkin pria seperti Harvey tega menyakiti dirinya, 'kan?"Bodyguard mengulurkan air dan obat melalui jendela, Har
Ketakutan yang dirasakan Selena bukan karena mobil kehilangan kendali, melainkan dari alam bawah sadarnya.Begitu masuk ke jalanan menurun, sang sopir berusaha menjaga laju mobil tetap stabil, tetapi kecepatan mobil seketika melaju begitu cepat.Suara desir angin yang begitu keras menutupi suara detak jantung Harvey.Potongan-potongan memori yang samar muncul di benak Selena. Mobil yang melaju cepat di tengah hujan di malam hari, suara petir yang menggelegar di langit dan jeritan wanita yang sedang menangis yang memilukan hati."Akh!"Selena langsung memegang kepalanya. Kepalanya terasa sangat sakit seperti tercabik-cabik."Seli! Jangan takut, aku di sini," ujar Harvey sambil memeluknya erat.Selena refleks menarik kerah baju Harvey, dia berteriak sambil menutup matanya, "Aku takut, Harvey, aku takut!"Yang dia takutkan bukanlah mati, tetapi sesuatu yang lebih menakutkan daripada kematian.Namun dia tidak mengerti perasaan ini. Jika dia bahkan tidak takut mati, apa sebenarnya yang seda
Mobil biasa saja pasti akan dilakukan pengecekan rutin, apalagi mobil mewah, jadi mengapa rem mobil mereka tiba-tiba tidak berfungsi?Pikiran Selena mulai menjadi jernih. "Apa orang yang melakukan ini sama dengan orang yang mencelakai anak kita?""Ibuku bertahun-tahun nggak muncul di publik, jadi dia nggak mungkin ada musuh. Saat aku datang menjemputmu, mobilku tidak ada masalah. Hanya mobil yang kalian gunakan mengalami masalah. Kemungkinan besar pelakunya adalah musuh keluargamu."Selena membelalak dan berkata, "Orang itu sangat kejam."Selena menjadi lengah karena begitu dimanjakan oleh Harvey setelah dia sadar dan amnesia meski Harvey selalu mengingatkannya untuk berhati-hati. Hari ini, Selena baru merasa waspada ketika berhadapan dengan kematian.Bagian depan mobil sudah penyok karena menabrak penghalang yang disiapkan untuk menurunkan kecepatan itu. Jika tidak ada penghalang itu, lalu mobil menabrak sesuatu yang keras, mobil pasti akan terbalik dan merengut nyawa mereka.Selena m
Ellia melihat Harvey dengan serius untuk sesaat, lalu menghela napas dan berkata, "Kamu sungguh mirip dia. Kekejaman kalian sama persis. Apa kamu nggak takut akan ada kejadian nggak terduga di sepanjang jalan tadi? Kalau ada sedikit saja kejadian nggak terduga, kita semua akan mati di dalam mobil!""Apa Ibu berpikir aku akan membiarkan Seli dalam bahaya? Orang itu terlalu licik. Meskipun berada di luar negeri dia tetap bisa bersembunyi dengan baik. Setia kali aku menyelidikinya, yang kutemukan hanya orang yang dijadikan sebagai kambing hitamnya. Selama orang itu masih hidup, Seli akan selalu dalam bahaya. Ibu tahu? Setiap aku memejamkan mata, yang muncul di benakku adalah kedua bayi itu. Mereka begitu kecil, tetapi sudah nggak bernapas sejak lahir ke dunia ini. Bahkan jasad mereka nggak tahu di mana ... "Harvey memandang ke hamparan halaman. Ada burung kecil yang sedang berkicau riang di atas dahan pohon tanpa menyadari di belakangnya ada ular yang sudah bersiap untuk menerkamnya.Tan
Begitu masuk ke dalam kamar, Ellia melihat Selena yang sedang tertidur itu mengernyit.Dia menghela napas dan bergumam, "Anak yang malang."Ellia tahu Harvey mewarisi sifat obsesif dari dirinya dan Naufan. Dia tidak tahu apakah wanita yang dicintai Harvey beruntung atau tidak."Jangan!"Selena terbangun dari mimpi buruk.Saat membuka mata, yang terlihat oleh Selena bukan Harvey, melainkan Ellia. Dia berkeringat banyak dan merasa sedikit tidak kendali. "Ibu," panggilnya."Anak baik. Ini Ibu. Ibu datang melihatmu. Kamu nggak apa-apa, 'kan?"Selena memegang kepalanya dan lanjut berkata, "Hanya mimpi buruk saja.""Mimpi apa?" tanya Ellia.Selena hanya mengingat bahwa mimpinya begitu kacau, penuh dengan darah dan dia tidak bisa melihat jelas wajah orang-orang itu.Namun, dia bisa merasakan dengan jelas darah orang itu menempel di wajahnya. Perasaan yang begitu nyata hingga membuatnya berpikir dia pernah mengalami kejadian itu.Pemandangan orang-orang yang tergeletak di tanah dan ada darah s
"Tuan Harvey, saya sudah menerima pesan dari kakakku! Anda tunggulah di sini, biar aku yang menangkap tikus busuk ini," ujar Alex penuh semangat. Dia kemudian memimpin sekelompok orang dan berjalan masuk ke dalam.Akan tetapi, entah mengapa Harvey merasa cemas, padahal semua rencananya berjalan dengan mulus.Melihat Alex yang pergi dengan penuh semangat itu, Harvey tiba-tiba merasa menyesal.Dia mengulurkan tangannya, secara refleks ingin menghentikan Alex.Nolan mengalami cedera kaki beberapa bulan yang lalu. Meskipun sudah sedikit membaik, belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu, Nolan tidak ikut dalam penangkapan tersebut.Melihat ekspresi Harvey yang agak aneh, Nolan bertanya dengan cemas, "Ada apa, Tuan Harvey?""Aku merasakan firasat buruk.""Jangan khawatir Tuan Harvey, Chandra selalu bekerja dengan rapi. Hari ini, kita akan menjebak orang itu dengan rencananya sendiri, seharusnya nggak ada masalah. Selain itu, orang itu hanya sendirian."Harvey mengernyit dan berkata, "Seharian
"Brak!"Selena yang sedang makan, entah mengapa sejak tadi merasa gelisah. Tiba-tiba sendok keramik terjatuh dari tangannya dan terdengar suara pecah.Selena refleks membungkuk untuk membersihkannya, tetapi Ellia berseru, "Biarkan saja, nanti pelayan yang akan membersihkannya."Ketika Ellia mengatakan itu, jari Selena sudah tergores oleh pecahan sendok dan darahnya menetes keluar."Jangan sentuh lagi."Ellia segera memanggil pelayan untuk mengobati luka di jari Selena. Selena sedikit melamun, lalu bertanya, "Harvey sudah pergi berapa lama?""Jangan khawatir, sebentar lagi dia pulang," ujar Ellia menghiburnya dan pada saat bersamaan ponsel di atas meja berdering."Ibu angkat telepon dulu."Ellia melepaskan tangan Selena. Kemudian saat mendengar apa yang dikatakan si penelepon, raut wajah Ellia yang biasanya tenang tiba-tiba berubah. Dia bahkan bangkit dari kursinya."Aku mengerti. Segera kirim orang lagi."Selena yang semakin gelisah bertanya, "Ibu, apa yang terjadi?""Nggak apa-apa. Ha