Sebelum masuk ke gua, Harvey berkata pada Chandra, "Kamu sudah dengar, kan? Aku harus tinggal untuk membersihkan racunnya. Di luar sudah kacau balau, bawalah orang untuk membereskannya, masalah Michelle juga nggak terlalu serius, antar saja dia pulang."Bibir Chandra berkedut. Kalau sudah ada istrinya, Tuan Harvey ini benar-benar melupakan saudaranya, bahkan dia buru-buru menyuruh mereka pergi agar bisa berduaan dengan Selena."Baik, Bos. Kalau begitu tinggallah, biar Nolan yang menyampaikan pesannya."Tanpa adanya koneksi internet di desa ini, kontak dengan orang lain masih menggunakan cara kuno, yaitu menggunakan merpati untuk mengirim surat."Hmm, uruslah, rahasiakan keberadaanku.""Aku mengerti."Dengan alasan pekerjaan, Harvey sebenarnya tidak ingin diganggu saat berkumpul kembali dengan istrinya.Namun jika Harvey dan Selena benar-benar kembali bersama, itu akan menjadi hal yang membahagiakan untuk mereka.Chandra yang begitu memahami situasinya pun segera pergi.Sesudah menambah
Selena kaget, sementara Harvey menambahkan, "Kalau bukan karena bantuanmu kali ini, aku mungkin sudah mati. Kamu adalah penyelamatku, aku sangat berterima kasih padamu. Nanti kalau aku sudah sembuh, aku pasti akan membalas kebaikanmu."Entah mengapa, Selena teringat akan cerita tentang pangeran yang menyelamatkan sang putri dalam benaknya. Wanita akan selalu mengatakan bahwa dia hanya bisa mengabdikan hidupnya karena tidak mampu membalas kebaikannya.Padahal keduanya sudah bercerai dan bersepakat untuk tidak berhubungan lagi.Saat membayangkan Harvey menikah lagi di masa depan, hati Selena masih terasa mengganjal.Mungkin karena dia tidak rela.Semenjak masa sekolah, Harveylah orang yang dicintainya, hingga sering sekali dia membayangkan nantinya bisa menua bersama, memiliki anak serta cucu.Awal menikah dengan pujaan hatinya, tidak pernah terpikirkan bahwa suatu hari nanti mereka akan berpisah, akan ada orang lain di sisi Harvey.Namun kenyataannya memang demikian, begitu tidak terdug
Dengan jari-jarinya yang lincah, Selena membuatkan simpul kupu-kupu untuk Harvey. "Sudah selesai."Kemudian, Selena menarik ikat pinggang yang melingkar di pinggang Harvey dan membawa Harvey berbaring di atas kulit binatang. "Istirahatlah sebentar. Makanlah sesuatu untuk memulihkan kembali tenagamu."Kebutuhan sehari-hari di dalam gua ini cukup lengkap. Hal ini menunjukkan jika Selena sering tinggal di tempat ini.Harvey bertanya-tanya apakah penyakit Selena bisa disembuhkan di tempat ini? Bagaimana Selena bisa bertahan hidup selama beberapa tahun terakhir dengan membawa anak-anaknya?Ada terlalu banyak pertanyaan di kepala Harvey. Akan tetapi, dia tidak berani terlalu terburu-buru. Teka-teki pasti ini akan terpecahkan nanti.Baru saja tidur sebentar, terdengar suara lonceng yang jernih di telinga Harvey.Langsung terlintas di benak Harvey jika suara itu adalah Winnie.Meskipun belum mengetahui tanggal ulang tahun Winnie, Harvey sudah menganggap Winnie sebagai anaknya sendiri.Harvey b
Harvey juga melihat ke arah Selena. Meskipun Harvey tahu jika dirinya tidak bisa melihat Selena karena dibalut perban, tetap saja dia merasa cemas tanpa alasan.Selena berdiri dan meletakkan permen apel yang sudah jadi ke dalam keranjang. "Aku akan memberikan beberapa kepada Nenek. Bisakah kamu tinggal di sini dan menjaganya?"Winnie menganggukkan kepalanya.Selena pergi. Winnie duduk di samping Harvey sambil mengelus kepala rusa kecil. Sesekali, tubuh rusa kecil itu akan membentur Harvey. Harvey bisa merasakan jika rusa kecil dan anak itu tengah bermain-main.Harvey seharusnya merasa senang. Akan tetapi, tiba-tiba Harvey menyadari sesuatu. Di daerah ini sama sekali tidak ada pohon apel. Jadi, dari mana datangnya buah apel ini?Hanya ada satu kemungkinan. Ada orang lain yang membawanya dari luar.Orang itu pasti George!Pikiran itu tiba-tiba terlintas di benak Harvey.Selena juga ingin memberikan sebagian permen apel yang dibuatnya kepada George.Beberapa tahun telah berlalu. Hanya Tuh
Harvey hanya bisa membayangkan Selena yang berbaring di bawah tubuh pria lain. Darahnya langsung mengalir deras menuju kepalanya dan keinginan untuk membunuh meluap dalam tubuh Harvey.Suara lonceng di tubuh Winnie menarik perhatian kedua orang itu. Isaac berlari menghampiri Winnie dengan gembira. Namun, senyumnya langsung membeku begitu melihat pria di sebelah Winnie.Dia menunjuk Harvey dan bertanya kepada Selena. "Ini pasienmu?""Hmm. Ceritanya panjang."Selena seharusnya memberi isyarat kepada Isaac. Isaac tidak lagi mengatakan apa pun.Harvey merasa dia harus memainkan perannya dengan baik."Apakah ada tamu, Vanessa?"Jelas saja Isaac tertawa. "Siapa tamunya?"Harvey pura-pura tidak mengerti. "Tuan ini tampaknya agak memusuhiku. Apa kita saling kenal?"Selena memotong dengan dingin. "Nggak kenal. Ngapain kamu datang kemari?"Winnie menggerak-gerakkan tangannya. Barulah kemudian Selena menatap Harvey. "Apa matamu sakit?""Hmm. Setelah kamu pergi, tiba-tiba saja mataku terasa agak n
Bagaimana mungkin Nolan tidak bisa melihat perubahan suasana hati Harvey? Nolan pun dengan bijak langsung menutup pintu dan bertanya dengan suara pelan, "Apa ada perintah, Bos?"Harvey beberapa kali menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia menahan emosinya dan menganalisis situasi saat ini dengan tenang.Jika benar-benar telah terjadi sesuatu antara Selena dan Isaac, sudah terlambat bagi Harvey untuk menghentikannya sekarang.Sebaliknya, jika keduanya tidak memiliki hubungan semacam itu, berarti Isaac belum berhasil. Isaac pasti akan membenci Harvey, melebihi kebencian Harvey terhadap Isaac.Oleh karena itu, yang terpenting saat ini adalah Harvey tidak boleh panik. Yang terbaik adalah mencoba mencari tahu hubungan mereka sejelas-jelasnya.Setelah menenangkan diri, Harvey membisikkan beberapa instruksi di telinga Nolan. Nolan jelas tampak enggan melakukannya."Ini terlalu berbahaya, Tuan Harvey.""Lakukan seperti yang kukatakan. Kita harus sedikit berkorban untuk mendapatka
Menghadapi ejekan Wilma, Harvey pun menundukkan kepalanya. Sementara itu, Winnie menengadah. Seolah-olah dia juga ingin mendapatkan jawaban dari Harvey.Sebelum ini, Winnie tidak tahu apa-apa tentang ayahnya. Kadang-kadang, dia bertanya pada Selena. Namun, Selena hanya menjawab dengan singkat dan tidak mau menceritakan apa pun tentang ayahnya.Kali ini, Winnie bertemu dengan Harvey. Untuk pertama kalinya, Winnie mendengar tentang Selena dari mulut Harvey.Tampaknya tidak seperti yang dibayangkan Winnie. Ayahnya jelas-jelas sangat mencintai ibunya."Nek, Nenek boleh mengutukku. Aku sudah melakukan banyak hal yang menyakitinya di masa lalu. Aku bukan manusia dan aku ini bajingan. Tapi, Nenek nggak bisa mempertanyakan cintaku padanya. Meskipun dia menghilang dari duniaku selama beberapa tahun, aku nggak pernah melupakannya barang sehari pun!"Terdengar suara Isaac. "Kata-kata Tuan Harvey cukup lucu. Kalau kamu benar-benar mencintainya seperti yang kamu katakan, bagaimana mungkin kamu tega
Kacang polong itu meledak di wajahnya, Harvey menjadi agak marah. Dia melemparkan polong-polong itu ke dalam keranjang. "Nek, aku nggak bisa melakukannya.""Jangan marah-marah, anak muda. Aku tahu, kamu itu seorang tuan muda yang belum pernah melakukan pekerjaan semacam ini. Tapi, kamu harus memikirkannya baik-baik. Matamu itu nggak bisa sembuh dalam waktu singkat. Kamu harus mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan orang buta terlebih dulu."Harvey tercengang. Ternyata, Wilma melakukannya agar Harvey bisa melatih dirinya sendiri.Selena juga pernah mengatakan hal yang sama. Waktu itu, Harvey tenggelam dalam kebahagiaan karena bisa bertemu kembali dengan Selena. Dia sama sekali tidak menganggap serius matanya.Mendengar Wilma mengingatkannya, Harvey pun menatap Wilma dengan serius. "Nek, berapa lama waktu yang diperlukan hingga mataku sembuh?""Sulit untuk mengatakannya. Paling cepat mungkin sekitar tiga hingga lima bulan. Paling lambat bisa memakan waktu satu setengah tahun. Sebaiknya