Share

Bab 5

Author: Zeya
last update Last Updated: 2025-01-05 15:41:48

Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay.

"Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.

Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku."

"Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian."

"Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"

Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.

Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar.

"Dengar, Nona. Aku tidak..."

Luna menepis tangan Clay dari bahunya, dia mencoba membebaskan diri dari cengkeraman pria itu. "Aku punya nama, dan namaku Luna."

"Aku sudah tahu siapa namamu."

"Butuh waktu bagimu untuk mengingatnya, iya kan?" tanya Luna mengejek.

Clay mendesis marah, "Apa maksud ucapanmu itu?"

"Lepaskan bahuku, Tuan Ganeston yang terhormat. Kau menyakitiku!"

Clay menjauhkan tangannya, tapi suara pria itu tetap tajam dan ketus. "Ah, aku paham. Kau merasa sakit hati karena aku tidak langsung mengenalimu, iya kan?"

Luna tidak memberikan jawaban, tapi dia merasakan kedua pipinya panas. Jika bukan dalam kegelapan, sudah bisa di pastikan pipi Luna saat ini pasti merona.

"Apa aku merasakan kontradiksi saat ini? sejujurnya kau ingin aku mengenalmu atau tidak? jawablah yang mana?" desak Clay tak sabar.

"Aku ulangi sekali lagi, aku tidak menginginkan apa-apa darimu kecuali aku di antar pulang." Tegas Luna.

"Jika aku mengantarmu pulang, artinya aku sudah puas dengan jawaban darimu yang membawa ancaman padaku," Clay menyisir kasar rambutnya. "Dan, sekarang aku sama sekali belum puas dengan jawabanmu."

"Lantas, jawaban seperti apa yang kau inginkan?" tanya Luna jengah.

"Kedatanganmu ke rumahku sudah menjadi ancaman, sekarang langsung saja pada intinya apa yang kau inginkan sebagai bayaran... itu juga kalau kau memang benar hamil."

Luna tidak percaya, jika saat ini pria di sampingnya sedang meragukan kehamilannya.

"Aku benar-benar hamil, kau tidak perlu meragukannya." Sahut Luna, dia tidak tahu harus berkata apa lagi semua kejadian hari ini sudah melelahkan baginya.

"Oh, aku tidak bermaksud begitu," tegas Clay. "Aku hanya ingin memastikan bahwa bayi itu bukan anakku."

Spontan Luna menoleh, dia membuka sedikit bibirnya lalu tertawa sinis. "Apa kau ingin mengatakan bahwa kau benar-benar tidak ingat, pernah berhubungan seksual denganku pada tanggal dua bulan Juli?"

Clay terdiam, hal itu membuat Luna kembali bicara dengan nada menyindir. "Kau tentu sadar aku sengaja tidak menyebutnya dengan bercinta, seperti yang di lakukan orang bodoh lain di luar sana."

Kegelapan menyembunyikan ekspresi Clay yang rumit, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan nada angkuh dari suaranya. "Tentu saja aku ingat, memang apa yang bisa di buktikan dari hal itu? bisa saja kau berkencan dengan lusinan pria lain lalu tidur dengan mereka."

Luna sudah menduga hal ini akan terjadi, cepat atau lambat. Tapi, dia tidak menyangka akan semarah ini mendengar ucapan Clay yang merendahkannya. Kemarahan yang sudah dia pendam kini meledak, tidak peduli seberapa besar dia berusaha menahannya.

"Berani sekali kau berkata seperti itu, padahal kau tahu dengan jelas bahwa semua tuduhan mu sama sekali tidak benar." Sentak Luna, netranya berkilat tajam.

"Siapa yang sekarang terdengar marah? wanita sepertimu harus siap untuk di ragukan perkataannya. Toh, tidak ada cara untuk membuktikan bahwa aku benar ayah dari bayi yang kau kandung."

"Tidak ada yang perlu di buktikan, jika aku pertama kali melakukannya denganmu!" Luna menjawab setelah berhasil mengendalikan emosinya.

Dia bertanya-tanya sendiri, mengapa dia harus bersusah payah membuang tenaga hanya untuk berdebat dengan Clay.

Tanpa peringatan, lampu di atas kepala mereka menyala. Akibatnya, Luna bisa dengan jelas melihat wajah Clay di sampingnya yang seakan baru saja menyiramkan pada tubuhnya.

"Apa!" Seru Clay benar-benar tercengang.

"Matikan lampunya!" perintah Luna, dia memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Tidak akan. Sekarang tatap aku." Nada suara Clay berubah, namun hal itulah yang membuat Luna semakin sulit untuk menatap pria tersebut.

Pemandangan di luar jendela mobil sudah gelap gulita, namun Luna masih mengamatinya seakan ada sebuah jawaban di sela-sela gelapnya malam.

Tiba-tiba tangan Clay memegang pipinya, Clay memaksanya untuk menoleh pada pria itu. Luna mendelik pada wajah Clay yang terkejut, seolah dia membenci semua bagian yang ada di sana, akan tetapi Clay hanya menggertakan gigi karena faktanya tidak seperti itu.

"Apa katamu?" netra Clay terus menatap Luna dengan tajam.

Luna bimbang antara harapan agar bisa mencegah Clay mengorek keterangan darinya, dan kekuatan yang sama besar memintanya agar membiarkan Clay mengetahui segalanya. Lagi pula, Clay merupakan ayah dari bayi yang di kandungnya.

Clay menatap wajah Luna yang menjaga jarak, dia ingin menyangkal kata-kata Luna, tapi tidak bisa. Clay mencoba untuk mengingat kejadian pada malam itu dengan lebih jelas, tapi malam itu mereka berdua terlalu banyak minum anggur hingga Clay benar-benar tidak ingat detailnya.

Related chapters

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

    Last Updated : 2025-01-05
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

    Last Updated : 2025-01-08
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

    Last Updated : 2025-01-09
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

    Last Updated : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

    Last Updated : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

    Last Updated : 2025-01-04
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 4

    Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya."Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik."Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 5

    Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay."Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku.""Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian.""Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar."De

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 4

    Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya."Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik."Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

DMCA.com Protection Status