Share

Bab 4

Author: Zeya
last update Last Updated: 2025-01-04 20:20:57

Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.

Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.

Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya.

"Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik.

"Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya benar-benar kacau saat ini.

Clay menatap curiga ke arah Luna, "Jangan bilang, kau takut padaku?"

Luna menggeleng ragu, "Ti-tidak."

"Pembohong, apa kau tahu rasa takutmu sekarang sudah terlambat, Nona?" ejek Clay seraya menyalakan mesin mobil, tanpa mengalihkan tatapan angkuhnya.

Pada akhirnya, Luna mengalah dan membuka pintu mobil. Dengan perasaan waspada, Luna melirik Clay dari ekor matanya. Bayangan buruk jika Clay lepas kendali dan membunuhnya saat ini mendadak muncul. Namun, beberapa detik berlalu Clay justru mulai melajukan mobilnya menjauhi area perumahan mewah tersebut.

Mobil mulai melaju, Clay menyetir layaknya orang gila. Dia terus menambah kecepatan mobilnya, membelah jalanan berbatu dan berbelok dengan tajam hingga rumput yang awalnya tertata rapi, berubah buyar.

Di jalan raya, Clay nyaris tidak menginjak rem. Mengubah gigi hingga kecepatan maksimal, lalu memajukan mobilnya dengan kecepatan mematikan melewati jalanan yang asing bagi Luna.

Musik di nyalakan, membuat Luna terdiam kaku. Musik rock menggetarkan seisi mobil. Luna tidak bisa melakukan apa-apa untuk menegur pria itu.

Sesaat kemudian mobil Clay tiba di puncak bukit, setelah berbelok tajam untuk yang terakhir kalinya. Clay menghentikan mobil dengan mendadak, hingga membuat tubuh Luna hampir menghantam dashboard.

"Baiklah," Clay membuka percakapan setelah mobil benar-benar berhenti. "Permainan macam apa yang sedang kau rencanakan?"

"Aku juga berharap ini hanya permainan semata, tapi sayangnya ini merupakan kenyataan." Jawab Luna tidak terintimidasi oleh tatapan Clay.

Clay mendengus, "Sedikit pun aku tidak meragukannya, aku ingin tahu mengapa kau menimpakan semua kesalahan padaku?"

"Aku memahami penolakanmu menjawab di depan orang tua kita. Tapi di sini, di saat hanya ada kita berdua kau tidak perlu lagi berpura-pura bodoh, apalagi saat kita berdua sudah tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya."

"Memang apa kebenarannya?" Clay menaikan satu alisnya ke atas.

Luna berusaha untuk tidak terlihat gugup, "Kebenarannya adalah aku hamil, dan kau ayah dari bayi yang aku kandung."

"Aku ayahnya?" Clay menunjuk dirinya sendiri, amarah pria itu sudah sampai pada puncaknya. Tapi, Luna lebih suka melihatnya marah dari pada mengemudikan mobil seperti tadi.

"Kau terlihat tidak suka dengan kenyataan itu." Ujar Luna dengan tenang, dia menoleh sekilas ke arah Clay.

"Marah bukanlah kata yang tepat untuk menjabarkan keadaanku sekarang! apa kau pikir aku akan terperdaya oleh tipuanmu?" bentan Clay kasar.

"Tidak," jawab Luna. "Aku sudah menduga kau akan terang-terangan menyangkal pernah bertemu denganku, dan aku pikir itu akan menjadi akhir dari masalah ini."

Ketenangan Luna membuat amarah Clay sedikit meredup, "Aku rasa, itulah yang seharusnya aku lakukan sejak awal."

"Kita bisa mengambil jalan sendiri-sendiri, dan menjalani kehidupan kita seperti sebelumnya," Luna menarik napas dalam lalu mengeluarkannya dan kembali berbicara. "Aku pasti bisa bertahan."

'Omong kosong.' Batin Clay. Dia menganggap Luna adalah wanita yang aneh, begitu tenang bahkan nyaris dingin dan tidak peduli.

"Jika kau bisa bertahan tanpa aku, katakan kenapa sejak awal kau menimbulkan keributan ini di rumahku?" tuntut Clay.

"Bukan aku yang melakukannya, itu ulah ayahku."

Clay tertawa sinis, "Aku rasa ayahmu memiliki ide yang bagus, sampai dia datang malam ini dan menyerbu rumahku."

"Itu benar." Luna sama sekali tidak menyanggah ucapan pria itu.

"Kau sama sekali tidak terlibat dalam rencananya?" tambah Clay, masih dengan tatapan sinis yang mengarah pada Luna.

Sekian lama menahan, akhirnya amarah Luna terpancing juga. Dia kehilangan tekadnya untuk bersikap tenang, Luna berputar dari kursi hingga dia bertatapan langsung dengan Clay.

"Sebelum kau melontarkan satu kata lagi, dan menuduhku dengan... dengan ucapan konyolmu itu, aku ingin kau tahu bahwa aku tidak menginginkan apa pun darimu! tidak sedikit pun!"

Luna menegaskan keinginannya, tidak ada keraguan sedikit pun di wajahnya saat dia mengeluarkan kata-kata tersebut.

"Kalau begitu, mengapa kau berada di sini dan memaksaku untuk bertanggung jawab?" sudut bibir Clay terangkat, pria itu melemparkan tatapan mencela pada Luna.

Related chapters

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 5

    Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay."Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku.""Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian.""Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar."De

    Last Updated : 2025-01-05
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

    Last Updated : 2025-01-05
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

    Last Updated : 2025-01-08
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

    Last Updated : 2025-01-09
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

    Last Updated : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

    Last Updated : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 5

    Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay."Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku.""Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian.""Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar."De

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 4

    Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya."Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik."Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

DMCA.com Protection Status