Share

Bab 6

Penulis: Zeya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 16:35:29

"Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.

Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.

Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.

Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.

Seperti Venus, pikir Clay.

Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di antara dirinya dan Luna.

"Aku..." suara Luna kembali terdengar meski lirih. "Bisakah kau matikan lampunya?"

Luna tidak memiliki pilihan, selain membiarkan Clay mengamati dirinya seperti cetakan mesin pendeteksi kebohongan. Dia masih bisa menerimanya, sampai dia memalingkan wajah dan bertanya. "Kau sama sekali tidak mengingatnya, ya?"

"Aku hanya ingat sebagian, sisanya aku tidak ingat." Jawab Clay jujur.

"Kau memberiku kesan sebagai pria yang berpengalaman, pria yang tahu bagaimana caranya mengenali gadis yang masih perawan." Cetus Luna.

"Jika kau bertanya seberapa sering aku melakukannya, itu bukan urusanmu."

"Aku setuju, itu memang bukan urusanku... tapi aku tidak bertanya. Aku hanya membela diri, kaulah yang sepertinya bertanya seberapa sering aku melakukannya." Luna memilin jemarinya sendiri, untuk mengurangi rasa gugup.

"Tidak ada satu pun orang yang ingin di sebut sebagai pengacau, aku hanya ingin menegaskan bahwa pengalaman hari itu adalah yang pertama bagiku, aku pikir kau sudah mengetahuinya."

"Seperti yang sudah aku katakan, ingatanku kabur. Aku rasa aku mempercayaimu, tapi bisa saja ada pria lain setelah aku." Sahut Clay masih saja mencurigai Luna.

Komentar Clay kembali menyulut api kemarahan dalam diri Luna, "Aku tidak mau duduk di sini lebih lama, dan mendengarkan ucapanmu yang terus menghinaku."

Dia membuka pintu mobil dan keluar. Merasa tak enak, Clay segera menyusul Luna keluar dari mobil.

Clay berada tidak jauh di belakang wanita itu, tapi dia terus berjalan di tengah kegelapan tanpa mempedulikan Clay. Sepatunya menginjak kerikil dan beberapa kali dia hampir jatuh.

"Kembali ke sini, Luna!" teriak Clay dalam kegelapan.

"Pergilah ke neraka, Clay!" balas Luna yang sudah menghilang di tengah kegelapan.

"Kau pikir, kau mau ke mana hah?"

Namun, Luna terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Dia sesekali menggerutu, dan memaki Clay di setiap gerakan kakinya.

Clay terpaksa berlari mengejar bayangan gelap Luna, dia merasa lebih marah dari yang bisa dia katakan. Ketegasan Luna, atas kata-kata saat dia bilang tidak membutuhkan apa-apa darinya masih saja mengganjal dalam pikirannya.

Luna merasakan tangannya di tarik dan membuat tubuhnya memutar dalam kegelapan.

"Sialan, kembali ke mobil, Luna!" perintah Clay tegas.

"Untuk apa?" seru Luna, dia mendongak menatap lurus bola mata Clay. "Apa aku harus duduk diam dan mendengarkan kau berbicara tentangku dan menyamakannya dengan pelacur? aku sudah sering menerima perlakuan seperti itu dari ayahku dan aku tidak ingin menerimanya lagi darimu."

"Baiklah aku minta maaf, tapi apa yang kau harapkan dari pria jika berada di posisi sulit seperti ini."

Luna menggeleng ragu, "Aku tidak tahu, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Aku pikir pria yang suka bersenang-senang sepertimu, pasti tahu yang sebenarnya dan apa yang harus di lakukan tanpa bertanya padaku."

"Aku bukanlah pria yang suka bersenang-senang dengan wanita secara acak, jadi hentikan tuduhan mu sekarang." Tegas Clay menahan kekesalannya.

Sikap Luna yang keras kepala hampir membuatnya ingin meninggalkan wanita itu di sana, tapi Clay tidak sekejam itu dia tidak di ajarkan oleh orang tuanya untuk bersikap keterlaluan pada wanita. Meski begitu, Clay tidak peduli jika ucapannya sudah menusuk dan melukai perasaan Luna.

"Baiklah, jadi sekarang kita seri." Ucap Luna lelah.

Mereka berdiri dalam kegelapan, Luna bertanya-tanya sendiri apakah mungkin Clay berpengalaman, sama seperti yang dia pikirkan malam itu. Tapi, jika Clay sudah berpengalaman mengapa dia tidak bisa mengenali fakta bahwa dia masih perawan.

Sedangkan Clay sendiri masih bertanya-tanya, apakah seorang wanita seusia Luna masih perawan sebelum mereka berhubungan. Tebakannya, Luna baru berusia sekitar dua puluh tahun.

Hanya saja di jaman sekarang, cukup sulit menemukan wanita yang masih perawan pada usia seperti itu, belum lagi maraknya dunia malam yang sesat sering kali menyeret para remaja untuk mengurangi beban hidup dan menghancurkan masa depan mereka.

Pada akhirnya Clay menyerah untuk mengingat kembali malam panas mereka, dia berkata kembali dengan nada menyindir pada Luna. "Mungkin saja kau sudah berbohong, aku tidak akan tahu perbedaannya, kan."

Bab terkait

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 9

    Clay mengerang pelan, dia mengusak rambutnya dengan kasar. "Ya tuhan..." "Ya," ulang Luna setengah menyindir. "Ya tuhan..." "Jadi, kau bisa mengingat malam itu lebih baik dari pada aku?" saat ini dia merasa malu pada dirinya sendiri. Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tidak berbeda dengan gadis lain, itu merupakan pengalaman pertamaku. Tidak mudah bagiku melupakannya, atau menganggap kejadian itu tidak pernah ada." Kebisuan kembali terasa di antara mereka, ketenangan Luna sirna dalam hitungan detik. Dia merasakan simpati dari tatapan Clay, dan itu membuatnya gelisah. Setelah beberapa saat berlalu Clay berhasil mengendalikan rasa terkejutnya. Dia menghela napas dan menopangkan sebelah sikunya di tepi kaca jendela, Clay memiringkan wajah lalu memijit pangkal hidungnya. Kebisuan yang semakin menghimpit, menjadi menyakitkan dengan bayangan yang melintas di kelapa mereka. Pada akhirnya Clay memaksakan pikirannya kembali pada kenyataan, aspek ancaman yang ayah Luna katakan sang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 10

    Clay menarik napas panjang, dan membuangnya melalui hidung dengan kasar. "Pembicaraan ini sudah melenceng dari masalah yang kau abaikan.""Aku yakin, itu adalah masalah yang kau abaikan." Sahut Luna tak mau kalah."Biasanya wanita lebih teliti, dan melakukan pencegahan lebih dulu. Jadi, secara otomatis aku menduga...""Biasanya?" Luna melemparkan tangannya ke udara, dan kembali bicara dengan nada jengkel. "Jadi, kau ingin mengatakan semua ini salahku?""Bukan begitu, biar aku jelas..."Namun, kali ini Luna memotong ucapan Clay. "Aku sudah bilang padamu, itu pengalaman pertamaku. Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya menggunakan alat kontrasepsi!""Jangan berharap aku akan mempercayai ucapanmu! sekarang zaman sudah canggih, yang perlu kau lakukan hanya mencari di internet dan mempelajarinya. Atau kau belum mendengar jika sudah lama wanita menggunakannya? hanya wanita yang memiliki akal sehat, yang selalu mengantisipasi pengalaman pertama mereka, andai saja kau melakukan hal yang sama

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 11

    Clay mengemudikan mobilnya dengan satu tangan, menambah kecepatan dan melewati jalanan yang mulai sepi. Luna bersandar, tanpa mengeluarkan suara setelah perdebatan tadi. Dia merasa kehilangan arah, Luna menatap pepohonan yang berlalu seiring dengan mobil yang terus bergerak. Mobil Clay melambat, berbelok, dan menyusuri jalanan tempat rumahnya berada."Apa menurutmu, orang tuamu masih ada di rumahku?" tanya Clay."Entahlah, orang gila seperti ayahku kemungkinan besar akan bertahan di sana.""Sepertinya mereka sudah pergi," ujar Clay, begitu menyadari mobil sedan di depan rumahnya sudah tidak ada."Kalau begitu, antarkan aku ke rumah saja," kata Luna, kemudian dia menambahkan sambil menatap ke luar jendela mobil. "Aku benar-benar minta maaf harus melibatkanmu."Clay berhenti ketika berada di lampu merah, dia duduk menunggu dengan pura-pura sabar. Saat Luna terus diam dan hanya menatap ke luar jendela, Clay terpaksa mengajukan pertanyaan, "Lewat mana arah rumahmu?"Di bawah cahaya lampu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 12

    Keheningan kembali melanda, Clay merasa tidak bisa membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa pun."Apa aku bisa tetap memberimu uang?" tanya Clay, suaranya sangat rendah hampir seperti berbisik."Tidak, aku sungguh tidak menginginkan apa pun darimu, entah kau mau percaya atau tidak itu semua terserah padamu."Kali ini, Clay mempercayainya. Tekad Luna bukan hanya di bibir, tapi wanita itu benar-benar menerapkan ucapannya tanpa berniat untuk berubah pikiran."Seandainya... kau berubah pikiran, apa... kau mau menghubungiku?""Aku tidak akan berubah pikiran," Luna menggeser posisinya lebih jauh sampai Clay tidak bisa lagi menyentuhnya.Clay menatap Luna yang sudah membuka pintu mobil, "Semoga beruntung.""Iya, kau juga." Jawab Luna begitu turun dari mobilnya.Saat Luna hendak menutup pintu, Clay kembali memanggilnya. "Itu... apa marga keluargamu?""Orlando. Itu nama keluargaku, nama yang sangat biasa hingga mudah sekali terlupakan."Setelah mengatakan hal t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 13

    Clay menarik napas panjang, dia menatap ke arah ayahnya dengan pandangan sayu. "Dia..." "Mungkin saja hati nuraninya bergerak, setelah dia menyalahkan putra kita." Potong Vivian cepat. "Ibu." Clay menghela napas sambil menatap ibunya. Betapa pucat wajah ibunya saat ini, setelah make up terlepas dari wajahnya. Perasaan Clay di selimuti rasa bersalah karena sudah mengecewakan hati ibunya, Clay beranjak mendekati kursi ibunya. Mengulurkan kedua tangan dan menggenggam tangan ibunya dengan lembut. "Ibu, aku tidak mungkin bisa menjadi pengacara, jika aku tidak bisa menginterogasi saksi dengan baik, iya kan?" tanya Clay dengan lembut. "Jika secara jujur aku bisa mengatakan bahwa bayi itu bukan anakku, aku sudah pasti mengatakannya padamu. Tapi... aku tidak bisa, aku memiliki alasan yang kuat bahwa bayi yang di kandung Luna memang anakku." Mata Vivian yang terkejut menyorotkan kekecewaan pada putranya, "Tapi, Clay. Kau tidak tahu apa-apa tentang wanita itu. Bagaimana kau bisa yakin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 14

    Suasana mendadak hening, Clay tidak bisa menyangkal tuduhan ayahnya. Bahkan Luna sendiri sudah membenarkan hal itu."Ayah tidak bertanggung jawab atas tindakanku." Sahut Clay sarkas."Benar, aku memang tidak bertanggung jawab. Tapi, apa kau berpikir alasan seperti itu bisa di terima oleh pria seperti Santo Orlando? dia menginginkan ganti rugi atas hilangnya keperawanan putrinya, dia pasti tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan.""Apa, pria itu menyebutkan berapa jumlah uang yang dia inginkan pada Ayah?" tanya Clay, meski dia sendiri takut mendengar jawabannya."Tidak, cukup di lihat dari tingkahnya saja aku sudah bisa menebak jika di kepala pria itu tertulis nominal yang sangat besar. Dan, ada hal lain yang harus di pertimbangkan." Tatapan Theodore yang di berikan pada istrinya, mengatakan bahwa Vivian juga mengetahuinya."Aku sedang di dekati oleh anggota partai politik setempat, mereka menginginkan aku agar mencalonkan diri sebagai jaksa wilayah. Aku belum

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 31

    Sementara itu, di Hopeful Amelia sedang menembus ketidakadilan dalam hidupnya dengan mencuri parfum milik Luna yang tersimpan di lemari pakaiannya.Di lain tempat, kampus tempat Luna menimba ilmu juga terjadi ketidakadilan lain yanh di rasakan oleh wanita berparas cantik, dengan kaki jenjang yang sedang melangkah menuju mobil Corvette milik Clay Ganeston."Kau terlambat dua puluh menit, Clay!" bentak Venus Waylon sambil meletakan tangannya yang berkuku mengkilap di pintu mobil.Saat itulah Venus menyunggingkan senyum paling menawan miliknya, gigi putih dan rapi berkat uang yang ayahnya berikan pada dokter ternama untuk memenuhi ekspetasi wanita itu.Venus merupakan wanita cantik, dan juga seksi di saat yang bersamaan. Dia anggota kelompok elit mahasiswa yang biasa di sebut 'kelompok gadis-gadis kaya.'"Hari ini aku banyak kesibukan," jawab Clay, merasa jengkel dengan sikap Venus barusan.Dia selalu terpesona pada penampilan Venus, dari ujung kaki hingga ujung rambut. Clay membiarkan k

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 30

    Ketegangan di rumah keluarga Ganeston semakin meningkat saat mereka tak kunjung mendapat kabar di mana Luna tinggal. Vivian berjalan mondar-mandir dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajah wanita tersebut. Clay sering melihat ibunya melemparkan tatapan terluka ke arahnya, hal itu terus menghantui Clay setiap hari, bahkan saat dia sedang berada di kampusnya. Konsentrasinya buyar dengan fakta bahwa Santo sudah di bebaskan setelah di penjara, selama dua puluh empat jam saja, sebab tidak ada tuntutan resmi yang keluarganya laporkan pada kepolisian. Melepaskan pria seperti Santo, mampu membuat kegelisahan di dalam pikiran keluarga Ganeston. Tidak hanya pada diri Clay, tapi juga kedua orang tuanya. Meski keluarganya merupakan hakim, namun mereka tidak bisa membuat Santo Orlando mendekam lama di dalam penjara. Clay yakin setelah pria itu keluar, maka dia akan lebih percaya diri daripada sebelumnya. "Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Clay menatap ayahnya

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 29

    Kedua orang itu sama-sama diam, dan hanya saling pandang satu sama lain. Ruby memainkan gagang cangkirnya, hingga suara Clay kembali memecah keheningan. "Apakah Luna mengatakan padamu... bahwa aku telah menawarkan untuk memberinya tunjangan finansial?" tanya Clay penasaran. "Dia bahkan mengatakan padaku, bahwa kau menawarkan uang untuk aborsi." Ruby mengamati Clay yang tetap diam dan melanjutkan ucapannya. "Apa kau mengira dia pergi untuk melakukan aborsi, Clay? apa sekarang hal itu mulai mengusik hati nuranimu?" Tanpa membantah Clay mengangguk, "Kau benar, kalau kau berpikir satu-satunya alasanku ingin bertemu dengan Luna adalah untuk menyingkirkan Orlando dari kehidupanku, kau salah." Clay memejamkan matanya, memijit pangkal hidung sebentar kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku sama sekali tidak bisa menyingkirkan Luna dari pikiranku." Ruby terus mengamati Clay sambil menyesap kopinya. Mata lelah dan rahang yang lebam keunguan yang di berikan oleh ayah Luna sama sekali tida

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 28

    Luna melangkah menuju meja tempat semua koran dan majalah berada, dia menemukan artikel yang di sebut oleh Ruby tadi. Dia mulai membacanya, di sana tertera jelas bagaimana ayahnya datang ke mansion Ganeston dan membuat kehebohan. Meskipun dia belum pernah melihat ruang makan keluarga Ganeston, dia bisa membayangkan kemegahan dan reaksi seperti apa yang terjadi ketika melihat Santo Orlando menerobos masuk ke dalam kediaman mereka. Seketika wajah Clay terlintas di benak Luna, dia bisa membayangkan bagaimana wajah tampan pria itu di hantam dengan tinjuan oleh Santo. Rasa bersalah merayap dalam hatinya, dia kembali mengingat suara Clay saat pria itu memintanya untuk menerima uang, dan entah mengapa jika dia menerima uang tersebut Clay tidak mungkin mendapat serangan dari ayahnya. Dia juga tahu, jika kepergiannya saat ini berhasil menggagalkan rencana Santo untuk memeras keluarga Clay. Namun, efek sampingnya kini ayahnya melampiaskan kemarahannya pada Clay. Dengan begitu, maka Lun

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 27

    Luna baru saja selesai makan malam bersama teman barunya di Hopeful, hingga dia mendengar suara telepon berdering di lorong. Seseorang berteriak ke dalam rumah. "Telepon... Orlando!" Sambil berlari menuruni tangga, Luna sudah bisa menebak siapa orang yang melakukan panggilan malam-malam begini. Dia yakin jika itu Ruby, dia tidak sabar untuk mendengar kabar tentang ibunya. Kemarin, Luna sudah mengirimkan surat pos dan mungkin besok atau lusa surat itu akan sampai ke tempat ibunya. "Halo," sapa Luna. "Lun, apa kau sudah membaca koran hari ini?" tanya Ruby dari seberang telepon. "Belum, aku ada kelas hari ini. Aku tidak punya waktu luang untuk membaca koran, By." Terdengar suara Ruby yang menghela napas berat, "Kau harus membacanya, aku rasa kau mungkin penasaran." Tiba-tiba Luna di serang rasa panik. Pikirannya melayang pada sosok ibunya, dia takut jika yang ada di dalam koran itu adalah berita buruk tentang kondisi ibunya. "A-apakah ibuku..." "Ibumu baik-baik saja,

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 26

    Suasana tenang kediaman Ganeston seketika berubah tegang, Santo celingukan mencari keberadaan Clay di dalam mansion tersebut."Keluar kau bajingan, aku sudah bilang akan menghabisimu! sekarang aku datang ke sini untuk melakukannya." Teriak Santo mengejutkan semua orang yang ada di sana.Saat itulah Clay muncul dari ruang makan, begitu sampai di samping orang tuanya rahang Clay ditangkap oleh tangan besar yang kapalan tanpa peringatan lebih dulu.Kepala Clay tersentak ke belakang, suara rintihan terdengar dari pria itu saat kepalan tinju milik Santo menghantam wajah Clay, dan membuat Vivian menjerit dan meminta suaminya untuk membantu putra mereka.Tubuh Clay terlempar ke belakang hingga menabrak vas bunga yang terbuat dar keramik, sementara Santo terus saja mengejarnya.Sebelum Theodore berhasil menahan tangan besar milik Santo, tinjuan pria itu sudah melayang lebih dulu ke wajah Clay untuk yang kedua kalinya."Ya tuhan, telepon polisi sekarang, Robia!" teriak Vivian pada pelayannya y

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 25

    Vivian menatap Clay, lalu berpindah menatap suaminya. "Pria itu memang gila, bagaimana nasib cucuku, astaga." "Kau benar, Vivi. Dia tidak mungkin berhenti hanya dengan meneror melalui panggilan, apa kau tahu itu?" tanya Theodore pada istrinya. "Ya, aku tahu." Vivian menoleh ke arah Clay. "Apa kau tahu ke mana kira-kira dia pergi, Clay?" "Tidak tahu, Bu. Yang dia katakan padaku hanyalah dia memiliki rencana, aku tidak tahu jika rencana itu adalah dia kabur secepat ini." "Apa kau mengenal teman-temannya?" kali ini Theodore bertanya. "Aku hanya mengenal sepupunya, Ruby, yang sedang berkencan dengan Gabriel." Jawab Clay.Vivian menghela napas panjang, tangannya yang gemetar mencengkeram lengan Theodore. "Ruby, kau bilang? apa dia tinggal di kota ini?"Clay mengangguk ragu. "Iya, Bu. Tapi aku tidak yakin Ruby tahu banyak soal rencana dia. Dia jarang sekali bicara tentang hal-hal serius."Theodore melirik istrinya, sorot matanya penuh kekhawatiran. "Kalau begitu, kita harus bertemu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 24

    Mata Vivian menatap curiga ke arah putranya, dia menegakan kembali tubuhnya. Menandakan bahwa wanita paruh baya itu mulai serius. "Oh, kalian sedang bertengkar? jadi kau mengajak Luna berkencan untuk... membalas Venus? kau bukan hanya menyakiti satu wanita, Clay. Tapi dua orang wanita sekaligus! kau tega sekali, Clay." Tutur Vivian menunjukan kekecewaannya."Ibu, kau selalu menyukai Venus. Selama ini hanya dia yang bisa ibu terima dan sambut dengan hangat."Vivian mengangguk, dia tidak menampik fakta tersebut. "Kau benar, aku dan ayahmu memang mengagumi Venus. Tapi, saat ini tanggung jawabmu pada Luna lebih besar, dari pada Venus. Lagi pula, aku sama sekali tidak meragukannya jika kau memang ingin menikahi Venus, pasti kau sudah melamarnya beberapa tahun yang lalu.""Aku dan Venus sudah pernah membahasnya, hanya saja aku ingin menyelesaikan sekolahku dulu begitu juga dengan Venus." Jelas Clay membela diri."Ngomong-ngomong, ada beberapa hal yang perlu aku katakan padamu, Clay." Theod

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 23

    Sehari setelah kemunculan Santo Orlando di rumah keluarga Ganeston dengan semua ancaman dan tuduhannya, selama itu juga Clay hanya bisa tidur sebentar. Hal itu membuatnya sulit berkonsentrasi pada perkembangan kasus hukum untuk analisis kelas yang akan dia lalui. Di dalam rumah, Vivian mendengar suara mobil putranya baru saja tiba di halaman. Suara bantingan pintu mobil terdengar jelas hingga ke dalam rumah. Vivian beranjak dari sofa menuju ruang kerja suaminya, terlihat Theodore sedang duduk di kursi putarnya. "Sayang, dia sudah pulang. Apa kau yakin dengan semua yang sudah kita putuskan?" tanya Vivian. "Ya, seyakin yang aku rasakan sekarang." "Baiklah, tapi haruskan kau menghadapinya di sini? lebih baik kita tunggu saja di sofa ruang keluarga." Saran Vivian pada suaminya. Namun, belum juga mereka beranjak pintu ruang kerja sudah di buka lebih dulu dari luar. Sosok Clay muncul dan terlihat kacau. Clay berdiri di ambang pintu, tatapannya tampak lelah hingga dia tidak menyada

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status