Share

Bab 13

Penulis: Zeya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 20:30:36

Clay menarik napas panjang, dia menatap ke arah ayahnya dengan pandangan sayu. "Dia..."

"Mungkin saja hati nuraninya bergerak, setelah dia menyalahkan putra kita." Potong Vivian cepat.

"Ibu." Clay menghela napas sambil menatap ibunya. Betapa pucat wajah ibunya saat ini, setelah make up terlepas dari wajahnya.

Perasaan Clay di selimuti rasa bersalah karena sudah mengecewakan hati ibunya, Clay beranjak mendekati kursi ibunya. Mengulurkan kedua tangan dan menggenggam tangan ibunya dengan lembut.

"Ibu, aku tidak mungkin bisa menjadi pengacara, jika aku tidak bisa menginterogasi saksi dengan baik, iya kan?" tanya Clay dengan lembut. "Jika secara jujur aku bisa mengatakan bahwa bayi itu bukan anakku, aku sudah pasti mengatakannya padamu. Tapi... aku tidak bisa, aku memiliki alasan yang kuat bahwa bayi yang di kandung Luna memang anakku."

Mata Vivian yang terkejut menyorotkan kekecewaan pada putranya, "Tapi, Clay. Kau tidak tahu apa-apa tentang wanita itu. Bagaimana kau bisa yakin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 14

    Suasana mendadak hening, Clay tidak bisa menyangkal tuduhan ayahnya. Bahkan Luna sendiri sudah membenarkan hal itu."Ayah tidak bertanggung jawab atas tindakanku." Sahut Clay sarkas."Benar, aku memang tidak bertanggung jawab. Tapi, apa kau berpikir alasan seperti itu bisa di terima oleh pria seperti Santo Orlando? dia menginginkan ganti rugi atas hilangnya keperawanan putrinya, dia pasti tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan.""Apa, pria itu menyebutkan berapa jumlah uang yang dia inginkan pada Ayah?" tanya Clay, meski dia sendiri takut mendengar jawabannya."Tidak, cukup di lihat dari tingkahnya saja aku sudah bisa menebak jika di kepala pria itu tertulis nominal yang sangat besar. Dan, ada hal lain yang harus di pertimbangkan." Tatapan Theodore yang di berikan pada istrinya, mengatakan bahwa Vivian juga mengetahuinya."Aku sedang di dekati oleh anggota partai politik setempat, mereka menginginkan aku agar mencalonkan diri sebagai jaksa wilayah. Aku belum

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 15

    Theodore menatap dalam mata Vivian yang berkilau oleh kepedihan, mata itu berbentuk oval dengan warna hazel yang hangat. Tanpa make up sekalipun wajah Vivian sudah sangat cantik menurut Theodore, make up yang hampir setiap hari melekat di wajah istrinya semakin memperindah wanita itu. Theodore Ganeston, di usianya yang menginjak lima puluh enam tahun masih dan selalu menyukai mata itu meski tanpa make up sekalipun. Perasaannya masih sama seperti saat usia mereka masih berkepala dua, dan istrinya sering menggunakan mata itu untuk merayunya ketika sedang merajuk. Theodore mengelus hangat tangan Vivian, dia tidak perlu menjawab. Dia tunduk pada penilaian istrinya, dan memberi penegasan cintanya pada Vivian dengan usapan lembut dari tangannya. Clay merasakan kuatnya cinta yang terpancar dari orang tuanya, cinta itu tak pernah luntur selalu terpancar selama yang bisa dia ingat. Apa yang sedang dia lihat di depannya, adalah hal yang selama ini Clay inginkan dari seorang wanita. Dia in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 16

    Butuh banyak kemampuan untuk mengelabui Santo Orlando, pria itu seakan memiliki indra keenam yang jarang di miliki seorang pemabuk handal. Membangkitkan intuisi mereka, membuat otak mereka yang awalnya berkabut berubah jernih dalam hitungan menit. Keesokan paginya, dengan hati-hati agar ayahnya tidak curiga Luna melakukan aktifitasnya seperti biasa, dia sadar jika sedikit saja ada perubahan itu bisa memancing kecurigaan ayahnya. Dia berdiri di depan wastafel dapur, sambil memakan buah jeruk yang masih asam. Tak berselang lama ayahnya muncul di ambang pintu, penampilannya sangat buruk jauh dari kata rapi. Luna mengabaikan kedatangan ayahnya, belakangan ini, dia mulai menyukai semua hal yang asam karena itu terasa lebih nikmat di banding makanan apa pun, tapi hal itu juga menjadi bahan ejekan oleh Santo. "Kau makan jeruk lagi, hah?" bentak Santo dari ambang pintu. "Untuk apa kau melakukannya? jika kau ingin menghisap sesuatu, maka hisap saja uang dari keluarga Ganeston dan kau akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 17

    Kata-kata yang Santo keluarkan membuat Luna merasa muak, dia sudah terlalu sering mendengar ayahnya menyuarakan hal seperti itu."Benar, Ayah. Kau sudah mengatakannya padaku ribuan kali," ujar Luna sinis, dia lalu menambahkan. "Tapi aku tidak membutuhkan uang darinya, aku sudah membuat rencana. Aku bisa melanjutkan hidupku tanpa uang darinya."Tatapan mengejek Santo lontarkan pada putrinya, "Rencana? rencana macam apa? jangan pernah berpikir untuk merepotkanku, apa lagi memintaku untuk membesarkan anak harammu itu di rumah ini, aku tidak mau membesarkan anaknya! kau tahu, aku tidak punya cukup uang untuk itu!""Jangan khawatir, aku tidak akan meminta apapun darimu." Jawab Luna dingin."Itu sudah jelas, karena kau akan menghubungi bajingan itu dan mengatakan padanya untuk memberikan uang lebih banyak." Santo mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajah Luna.Luna mengernyit, "Membayar pada siapa? sejak awal kau yang menginginkan uang itu bukan aku.""Jangan coba-coba mempermainkan aku,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 18

    Dari sudut toko di tepi jalan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, Luna mengamati kepergian ayahnya dari rumah. Setelah memastikan ayahnya cukup jauh, Luna bergegas menghubungi sepupunya Ruby Grant dan kembali ke rumah untuk berkemas.Sepertinya halnya Luna, Ruby juga merupakan seorang mahasiswi tahun pertama di universitas Atalia, bedanya hanya Ruby memiliki keluarga yang harmonis dan mampu mendukung serta melindunginya. Sedangkan Luna, sebaliknya dia harus berjuang sendiri untuk memenuhi segala kebutuhannya.Rumah Ruby sangat berbeda dengan rumah Luna, saat mereka beranjak remaja rumah Ruby sering menjadi tempat pelariannya dari kekejaman Santo. Kedua gadis itu sudah bersahabat sejak masih kecil, mereka tidak pernah menyimpan rahasia satu sama lain.Satu jam kemudian, akhirnya Luna bisa bernapas lega karena telah berhasil meninggalkan rumahnya dengan menaiki mobil berwarna pink milik Ruby."Jadi, bagaimana situasinya saat ini?" tanya Ruby dari balik kacamata hitam yang dia kenakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 19

    Ruby mendecakan lidah, dia menatap jalanan yang sudah di padati kendaraan. "Luna, kau jangan pernah berubah pikiran. Hanya ini kesempatan untukmu bisa lari dari rumah itu.""Aku tahu, tapi bagian inilah yang paling tidak aku sukai. Membuat ibuku berpikir bahwa aku kabur ke luar kota, dia pasti akan khawatir setengah mati.""Mungkin selama beberapa waktu dia akan khawatir, tapi surat darimu akan meyakinkannya bahwa kau baik-baik saja dan itu bisa mencegah ayahmu untuk datang ke universitas. Tidak mungkin ayahmu akan curiga, bahwa kau masih berada di kota ini. Lalu, begitu bayimu lahir, kau bisa menemui ibumu lagi." Ujar Ruby menenangkan.Luna menatap sepupunya dengan sorot mata memohon, "Bisakah aku minta tolong padamu, By?""Apa?" Ruby melirik Luna dengan ekor matanya."Kau akan menelponku dan mengecek keberadaan ibuku bahwa dia baik-baik saja, aku mohon."Seulas senyum tulus muncul di bibir Ruby, "Aku sudah mengatakan padamu, bahwa aku akan melakukannya. Kau tenang saja, dan ingat...

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 20

    Saat mereka semua mengikuti Evelyn, gadis itu mengatakan pada Luna dan Ruby. "Seperti yang aku katakan tadi, Charlie adalah maskot kami di sini. Kami hanya mengetahui tentangnya sedikit, dia gadis yang sedikit tertutup. Lalu, Mrs. Bonny dia yang mengelola tempat ini. Setelah kita bicara dengannya, aku akan membantumu untuk menyesuaikan diri di sini." "Oh, terima kasih banyak, Evelyn." Sahut Luna. Evelyn mengangguk singkat, "Apa kalian sudah makan siang?" "Belum," jawab Ruby singkat. Apa pun dugaan Ruby sebelumnya mengenai tempat ini, tidak ada satu pun yang cocok. Keempat gadis yang tadi dia temui, semua menunjukkan keramahan dan ketulusan yang lebih besar dari yang dia harapkan. Mereka semua terlihat bahagia, ceria, dan ringan tangan. Saat mengikuti Evelyn yang sedang hamil besar, mereka menyusuri lorong mengarah pada bagian belakang bangunan tersebut, Ruby merasa semakin tenang meninggalkan Luna di penampungan khusus wanita hamil tanpa suami. Mereka semua masuk ke ruanga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 21

    "Setiap keputusan yang kau buat adalah langkah menuju pemahaman dirimu sendiri. Percayalah pada instingmu. Kau memiliki kekuatan dalam diri untuk menghadapi semua ini. Dan ingat, tidak ada salahnya mencari bantuan ketika kau merasa kesulitan." Ujar Mrs. Bonny hangat.Wanita paruh baya itu seakan sangat mengerti posisi Luna, setiap kata yang terucap darinya mampu membawa ketenangan bagi Luna. Luna merasakan harapan tumbuh di dalam hatinya. Mungkin, perlahan-lahan, dia akan menemukan jalannya. "Di sini tidak akan ada yang ikut campur dalam keputusanmu, meski kau melahirkan bayi di luar pernikahan. Kami tidak akan memaksamu melakukan apa pun yang tidak kau inginkan, Luna. Kami juga tidak memberikan label padamu atau pada keputusan yang akan kau ambil. Tapi aku berharap kau menyisihkan waktu untuk merancang masa depanmu, dan apa yang akan kau lakukan setelah meninggalkan Hopeful." Mrs. Bonny menjeda sejenak ucapannya, dia mengamati wajah Luna yang mulai terlihat rileks dan tidak cem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 30

    Ketegangan di rumah keluarga Ganeston semakin meningkat saat mereka tak kunjung mendapat kabar di mana Luna tinggal. Vivian berjalan mondar-mandir dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajah wanita tersebut. Clay sering melihat ibunya melemparkan tatapan terluka ke arahnya, hal itu terus menghantui Clay setiap hari, bahkan saat dia sedang berada di kampusnya. Konsentrasinya buyar dengan fakta bahwa Santo sudah di bebaskan setelah di penjara, selama dua puluh empat jam saja, sebab tidak ada tuntutan resmi yang keluarganya laporkan pada kepolisian. Melepaskan pria seperti Santo, mampu membuat kegelisahan di dalam pikiran keluarga Ganeston. Tidak hanya pada diri Clay, tapi juga kedua orang tuanya. Meski keluarganya merupakan hakim, namun mereka tidak bisa membuat Santo Orlando mendekam lama di dalam penjara. Clay yakin setelah pria itu keluar, maka dia akan lebih percaya diri daripada sebelumnya. "Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Clay menatap ayahnya

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 29

    Kedua orang itu sama-sama diam, dan hanya saling pandang satu sama lain. Ruby memainkan gagang cangkirnya, hingga suara Clay kembali memecah keheningan. "Apakah Luna mengatakan padamu... bahwa aku telah menawarkan untuk memberinya tunjangan finansial?" tanya Clay penasaran. "Dia bahkan mengatakan padaku, bahwa kau menawarkan uang untuk aborsi." Ruby mengamati Clay yang tetap diam dan melanjutkan ucapannya. "Apa kau mengira dia pergi untuk melakukan aborsi, Clay? apa sekarang hal itu mulai mengusik hati nuranimu?" Tanpa membantah Clay mengangguk, "Kau benar, kalau kau berpikir satu-satunya alasanku ingin bertemu dengan Luna adalah untuk menyingkirkan Orlando dari kehidupanku, kau salah." Clay memejamkan matanya, memijit pangkal hidung sebentar kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku sama sekali tidak bisa menyingkirkan Luna dari pikiranku." Ruby terus mengamati Clay sambil menyesap kopinya. Mata lelah dan rahang yang lebam keunguan yang di berikan oleh ayah Luna sama sekali tida

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 28

    Luna melangkah menuju meja tempat semua koran dan majalah berada, dia menemukan artikel yang di sebut oleh Ruby tadi. Dia mulai membacanya, di sana tertera jelas bagaimana ayahnya datang ke mansion Ganeston dan membuat kehebohan. Meskipun dia belum pernah melihat ruang makan keluarga Ganeston, dia bisa membayangkan kemegahan dan reaksi seperti apa yang terjadi ketika melihat Santo Orlando menerobos masuk ke dalam kediaman mereka. Seketika wajah Clay terlintas di benak Luna, dia bisa membayangkan bagaimana wajah tampan pria itu di hantam dengan tinjuan oleh Santo. Rasa bersalah merayap dalam hatinya, dia kembali mengingat suara Clay saat pria itu memintanya untuk menerima uang, dan entah mengapa jika dia menerima uang tersebut Clay tidak mungkin mendapat serangan dari ayahnya. Dia juga tahu, jika kepergiannya saat ini berhasil menggagalkan rencana Santo untuk memeras keluarga Clay. Namun, efek sampingnya kini ayahnya melampiaskan kemarahannya pada Clay. Dengan begitu, maka Lun

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 27

    Luna baru saja selesai makan malam bersama teman barunya di Hopeful, hingga dia mendengar suara telepon berdering di lorong. Seseorang berteriak ke dalam rumah. "Telepon... Orlando!" Sambil berlari menuruni tangga, Luna sudah bisa menebak siapa orang yang melakukan panggilan malam-malam begini. Dia yakin jika itu Ruby, dia tidak sabar untuk mendengar kabar tentang ibunya. Kemarin, Luna sudah mengirimkan surat pos dan mungkin besok atau lusa surat itu akan sampai ke tempat ibunya. "Halo," sapa Luna. "Lun, apa kau sudah membaca koran hari ini?" tanya Ruby dari seberang telepon. "Belum, aku ada kelas hari ini. Aku tidak punya waktu luang untuk membaca koran, By." Terdengar suara Ruby yang menghela napas berat, "Kau harus membacanya, aku rasa kau mungkin penasaran." Tiba-tiba Luna di serang rasa panik. Pikirannya melayang pada sosok ibunya, dia takut jika yang ada di dalam koran itu adalah berita buruk tentang kondisi ibunya. "A-apakah ibuku..." "Ibumu baik-baik saja,

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 26

    Suasana tenang kediaman Ganeston seketika berubah tegang, Santo celingukan mencari keberadaan Clay di dalam mansion tersebut."Keluar kau bajingan, aku sudah bilang akan menghabisimu! sekarang aku datang ke sini untuk melakukannya." Teriak Santo mengejutkan semua orang yang ada di sana.Saat itulah Clay muncul dari ruang makan, begitu sampai di samping orang tuanya rahang Clay ditangkap oleh tangan besar yang kapalan tanpa peringatan lebih dulu.Kepala Clay tersentak ke belakang, suara rintihan terdengar dari pria itu saat kepalan tinju milik Santo menghantam wajah Clay, dan membuat Vivian menjerit dan meminta suaminya untuk membantu putra mereka.Tubuh Clay terlempar ke belakang hingga menabrak vas bunga yang terbuat dar keramik, sementara Santo terus saja mengejarnya.Sebelum Theodore berhasil menahan tangan besar milik Santo, tinjuan pria itu sudah melayang lebih dulu ke wajah Clay untuk yang kedua kalinya."Ya tuhan, telepon polisi sekarang, Robia!" teriak Vivian pada pelayannya y

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 25

    Vivian menatap Clay, lalu berpindah menatap suaminya. "Pria itu memang gila, bagaimana nasib cucuku, astaga." "Kau benar, Vivi. Dia tidak mungkin berhenti hanya dengan meneror melalui panggilan, apa kau tahu itu?" tanya Theodore pada istrinya. "Ya, aku tahu." Vivian menoleh ke arah Clay. "Apa kau tahu ke mana kira-kira dia pergi, Clay?" "Tidak tahu, Bu. Yang dia katakan padaku hanyalah dia memiliki rencana, aku tidak tahu jika rencana itu adalah dia kabur secepat ini." "Apa kau mengenal teman-temannya?" kali ini Theodore bertanya. "Aku hanya mengenal sepupunya, Ruby, yang sedang berkencan dengan Gabriel." Jawab Clay.Vivian menghela napas panjang, tangannya yang gemetar mencengkeram lengan Theodore. "Ruby, kau bilang? apa dia tinggal di kota ini?"Clay mengangguk ragu. "Iya, Bu. Tapi aku tidak yakin Ruby tahu banyak soal rencana dia. Dia jarang sekali bicara tentang hal-hal serius."Theodore melirik istrinya, sorot matanya penuh kekhawatiran. "Kalau begitu, kita harus bertemu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 24

    Mata Vivian menatap curiga ke arah putranya, dia menegakan kembali tubuhnya. Menandakan bahwa wanita paruh baya itu mulai serius. "Oh, kalian sedang bertengkar? jadi kau mengajak Luna berkencan untuk... membalas Venus? kau bukan hanya menyakiti satu wanita, Clay. Tapi dua orang wanita sekaligus! kau tega sekali, Clay." Tutur Vivian menunjukan kekecewaannya."Ibu, kau selalu menyukai Venus. Selama ini hanya dia yang bisa ibu terima dan sambut dengan hangat."Vivian mengangguk, dia tidak menampik fakta tersebut. "Kau benar, aku dan ayahmu memang mengagumi Venus. Tapi, saat ini tanggung jawabmu pada Luna lebih besar, dari pada Venus. Lagi pula, aku sama sekali tidak meragukannya jika kau memang ingin menikahi Venus, pasti kau sudah melamarnya beberapa tahun yang lalu.""Aku dan Venus sudah pernah membahasnya, hanya saja aku ingin menyelesaikan sekolahku dulu begitu juga dengan Venus." Jelas Clay membela diri."Ngomong-ngomong, ada beberapa hal yang perlu aku katakan padamu, Clay." Theod

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 23

    Sehari setelah kemunculan Santo Orlando di rumah keluarga Ganeston dengan semua ancaman dan tuduhannya, selama itu juga Clay hanya bisa tidur sebentar. Hal itu membuatnya sulit berkonsentrasi pada perkembangan kasus hukum untuk analisis kelas yang akan dia lalui. Di dalam rumah, Vivian mendengar suara mobil putranya baru saja tiba di halaman. Suara bantingan pintu mobil terdengar jelas hingga ke dalam rumah. Vivian beranjak dari sofa menuju ruang kerja suaminya, terlihat Theodore sedang duduk di kursi putarnya. "Sayang, dia sudah pulang. Apa kau yakin dengan semua yang sudah kita putuskan?" tanya Vivian. "Ya, seyakin yang aku rasakan sekarang." "Baiklah, tapi haruskan kau menghadapinya di sini? lebih baik kita tunggu saja di sofa ruang keluarga." Saran Vivian pada suaminya. Namun, belum juga mereka beranjak pintu ruang kerja sudah di buka lebih dulu dari luar. Sosok Clay muncul dan terlihat kacau. Clay berdiri di ambang pintu, tatapannya tampak lelah hingga dia tidak menyada

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 22

    Sekitar tiga puluh menit kemudian, Luna berjalan menuju mobil bersama Ruby. Mereka berhenti, dan Ruby berbalik untuk melihat lagi rumah yang akan di tempati oleh Luna mulai dari sekarang. Perasaannya masih kalut, entah mengapa dia ragu untuk melepas Luna di sana seorang diri."Aku tidak tahu apa yang aku harapkan, Lun. Tapi yang jelas bukan seperti ini." Ruby tampak lesu dan netranya memerah seperti menahan tangis."Di mana pun tempatnya, bagiku asal bukan di rumah itu lebih baik." Ujar Luna dengan nada dingin. Dia sudah memutuskan untuk pergi, jadi dia akan menepatinya.Ruby melihat tirai defensif yang selalu terlihat di wajah Luna, setiap kali sepupunya itu menjawab semacam tadi. Campuran antara rasa kasihan dan lega meliputi perasaan Ruby.Dia kasihan karena rumah Luna tidak pernah menyediakan cinta dan kasih sayang yang berhak di terima oleh setiap anak, lega karena sekarang Luna tidak perlu bertemu lagi dengan ayahnya dan mendapat kekerasan berulang kali seperti dulu.Mungkin di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status