Share

Bab 7

Penulis: Zeya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 20:01:10

Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.

Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.

Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!"

"Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!"

Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"

Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"

Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhenti saling menghina, oke? lupakan saja tentang sejarah malam panas kita, dan hadapi fakta bahwa kita melakukan kencan buta."

"Kau yang mulai duluan!"

Clay mengangguk, "Ya, aku yang mulai. Jadi... sekarang bisakah kita diskusi? malam itu kita berdua sama-sama minum alkohol terlalu banyak, kau bilang kau masih perawan tapi di sisi lain kau tidak bisa membuktikan bahwa anak yang kau kandung adalah anakku."

"Tanggal bisa menjadi bukti. Menurut perkiraan, bayi ini akan lahir pada bulan april tanggal empat." Luna menarik napas kasar kemudian membuangnya melalui hidung. "Hanya itu bukti yang aku miliki untuk menegaskan bahwa kaulah ayahnya."

"Maafkan aku jika aku keterlaluan, tapi karena kau bilang tidak menginginkan apa-apa dariku, mengapa sekarang kau berusaha begitu keras untuk meyakinkan aku?" tanya Clay di selimuti kebingungan.

"Aku hanya.... aku... awalnya aku tidak ada niat untuk meyakinkanmu, sampai kau mengatakan jika mungkin saja aku hamil dengan pria lain. Aku melakukannya hanya untuk membela diri, tidak lebih dari itu."

Sesaat Luna tersadar bahwa semakin lama dia terdengar semakin memohon untuk di akui, akhirnya Luma bergumam, "Sial, mengapa aku harus menyia-nyiakan napas untuk berdebat denganmu!"

Luna kembali berbalik ke arah jalanan, meninggalkan Clay dengan suara langkah kakinya yang semakin jauh.

Kali ini, Clay membiarkan Luna. Dia berdiri di sana dalam kegelapan dengan satu tangan di masukan ke dalam saku celananya.

Dia berpikir jika Luna merupakan wanita yang paling mengesalkan yang pernah dia temui, membuatnya frustasi dalam hitungan detik. Terlebih saat dia teringat bahwa dia telah bercinta dengan wanita itu! kemudian, dengan senyum pedih, Clay mengoreksi ucapannya sendiri.

Mengubah kata bercinta menjadi berhubungan badan, dengan wanita itu. Clay mendengarkan langkah Luna yang semakin jauh sambil berpikir, dia ingin mengucapkan kata selamat tinggal pada wanita menyebalkan itu. Namun, pada akhirnya dia tidak bisa membiarkan Luna pergi begitu saja di tengah malam begini.

"Luna! berhenti, jangan bodoh kau bisa jatuh jika berjalan seperti ini!" bujuk Clay.

Hal itu membuat ego Luna lebih terluka, saat dia terus menyusuri jalanan berbatu tanpa merespon ucapan Clay.

"Berhenti, Luna. Kita hanya berjarak dua mil dari rumahku, dan hanya tuhan yang tahu seberapa jauh rumahmu dari tempat ini. Cepat kembali ke sini." Seru Clay lagi.

Malam yang sunyi menggemakan suara Luna. "Terserah padamu, Clay Ganeston!"

Clay mengumpat, dia masuk kembali ke dalam mobil, memutar kunci sangat keras hingga nyaris membuat kunci itu patah. Kemudian, lampu sorot menyala, berbalik dan mobil miliknya melaju menuruni bukit, mengikuti Luna yang masih melanjutkan jalan kakinya.

Clay melewati Luna hingga menyebarkan debu dan batu kerikil, sekitar enam puluh kaki di depan Luna, di bawah kaki bukit tempat mereka kini berada, Clay menghentikan mobilnya. Dia membiarkan lampu sorot tetap menyala, di ikuti beberapa lampu interior yang menyala saat Clay keluar dari mobilnya.

Dia berdiri di depan pintu sambil menopangkan siku pada bagian atas pintu, dan berdiri menunggu Luna. Dia yakin, wanita itu akan mengabaikannya lagi, tapi Clay tidak akan membiarkannya.

Saat Luna tiba di depannya, Clay merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi langkah wanita tersebut,

"Masuk, dasar kau wanita keras kepala," ujar Clay. "Aku tidak akan meninggalkan mu di sini, tidak peduli seberapa besar aku tidak menyukaimu."

Cahaya dari lampu mobil menerangi wajah Luna yang merah padam, saat wanita itu menggigit bibir bagian dalam dan mengangkat sebelah alisnya meremehkan Clay.

"Aku pasti sudah tidak waras sampai mau datang ke rumahmu. Seharusnya, aku sadar tidak ada gunanya melakukan semua ini."

"Kalau begitu, kenapa kau tetap melakukannya?" desak Clay, dia memegangi lengan Luna dengan jarak yang cukup jauh hingga wanita itu tidak mungkin bisa memukulnya lagi.

Luna menatap lekat netra abu-abu milik Clay, "Karena... aku pikir orang tuamu tidak pantas mendapatkan perlakuan kasar dari ayahku. Aku benar-benar berpikir jika aku ikut, aku bisa menghindarkan orang tuamu dari ketidaknyamanan yang tidak pantas mereka terima."

Sudut bibir Clay terangkat, membentuk seringai. "Kau pikir aku bisa mempercayainya?"

"Aku tidak peduli mau kau percaya atau tidak, sekarang lepaskan tanganku, Clay Ganeston!" Luna menarik paksa tangannya, dia berbalik dengan cepat.

Luna menghela napas kasar, lalu kembali bicara. "Kau sudah lihat sendiri sikap ayahku, tidak butuh waktu lama untuk menebak apa yang dia inginkan. Ayahku orang yang sudah kecanduan alkohol, dia kejam, perusak, dan pemalas. Dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan."

Clay terkejut sebab Luna membuka aib ayahnya di depannya, "Mengapa kau mengatakan itu padaku?"

"Karena, ayahku menargetkan keluargamu untuk meraup keuntungan selama sisa hidupnya." Jawab Luna lirih.

Bab terkait

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 4

    Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya."Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik."Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 5

    Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay."Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku.""Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian.""Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar."De

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 8

    Wajah Clay berubah pias, bukan hanya terkejut mendengar pengakuan Luna. Dia juga tak menyangka jika wanita itu akan berkata demikian tentang ayahnya, kebencian terasa begitu jelas saat Luna mengatakan tentang ayahnya. "Lantas, apa yang di inginkan ayahmu dari keluargaku?" Clay kembali bertanya. Luna memikirkannya sejenak, dia mempertimbangkan pada akhirnya dia memilih untuk bicara terus terang. "Uang." Luna bisa melihat mimik wajah Clay tampak syok, bibirnya sedikit terbuka dan kedua bola matanya melotot seakan dia sedang memastikan pendengaran. Clay mengamati Luna melalui cahaya remang-remang yang berasal dari mobil, lalu berseru, "Kau mengakuinya?" "Tentu saja aku mengakuinya. Sangat bodoh jika aku tidak bisa melihat apa yang ayahku inginkan. Dia mencium uang dari situasi ini, selama ini dia tidak pernah merasa cukup dengan uang." Luna menjeda sejenak ucapannya, dia menghela napas panjang dan kembali melanjutkan ucapannya. "Dia berpikir bisa memanfaatkan situasi saat ini untu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 7

    Hening sejenak, Luna awalnya sudah tidak ingin berdebat dengan pria itu. Sangat melelahkan untuknya beradu argumen dengan Clay, tapi komentar pedas Clay berhasil membuat amarah Luna tidak lagi terbendung.Dengan gerakan cepat, dia membalikan tubuhnya lalu memberikan pukulan keras di tengah tulang dada Clay.Akibat tidak waspada, Clay terkesiap dan terhuyung ke belakang. "Aduh, itu sakit, sialan!""Wow, yang benar saja! memuakan sekali bicara denganmu, kau sendiri yang pikun dan melupakan kejadian itu. Bisa-bisanya sekarang kau menuduhku berbohong? dasar kau bandot egois!" Sambil mengusap dadanya yang sakit, Clay bergumam. "Apa kau selalu seperti ini?"Luna mengedikan kedua bahunya, "Aku tak tak tahu. Ini pertama kalinya aku memukul pria. Bukankah kau sudah terbiasa dengan pukulan kecil seperti itu, ketika pacarmu hamil? atau bagaimana reaksi mereka?"Dengan hati-hati Clay menjaga jarak dengan Luna, dia tidak ingin mendapat pukulan untuk yang kedua. "Bagaimana jika sekarang kita berhe

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 6

    "Kau menyakitiku lagi," ujar Luna dengan suara pelan, membuat Clay menyadari jika kini dia sudah meremas pipi Luna terlalu kuat.Clay menurunkan tangannya, dia terus mengamati wanita di sampingnya. Luna memiliki wajah yang tidak mudah untuk di lupakan, hidung mancung dan lurus, pipi tinggi dengan rona kemerahan, mata biru yang berusaha tidak berkedip yang saat ini sedang menatapnya secara langsung.Bibir Luna saat ini tampak cemberut, tapi dia ingat saat bibir itu menyunggingkan senyum. Rambut Luna panjang sepinggang, dengan warna hitam kelam. Dan, ada beberapa helai yang jatuh di atas kening.Luna memiliki tubuh yang ramping dan mungil, meskipun Clay tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia bisa menduga jika tubuh Luna sesuai dengan tubuh wanita idamannya. Berkaki panjang, pinggul yang berlekuk, dan bagian dadanya tidak terlalu besar.Seperti Venus, pikir Clay.Setelah merasa lebih tenang dengan memikirkan Venus, Clay kembali lagi mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi di a

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 5

    Hening. Luna mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya. Dia melemparkan tatapan tak suka pada Clay."Aku tidak pernah memaksamu, Tuan Ganeston." Sanggah Luna geram.Clay mengabaikan kekesalan Luna, "Apa kau berharap aku akan percaya? setelah semua tuduhan yang kau lemparkan padaku.""Terserah apa katamu, mau kau percaya atau tidak itu urusanmu." Tegas Luna, dia kembali menatap ke arah depan di mana jalanan lurus terbentang. "Aku tidak menginginkan apa pun, kecuali kau membiarkan aku sendirian.""Kalau begitu mengapa kau datang?" Saat Luna masih diam, Clay kembali mendesaknya. "Katakan!"Dengan keras kepala, Luna tetap memilih diam. Dia sama sekali tidak menginginkan simpati, uang, atau pun nama yang kini melekat padanya. Yang dia inginkan hanya pagi segera tiba, agar dia bisa pergi dari sini.Clay merasa marah atas tindakan keras kepala Luna dan sikap ketidakpedulian wanita itu, Clay mengangkat tangan dan menjatuhkannya di bahu Luna. Dia menekan bahu Luna dengan kasar."De

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 4

    Mobil Ferarri warna silver terparkir di jalanan yang berbentuk seperti tapal kuda, tepat di belakang mobil keluarga Luna. Tanpa menunggu, Clay membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Kemudian duduk dengan tatapan tajam ke arah depan, sedangkan Luna masih mengukur seberapa besar risiko jika dia pergi bersama pria itu. Toh, dia sama sekali tidak mengenal Clay dengan baik.Entah pria itu memiliki tempramen seperti ayahnya atau tidak? atau Clay bisa melakukan kekerasan jika sudah terpojok? atau kemungkinan terburuk yang Luna pikirkan adalah, bagaimana pria itu akan mencegahnya melakukan masalah dalam kehidupan pria itu yang nyaman dan damai.Clay menoleh ke arah Luna, dan melihat wanita itu masih menatap murung ke arah pintu rumahnya, seakan berharap seseorang muncul dan membantunya."Ayolah, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini." Ucapan Clay sama sekali tidak membuat perasaan Luna membaik."Aku.... aku benar-benar tidak ingin pergi ke mana pun," ujar Luna gugup. Pikirannya

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 3

    Suasana mendadak tegang, otot-otot di leher Santo tampak menonjol. Bagi pria pemabuk itu, kesempatan seperti saat ini sudah dia nantikan sejak lama. Dan, sekarang... di depan matanya kesempatan itu muncul layaknya kartu kemenangan yang jatuh ke tangannya.Santo berbalik menatap Clay secara langsung, "Coba katakan, bajingan. Jika kau tidak pernah bertemu dengan anakku, maka aku akan menjadikanmu mahluk paling menjijikan di muka bumi ini."Semua orang bungkam, sikap arogan pria itu sangat buruk dan membuat Luna merasa ingin muntah."Jangan berpikir hanya karena kau kaya, kau bisa tidur dengan semua orang yang memakai rok dan memberikannya uang tutup mulut." Ejek Santo.Meskipun merasa sangat malu, Luna tahu tidak ada gunanya mendebat ayahnya saat ini. Sepanjang hari, pris itu sudah mabuk-mabukan. Dia sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan hari ini.Sejak awal Luna sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya lakukan, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia bertindak

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 2

    Luna mengamati Clay yang berjalan menuruni tangga, jika situasinya berbeda mungkin Luna akan merasa kasihan pada Clay Ganeston. Suara siulan pria itu telah lenyap.Luna hanya mendengar suara langkah kaki yang pelan semakin mendekat, Luna meremas tulang jemarinya berusaha meredam serangan panik yang menyerangnya.'Jangan biarkan dia melihatku.' Batin Luna.Namun, akal sehat gadis itu mengatakan jika dia tidak mungkin selamanya menghindari Clay. Cepat atau lambat, pria itu akan mengetahui bahwa dia ada di sana.Clay muncul di anak tangga terbawah, memakai jaketnya kembali. Seakan dia ingin menegaskan pada Luna, bagaimana hubungan anak dan ayah tersebut.Jantung Luna berdetak begitu keras, seakan ingin melompat naik ke tenggorokannya. Luna menahan napas, rona malu kini sudah menjalar di pipinya. Clay melangkah ke depan cermin, memeriksa dasi dan rambutnya. Bagi Luna, selama beberapa detik, pria itu tampak rentan jika di amati dari belakang.Namun, Luna mengingatkan dirinya sendiri bahwa

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 1

    Situasi tidak bisa di ubah, sungguh ironis bahwa yang di ketahui Luna Orlando tentang Clay Ganeston hanyalah sebatas nama pria itu. Clay pasti kaya, pikir Luna sambil mengamati ruang depan yang megah, dan kini ada di depan matanya.Bagian dalam ruang depan yang megah, itu menyingkap sebuah ruang tamu formal. Dengan paduan warna putih dan emas, di bagian atasnya terdapat lampu gantung yang terbuat dari kristal dengan ukuran besar."Rumahnya besar banget." Gumam Luna takjub.Di belakang Luna, terdapat tangga yang mengarah ke lantai dua. Sedangkan di hadapannya, berdiri pintu dobel, sebuah meja besar yang kaki ukirannya menyentuh karpet seperti ujung jari seorang balerina.Lampu beraksen kuningan yang di pantulkan oleh cermin berbingkai emas, menambah kesan elegant sekaligus glamor secara bersamaan."Sepertinya cermin itu harganya lebih mahal dari rumahku." Cetus Luna terkekeh sendiri.Di samping cermin, terdapat vas besar yang juga terbuat dari kuningan, yang berisi daun kayu putih keri

DMCA.com Protection Status