Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?
Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.
Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.
Namun haruskah dia melakukannya?
Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa merasakan ketakutan. Terutama Kylie memiliki tubuh yang jauh lebih besar darinya, sekalipun tinggi badan mereka hampir sama. Hanya dengan massa otot saja mungkin sudah cukup untuk menakut-nakuti Myesha, tapi siapa tau?
Oleh karena itu, Kylie memutuskan untuk bertaruh.
Dia tidak melanjutkan acaranya dalam kembali mengancingkan piyama, menolak terlihat seperti anak anjing kecil yang malu-malu di depan pemimpin pack serigala. Bakatnya dalam seni peran yang tak pernah bisa diragukan, akan mengambil alih situasi yang penuh api ambiguitas ini. Dengan pemikiran dan sugesti mati-matian, dia berhasil mengendalikan diri dan berjalan mendekat.
Myesha yang menemukan bahwa anak anjing menggemaskan yang dipungutnya mulai tumbuh menjadi anjing besar, menatap pendekatan ini dengan tertarik. Dia ingin tau apakah Kylie akan menjadi bajingan yang hanya menuruti selangkangannya seperti binatang, atau membalas keisengannya barusan dengan mengucapkan provokasi secara terang-terangan.
Bagaimanapun juga, dia sendiri bukan vegetarian. Tentu saja Myesha tidak akan tinggal diam melihat pria cantik bertubuh bagus seperti Kylie mengendalikan dirinya, lagipula diam dan tinggal menerima segalanya sama sekali bukan gayanya. Oleh karena itu dia tetap stabil di tempat, tidak gemetar dan tanpa rona malu-malu sedikitpun di wajahnya, bahkan saat Kylie sudah berdiri satu langkah di depannya.
"Chacha" dia melontarkan sebuah nama panggilan, suaranya rendah dan agak serak.
"Ya?"
Kylie mengulurkan tangannya dan menggenggam lembut sejumput rambut hitam pihak lain, menyelipkannya di telinga Myesha dengan cara seduktif yang terkesan agak erotis. Myesha melirik pergerakan tangan Kylie tanpa ekspresi sedikitpun, tak terguncang sama sekali oleh tindakannya. Berbanding terbalik dengan kondisi Kylie yang berpura-pura tenang tapi jantungnya seolah akan melompat keluar dari tempatnya, telinganya juga sudah berwarna semerah darah.
Namun pengalamannya selama bertahun-tahun di industri hiburan, membuatnya berhasil terlihat tenang saat menggoda wanita yang dia suka. Berlagak seperti penjahat kelamin di komik-komik dan drama, tapi sebenarnya berteriak panik didalam sana karena bingung harus bagaimana selanjutnya. Dia tidak bisa mundur sekarang sebab dirinya sudah mulai mengambil langkah untuk memotong jarak mereka, tapi dia terlalu malu untuk melanjutkan.
Kylie hanya bisa dengan serak berkata,
"Aku pria dan kau wanita, kita hanya berdua saja di kamarku. Tidakkah kau takut aku akan melakukan sesuatu padamu?"Myesha merasa geli di hatinya, melihat betapa kontrasnya ucapan dan reaksi tubuh pria itu. Telinga pihak lain yang semerah darah tidak bisa membohongi matanya yang jeli, tapi dia tidak ingin mengekspos calon suaminya. Jadi Myesha dengan kooperatif menanggapi,
"Melakukan apa?"Kylie "......."
Dia benar-benar lupa bahwa Myesha tidak memiliki perasaan apapun untuknya, jadi mustahil bagi wanita itu untuk menunjukkan reaksi yang dia inginkan. Jadi mulutnya terkunci begitu saja saat dia menarik kembali tangannya, gemetar seperti anak ayam kecil.
"Aku bisa melakukan ini dan itu padamu" dia masih bersikeras menakut-nakuti Myesha agar pihak lain segera keluar dari kamarnya.
Myesha dengan acuh menempelkan dirinya ke tubuh Kylie yang seketika menegang kaku,
"Ada ratusan bahkan ribuan kata yang bisa merepresentasikan kata 'ini' dan 'itu' milikmu. Oleh karena itu jadilah spesifik, kau ingin melakukan apa?"Merasakan bagian atas tubuh Myesha dengan 'ramah' menyapa bagian atas tubuhnya sendiri, Kylie terbata-bata dan wajahnya seketika merona tak terkontrol
"A .... Aku ..."Dia benar-benar ingin melarikan diri sekarang, mengebor lubang di tanah dan mengubur dirinya sendiri untuk menghindari situasi memalukan ini. Tapi dia hanya bisa memalingkan wajahnya ke arah lain, karena begitu dia menunduk sedikit matanya akan terkunci pada manik tenang Myesha.
"Hm?" Wanita itu semakin menempelkan dirinya dan menatap tenang wajah pihak lain yang sudah terdistorsi saking malunya.
Kylie menyerah.
Demi kesehatan jantungnya, dia harus berhenti sekarang juga.
Dia melarikan diri dari pandangan Myesha dan membungkus seluruh tubuhnya dengan gulungan selimut, lalu tanpa ampun menggulung dirinya sendiri dengan sprei di atas ranjang, sekarang Kylie terlihat seperti keong kecil didalam cangkang kerang. Dia memekik dengan menyedihkan
"Hentikan!"Myesha menaikkan sudut bibirnya
"Kau malu?""....."
Myesha mendekat dan menusuk gulungan raksasa diatas ranjang dengan jari telunjuknya,
"Hm?"Kylie berjengit kaget seolah sudah tersengat listrik dan dengan lirih merengek sedih
"Chacha, hentikan ... Berhenti mengejekku."Myesha mati-matian berusaha untuk menahan senyum dan tawanya, pria ini benar-benar definisi dari kata menggemaskan itu sendiri. Lagipula siapa barusan yang berlagak seolah bisa melakukan sesuatu padanya? Tapi kenapa sekarang pria ini bertindak seolah dialah korbannya? Mana tingkah dominanmu tadi, Kai?
"Aku tidak" singkatnya.
"Kau iya ..." Kylie membalas lirih, masih tidak mau kalah walau sudah merasakan malu setengah mati.
"Terserah."
Mendengar Myesha mengucapkan satu patah kata sakral itu, barulah Kylie benar-benar yakin bahwa Myesha tetaplah seorang wanita, yang membuatnya berbeda hanyalah dominasinya. Dia perlahan keluar dari gulungan selimut beserta sprei dan mengekspos kepalanya, alisnya menukik kesal dan matanya terbungkus selapis tipis air mata karena kekurangan oksigen.
Kylie ragu-ragu memanggil,
"Chacha ...""Hm?" Myesha masih menanggapinya dengan tenang.
"Kenapa kau datang ke kamarku?" Lirihnya.
Myesha menatapnya dengan ketenangan yang dingin dan jauh seperti biasa, tapi karena keduanya terlibat lebih lama dibandingkan sebelumnya untuk satu hari, Kylie bisa melihat sedikit kelembutan yang tersembunyi dibalik kebekuan sepasang manik amber itu. Seperti sekuntum bunga putih kecil yang dengan keras kepala menahan badai salju sendirian, sebagai pertanda akan pergantian musim yang baru.
Sementara sebaliknya Myesha menatap binar-binar secerah bintang yang terkubur dalam netra hijau gelap pihak lain, sepasang mata yang menariknya untuk terus tenggelam dalam gelapnya air rawa. Serta kebekuan yang memaksa maniknya sendiri untuk membuka di tengah kegelapan, demi mendapati lautan bintang di permukaan yang terpantul dari sepasang mata miliknya.
Karena mata adalah jendela jiwa,
Maka keduanya secara sukarela tenggelam dan saling menyelami kedalaman mata masing-masing ...
Kegelapan satu sama lain yang dingin dan mencekik, namun memiliki jutaan pendar hangat.
Myesha tersenyum kecil, sangat kecil hingga tidak bisa disebut sebagai senyuman sama sekali. Tapi Kylie tau bahwa wanita ini sedang tersenyum padanya, karena mata tajamnya yang selalu membeku kaku kini melengkung dengan sangat lembut. Kylie bahagia tentu saja, untuk pertama kalinya dia mendapatkan senyuman dari cinta pertamanya. Tapi kenapa dan untuk apa Myesha tersenyum?
" ... Aku suka."
Kylie "!!!!?!!!?!"
Kylie serta merta menyingkirkan dua lapis cangkang yang membungkusnya dan terduduk begitu saja, terkejut
"Hah?"Dia tanpa sadar mengorek sebelah telinganya, setelah yakin bahwa telinganya bersih. Barulah dia mempersilahkan pihak lain untuk mengulangi apa yang barusan dia katakan, Myesha menatap setiap gerakan ini dengan geli. Tapi dia tetap menurut dan mengulangi kata-katanya sekali lagi
"Masakanmu enak, aku suka."Kylie tercengang untuk beberapa saat dan lagi-lagi wajahnya merona, dia tertawa canggung untuk menenangkan diri sebelum menundukkan kepalanya. Tentu saja Myesha tidak menyukainya, setidaknya belum karena dia masih tidak melakukan apa-apa untuk menyenangkan wanita itu.
Kylie tersenyum sangat manis dan menimpalinya
"Kalau begitu aku akan terus memasak untukmu, kalau aku tidak sedang sibuk."Setidaknya sekarang dia memiliki sesuatu yang bisa menyenangkan Myesha walau sedikit, lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Hatinya menghangat, dia yakin bahwa malam ini dia tak akan bisa tidur saking senangnya.
Myesha mengangguk setuju dan bangkit dari posisi duduknya
"Kalau begitu selamat malam."Kylie mengangguk beberapa kali seperti boneka di dashboard mobil
"Selamat malam."Setelah yakin bahwa hanya itu yang ingin dikatakan Myesha, Kylie menghela nafas panjang dan merasa lega. Sayangnya belum sempat dia menenangkan diri lebih jauh, maniknya tiba-tiba melihat wajah Myesha yang diperbesar di hadapannya. Belum sempat dia bereaksi dengan mundur, sebuah kecupan singkat mendarat di keningnya.
Kylie "....."
Myesha kali ini bangkit sepenuhnya dan berlalu pergi begitu saja, tepat sebelum dia membuka pintu, gerakannya terhenti. Dia menatap Kylie yang membatu di ranjang dengan sepasang mata yang membola terkejut, dengan tenang berkata
"Selamat tidur, Kai."
Malam itu Kylie tersentak beberapa kali dalam tidurnya yang dangkal, berkat mimpi musim semi.
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Oleh karena itu Myesha, kamu tidak diizinkan untuk mengajukan protes karena ini sudah menjadi aturan keluarga kita selama turun-temurun."Myesha melirik ibu yang sudah melahirkannya dengan mata yang jelas-jelas menunjukkan reaksi perlawanan, tetapi akibat didikan keras keluarganya, tidak ada satupun emosi yang terlihat di wajahnya yang tegas dan penuh kharisma. Dia menegakkan punggung dan memperbaiki posisi duduknya, berusaha menghilangkan lonjakan emosi berlebih yang membuatnya terlihat kurang elegan sebagai kandidat pewaris,"Saya terlalu muda untuk menikah."Tatapannya sedingin salju yang perlahan-lahan jatuh dan membekukan, menatap wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dengan tegas, menunjukkan dominasi bahwa dia bukan tipe yang akan secara sukarela menuruti perintah. Ibunya membalas mata itu dengan sama dinginnya, dua wanita beda generasi ini sama-sama memiliki darah aristokrat, memiliki kepala batu hanyalah satu dari sekian
Kalian pasti pernah mendengar ungkapan 'Dibalik suksesnya seorang pria, ada sosok wanita yang mendukungnya saat berjuang' bukan?Tentu saja semua orang menyukai uang dan kekuatan yang bisa didapatkan dengan pengaruh uang, memang ironis tapi saat ini memang zaman dimana uang yang berbicara dan menjadi penyelesaian masalah. Karena itulah mahluk dengan harga diri tinggi dan ego seperti pria, memilih untuk berjuang mati-matian dari nol untuk membahagiakan keluarga serta pasangannya. Mereka akan melakukan pekerjaan apa saja demi uang, bahkan pekerjaan kasar dan sangat berat seperti kuli bangunan.Tapi tentu saja setelah cukup mendapatkan harta, manusia tidak akan dengan mudah berpuas diri dan mulai menginginkan lebih. Mereka akan mencoba untuk lebih menjamin eksistensi harta itu dengan sebuah kedudukan, perlahan tapi pasti merangkak ke posisi puncak. Lagipula memangnya siapa juga yang mau hidup kaya tapi terus merasa was-was bahwa harta itu bisa
Kyle menekan kuat-kuat emosinya yang melonjak secara signifikan, dia tidak terima bahwa kualifikasinya dimata wanita ini hanya sebatas kecocokan dan dorongan pribadi. Tapi Myesha Abigail memang tipe orang yang seperti ini, jujur dan lugas. Meskipun Myesha mengenal eksistensinya hanya sebatas rekan kerja, tapi Kylie sudah mengenal wanita ini sejak lama sekali.Dia membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari sana. Sedangkan Myesha masih menunggu keputusan Kylie dengan tenang tanpa paksaan, menghormati keputusan pihak lain. Untungnya jam kerja keduanya sudah berakhir, jadi menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun seperti ini tidak akan merugikan siapa-siapa, hanya saja waktu istirahat mereka akan berkurang dibandingkan biasanya.Kylie ingin menolak permintaan yang terdengar seperti pernikahan kontrak ini, tapi dia tidak akan bisa menahan diri jika suatu saat melihat pengumuman pernikahan Myesha den
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melaink
Kylie tercengang, benar-benar terpaku ditempatnya.Dia awalnya sudah menduga hal semacam ini akan terjadi, dia hanya tidak berharap bahwa mendapati peristiwa secara nyata sungguh-sungguh sulit diterima baik oleh hati dan otaknya. Myesha benar-benar sangat mempesona, pesona itu bahkan terlalu kuat dan bisa menarik perhatian dari kedua gender.Andai saja Myesha benar-benar bengkok, bisa dipastikan bahwa yang akan menangis meraung-raung adalah dirinya. Melihat sosok angkuh dan sangat sempurna seperti Ivy Hemlock, justru jatuh cinta pada Myesha yang juga sesama wanita. Kisah keduanya terlampau tragis, Kylie dan Ivy bahkan sama sekali tidak layak untuk dibandingkan. Keunggulan Kylie hanyalah fungsi fisiologis mendasar sebagai seorang pria, juga bakat seni yang sayangnya tidak bisa membantu bisnis Myesha yang lebih seperti politik.Sementara Ivy tak hanya memiliki wajah sekaligus tubuh sempurna, dia juga memiliki perusahaan hiburan sendiri, yang berarti dia sama jeniu