Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?
Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...
Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.
Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita yang mayoritasnya adalah patriarki. Alisnya adalah bentuk gabungan dari pesona melankolis milik protagonis, sekaligus cendekia lancang mulut milik sang antagonis.
Pesona Myesha Abigail benar-benar kontradiktif, manipulatif, tapi anehnya harmonis. Tidak heran banyak tipe orang yang mencintainya, juga banyak tipe orang yang membencinya. Myesha adalah perpaduan dari kata cantik, keji, tapi manis. Dia unik, dan orang seperti itu justru memilih Kylie sebagai pasangan.
Dia tidak ingin mundur sebelum mencoba apa-apa, lagipula dia tidak menyukai Myesha atau mengiyakan ajakannya untuk menikah hanya demi dukungan finansial dan lonjakan popularitas. Jadi setidaknya dia memiliki poin plus jika dibandingkan dengan orang-orang di luaran sana. Terutama dia adalah pria, dan pria harus mengandalkan dirinya sendiri untuk membahagiakan orang yang disukai, bukan hanya duduk diam dan menikmati dukungan orang lain seperti raja dengan mahkota emasnya yang tidak berguna.
Karena itulah dia sekarang sedang mencoba peruntungannya dalam pendekatan, dengan cara memasakkan makanan untuk Myesha. Selain karena ini adalah hobinya, mereka juga bisa makan bersama untuk yang kedua kalinya hari ini. Kylie juga percaya bahwa cara terbaik untuk meluluhkan kebekuan hati seseorang, adalah dengan cara menaklukkan perutnya terlebih dahulu.
Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya, mungkin dia agak takut karena Myesha pasti sering makan di tempat mewah yang super mahal, dengan juru masak terkenal yang mencurahkan isi hatinya pada masakan. Makanan mewah memang sangat enak dan dibuat dengan bahan-bahan terbaik, tapi mereka tidak bisa menghadirkan perasaan seperti berada di 'rumah' pada para konsumennya.
Pertemuan bisnis, candaan berlapis hinaan serta makian, pamer status berkedok reuni, meracuni bertopeng afeksi, jam kerja yang tidak menentu, dan tumpukan berkas yang harus diselesaikan setiap harinya. Entah sudah berapa banyak yang harus dikorbankan Myesha agar bisa sampai di posisi ini, membayangkan betapa beratnya beban yang patut dipikul oleh lengan kurus itu setiap harinya. Myesha pasti sangat kelelahan secara fisik maupun emosional, hingga mengubahnya menjadi orang yang minim ekspresi.
Oleh karena itu dia tidak ingin hanya sebatas menjadi pasangan, dia ingin menjadi rumah tempatnya bisa beristirahat kapan saja sekaligus sosok yang bisa diandalkan oleh Myesha.
"Kai, aku lapar."
Myesha kembali mengeluh singkat dengan suara yang teredam oleh pundak kokoh Kylie, pria itu membalas dengan senyum lembut. Jantungnya masih berdetak gila-gilaan, tapi jika dia lari karena gugup dan malu, maka pasti tidak akan ada kesempatan kedua baginya untuk mencoba.
Karenanya Kylie baru bisa menjawab setelah menelan seteguk besar rasa gugupnya, dengan telinga super merah
"Tunggu sebentar, aku akan menyajikan makanannya. Duduklah disana, Chacha."
Myesha peka, dia selalu peka terhadap lingkungan sekitar. Dia segera menangkap telinga merah pria itu dan mendengus geli, tidak berniat untuk mengeksposnya. Tapi dia masih menikmati kesenangan baru saat menggoda pria yang sedang dipeluknya hingga tidak bisa berkata-kata, lagipula Kylie sudah setuju untuk menjadi miliknya, jadi tindakan Myesha sah-sah saja.
"Aku ingin membantu" singkatnya.
Kylie berkompromi, hatinya tergelitik oleh kalimat singkat itu
"Baik, lalu bisakah kau membantuku untuk menata peralatan makan di atas meja? Terimakasih."
"Mn" Myesha berdehem menyetujui.
Dia dengan pelan melepaskan belitan lengannya dari pinggang Kylie, sengaja mengusap perut padat milik si pria. Kylie lagi-lagi membatu di tempat dengan wajah super merah, seperti kepiting rebus yang dimasak pedas dengan saus merah. Myesha gemetaran menahan tawa mati-matian, dan beringsut menjauh begitu saja setelah selesai mencari perkara.
Wanita itu dengan tenang menata peralatan makan, seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Dia tidak menyesal sama sekali karena sudah memanfaatkan kepolosan seorang Kylie Elijah, yang lebih bisa dikatakan sebagai naif dan juga kebodohan yang manis. Sesuai dugaannya, otot perut Kylie cukup padat dan keras tapi sama sekali tidak berlebihan. Pria itu akan terlihat tinggi tegap dan rampung saat memakai pakaian, dan kalau tidak sedang memakai apapun .... Mungkin akan ada kejutan.
Bulu mata pria itu bahkan bergetar karena masih terkejut dan tidak percaya pada ala yang baru dialaminya, butuh beberapa saat hingga pria itu tersadar dan pulih dari menjadi kepiting rebus berbumbu. Dia terlihat seperti gadis kerudung merah yang sudah dianiaya oleh sang serigala. Bibirnya terlihat membuka dan menutup untuk mengutarakan pemikirannya, tapi dia urung karena merasa terlalu malu untuk membahasnya kembali.
Jadi Kylie hanya diam dan mulai meletakkan hidangan dengan telinga merahnya, berusaha menghindari tatapan mata Myesha. Walaupun nyatanya si wanita sama sekali tidak memperhatikan dan sibuk mengamati makanan berkilau yang sudah dimasak oleh calon suaminya. Jumlahnya tidak terlalu banyak dan tergolong sebagai hidangan ringan mengingat ini sudah malam, cukup untuk acara makan dua orang.
Ada sup ayam jahe yang bening, omelette telur sayur yang berwarna warni, keripik bayam yang berkilauan dan sepiring apel Fuji segar yang dipotong berbentuk kelinci. Mata Myesha berbinar senang dan agak emosional, hidangan ini terlihat murah dan biasa saja, tapi memberinya perasaan hangat yang menenangkan. Dia tidak sabar untuk mulai mencomot satu persatu hidangan, tapi dia masih bisa menahan diri dan menunggu Kylie selesai melipat celemek dan duduk bersamanya.
Tentu saja Myesha bisa memasak, tapi karena dia jarang sekali memiliki waktu luang maka dia berangsur-angsur berhenti memasak sendiri. Lagipula ada layanan pesan antar, koki keluarga, dan restoran yang menyajikan apapun yang dia inginkan. Otomatis dia mulai menganggap bahwa memasak adalah kegiatan yang tidak berguna bagi orang sesibuk dirinya, mengingat begitu banyak layanan jasa di bidang serupa yang mampu memenuhi keinginannya.
Keduanya makan bersama dengan tenang, tapi Myesha yang antusias tanpa sadar sedikit menggoyangkan kepalanya, menyukai masakan Kylie tanpa banyak bicara. Kylie yang sekali lagi dihadapkan oleh tingkah laku menggemaskan yang kontras dengan raut dingin nan elegan milik calon istrinya, merasakan gap moe yang berbahaya dan ingin menguseli Myesha. Untungnya dia bisa menahan diri.
Lagipula mengingat betapa dominannya Myesha, dia bisa menebak akhir dari perbuatannya begitu memprovokasi si wanita. Kylie diam-diam merona kembali dengan gambar-gambar mosaik di dalam kepalanya sendiri, dia dengan segera meneguk segelas air putih untuk menenangkan diri. Karena ... Ayolah!
Myesha bahkan hanya duduk diam dengan pakaian bisnisnya, memakan masakannya dengan hati senang. Bisa-bisanya Kylie justru memikirkan hal-hal tak terbayangkan di otaknya? Dasar pria!
Begitu keduanya selesai makan malam bersama, mereka saling bahu membahu mencuci peralatan masak setelah memasukkan piring-piring kotor ke dalam mesin pencuci piring. Keduanya tidak mengatakan apa-apa, tapi memiliki pemahaman diam-diam sehingga pemandangan itu terlihat cukup harmonis. Tapi ada satu masalah besar sekarang begitu mereka selesai bersih-bersih.
Haruskah mereka memulai sesuatu? Lagipula hanya ada satu pria dan satu wanita disini.
Kylie jelas tidak mungkin mengambil kesempatan dalam kesempitan, dia mempertimbangkan mentalitas dan kelelahan fisik Myesha hari ini. Tapi siapa tau wanita itu akan menerobos masuk ke dalam kamarnya setelah selesai bersih-bersih dan berganti pakaian?
Myesha menerobos masuk dan mendapati pemandangan Kylie yang sedang membuka piyamanya, wanita itu memiringkan kepalanya dengan bingung. Sementara Kylie cepat-cepat mengancingkan piyama itu kembali, dia benar-benar hampir mengalami serangan jantung beberapa kali hanya dalam waktu satu hari. Myesha benar-benar penuh dengan kejutan, wanita itu bahkan mendengus dingin begitu Kylie berhasil menutup seluruh tubuhnya.
Myesha "Huh."
Kylie "......."
Kenapa kau terlihat kecewa?! Bukankah kau seharusnya merona malu dan berbalik pergi?!
Tunggu ...
Kylie lupa bahwa Myesha bukan wanita biasa, dia adalah seorang alpha. Jadi tentu saja Myesha tidak akan merona seperti perempuan kebanyakan. Jadi dialah pihak yang harus bisa membiasakan diri dengan kejutan seperti ini mulai sekarang.
Pria itu berdiri dan berjalan mendekat, gemetaran seperti burung puyuh kecil di pinggir jalan
"Ada apa?"
Bukannya menjawab, Myesha justru menatapnya lamat-lamat masih dengan wajah datarnya yang mempesona, seolah sedang mengamati objek menarik di tengah luar angkasa yeng hampa udara. Bibirnya mengajukan sebuah pertanyaan retoris
"Kau suka tidur telanjang?"
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Oleh karena itu Myesha, kamu tidak diizinkan untuk mengajukan protes karena ini sudah menjadi aturan keluarga kita selama turun-temurun."Myesha melirik ibu yang sudah melahirkannya dengan mata yang jelas-jelas menunjukkan reaksi perlawanan, tetapi akibat didikan keras keluarganya, tidak ada satupun emosi yang terlihat di wajahnya yang tegas dan penuh kharisma. Dia menegakkan punggung dan memperbaiki posisi duduknya, berusaha menghilangkan lonjakan emosi berlebih yang membuatnya terlihat kurang elegan sebagai kandidat pewaris,"Saya terlalu muda untuk menikah."Tatapannya sedingin salju yang perlahan-lahan jatuh dan membekukan, menatap wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dengan tegas, menunjukkan dominasi bahwa dia bukan tipe yang akan secara sukarela menuruti perintah. Ibunya membalas mata itu dengan sama dinginnya, dua wanita beda generasi ini sama-sama memiliki darah aristokrat, memiliki kepala batu hanyalah satu dari sekian
Kalian pasti pernah mendengar ungkapan 'Dibalik suksesnya seorang pria, ada sosok wanita yang mendukungnya saat berjuang' bukan?Tentu saja semua orang menyukai uang dan kekuatan yang bisa didapatkan dengan pengaruh uang, memang ironis tapi saat ini memang zaman dimana uang yang berbicara dan menjadi penyelesaian masalah. Karena itulah mahluk dengan harga diri tinggi dan ego seperti pria, memilih untuk berjuang mati-matian dari nol untuk membahagiakan keluarga serta pasangannya. Mereka akan melakukan pekerjaan apa saja demi uang, bahkan pekerjaan kasar dan sangat berat seperti kuli bangunan.Tapi tentu saja setelah cukup mendapatkan harta, manusia tidak akan dengan mudah berpuas diri dan mulai menginginkan lebih. Mereka akan mencoba untuk lebih menjamin eksistensi harta itu dengan sebuah kedudukan, perlahan tapi pasti merangkak ke posisi puncak. Lagipula memangnya siapa juga yang mau hidup kaya tapi terus merasa was-was bahwa harta itu bisa
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melaink
Kylie tercengang, benar-benar terpaku ditempatnya.Dia awalnya sudah menduga hal semacam ini akan terjadi, dia hanya tidak berharap bahwa mendapati peristiwa secara nyata sungguh-sungguh sulit diterima baik oleh hati dan otaknya. Myesha benar-benar sangat mempesona, pesona itu bahkan terlalu kuat dan bisa menarik perhatian dari kedua gender.Andai saja Myesha benar-benar bengkok, bisa dipastikan bahwa yang akan menangis meraung-raung adalah dirinya. Melihat sosok angkuh dan sangat sempurna seperti Ivy Hemlock, justru jatuh cinta pada Myesha yang juga sesama wanita. Kisah keduanya terlampau tragis, Kylie dan Ivy bahkan sama sekali tidak layak untuk dibandingkan. Keunggulan Kylie hanyalah fungsi fisiologis mendasar sebagai seorang pria, juga bakat seni yang sayangnya tidak bisa membantu bisnis Myesha yang lebih seperti politik.Sementara Ivy tak hanya memiliki wajah sekaligus tubuh sempurna, dia juga memiliki perusahaan hiburan sendiri, yang berarti dia sama jeniu