Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.
Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.
Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melainkan apartemen mereka. Karena Kylie sudah memindahkan barang-barangnya sore tadi, sepulang mereka dari restoran. Untungnya meskipun menyebalkan, pria itu masih tau untuk tidak membuang-buang waktunya yang berharga. Meskipun wajahnya masih harus merona tidak jelas, juga kegugupannya yang mencurigakan.
Myesha diam-diam berpikir.
Ada banyak alasan bagi seseorang untuk merona wajahnya, tapi yang paling sering terjadi hanya ada dua. Pertama ada amarah dan yang kedua adalah amora. Melihat Kylie yang gugup sedemikian rupa, mustahil bahwa dia berada pada alasan pertama. Tapi lebih mustahil lagi bagi Kylie untuk berada pada alasan kedua, karena baik Myesha dan dia tidak pernah sekalipun saling bertegur sapa selain dari kejadian yang belum lama.
Mereka baru benar-benar bisa saling bicara dan bertegur sapa saat membahas pernikahan bisnis, yang bisa dihitung baru terjadi beberapa hari terakhir. Jadi mustahil Kylie memiliki perasaan khusus untuknya, selain kekaguman dan rasa hormat. Kali ini Myesha benar-benar kebingungan, setelah mengembalikan Kylie ke lokasi syuting film, dia juga harus kembali ke perusahaannya sendiri. Menjadi bos bukan berarti dia bisa bertingkah seenaknya, ada banyak tanggungjawab yang harus dilakukan dan ratusan karyawan yang harus diberi makan.
Namun pikirannya yang terus melayang membuatnya tidak bisa fokus dari tadi, sekertaris yang merangkap sebagai asistennya, Daniel yang sedang membacakan jadwal kegiatan Myesha untuk dua hari kedepan juga langsung berhenti berbicara. Kedua pihak memiliki pemahaman diam-diam mengingat tahun-tahun yang mereka habiskan sebagai rekan kerja, jadi mereka segera terjebak dalam suasana hening yang cukup harmonis.
Daniel sedikit menyingsingkan lengan kemejanya, melihat jam tangan yang sudah menunjuk ke angka enam. Dia dengan santai mengendurkan otot-otot tulang punggungnya, melepas kacamata untuk kemudian menanggalkan jas birunya. Myesha hanya melirik acuh, sudah terbiasa. Daniel memang akan langsung melepas segala formalitas jika sudah berada diluar jam kerja. Tentu saja ini agak kurang pantas, tapi latar belakang sekaligus kerja kerasnya bisa membuatkan pengecualian untuknya.
"Jadi? Mainanmu berulah?" Tanya Daniel sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Jaga bicaramu, dia bukan mainan" peringat Myesha.
Pria itu dengan santai duduk di sofa, bahkan menaikkan kakinya ke atas meja. Myesha sontak memutar bola matanya dengan jengkel, orang ini sungguh menyebalkan
"Daniel, manner."
"Kaku sekali, bukankah kau seharusnya pulang dan mulai berhenti lembur?" Sinisnya.
"Kalau karyawan sepertimu ada di sisiku dan aku harus pulang tepat waktu, aku bisa bangkrut" Myesha membalas dengan dingin.
"Myesha, biar begini kau pernah bertunangan denganku. Jadi jangan bicara sekejam itu" dia merengut.
"'Pernah' tapi tidak pernah 'menjadi', terimakasih sudah mempermalukan dirimu sendiri waktu itu. Kalau tidak, karakter keturunanku bisa terancam."
"Aku tidak bisa menahannya, dia terlalu seksi" Daniel mulai berdalih.
"Kelamin tidak dijaga, silsilah akan kemana-mana. Kau terlalu tidak sopan, jadi terima saja hukumanmu menjadi bawahanku" mulut Myesha benar-benar pedas.
"Silsilah ku tidak akan kemana-mana, dia tidak mungkin bisa memberiku keturunan" Daniel kembali memprotes.
"Kalau begitu kau saja yang memberinya keturunan" Myesha beranjak dari tempat duduknya.
"... Tapi aku ingin diatas" lirihnya.
"Kenapa kau membicarakan hal ini denganku? Temui dia, bodoh" sinis Myesha.
"Uh ... Kau benar-benar tidak berperasaan" Daniel berlagak terluka.
Myesha melambaikan tangannya dan berlalu pergi begitu saja, Daniel masih cemberut tapi tetap dengan patuh mengikuti di belakang. Biar bagaimanapun juga Myesha adalah bos disini, dia hanya sekertaris yang merangkap sebagai asisten. Keduanya secara otomatis memasang mode profesional, sehingga tidak akan ada yang menganggap penampilan keduanya terlalu aneh atau ambigu.
Namun mereka berdua terlalu meremehkan rasa keingintahuan manusia, yang dalam hal ini adalah karyawan perusahaan. Forum khusus karyawan Cherry entertainment meledak dalam diskusi panas malam itu, menerima shock hebat karena bos beserta sekretarisnya pulang tepat waktu. Padahal dua bos besar itu terkenal karena sama-sama workaholic, atau suka bekerja terlampau keras hingga seringkali lembur di kantor.
Mereka juga bingung karena tidak melihat nona Hemlock di perusahaan mereka hari ini, padahal biasanya kedua nona besar ini selalu bersama dan bersinar seperti matahari dan proxima centauri. Meskipun hanya nona Hemlock yang berbicara dengan riang secara sepihak, tapi semua orang bisa melihat bahwa wajah nona Abigail juga turut melembut dengan interaksi keduanya.
Para karyawan yang tidak memiliki satupun orang dalam untuk ditanyai, hanya bisa menebak-nebak dan berasumsi sendiri ada kejadian besar apa hari ini. Teori tidak penting mereka berkembang seiring berjalannya waktu, mulai dari kedua nona ini sedang bertengkar hingga ada insiden besar di keluarga Abigail. Tebakan mereka tidak salah, tapi juga tidak bisa dibenarkan. Jadi Daniel yang menyusup di forum khusus karyawan diam saja di tempat, melirik Myesha dalam diam dan sangat gatal untuk bertanya tentang ada apa dengan Ivy Hemlock.
Namun Myesha terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri, jadi dia tidak mungkin bisa menjawab pertanyaan Daniel secara optimal. Karena itulah Daniel lebih memilih diam dan akan menghubungi Ivy sendiri, lagipula ketiganya berteman baik, jadi mungkin tidak akan ada masalah. Makanya Myesha bisa kembali ke apartemennya dengan tenang tanpa sedikitpun interupsi dari Daniel.
Wanita itu tidak mengatakan sepatah katapun hingga mencapai ke depan pintu apartemennya, yang berada di lantai tujuh dan berjarak tempuh tiga puluh menit dari Cherry entertainment. Dia menggesek kartu akses ke dalam apartemennya dan membuka pintu, dengan tenang melepas sepatu dan meletakkannya kedalam rak di samping.
"Kau sudah pulang?"
Suara yang berada tepat di belakang punggung itu membuat Myesha refleks mengayunkan tinju, terlalu terkejut karena tidak menduga bahwa akan ada orang lain di dalam apartemennya. Kylie yang merasakan hembusan angin kuat dari ayunan tinju Myesha dengan refleks menangkis pukulan itu dan memutar tubuhnya, melompat mundur sebanyak tiga langkah.
Keduanya berkedip beberapa kali, menatap dalam kecanggungan. Mungkin sama-sama tidak menyangka bahwa pihak lain sama-sama tau cara mempertahankan diri, jadi butuh beberapa saat bagi keduanya untuk mencerna situasi. Kylie yang pertama kali bergerak dari situasi memalukan ini dan merapikan celemek hijau pupus yang dipakainya, menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal dan berdehem canggung.
"Maaf, apa aku mengagetkanmu?" Dia berujar lirih.
"Ya" Myesha menjawab jujur.
Lalu hening kembali, keduanya berkedip sambil menatap wajah satu sama lain seperti orang bodoh.
Myesha melirik jam tangannya dan menemukan bahwa ini sudah pukul tujuh malam, pengurus rumah yang dia pekerjakan sudah pulang ke rumahnya sendiri. Jadi kali ini di rumah hanya ada dia dan Kylie saja, berdua dalam atmosfer membekukan yang canggung. Myesha sempat lupa bahwa mulai hari ini dia tidak akan tinggal sendirian, akan ada tambahan satu orang yang akan menjadi pendampingnya nanti.
"Mn ... Kau ... Tidak masuk?" Kylie bertanya takut-takut.
Myesha baru kemudian menyadari bahwa Kylie sedang mengenakan celemek, dia mau tidak mau terkejut karena tidak mendapatkan informasi terkait ini dalam penyelidikannya. Dia melangkah masuk dan menarik tali celemek yang terikat di pinggang pria itu, membuat pihak lain membeku di tempat dengan cuping telinga yang semakin merah. Tubuhnya bahkan sedikit gemetar, tapi Myesha tidak memperhatikan gelagat pria itu dan bertanya.
"Kau bisa memasak?"
"... Ya? Iya" Kylie menjawab dengan gugup dan berjalan dengan cepat menuju dapur.
Myesha mundur satu langkah dan mengamati pria yang terlihat seolah sedang melarikan diri itu dengan raut tertarik, perpaduan celemek hijau pupus dan tubuh tinggi berotot milik Kylie anehnya harmonis dan enak dilihat. Dia diam-diam tersenyum dan memiliki sedikit pemikiran jahat, menimbang-nimbang apakah Kylie akan melakukan pembelaan diri seperti tadi atau membiarkannya sedikit meraba.
Karena bagaimanapun juga mereka tinggal serumah sekarang, satu orang harus mulai memicu terjadinya sesuatu secara bertahap agar hubungan mereka tidak hanya jalan di tempat. Myesha tidak memiliki perasaan apapun pada Kylie dan mudah merasa penasaran, sedangkan Kylie terlihat tidak keberatan dengan interaksi keduanya dan hanya bisa menunduk malu-malu entah kenapa.
Oleh karena itu Myesha berjalan lambat tanpa suara menuju Kylie yang sedang melamun menatap panci sup, seolah sedang menghipnotis bahan-bahan sup itu agar cepat matang dengan sedikit ancaman. Wanita itu merentangkan kedua tangannya dan memeluk pinggang Kylie yang memiliki ketinggian mirip dengan pinggangnya.
Beberapa komentar melayang di benak Myesha begitu memeluk Kylie. Pinggang pria ini cukup langsing, tapi juga memiliki massa otot yang tidak berlebih, keras tapi juga fleksibel disaat bersamaan. Entah perasaannya saja atau tidak, tapi Kylie lagi-lagi menegang kaku di tempatnya, terpaku seperti arca batu.
Pria itu bertanya dengan suara yang sedikit gemetaran, kepalanya menoleh sedikit ke arah Myesha yang memiliki tinggi badan sejajar dengan matanya. Menatap manik amber jernih pihak lain yang terbungkus oleh selapis tipis air mata, jantungnya seketika berdetak kencang tak terkontrol. Tapi dia masih berusaha untuk tenang saat bersuara,
"Chacha, ada apa?"
Myesha berkedip lambat sebanyak dua kali, lalu bergumam lirih
"Aku lapar."
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Oleh karena itu Myesha, kamu tidak diizinkan untuk mengajukan protes karena ini sudah menjadi aturan keluarga kita selama turun-temurun."Myesha melirik ibu yang sudah melahirkannya dengan mata yang jelas-jelas menunjukkan reaksi perlawanan, tetapi akibat didikan keras keluarganya, tidak ada satupun emosi yang terlihat di wajahnya yang tegas dan penuh kharisma. Dia menegakkan punggung dan memperbaiki posisi duduknya, berusaha menghilangkan lonjakan emosi berlebih yang membuatnya terlihat kurang elegan sebagai kandidat pewaris,"Saya terlalu muda untuk menikah."Tatapannya sedingin salju yang perlahan-lahan jatuh dan membekukan, menatap wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dengan tegas, menunjukkan dominasi bahwa dia bukan tipe yang akan secara sukarela menuruti perintah. Ibunya membalas mata itu dengan sama dinginnya, dua wanita beda generasi ini sama-sama memiliki darah aristokrat, memiliki kepala batu hanyalah satu dari sekian
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melaink
Kylie tercengang, benar-benar terpaku ditempatnya.Dia awalnya sudah menduga hal semacam ini akan terjadi, dia hanya tidak berharap bahwa mendapati peristiwa secara nyata sungguh-sungguh sulit diterima baik oleh hati dan otaknya. Myesha benar-benar sangat mempesona, pesona itu bahkan terlalu kuat dan bisa menarik perhatian dari kedua gender.Andai saja Myesha benar-benar bengkok, bisa dipastikan bahwa yang akan menangis meraung-raung adalah dirinya. Melihat sosok angkuh dan sangat sempurna seperti Ivy Hemlock, justru jatuh cinta pada Myesha yang juga sesama wanita. Kisah keduanya terlampau tragis, Kylie dan Ivy bahkan sama sekali tidak layak untuk dibandingkan. Keunggulan Kylie hanyalah fungsi fisiologis mendasar sebagai seorang pria, juga bakat seni yang sayangnya tidak bisa membantu bisnis Myesha yang lebih seperti politik.Sementara Ivy tak hanya memiliki wajah sekaligus tubuh sempurna, dia juga memiliki perusahaan hiburan sendiri, yang berarti dia sama jeniu