Kylie tercengang, benar-benar terpaku ditempatnya.
Dia awalnya sudah menduga hal semacam ini akan terjadi, dia hanya tidak berharap bahwa mendapati peristiwa secara nyata sungguh-sungguh sulit diterima baik oleh hati dan otaknya. Myesha benar-benar sangat mempesona, pesona itu bahkan terlalu kuat dan bisa menarik perhatian dari kedua gender.
Andai saja Myesha benar-benar bengkok, bisa dipastikan bahwa yang akan menangis meraung-raung adalah dirinya. Melihat sosok angkuh dan sangat sempurna seperti Ivy Hemlock, justru jatuh cinta pada Myesha yang juga sesama wanita. Kisah keduanya terlampau tragis, Kylie dan Ivy bahkan sama sekali tidak layak untuk dibandingkan. Keunggulan Kylie hanyalah fungsi fisiologis mendasar sebagai seorang pria, juga bakat seni yang sayangnya tidak bisa membantu bisnis Myesha yang lebih seperti politik.
Sementara Ivy tak hanya memiliki wajah sekaligus tubuh sempurna, dia juga memiliki perusahaan hiburan sendiri, yang berarti dia sama jeniusnya dengan Myesha. Untuk karakternya sendiri, Ivy lebih stabil secara emosional karena sudah mencicipi banyak jenis kepahitan realita dan bertemu jutaan manusia. Kylie ibarat kubis kuning kecil jika dibandingkan bunga nasional seperti Ivy Hemlock dan Myesha Abigail.
"Ivy, hentikan."
Suara magnetis Myesha menarik Kylie kembali dari lamunannya, menatap wanita yang akan menjadi isterinya kelak kini berbicara dengan nada lembut namun tegas. Dia mungkin sudah membuat keputusan karena sadar bahwa Kylie tidak memilki ruang sedikitpun untuk ikut campur dalam gejolak perasaan mereka, yang sama-sama wanita. Semua permasalahan ini adalah tentang Ivy dan Myesha, sama sekali bukan urusan calon suaminya.
Myesha memeluk erat tubuh Ivy dan melontarkan kata-kata yang terdengar cukup campur aduk,
"Aku tau, aku mengerti. Terimakasih atas cintanya, tapi maaf karena aku tidak bisa memberikan apa yang kau minta."
Dia menepuk pelan puncak kepala Ivy, melanjutkan. Menjadi satu-satunya orang yang berbicara
"Hubungan kita berawal dari persahabatan, dan akan berakhir dengan persahabatan juga. Aku beruntung memiliki orang sepertimu di sisiku selama bertahun-tahun, kau orang yang baik Ivy. Akulah orang jahat diantara kita, aku tidak pernah menanggapi ataupun menolak meski sudah tau. Secara sadar mengulur waktu dengan dalih demi kebaikanmu yang justru melukaimu lebih jauh."
Ivy cemberut disela-sela isak tangisnya, dia tentu saja tidak rela mendengar Myesha menyalahkan dirinya sendiri karena orang ketiga. Myesha jelas-jelas terlihat tidak memiliki ketertarikan sedikitpun pada pria penghibur ini, ada banyak orang yang bisa memberi Myesha segalanya. Jika pria superior seperti itu muncul dan merebut Myesha darinya, tentu saja Ivy bisa melepaskan dengan sukarela.
Tapi yang muncul justru pria penghibur yang hobi menjilat dan hanya memiliki sedikit bakat, pria seperti ini tidak bisa melindungi Myesha. Jelas terlihat bahwa orang ini merayu wanitanya demi sumberdaya dan eksposur, pria yang lebih bisa disebut lintah dan hanya bermodal wajah saja. Tentu saja amarahnya akan secara membabi-buta dilampiaskan pada Kylie, si perusak rumah tangga.
Seolah memahami isi pikiran Ivy, Myesha mencubit pinggangnya dengan main-main. Pemandangan itu sontak semakin memicu amarah Kylie, pria itu dalam diam merapalkan ratusan kutukan didalam hati untuk memaki Ivy. Untungnya kalimat Myesha berikutnya berhasil menghentikan rentetan kutukan itu, Kylie menjadi lebih tenang saat Myesha kembali berbicara
"Jadi kalau kau ingin kambing hitam untuk disalahkan, akulah objek yang tepat. Jangan menyeret Kai, dia tidak tau apa-apa tentang kita."
"Kau dan Kai, posisi kalian berbeda. Tapi kalian sama-sama penting dan istimewa. Oleh karena itu jangan takut, aku tidak akan pernah membuang satupun dari kalian."
"Kau sahabatku, Kai adalah pasanganku. Peran ini tidak akan pernah bisa tertukar sampai kapanpun, bukan karena aku tidak menghargaimu. Lebih tepat disebut bahwa aku menghargaimu lebih dari itu, Ivy apa kau mengerti maksudku?"
Ivy membeku sejenak dan mengangguk ragu-ragu, seolah sudah menelan kepahitan yang teramat sangat dan tidak berhak menolak
"Aku akan selalu ada untukmu, jadi berhentilah melukai dirimu sendiri dengan sesuatu yang tidak bisa kau miliki."
Beberapa kisah harus berakhir bahkan sebelum dimulai, menimbulkan rasa sakit lebih dari kisah yang harus berakhir menyedihkan. Setidaknya jika kisah mereka benar-benar terjadi, dan mengubah subjek Myesha dan Ivy menjadi 'kita'. Maka Nona Hemlock tidak perlu menanggung luka mengerikan karena memiliki satu dua hal yang layak dikenang, secuil sisi manis untuk nostalgia di hari tua.
Namun semesta tidak bisa berhenti berputar hanya untuk dua orang, setiap orang harus setidaknya merasakan luka serupa satu kali dalam hidupnya. Ivy memang bukan orang baik, demikian pula Myesha. Tapi keduanya berhak untuk bahagia, meskipun tidak harus bersama.
Waktu memang tidak bisa menyelesaikan masalah, tapi setidaknya waktu bisa membawa debu bersama masa untuk menutup luka. Membiarkan eksistensinya terlupakan, diam dan tetap tidak tersembuhkan tapi berhenti terasa menyakitkan. Keduanya butuh waktu untuk beradaptasi dengan perubahan, bukan saling menenangkan dan tanpa sengaja menambah harapan di benak seseorang.
Dengan demikian Ivy yang paling mencintai, menjadi orang yang paling terluka. Dia pergi diam-diam seperti saat dia datang, tanpa suara dan tanpa meninggalkan jejak apa-apa. Kylie yang tanpa sadar menjadi perusak kisah, hanya membeku di tempat dan memikirkan betapa menyedihkannya sosok Ivy Hemlock. Tapi dia tidak bersimpati sedikitpun, karena simpati bisa menjadi pemicu rasa bersalah dan membuatnya harus melepaskan Myesha.
"Ayo pulang" ajaknya sekali lagi, kali ini tanpa gangguan.
Kylie menatap sosok tegap Myesha, seolah tak terganggu dengan air mata sahabat yang diam-diam mencintainya. Dia acuh tak tersentuh, berdiri tinggi dengan mahkotanya sendiri. Tapi siapa yang bisa menebak suasana hatinya yang sudah terstimulasi sedemikian rupa hari ini? Mulai dari kejadian di lokasi syuting, diskusi tentang tinggal bersama, hingga perasaan ambigu milik sahabatnya.
Bagaimana jika itu adalah dirinya? Apakah dia bisa melepaskan cinta pertama sekaligus sosok penyelamatnya pada orang lain, dengan hanya air mata seperti Ivy Hemlock?
"Kai?" Panggilan itu menyadarkannya.
"Maaf."
"Berhenti memikirkan hal-hal yang tidak berguna" ujarnya, dingin seperti biasa. Tapi Kylie bisa menangkap sedikit jejak kesedihan di dalam suaranya.
Dia merenung sejenak, ingin melakukan sesuatu pada calon istrinya yang sudah mengorbankan banyak hal untuknya. Bagaimanapun juga Myesha adalah seorang wanita, sekuat apapun dia, tetap saja dia bisa merasakan sedih dan terluka. Tapi Kylie tidak tau apa yang bisa dia lakukan untuk Myesha, karena wanita itu sudah memiliki segalanya. Baik itu tahta, harta, benda-benda bermerek, keluarga, pengagum, dan kerajaan bisnisnya sendiri.
Dia berjalan mengikuti wanita itu dengan pelan, menuju mobil yang terparkir rapi tanpa sekertaris Daniel disana. Kylie berhenti beberapa langkah di belakang Myesha, terpikir satu hal yang mungkin tidak bisa didapatkan di kalangan orang kaya seperti keluarga Abigail. Sebenarnya agak sungkan untuk langsung meminta Myesha pergi bersamanya, tapi dia tidak memiliki pilihan yang lebih baik selain ini. Lagipula setiap kali dia terpuruk, dia selalu melakukan hal-hal semacam ini.
Myesha sendiri yang bilang bahwa menjadi pasangan berarti harus saling jujur dan menghormati, Kylie ingin belajar untuk mendekati wanita yang disukainya sejak lama. Hanya saja terlalu banyak pertimbangan karena perbedaan status sosial, menghalangi niatnya untuk memulai pengejaran demi kelangsungan hubungan mereka.
Pihak lain sepertinya menyadari bahwa Kylie menghentikan langkahnya untuk yang kesekian kali, dia diam-diam merasa kesal. Kenapa hari ini Kylie begitu menyebalkan? Apa sih konspirasi yang ada didalam kepala cantik pria itu? Memangnya susah untuk pura-pura tidak tau dan melepaskan apa yang sudah lewat? Ini urusannya dengan Ivy, Kylie tidak berhak ikut campur sama sekali.
Myesha lantas terdiam, terkejut oleh pemikirannya sendiri.
Dia lagi-lagi tanpa sadar bersikap egois dan apatis.
Bagaimanapun juga Kylie Elijah adalah calon suami yang dipilih olehnya secara pribadi, memang bukan atas dasar romantisme yang memuakkan. Tapi Kylie berhak tau, dia berhak ikut andil dalam penyelesaian masalah. Karena kelak mereka akan menjadi pasangan, bukan hidup secara masing-masing dalam satu rumah.
Dia memang memegang tahta, tapi dia juga harus membiarkan Kylie memiliki kendali juga. Bagaimanapun juga Kylie Elijah adalah seorang pria, dan alam bawah sadar pria akan terus meneriakkan tentang kepemimpinan dan otoritas. Dia tidak bisa membiarkan Kylie menjadi pria patriarki dan otoriter, tapi ini bukan berarti dia harus menghancurkan kaki pria itu dan membuatnya berhenti melangkah. Itu terlalu tidak manusiawi.
"Uh ... Chacha?"
Suara gemetar yang penuh dengan kehati-hatian itu membuyarkan lamunannya, Myesha yang memang sudah menenangkan diri dari konflik internal lantas menoleh. Mempersilahkan pihak lain untuk berbicara.
Kylie yang memahami respon menilik dari tindak-tanduk Myesha, kembali melanjutkan dengan gugup, tapi tidak terbata-bata. Sekilas ini seperti melihat posisi mereka dalam rumah tangga dibalik, Myesha adalah 'suami' dingin yang pekerja keras sedangkan Kylie adalah 'istri' pemalu yang sedang ragu dalam mengutarakan pendapatnya dan ingin berkontribusi dalam keluarga.
"Apa kau bisa pulang cepat malam ini?"
Myesha tertegun mendengarnya.
Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melaink
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Tidak bisa memuaskanku, huh?" Myesha terkikik geli dengan kepala yang bersandar di pundak Kylie.Pria itu mengutuk Sofia di dalam hatinya dengan wajah merona yang langka, dia berdehem canggung dan menyesuaikan imej didepan calonnya"Maaf, anak itu memang agak 4D.""4D?"Pria itu berhenti menatap Myesha, tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang ini. Jadi dia berinisiatif menjelaskan"4D itu semacam tipe karakter orang yang agak diluar nalar, tapi masih dalam konteks yang humoris.""Begitu?"Kylie merasakan panas dingin di tubuh dan bertanya"Pekerjaanmu sudah selesai?"Wanita tersebut mengangguk"Ya, jadi aku ingin mampir."Kylie menatap huru-hara di tempat kerjanya dan merasa tidak enak"Masih tersisa satu set pemotretan, tidak apa-apa menungguku?"Lagi-lagi Myesha hanya mengangguk"Mn. Tidak apa-apa."Kylie menatap kedua tangan mereka yang berdekatan dan nyaris menempel, menahan diri untuk tidak menggenggam tangan pihak lain. Tapi matanya yang terus mel
"Maksudnya?" Kylie kebingungan.Membuat kakak Myesha membenci wanita?Kakak laki-laki Myesha Abigail, Reno Abigail? Pria idaman sejuta umat yang pesonanya bisa mengalahkan boygroup asal negeri tirai bambu?Kakak iparnya itu membenci wanita? Benarkah?Setiap perubahan mimik wajah Kylie tidak lepas dari pengamatan Myesha, tapi wanita itu tidak berminat untuk mengatakan sesuatu lebih dari ini. Lagipula mereka baru bertunangan secara tidak resmi dan baru mencoba untuk tinggal bersama, masih terlalu dini bagi Kylie untuk mengetahui semuanya.Pria itu sendiri terlihat paham bahwa Myesha tidak mau membicarakan persoalan yang menyakitkan bagi satu-satunya saudara sedarah itu, jadi dia dengan agak peka berkata"Jadi kenapa dia menelponmu? Jangan bilang ..."Myesha mengangguk, membenarkan asumsi apapun itu di otak tunangannya. Bibirnya membentuk garis lurus, dan mencibir"Wanita satu itu memang sangat tidak tau malu."Ah, Kirana Hasan pasti sedang mencoba jadi malaikat dengan menanyakan kabar R
Telepon Myesha berdering pada pagi hari itu, begitu si pemilik menatap nama yang tercantum disana, sorot matanya mendingin dengan benci yang menggumpal. Kebencian yang sekental darah dan sedalam nadi, tidak akan berlebihan saat orang mengatakan bahwa Myesha kemungkinan besar akan membunuh orang yang ada di seberang telepon.Kylie yang menatap wajah beku pihak lain yang lebih membekukan, dengan gerak alami mengintip nama orang bersangkutan di atas layar ponsel yang masih berdering, membuktikan betapa keras kepalanya pihak lain. Keningnya berkerut begitu dia berhasil membaca nama tersebut, yang hanya menunjukkan dua kata.Kirana HasanNama yang sangat lokal dan cukup tenar, Kylie bahkan beberapa kali berpapasan dengan penyanyi berhijab tersebut. Dia tidak akrab sebenarnya, bahkan tidak bisa disebut kenalan meskipun sama-sama berada di lingkaran hiburan. Kylie memiliki beberapa kesan hanya dari pertemuan mereka yang t
"CUT!!! Terimakasih atas kerja keras kalian!!"Teriakan sutradara yang menandakan berakhirnya proses pengambilan adegan untuk film laga, berjudul One more day yang dibintangi oleh Kylie Elijah sebagi pemeran utama pria dan Jennie Wandra sebagai pemeran utama wanita. Kylie yang dalam lakonnya sedang menangis histeris, secepat cahaya menjadi tanpa ekspresi. Seolah dia memiliki tombol on dan off untuk air mata sekaligus dalam meluapkan emosinya.Jennie yang sedang memainkan peran tertembak panah beracun dan berbaring di paha lawan mainnya, dengan pasrah menerima saat Kylie langsung menjatuhkan tubuhnya ke set yang berlumpur dengan tak berperasaan. Andai saja ini bukan film yang disponsori langsung oleh Myesha Abigail, dirinya akan menolak mentah-mentah beradu akting dengan sosok sejudes Kylie Elijah.Siapa juga yang mau dekat-dekat pria ganteng tapi bajingan sepertinya?Oh maaf, sebenarnya Kylie bukan bajingan. Pria itu hanya terlalu dingin saja, dan sering
Kylie menguap dengan sebelah tangan yang terus mengaduk sepanci kecil bubur, mengantuk karena tidak berani melanjutkan tidur setelah mimpi musim semi miliknya. Sementara sebelah tangannya mengaduk bubur, tangannya yang lain sedang memeriksa lalu lintas lingkaran hiburan yang berisik seperti biasa.Entah berita mengenai artis mana yang baru melahirkan anak, mana yang mengadakan siaran langsung selama upacara Akbar pernikahan, dan artis bau kencur mana yang sok menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. Kylie segera mematikan layar ponselnya, tidak tertarik lagi untuk melihat tumpukan berita sampah tak bermutu seperti itu. Dia mau tidak mau jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa masyarakat sini suka sekali mengulik kehidupan sehari-hari daripada memperbaiki diri?Yah lagipula bukan urusannya juga sih.Dia menuang bubur kedalam dua mangkuk berukuran sedang, memberinya irisan daging sekaligus acar sayuran, sebelum memberinya taburan da
Kylie tertegun dengan apa yang baru diucapkan Myesha, kenapa wanita seperti dia bisa dengan santai mengatakan hal-hal semacam ini pada pria seperti dirinya?Dia tidak masalah dengan perkembangan yang terlalu cepat seperti ini, karena bagaimanapun juga tubuhnya sudah lebih dari siap untuk melakukan sesuatu pada Myesha. Sayangnya dia memiliki perasaan yang cukup lembut seperti daun bawang, mengalahkan keegoisannya untuk memiliki Myesha sepenuhnya, saat ini juga.Kylie tidak merendahkan emansipasi, dia juga bukan seorang patriarki. Dia juga merasakan ekstasi dengan pemikiran bahwa Myesha akan berinisiatif untuk melunakkan hatinya, memberi kesempatan padanya untuk masuk lebih jauh dan tinggal. Tapi pertanyaan barusan benar-benar menggaruk nalurinya sebagai seorang pria, dia mau tidak mau terprovokasi dan ingin sedikit menunjukkan taringnya.Namun haruskah dia melakukannya?Myesha memang wanita yang tangguh dan tenang, tapi bukan berarti dia tidak bisa m
Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita
Myesha tidak bisa tidak memikirkan eksperimen atau tindakan gila apa yang akan dilakukan Kylie di apartemennya, mungkinkah pria itu akan mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan beberapa teori konspirasi? Area 51, pizza planet, the bloop, asgardia, atau justru kehidupan di planet mars? Mungkin bisa juga pria itu berniat mengungkapkan hal-hal tak terkatakan seperti mantan pacar, hutang, atau yang lebih mencengangkan ... Anak diluar nikah.Myesha tertegun untuk yang kesekian kalinya hari ini, lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Pemikiran tidak pantas macam apa itu? Dia sudah menyelidiki informasi tentang Kylie Elijah, dan tidak ada satupun yang terlewat. Jadi bagaimana bisa dia berasumsi yang bukan-bukan tentang pria malang itu? Lagipula ekspresi Kylie yang merona saat dia memintanya pindah ke apartemennya juga tidak terlihat dibuat-buat, pria itu sungguh gugup memikirkan harus tinggal bersama di apartemennya.Ah tunggu, sekarang sudah bukan apartemen'nya' melaink
Kylie tercengang, benar-benar terpaku ditempatnya.Dia awalnya sudah menduga hal semacam ini akan terjadi, dia hanya tidak berharap bahwa mendapati peristiwa secara nyata sungguh-sungguh sulit diterima baik oleh hati dan otaknya. Myesha benar-benar sangat mempesona, pesona itu bahkan terlalu kuat dan bisa menarik perhatian dari kedua gender.Andai saja Myesha benar-benar bengkok, bisa dipastikan bahwa yang akan menangis meraung-raung adalah dirinya. Melihat sosok angkuh dan sangat sempurna seperti Ivy Hemlock, justru jatuh cinta pada Myesha yang juga sesama wanita. Kisah keduanya terlampau tragis, Kylie dan Ivy bahkan sama sekali tidak layak untuk dibandingkan. Keunggulan Kylie hanyalah fungsi fisiologis mendasar sebagai seorang pria, juga bakat seni yang sayangnya tidak bisa membantu bisnis Myesha yang lebih seperti politik.Sementara Ivy tak hanya memiliki wajah sekaligus tubuh sempurna, dia juga memiliki perusahaan hiburan sendiri, yang berarti dia sama jeniu